Anda di halaman 1dari 33

Kebutuhan Bermain bagi Anak

RIKA HARINI
KEPERAWATAN ANAK 1
Pengertian Bermain

Bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh


anak karena menyenangkan, bukan karena hadiah
atau pujian (Conny R.S, 2002)
Fungsi Bermain

Membantu perkembangan sensorik dan motorik 


rangsangan taktil, audio, visual, audiovisual
Membantu perkembangan kognitif  belajar warna,
bentuk, ukuran, manfaat benda, dll
Meningkatkan sosialisasi anak  cth bermain peran,
bermain dengan teman sebaya
Mempunyai nilai moral  anak belajar benar dan
salah dari rumah, sekolah, interaksi, dll
Meningkatkan kreativitas  belajar mencipta
sesuatu dari permainan, memodifikasi bentuk
Meningkatkan kesadaran diri  kemampuan
mengeksplorasi tubuh, merasakan dirinya sadar,
menyadari adanya oranglain sebagai bagian dari
dirinya, mau mengatur perilaku,dll
Memiliki nilai terapeutik  bermain menghilangkan
ketegangan dan stres pd anak
Tujuan bermain

Melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang


normal
Mengekspresikan perasaan , keinginan dan fantasi
serta ide-idenya
Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan
memecahkan masalah
Dapat beradaptasi secara efektif thd stress
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain

Tahap pertumbuhan dan perkembangan anak


Status kesehatan anak
Jenis kelamin anak
Lingkungan yang mendukung
Alat dan jenis permainan yang cocok
Klasifikasi bermain

1. Berdasarkan isi permainan: sosial afektif play,


sense pleasure play, skill play, games, unoccupied
behaviour, dan dramatic play
2. Berdasarkan karakter permainan: social onlooker
play, solitary play dan parallel play
Berdasarkan Isi permainan

1. Social Affective Play  adanya hubungan


interpersonal yg menyenangkan antara anak dan
orang lain
2. Sense of Pleasure Play  menggunakan alat yg
dapat menimbulkan rasa senang pada anak dan
biasanya mengasyikkan
3. Skill Play  meningkatkan keterampilan anak,
khususnya motorik kasar dan halus
4. Games atau permainan  menggunakan alat
tertentu yg menggunakan perhitungan atau skor.
Bisa dilakukan oleh anak sendiri atau dengan
temannya
5. Unoccupied bahaviour  pd saat tertentu anak
sering terlihat mondar mandir, tersenyum, tertawa,
jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi,
meja atau apa saja yg ada disekelilingnya
6. Dramatic Play  anak memainkan peran sebagai
orang lain melalui permainannya.
Berdasarkan karakter sosial

1. Onlooker Play  anak hanya mengamati temannya


yg sedang bermain, tanpa ada inisiatif utk ikut
berpartisipasi dalam permainan
2. Solitary Play  anak tampak berada dalam
kelompok permainannya, tetapi anak bermain
sendiri dgn alat permainan yg dimilikinya dan alat
permainan tsb berbeda dgn yg digunakan
temannya
3. Paralel Play  anak bermain dgn menggunakan alat
permainan yg sama, tetapi antara satu anak dgn
anak yg lain tidak terjadi kontak dan tdk ada
sosialisasi. Biasanya pd usia Toddleer
4. Associative Play  sdh terjadi komunikasi antara
satu anak dgn anak yg lain, tetapi tdk terorganisasi,
tdk ada pemimpin permainan, tujuan permainan tdk
jelas
5. Cooperative Play  aturan dalam kelompok lebih
jelas, tujuan jelas, pemimpin permainan ada
Bentuk-bentuk permainan berdasarkan kelompok usia

Usia 0-2 tahun  didominasi kemampuan sensori


motorik. Bentuk permainan: bentuk mencolok spt
warna, bentuk, tekstur, bau, buku bergambar warna-
warni, menyusun balok, bermain air, telp mainan,
Usia Prasekolah (3-6 thn)  lebih aktif, kreatif dan
imajinatif. Jenis permainan individu yang
menggunakan kemampuan motorik (skill play) cth:
mobil-mobilan, balok-balok besar, puzzle kayu,
kertas gambar, telepon mainan, mainan alat
memasak, dll
Usia sekolah  mulai melakukan imajinasi
Jenis alat permainan: permainan teka-teki, buku
bacaan, alat untuk menggambar, alat musik seperti
harmonika.
Usia remaja  mulai mencurahkan kreativitas yg
dimilikinya. Jenis permainan: permainan catur, alat
untuk mengggambar seperti cat air, kanvas, kertas,
majalah anak-anak atau remaja, dan buku cerita
Prinsip bermain di Rumah Sakit

Secara umum:
Bermain di RS  efektif utk memantau tingkat
perkembangan anak, meningkatkan kemampuan
sosial anak
Permainan yg dilaksanakan di RS  membantu
anak mengekspresikan perasaan cemas, takut, sedih
dan stres
Prinsip bermain diRS

Permainan tidak boleh bertentangan dengan


pengobatan yang sedang dijalankan pada anak
Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi,
singkat dan sederhana
Permainan harus mempertimbangkan keamanan
anak
Melibatkan orangtua
Keuntungan aktifitas bermain di RS

Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan


keluarga) dan perawat
Aktifitas bermain terprogram
Membantu mengekspresikan perasaan, fikiran
cemas, takut, sedih dan marah
Meningkatkan perilaku kooperatif
Menurunkan ketegangan pd anak dan keluarga
4 aspek utama dlm mengatasi masalah anak (Hutchison, 2003)

Melakukan advokasi thd anak-anak dari keluarga


miskin utk memperoleh pelayanan yg dibutuhkan
Mengatasi masalah-masalah perilaku anak
Meningkatkan efektifitas pengasuhan dan perawatan
orgtua thd anak
Meningkatkan keyakinan diri dan harga diri anak
Terapi
Bermain
TERAPI BERMAIN

Terapi bermain adalah suatu proses penyembuhan


dengan metode bermain yg digunakan pada anak yg
mempunyai masalah emosi, khususnya anak usia 3-
12 tahun dgn tujuan mengubah tingkah laku anak yg
tdk sesuai mjd tingkah laku yg diharapkan
Terapi bermain disusun utk menunjang:

Keterampilan mengurus diri sendiri (self help skills)


Kemampuan utk melakukan kegiatan tertentu
(psycho motor performance)
Penyesuaian diri terhadap lingkungannya (social
adaptasi)
Keterampilan diri bagi kesiapan kerja dimasyarakat
(prevocational skills)
Permainan yang terapeutik didasari oleh pandangan
bahwa bermain bagi anak merupakan aktifitas yang
sehat dan diperlukan untuk kelangsungan tumbuh-
kembang anak dan memungkinkan untuk dapat
menggali dan mengekpresikan perasaan dan pikiran
anak, mengalihkan perasaan nyeri, dan
menumbuhkan relaksasi
Pengaruh bermain bagi perkembangan anak ;
1. Perkembangan fisik mengembangkan otot dan melatih seluruh
bagian tubuhnya.
2. Dorongan berkomunikasi dengan sesama agar dapat bermain
bersama.
3. Penyaluran energi emosional yang terpendam
4. Penyaluran kebutuhan dan keinginan
5. Sebagai sumber belajar
6. Rangsangan bagi kreatifitas
7. Perkembangan wawasan diri
8. Belajar bermasyarakat
9. Standar moral
10. Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin
11. Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan
Tujuan terapi bermain

Fisik: perkembangan kekuatan organ tubuh,


peningkatan ketahanan otot-otot dan organ tubuh,
pencegahan dan perbaikan sikap tubuh yg kurang
baik
Intelektual: kemampuan berkomunikasi,
menghitung angka dlm suatu permainan
Emosi: penerimaan atas pimpinan orang lain, bgmn
ia memimpin
Sosialisasi: bermain bersama, meningkatkan
hubungan yg sehat dlm kelompok
Manfaat terapi bermain

Membangun kembali rasa hormat & penerimaan thd


orang lain dan diri sendiri
Mengganti pola-pola sebelumnya dlm bereaksi thd
org lain dgn pola-pola yg saling menguntungkan dan
menyenangkan
Mengembangkan cara-cara baru utk melatih
pengendalian diri
Memperoleh pegalaman & cara-cara baru dlm
mengungkapkan emosi scra tepat dlm berinteraksi
Belajar lebih empati thd jalan fikiran dan perasaan
org lain
Mengembangkan pandangan & perasaan-perasaan
baru sbg individu yg lebih baik
Ruang lingkup terapi bermain

Permainan berkaitan dgn sensomotoris:


membedakan halus-kasar, menyusun bentuk
Permainan pengembangan kekuatan: mengangkat
dan menaruh benda, bergerak dari satu sisi ke sisi
lain dlm waktu tertentu
Permainan simbolis: role play, dokter-dokteran,
mencangkul, dll
Permainan lomba: balap karung, menyusun balok,
dll yg dibuat dlm bentuk pertandingan
Sasaran Terapi Bermain

1. Anak gangguan mental dengan penyerta gangguan psikis, sosial emosi


dan komunikasi, sasaran pada mental, psikologi, sosial emosional dan
komunikasinya.
2. Anak berkesulitan belajar dengan gangguan penyerta psikologis, sosial
emosional, gerak kurang koordinasi, tremor, kelayuhan atau kaku.
3. Anak gangguan perilaku atau emosi
4. Anak gangguan bahasa penyertanya psikis, sosial emosional dan ada
kalanya terbelakang mental.
5. Anak gangguan pendengaran penyertanya berbahasa atau bicara, psikis,
sosial emosional, dan terkadang mental.
6. Anak gangguan penglihatan penyerta psikis dan sosial emosional.
7. Anak gangguan fisik dan kesehatan penyertanya psikis, sosial emosional.
8. Anak cacat ganda penyerta majemuk seperti sensorik, psikis, sosial
emosional, komunikasi dan kadang penyimpangan perilaku.
9. Anak dengan kecerdasan luar biasa atau berbakat, efeknya psikologis
dan sosial emosional.
Bahan dlm terapi bermain

Krayon, Kertas koran, gunting tumpul, tanah liat &


play Dough, Popsicle sticks, Pita transparan, botol
keperawatan, Boneka, piring plastik dan cangkir,
gambar keluarga boneka, Furnitur rumah boneka,
boneka, Jenis masker, pisau karet, senjata panah,
Borgol, tentara mainan, Mobil, Pesawat, boneka
tangan, telepon , tali kapas, perhiasan imitasi.
Alat proyeksi dlm terapi bermain

Sand play  pasir akan memperbolehkan pemain


untuk mengalami prose belajar tentang membentuk
sesuatu yang baru dan juga menyediakan sarana
untuk mengeluarkan energinya
Water play  anak bisa mengembangkan perasaan,
kebebasan serta kepuasan.
Puppets  Lebih mudah bagi anak untuk berbicara
dengan boneka daripada harus bicara secara
langsung yang bisa membuatnya mengalami
kesulitan dalam mengekspresikan diri
Art  dengan menggambar akan sedikit
memberikan perlakuan daripada harus berbicara
tentang pengalaman

Anda mungkin juga menyukai