Anda di halaman 1dari 53

Tujuan Pembelajaran

• Setelah mengikuti sesi ini diharapkan


mahasiswa mampu memahami konsep dasar
Kewaspadaan Isolasi dengan baik dan benar
serta mampu menerapkan nya
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
1985 Universal Precaution Epidemik HIV petugas kesehatan, waspada
terhadap darah dan cairan tubuh, tangani
dengan menggunakan sarung tangan,
gaun,masker , pelindung mata
1987 Universal Precaution Darah , cairan tubuh sumber HIV,HVB,
waspada terhadap darah , cairan tubuh
(semen , vagina,peritonial,perikardial
sinovial, amniotic,cerebrospinal), bukan
feces, urine, muntah,sputum,sekret hidung
keringat, kecuali kena darah
Setelah melepas sarung tangan harus cuci
tangan
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
1987 Diperkenalkan Body Melindungi pasien dan petugas
substance isolasi (BSI) dari semua cairan lendir dan zat
sebagai alternatif dari tubuh ( sekret dan ekskret)
kewaspadaan universal yang berpontensi terinfeksi
1990 A new Isolation Guideline Terdiri dari 2 lapis
Kewaspadaan Standar dan
kewaspadaan berdasarkan
transmisi
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
1993 Isolation Precaution Kewaspadaan Standar ditujukan kepada
semua pasien tanpa memandang apakah
infeksi atau tidak, waspada terhadap darah
dan cairan tubuh, sekresi, ekskresi , kecuali
keringat, gunakan APD jika tindakan
terkena atau memungkinkan terkena darah,
cairan, sekresi,ekskresi
Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
Airborne, droplet, kontak, ditujukan pada
pasien yang yang sudah terinfeksi atau di
duga infeksi
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
1996 Isolation Precaution Kewaspadaan Standar meliputi
1.Kebersihan tangan,
2.Penggunaan APD (sarung tangan,masker,
pelindungmata /wajah. Gaun/apron),
3.Peralatan perawatan pasien,
4.Pengendalian lingkungan ,
5.Penanganan limbah,
6.Penempatan pasien
7.Penanganan linen,
8.Kesehatan karyawan
• Tahun 2007
– Standard Precaution ditambah dengan
– Hygiene respirasi/Etika batuk
• Praktek menyuntik yang aman
– Praktek pencegahan untuk prosedur lumbal
punksi
– Hospital Acquired Infection (HAI) menjadi
Healthcare Associated Infections ( HAIs)
– Cuci tangan menjadi kebersihan tangan
PENGERTIAN
HAIs ( Healthcare Associated Infections)

Infeksi
 terjadi setelah >48 jam paska MRS,atau
setelah keluar RS ( paska bedah 1 bulan - 90
hari )
HAIs
 terjadi pada pasien selama proses perawatan
Pengganti infeksi
nosokomial
dan tidak dalam masa inkubasi saat MRS
2007  infeksi yang didapat di RS tetapi muncul saat

setelah keluar dari RS,


 infeksi pada petugas RS/Fasyankes yang

diperoleh karena pekerjaannya (okupasi)


ALASAN PENERAPAN
KEWASPADAAN ISOLASI
• HIV/AIDS menjadi ancaman global
• Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat
• Penyalahgunaan alat suntik yang semakin marak
• Hepatitis B ,C dan HIV sering tidak dapat dikenali
secara klinis karena tidak memberikan gejala
• Sarana kesehatan adalah sebagai tempat
penyembuhan bukan sebagai sumber infeksi
KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN
DALAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI RUMAH SAKIT

1. Setiap RS & Fas. Yan Kes lainnya harus melaksanakan


PPI  SK Menkes 270/MENKES/2007
2. Pelaksanaan PPI yang dimaksud sesuai dgn :
• Pedoman Manajerial PPI di RS & Fas. Yan. Kes
Lainnya;
• Pedoman PPI di RS & Fas. Yan. Kes Lainnya; serta
• Pedoman PPI lainnya yang dikeluarkan oleh Depkes
RI.
3. Direktur RS dan Fas. Yan. Kes lainnya membentuk :
1.Komite PPI
2.Tim PPI
dibawah koordinasi Direktur.
10
KEBIJAKAN DEPKES (Lanjutan)

4. Komite dan Tim PPI mempunyai tugas, fungsi


dan kewenangan yg jelas.
5. Setiap RS dan Fas Yan Kes lainnya wajib
memiliki IPCN (Infection Prevention and
Control Nurse).

11
UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI BAGI PETUGAS KESEHATAN

Tujuan pengendalian infeksi : mencegah paparan / timbulnya


infeksi pada:
o Pasien
o Petugas kesehatan
o Pengunjung / masyarakat sekitar
Memahami pencegahan penularan infeksi
Memahami pelaksanaan kewaspadaan standar dan
kewapadaan transmisi dalam memberikan
pelayanan kesehatan
Memahami cara pencegahan penularan dari pasien
ke pasien, terhadap diri sendiri dan kepada pengunjung /
masyarakat sekitar
Risiko Penularan pada Petugas Kesehatan

• Semua petugas kesehatan berisiko


tertular penyakit infeksi saat melakukan
pekerjaannya
• Petugas kesehatan yang merawat
pasien harus mendapatkan pelatihan
mengenai penyakit infeksi, cara
transmisi, tindakan pencegahan dan
pengendaliannya

13
SIKLUS TRANSMISI PENYAKIT

AGEN

HOST/PEJAMU RESERVOAR

INFEKSI
TEMPAT TEMPAT
MASUK KELUAR
TRANSMISI

14
Memutus rantai penularan infeksi

Infeksi

Kebersihan tangan Isolasi


sterilisasi
Antisepsis
Tangan Petugas Lingkungan

Flora endogen
Peralatan Medis
pasien
15
 Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian dari
program PPI
 Bertujuan untuk memutus mata rantai infeksi.

Pasien
PASEN

lingkungan
Lingkungan pasen
Pasien
Petugas
lingkungan
Petugas,
pengunjung
TUJUAN KEWASPADAAN ISOLASI

Memutus mata rantai infeksi

Pasien Pasien

Lingkungan

Pengunjung Petugas
HAIs MASALAH Mortalitas
Morbiditas

HH
APD
Limbah
Lingkungan
VAP,IADP Peralatan
ILO,ISK Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

Airborne
menerapkan Droplet
Bundles of Contact
HAIs

Komite PPI
Tim PPI
Monev Eksternal
Audit Internal Struktur organisasi
Uraian tugas
SIAPA YANG MELAKSANAKAN KEWASPADAAN
ISOLASI ?
Semua individu
di RS dan
Fasyankes

HH Penempatan pasien
APD Pemrosesan alat kesehatan
Limbah Semua Penanganan linen
Lingkungan individu Perlindungan Karyawan
Etika batuk Penyuntikan yang aman

Praktik lumbal punksi

Perawat dan Dokter


Dokter
KAPAN DILAKSANAKAN KEWASPADAAN
ISOLASI

Setiap saat memberikan


pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit dan
Fasyankes
Mengapa
MENGAPA Kebersihan Tangan
KEBERSIHAN TANGAN
Media trasmisi kuman pathogen tersering di Rumah
sakit
Penularan penyakit dari pasien ke pasien melalui tangan
petugas
Kebersihahan tangan baik dan benar menurunkan
insiden
HAIs
Kegagalan kebersihan tangan menyebabkan multi
resisten
wabah

 Cara terbaik mencegah penyebaran kuman


ditempat layanan kesehatan dan di tengah
masyarakat
 Tangan adalah alat utama bagi pekerjaan enaga
kesehatan dan tangan menjadi mata rantai kunci dalam rantai
penularan
1. KEBERSIHAN TANGAN
Kebersihan tangan
Suatu prosedur tindakan
Kebersihan
membersihkan tangan dengan
tangan menggunakan sabun/antiseptik
dibawah air mengalir atau
dengan menggunakan handrub
berbasis alkohol

Cuci tangan dengan air dan


sabun jika tangan tampak
Tampak kotor kotor
40-60 detik

Gosok tangan dengan


handrub berbasis alkohol
Tidak Tampak
kotor
jika tangan tidak nampak
kotor
20-30 detik
Pengertian APD
2. PENGGUNAAN APD Peralatan/ pakaian khusus yang digunakan
petugas untuk perlindungan diri dari agen
infeksi (OSHA,CDC)

Jenis Alat Pelindung Diri :


1. Sarung tangan
2. Masker
Alat 3. Kaca mata / pelindung wajah
Pelindung 4. Baju kerja/gaun/apron
5. Sepatu boot
Diri
*Tindakan yang memungkinkan
menimbulkan percikan terhadap mukosa
( mulut, mata, selapu lendir hidung)
*Khusus untuk masker digunakan pada saat
ada potensi penularan melalui droplet dan
udara (airborn)
*Segera lepas jika selesai tindakan
*Memandikan pakai sarung tangan dapat
memindahkan mikroorganisma
28
PENGGUNAAN APD

PELATIHAN IPCN PERSI


Respirator partikulat
• Untuk petugas yang melayani
pasien dengan infeksi yang
ditransmisikan melalui udara,mis
M tuberculosa
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA PENGGUNAAN APD
 Menggunakan baju kerja
 Melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah menggunakan APD
 Melakukan kebersihan tangan setiap melepas item APD
 Mandi setelah selesai menggunakan APD
 Segera lepas setelah tugas selesai/ meninggalkan area perawatan pasien
lepaskan dianteroom —› masukan kedalam tempat sampah tertutup
 Jangan pernah menggunakan kembali APD sekali pakai
 Jangan menyentuh wajah ketika masih memakai APD

4 unsur Tetapkan indikasi penggunaan APD dgn mempertimbangkan


yang 1. Risiko terpapar : Dinamika trasmisi
harus 2. Cara melmakai APD dengan urutan yang benar
dipatuhi 3. Cara melepas APD dengan benar
4. Cara mengumpulkan setelah dipakai
Konstruksi Bangunan
3. Pengendalian
Lingkungan Ventilasi baik
Bangunan RS dipagari
Tujuan : Dinding,flafon kuat daan bersih
Terpeliharanya lingkungan RS
yang memenuhi Udara
persyarakatan kesehatan
Terpeliharanya progran
Ventilasi udara cukup.bersih,tidak
pemeliharaan dan
bau
pengendalian kesehatan
lingkuangan secara terpadu
Mencegah terjadinya Air
kecelakaan kerja
Meminimalkan atau Bersih, tampak jernih, tidak bau
mencegah terjadinya
transmisi mikroorganisme
dari lingkungan ke pasien,
petugas, pengunjung dan Permukaan lingkungan
masyarakat
Menciptakan lingkungan Bersih, kering, tidak ada
bersih aman dan nyaman serangga
,tikus,kucing,kecoak,anjing
Jenis Limbah : Sampah Medis(Infeksius)
1. Limbah Umum ( Non Kantong Kuning :
4. Penanganan Medis)
2. Limbah Medis Dresing bedah, kasa,v erband
Limbah meliputi : kateter, plester, masker,
- Limbah infeksi
Tujuan : - Limbah farmasi dan Sarung tangan dan semua sampah
* Mencegah penularan kimia yang terkontaminasi dgn cairan
penyakit yang disebabkan - Limbah lab dan tubuh pasien
pathologi
oleh limbah baik untuk - Limbah Radiologi Sampah non Medis
pasien, pengunjung dan - Limbah systotoksis (Domestik):
petugas serta melindungi ( limbah beracun)
Kantong Hitam
3. Limbah benda tajam
masyarakat sekitar dari
Kertas,plastik,kardus, kayu,kaleng,
bahaya pencemaran dari
fasyankes sisa makanan atau sampah yang
• Melindungi petugas yang tidak terkontaminasi dengan
membawa limbah dari cairan tubuh pasien
perlukaan
• Agar kwalitas kesehatan
Limbah padat
masyarakat sekitar
Limbah cair
fasyankes terjaga dgn baik
• Menjaga citra RS dan Limbah gas
keindahan
Penanganan limbah
Kuning:sampah Infeksius
Hitam:non infeksius/
domestik
Merah:Radioaktif
Ungu :Cytotoksik
Coklat:Limbah farmasi dan
kimia Tahan bocor dan tusukan
Ada pegangan
Ada tutup
Dibuang setelah terisi 2/3
bagian
Peralatan Kritikal disterilkan

Peralatan yang masuk ke dalam


pembuluh darah & jaringan steril;
jarum suntik,scapel,instrumen
bedah,kateter vena

5. Pemrosesan
peralatan Peralatan semi Kritikal MinimalkanDTT

perawatan pasien
Peralatan yang masuk ke dalam
membrane mukosa; ETT, NGT,
Termometer Rectal,
Oropharingeal/gudel

Peralatan non Kritikal Di bersihkan

Peralatan yang menyentuh


permukaan kulit yang utuh saja;
tensimeter ,termometer axilla, bed
pan,urinal, linen,t.tidur,kursi roda
Alur Pemrosesan alat
DEKONAMINASI

Sterilisasi DTT
Kimiawi Rebus
Autoklaf Kukus
Panas Kering Kimiawi

Kering/Dinginkan
dan Simpan
6. Penanganan
Linen Linen infeksius : linen kotor
yg terkontaminasi dengan
Jenis linen : darah dan cairan tubuh
- Linen bersih Linen non infeksius : Linen
- Linen Steril kotor yg tidak terkontaminasi
- Linen kotor: darah dan cairan tubuh
* Linen
infeksius
* Linen non - Tidak menyeret linen kotor X
infeksius dilantai
- Tidak meletakan linen kotor
Penanganan di ruangan
Linen kotor dipisahkan diatas kursi atau meja
antara linen infeksius dan pasen
- Tidak mengibas –ngibas
non infeksius dengan troly
tertutup yang berbeda linen
- Pisahkan ruangan linen
warna
Petugas yang menangani bersih dan linen kotor
- Tidak melakukan desinfeksi
menggunakan APD
Tidak melakukan linen diruangan
perhitungan di ruangan
Pemeriksaan kesehatan secara
7. Perlindungan
berkala
kesehatan
Petugas
Penyediaan sarana
kewaspadaan standar
Tujuan : Mencegah
terjadinya HAIs
akibat pekerjaan
Penatalaksanaan paska luka
tusuk jarum/benda tajam
Sumber infeksi pada petugas
kesehatan
Senantiasa menjaga perilaku
* Pasien
• Petugas kesehatan lainnya hidup sehat
• Perallatanterkontaminasi
• Lingkungan yang tidak
sehat Jika flu berat tidak
diperbolehkan bekerja
HAL – HAL YANG HARUS DILAKUKAN BILA
PETUGAS TERPAJAN

►Periksa status kesehatan petugas terpajan

►Ketahui status kesehatan sumber pajanan


►Tindakan sesuai jenis paparan

►Terapkan profilaksis pasca pajanan (PPP) sesuai


Kebijakan RS
• Cuci dengan air mengalir menggunakan
sabun atau cairan antiseptik, tanpa
melakukan pemijatan

• Berikan cairan antiseptik pada area


tertusuk /luka

• Lapor ke tim PPI atau K3RS/berwenang


TINDAKAN PERTAMA PADA PAJANAN
BAHAN KIMIA ATAU CAIRAN TUBUH

► Mata  segera bilas dengan air mengalir selama 15 menit


► Kulit  segera bilas dengan air mengalir 1 menit
► Mulut  segera kumur-kumur selama 1 menit
► Segera hubungi Dokter yang berwenang untuk melakukan
perawatan pasca pajanan
► Lapor ke Komite / Tim PPI , panitia K3RS atau sesuai alur
RS
Tempatkan pasien sedemikian rupa,
dengan jarak minimal 1 m, untuk
memudahkan pergerakan petugas

8. Penempatan
Tempatkan pasien infeksius, berdasarkan
pasien transmisi infeksi, jika tidak memungkinkan
lakukan kohorting

Tempatkan pasien tersendiri jika tidak


dapat menjaga kebersihan diri sendiri
Alur pasien penyakit infeksi berdasar cara transmisi
Penyakit Infeksi berdasar cara transmisi infeksi

Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan laboratorium,Radiologi

Penempatan pasien

Transmisi kontak Transmisi droplet Transmisi airborne/udara

Kamar tersendiri,atau Kamar tersendiridengan


Kamar tersendiri,atau tekanan negatif,atau natural
Kohorting dalam ruangan
Kohorting dalam ruangan ventilasi kombinasi
Ditempatkan pojok dengan
Dengan jarak antar TT > 1 mekanikal dengan
Skrem dan tanda
m pertukaran udara > 12x/jam
Dipintu kamar diberi tanda
Dipintu kamar diberi Kohorting dalam ruangan
transmisiinfeksi cara kontak
tanda Infeksi cara droplet Dipintu kamar diberi tanda
APD petugas : sarung tangan
APD Petugas :masker APD Petugas: respirator
,gaun
bedah,gaun,sarung tangan partikulat
APD pasien: masker bedah
Menggunakan jarum suntik satu kali ,prinsip
one needle,one shoot,one time

9. Penyuntikan Tidak pernah melakukan re_capping jarum


yang aman bekas pakai

Memberikan suntikan dengan teknik aseptik


dan antiseptik

Jika obat suntik sudah dilarutkan dalam spuit


harus segera diberikan

Tidak menumpuk-numpuk jarum suntik di


laci,di kulkas
10. Etika
batuk/bersin
 Masker harus dipakai klinisi
11. Praktik
saat melakukan lumbal
lumbal punksi pungsi,anaestesi spinal
/epidural/pasang kateter vena
sentral
 Cegah droplet flora
orofaring,dapat menimbulkan
meningitis bakterial
Kewaspadaan transmisi : Kontak
• Penempatan pasien :
• Kamar tersendiri atau kohorting
• Penelitian tidak terbukti kamar tersendiri mencegah
infeksi
• APD Sarung tangan;gaun
• Lepaskan gaun & disinfeksi permukaan
terkontaminasi
• Batasi kontak saat transportasi pasien
Kewaspadaan transmisi : droplet
– Penempatan pasien..
– di kamar tersendiri/kohorting /beri jarak antar
pasien >1m
– Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan,
pintu boleh terbuka
– Batasi transportasi pasien, pasangkan masker
pada pasien saat transportasi
Kewaspadaan transmisi : udara/airborne
• Seharusnya kamar terpisah, terbukti cegah transmisi atau
kohorting dg jarak >1 m
• Pasien harus pakai masker saat keluar ruangan
• Perawatan tekanan negatif sulit, tidak membuktikan lebih
efektif mencegah penyebaran
• Ventilasi dg airlock  ventilated anteroom (varicella)
lebih mahal
• Terpisah dengan jendela terbuka (TBC ), tak ada orang
lalulalang
• APD :masker ( bedah/prosedur) saat petugas bekerja <1m
dari pasien, pakai respirator (N95) gaun,goggle,sarung
tangan bila melakukan tindakan yang mungkin menimbulkan
aerosol
RANGKUMAN
• Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian dari program
PPI, bertujuan memutus mata rantai infeksi
• Kewaspadaan isolasi terdiri dari dua lapis yaitu lapis
pertama kewaspadaan standar dan lapis kedua
berdasarkan transmisi
• Lapis pertama diterapkan kepada semua pasien ,lapis
kedua diterapkan pada pasien yang diketahui atau
diduga transmisi melalui kontak,droplet dan airborne
• Dibutuhkan komitmen manajemen,petugas kesehatan
dengan tersedianya sarana dan prasarana
VIDEO
PEMAKAIAN & PELEPASAN APD

Anda mungkin juga menyukai