Anda di halaman 1dari 21

Tata ejaan

bahasa
indonesia Nama :
Norita Maroba 1948401081
Muthia Rizky Anbia 1948401083
Afrita Anggraini 1948401084
Zahratu Putri 1948401085

Tingkat 2 Reguler 2
Penulisan kata
2. Kata
1. Kata dasar berimbuhan Kata berimbuhan adalah kata dasar yang sudah mendapat imbuhan. Oleh karena itu, kata ini akan
mengalami perubahan bentuk, fungsi dan juga makna.
Kata dasar (bahasa Inggris: 1) IImbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan
word stem, root word) adalah bentuk dasarnya.
kata yang menjadi dasar Misalnya: berjalan,, berkelanjutan,, mempermudah,, gemetar,, lukisan,, kemauan,, perbaikan.
bentukan kata yang lebih besar. Catatan: Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya.
Dalam bahasa Indonesia, jual
Misalnya: sukuisme,, seniman,, kamerawan,, gerejawi
adalah kata dasar dari jualan, 2) Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
sedangkan jualan selanjutnya Misalnya: adibusana,, aerodinamika,, antarkota,, antibiotik,, awahama,, bikarbonat,, biokimia,, dekameter,,
dapat menjadi bentuk dasar dari demoralisasi,, dwiwarna,, ekabahasa,, kontraindikasi.
berjualan. Dalam bahasa Catatan:
Inggris, tie dan untie adalah kata • Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf
dasar yang masing-masing kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya: non-Indonesia,, pan-Afrikanisme,, pro-Barat,, non-ASEAN,, anti-PKI.
dapat membentuk kata turunan
• Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah
ties dan unties dengan dengan huruf awal kapital.
menambahkan sufiks -s. Misalnya:
Kata dasar ditulis sebagai satu a)Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
kesatuan. b)Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
 Misalnya: c) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata
1. Kantor pajak penuh sesak. esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
2. Saya pergi ke sekolah.
• Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
3. Buku itu sangat tebal. • Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
3. Kata ulang
Kata ulang adalah bentuk kata yang diperoleh melalui proses • Dwilingga
reduplikasi atau pengulangan, baik secara keseluruhan, Dwilingga ialah kata ulang menyeluruh. Kata ulang jenis
sebagian, maupun perubahan. Kata berulang atau reduplikasi yang satu ini ialah kata yang mengalami suatu
adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya pengulangan secara keseluruhan. misalnya yaitu bapak
maupun sebagiannya. Pengulangan dapat dilakukan terhadap – bapak, anak – anak, laki-laki, buku – buku, dan lain
kata dasar, kata berimbuhan, maupun kata gabung. sebagainya.
Untuk membedakannya dengan bentuk ulang yang bukan Contoh Kalimat:
kata ulang adalah kata ulang sebagai ciri utamanya adalah 1. Semua anak-anak kelas 1 SD senang ketika
pasti memiliki kata dasar. Kata ulang mempunyai banyak berenang.
macam jenis nya. seperti yang ada dibawah berikut ini : 2. Pasangan suami istri itu mempunyai anak laki-laki
a) Kata Ulang Berdasarkan Bentuk
• Dwipurwa (Sebagian) • Kata Ulang Berubah Bunyi
Dwipurwa ialah kata ulang sebagian. Kata – kata jenis Jenis kata ulang yang satu ini mengalami suatu perulangan
ini mengalami suatu perulangan pada sebagian disertai dengan suatu perubahan bunyi pada sebagian kata.
katanya saja, misalnya yaitu leluasa, sesaji, dedaunan, Misalnya yaitu teka – teki, mondar – mandir, gotong –
leluhur, pepohonan dan lain sebagainya. royong, sayur – mayur, dan lain sebagainya.
Contoh: Contoh kalimat :
1. Dedaunan itu gugur setiap musim semi. 1. Desa bangun rejo melakukan gotong royong untuk
2. Mereka menaruh sesaji di depan patung untuk membersihkan desanya.
acara adat 2. Ibu ke pasar membeli sayur mayur dan lauk pauk.
3. Pepohonan disekitar bandar lampung tumbang
akibat angin topan.
• Kata Ulang Berimbuhan
Jenis kata ulang yang satu ini terjadi akibat suatu
penambahan imbuhan pada sebagian kata. Misalnya pada
Tarik – menarik, maaf – memaafkan, pukul – memukul, b)Kata Ulang Merubah Makna Kata
putar – memutar, dan lain sebagainya. • Menyatakan kesamaan
Contoh Kalimat : Jenis kata ulang yang satu ini ialah Kata ulang yang
1. Antar sesama manusia wajib untuk saling tolong mengalami suatu pembentukan makna . Misalnya :
menolong. keibu – ibuan, kemuda – mudaan, kebiru – biruan,
2. Dihari yang suci ini kita wajib saling maaf-memaafkan. kemerah – merahan, dan lain sebagainya.
Contoh :
• Kata Ulang Semu a. Ani mempunyai sifat yang ke ibu-ibuan
Jenis kata ulang yang satu ini ialah kata yang mengalami b. wajah Andi kebiru-biruan akibat terkena bola
suatu proses pengulangan seluruhnya tetapi tidak bisa
dipisahkan, misalnya pada kupu – kupu, laba – laba, umang • Menyatakan Saling
– umang, pura – pura, lain sebagainya. Jenis Kata ulang yang satu ini mengalami suatu
Contoh Kalimat : pembentukan makna. Misalnya pukul – memukul,
1. Andi pura-pura pingsan ketika upacara bendera salam – salaman, rangkul – merangkul, maaf –
2. Pada hari libur Ani berlibur ke taman kupu-kupu memaafkan, tolong – menolong, tukar – menukar dan
lain sebagainya.
Contoh kalimat :
a. Saling maaf-memaafkan adalah perbuatan terpuji.
b. Antar sesama manusia wajib saling tolong-
menolong
• Menyatakan Jamak dan Beragam • Menyatakan Bilangan
Jenis kata ulang yang satu ini mengalami suatu Kata ulang jenis yang satu ini mengalami suatu
pembentukan makna.
pembentukan makna. Misalnya satu-satu, dua-dua, tiga-
Misalnya sayur – mayur, buah – buahan, – tumbuh –
tumbuhan, mobil – mobil, bapak – bapak, dan lain tiga, empat-empat, dan lain sebagainya.
sebagainya. Contoh kalimat :
Contoh Kalimat: Dika membagikan sembako satu persatu kepada orang
a. Ibu membeli buah-buahan di supermarket. yang membutuhkannya.
b. Ibu membeli sayur mayur dipasar tradisional.
• Menyatakan Keadaan atau Situasi
• Menyatakan Intensitas
Jenis akata ulang yang satu ini mengalami suatu
Jenis kata ulang yang satu ini mengalami suatu
pembentukan makna, misalnya : bolak – balik, pembentukan makna. Misalnya: mentah – mentah,
mondar-mandir, jalan-jalan, makan-makan, berjam- hidup-hidup, merah-merah, dan lain sebagainya.
jam, bertahun – tahun dan lain sebagainya. Contoh Kalimat :
Contoh Kalimat: a. Singa itu memakan mangsa nya hidup-hidupb.
a. Andi berulang tahun pada hari ini dan membuat b. Buah mangga itu dipanen masih pada mentah-mentah.
acara makan-makan dirumahnya.
b. Saya dan keluarga jalan-jalan ke pantai.
• Menyatakan Suatu Bentuk Kegiatan
Jenis kata ulang yang satu ini mengalami suatu pembentukan makna. Misalnya : masak – memasak, jahit – menjahit,
dan lain sebagainya.
Contoh Kalimat:
a. Ibu diundang untuk masak memasak di acara pernikahan tetangga.
b. Warga disekitar rumah saya ahli dalam jahit menjahit pakaian

Makna Dan Fungsi Kata Ulang


• Perulangan Kata Benda • Perulangan Kata Kerja
Makna yang terkandung dalam Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata kerja,
yaitu:
perulangan dengan bentuk dasar kata
a. Menyatakan bahwa pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang atau beberapa
benda, yaitu:
kali.
a. Menyatakan benda itu bermacam-
Misalnya: meloncat-loncat, menyebut-nyebut, menari-nari, melayang-layang.
macam. b. Menyatakan aspek duratif, yaitu proses pekerjaan, pembuatan, atau
Misalnya: buah-buahan, sayur-sayuran, keadaan yang berlangsung lama.
buku-bukuan. Misalnya: berenang-renang, duduk-duduk.
b. Menyatakan benda yang menyerupai c. Menyatakan bermacam-macam pekerjaan.
bentuk dasar itu. Misalnya: cetak-mencetak, karang-mengarang.
Misalnya: anak-anakan, orang-orangan. d. Menyatakan pekerjaan yang dilakukan oleh dua belah pikak atau
berbalasan.
Misalnya: tembak-menembak, tuduh-menuduh, cubit-mencubit.
• Perulangan Kata Sifat
Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar
• Perulangan Kata Bilangan
kata sifat, yaitu: Makna perulangan kata bilangan yaitu:
a. Menyatakan makna lebih (intensitas). a. Perulangan kata satu menjadi satu-satu memberi
Misalnya: Berjalan cepat-cepat! Kerjakan baik-baik! makna “satu demi satu”.
b. Menyatakan makna sampai atau pernah. Misalnya:
Misalnya: Peserta ujian masuk ruangan itu satu-satu.
- Tak sembuh-sembuh sakitnya walaupun ia sudah berobat ke luar b. Perulangan kata satu dengan tambahan akhiran
negeri (tak pernah sembuh). -nya memberi makna “hanya satu itu”.
- Habis-habisan ia berbelanja (sampai habis). Misalnya:
c. Digabungkan dengan awalan se- dan akhiran -nya mengandung Ini anak saya satu-satunya.
makna superlatif (paling). c. Perulangan kata dua-dua, tiga-tiga, dst. memberi
Misalnya: pengertian “sekaligus dua, tiga, dst.”.
- Kerjakan sebaik-baiknya agar hasilnya memuaskan. Misalnya:
- Terbangkan layang-layangmu setinggi-tingginya. Jangan masuk dua-dua karena pintu itu tidak lebar.
d. Berlawanan dengan makna nomor satu atau melemahkan arti d. Bentuk perulangan berpuluh-puluh, beratus-ratus,
kata sifat itu. beribu-ribu, dst.menyatakan makna “kelipatan
Misalnya: sepuluh, seratus, seribu, dst.
- Badanku sakit-sakit saja rasanya. (sakit di sana-sini, tapi tidak
Misalnya:
terlalu sakit)
Beribu-ribu orang yang mati dalam peperangan itu.
- Kalau kepalamu pening-pening, bawalah tidur. (agak pening;
e. Bentuk perulangan kata bilangan dengan awalan
pening sedikit).
e. Bentuk yang seolah-olah sudah mejadi ungkapan dalam bahasa
ber-, saat ini sering diganti dengan bentukan
Indonesia, makna perulangannya kurang jelas. dengan akhiran -an.
Misalnya: Misalnya: berpuluh-puluh menjadi puluhan.
Jangan menakut-nakuti anak-anak karena akan memengaruhi
jiwanya kelak.
Prinsip – Prinsip Pengulangan
1.Pengulangan tidak mengubah golongan
(kelas) kata, dari bentuk dasar kata ulang, 2. Bentuk dasar selalu berupa
seperti kata benda, kata kerja, dan kata sifat. bentuk yang terdapat dalam
Contoh : penggunaan bahasa sehari-hari.
a. Kata benda : sepatu-sepatu ( sepatu), Contoh :
bungkusan-bungkusan ( bungkusan ), a. Memperbincang-bincangkan :
buah-buahan ( buah), dan pakaian-
bentuk dasarnya
pakaian ( pakaian )
b. b. Kata kerja : berkejar-kejar ( berkejaran), memperbincangkan, bukan
mencabut-cabuti ( mencabuti), tertegun- memperbincang.
tegun ( tertegun) b. b. bersalam-salaman : bentuk
c. c. Kata sifat : bagus-bagus (bagus), nakal- dasarnya bersalaman, bukan
nakal (nakal), seburuk-buruknya (buruk), bersalam.
dan keputih-putihan (putih). c. c. rumah-rumahan : bentuk
dasarnya rumah, bukan
rumahan.
BENTUK KATA
ULANG
Menurut bentuknya, kata ulang dapat dibagi sebagai berikut.
1. Kata ulang penuh atau kata ulang murniyaitu semua kata ulang yang
dihasilkan oleh perulangan unsur-unsurnya secara penuh.
Misalnya: rumah-rumah, sakit-sakit. Contoh Pemakaian Kata Ulang Dalam Kalimat :
2. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang bersambunganyaitu semua 1. Negara-negara itu telah berperan serta dalam
kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuan: awalan, sisipan, atau menegakkan hak azasi manusia.
akhiran. 2. Mereka-merekalah yang akan mewarisi masa
Misalnya: berjalan-jalan, turun-temurun, tanam-tanaman. depan bangsa ini.
3. Kata ulang berubah bunyi yaitu kata ulang yang mengalami 3. Pada saat Idul Fitri, kami bersalam-salaman
perubahan bunyi pada unsur pertama atau unsur kedua kata ulang.
untuk bermaaf-maafan.
Misalnya: bolak-balik, serba-serbi.
4. Kata ulang semuyaitu kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang 4. Ketiga-ketiganya telah berhasil masuk final.
itu. Jika tidak diulang, komponennya tidak memunyai makna atau bisa 5. Bentuklah kelompok dua-dua !
juga memunyai makna lain yang tidak ada hubungannya dengan kata 6. Mengapa engkau bolak-balik saja dari tadi ?
ulang tersebut. 7. Ayo, berteriaklah kuat-kuat untuk melawan
Misalnya: hati-hati, tiba-tiba, kunang-kunang. suara ombak itu !
5. Kata ulang dwipurwayang berarti “dahulu dua” atau kata ulang yang 8. Benarkah orang yang suka tidur-tiduran itu
berasal dari komponen yang semula diulang kemudian berubah pemalas ?
menjadi sepatah kata dengan bentuk seperti itu. Kata ulang ini disebut 9. Ayah membelikan mobil-mobilan untuk adik,
juga reduplikasi, yang berasal dari bahasa Inggris “reduplication” yang tapi ia ingin robot-robotan.
berarti perulangan. Sebenarnya semua kata ulang juga dapat disebut 10. Berapa banyakkah buah-buahan yang kau
reduplikasi.
makan dalam seminggu ?
4. Gabungan 3. Meskipun diberi sebuah imbuhan, penulisan gabungan kata yang
terpisah harus tetap ditulis terpisah.Imbuhan yang dimaksud pada

kata
Gabungan kata adalah suatu penggabungan antara satu
kata dengan kata lainnya. Untuk menulis suatu
cara ini adalah imbuhhan awalan (prefix) dan imbuhan akhiran
(sufiks) yang dibubuhkan ke dalam suatu gabungan kata.
Misalnya:
penggabungan kata harus sesuai dengan peraturan
yang telah diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Para penonton bertepuk tangan atas penampilan Andini di atas
Indonesia (PUEBI). panggung tersebut.
Cara penulisan kata menurut PUEBI, sebagai berikut: - Gabungan kata berimbuhan: bertepuk tangan,
1. Apabila gabungan kata tersebut adalah kata - Imbuhan: ber-,
majemuk atau istilah khusus, maka gabungan kata - Gabungan kata: tepuk tangan.
harus ditulis terpisah.Cara pertama ini hanyalah - Gabungan kata berimbuhan: garis bawahi,
untuk kata gabungan berupa kata majemuk atau - Imbuhan: –i,
istilah khusus. - Gabungan kata: garis bawah.
Contohnya:·Anak kambing, -Orang tua, -Mata acara, 4. Gabungan kata harus ditulis secara serangkai jika imbuhan yang
-Nikah siri dibubuhkan adalah awalan-akhiran (konfiks).
2. Apabila gabungan kata berpotensi menimbulkan Misalnya:
salah persepsi, maka harus ditulis menggunakan • Kau harus mempertanggungjawabkan semua perbuatanmu di
tanda penghubung (-). hadapan pengadilan nanti!
Misalnya: - Gabungan kata berimbuhan awalan-akhiran:
• Anak – istri itu tengah diperiksa oleh pihak mempertanggungjawabkan,
kepolisian (anak-istri: anak dan istri). - Imbuhan: memper-kan,
• Anak istri-lurah itu parasnya cantic (anak istri- - Gabungan kata: tanggung jawab.
lurah: anak dari istri lurah). • Berita itu telah disebarluaskan oleh para warga desa sekitar.
• Ibu-bapak kami sedang tidak ada di rumah (ibu- - Gabungan kata berimbuhan awalan-akhiran: disebarluaskan,
bapak kami: ibu dan bapak kami). - Imbuhan: di-kan,
- Gabungan kata: sebar luas.
5. Kata 6. partikel
depan
 Kata depan, seperti di, ke, dan dari,
ditulis terpisah dari kata yang
Partikel merupakan kata yg biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan,
mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk di
mengikutinya. dalamnya artikel, preposisi, konjungsi, dan interjeksi.
 Misalnya: a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
  Contoh :
a. Di mana dia sekarang? -Siapakah namanya?
b. Kain itu disimpan di dalam lemari. -Apakah kandungan obat tersebut?
c. Dia ikut terjun ke tengah kancah -Bacalah bukumu!
perjuangan. -Apatah gunanya bersedih hati?
d. Mari kita berangkat ke kantor. b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
e. Saya pergi ke sana mencarinya. Contoh:
f. Ia berasal dari Pulau Penyengat. -Aku pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah adik yang lucu.
g. Cincin itu terbuat dari emas. -Kami pun belum makan dari pagi.
Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
Contoh :
-Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
-Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
-Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.-Bagaimanapun pekerjaan
itu harus selesai minggu depan.
c. Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', atau 'mulai' ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh :
-Mereka masuk ke dalam ruang ujian satu per satu.
-Harga baju itu Rp.50.000 per satuan.
-Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 bulan
Partikel atau Kata tugas dikelompokkan menjadi enam, yaitu:
1. Preposisi (kata depan); nomina, misalnya dari, dengan, di, ke.
Contohnya:
"Saya pergi ke pasar malam.“
“Saya berada di kamar”
2. Konjungsi (kata sambung); kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat
(antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat), misalnya dan, atau, serta.
Contohnya:
Aku suka bermain musik dan menari.
3. Interjeksi (kata seru); kata yang mengungkapkan seruan perasaan, misalnya ah, aduh.
Contohnya:
"Ah, sakit sekali kakiku!“
“Aduh, kepalaku pusing!”.
4. Artikel (kata sandang); kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina, misalnya si, sang, kaum.
Contohnya:
"Buaya hendak menggigit kaki si kancil." “Seseorang melukai tubuh sang raja”.
5. Penegas yaitu -kah, -lah, -tah, pun.
Contohnya:
"Buanglah sampah pada tempatnya!" “Simpanlah uangmu di dompet!”
“Diamlah!”
Pemenggalan
suku kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar
a. Jika di tengah kata
terdapat huruf vokal
yang berurutan, b. Huruf diftong ai, au,
pemenggalannya ei, dan oi tidak c. Jika di tengah kata dasar
dilakukan di antara dipenggal. terdapat huruf konsonan
(termasukgabungan huruf d. Jika di tengah kata dasar
kedua huruf vokal itu. Misalnya: terdapat dua huruf konsonan
Misalnya: konsonan) di antara dua huruf
•pan-dai yang berurutan,
•bu-ah vokal, pemenggalannya dilakukan
•au-la sebelum huruf konsonan itu. pemenggalannya dilakukan di
•ma-in antara kedua huruf konsonan itu.
•sau-da-ra Misalnya:
•ni-at
•sur-vei • Misalnya:
•sa-at • ba-pak
•am-boi • Ap-ril
• la-wan
• cap-lok
• de-ngan
• makh-luk
• ke-nyang
• man-di
e. Jika di tengah kata dasar terdapat Pemenggalan kata turunan sedapat-
tiga huruf konsonan atau lebih yang dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar
masing- masing melambangkan dan unsur pembentuknya.
satu bunyi, pemenggalannya Misalnya:
dilakukan di antara huruf konsonan • ber-jalan
yang pertama dan huruf konsonan
• mem-pertanggungjawabka
yang kedua.
• mem-bantu
Misalnya:
• memper-tanggungjawabkan
• ul-tra
• di-ambil
• in-fra
• mempertanggung-jawabkan
• ben-trok
• in-stru-men

Catatan: Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
Misalnya:
• bang-krut
• bang-sa
• ba-nyak
2. Pemenggalan kata turunan
Pemenggalan kata turunan
sedapat-dapatnya dilakukan di Catatan:
antara bentuk dasar dan unsur (1) Pemenggalan kata
pembentuknya. berimbuhan yang bentuk (2) Pemenggalan kata
Misalnya: dasarnya mengalami bersisipan dilakukan
• ber-jalan perubahan dilakukan seperti seperti pada kata dasar. (3) Pemenggalan kata yang
• mem-pertanggungjawabkan pada kata dasar. Misalnya: menyebabkan munculnya satu
Misalnya: • ge-lem-bung huruf di awal atau akhir baris
• mem-bantu
• me-nu-tup • ge-mu-ruh tidak dilakukan.
• memper-tanggungjawabkan Misalnya:
• me-ma-kai • ge-ri-gi
• di-ambil • me-nya-pu • si-nam-bung • Beberapa pendapat
• mempertanggung-jawabkan • me-nge-cat • te-lun-juk mengenai masalah itu
• pe-mi-kir telah disampaikan ....
• Walaupun cuma-cuma,
mereka tidak mau
mengambil makanan itu.
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur
atau lebih dan salah satu unsurnya itu
dapat bergabung dengan unsur lain,
pemenggalannya dilakukan di antara unsur-
.4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris
unsur itu. Tiap unsur gabungan itu
dipenggal di antara unsur-unsurnya.
dipenggal seperti pada kata dasar. Misalnya:
Misalnya:
• Lagu "Indonesia Raya" digubah oleh Wage Rudolf Supratman.
• biografi, bio-grafi, bi-o-gra-fi • Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir Alisjahbana.
• biodata, bio-data, bi-o-da-ta
• fotografi, foto-grafi, fo-to-gra-fi
• fotokopi, foto-kopi, fo-to-ko-pi

5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya:
Ia bekerja di DLLAJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.
Catatan: Penulisan berikut dihindari.
• Ia bekerja di DLL-AJR.
• Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.
Kata ganti
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
• Rumah itu telah kujual.
• Majalah ini boleh kaubaca.
• Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di
perpustakaan.
• Rumahnya sedang diperbaiki.
KESIMPULAN
Penulisan kata digunakan untuk membentuk suatu kata atau kalimat yang
benar, sehingga penggunaannya jika digunakan dalam penulisan kata/kalimat
polanya akan sesuai dengan unsur-unsur penulisan kata/kalimat.Berdasarkan yang telah dipaparkan
dalam pembahasan di atas bahwa dalam pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan yang
termasuk dalam penulisan kata yaitu: kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, gabungan kata,kata depan,
partikel, pemenggalan kata, . Semuanya memiliki fungsi dan cara-cara untuk menjadikan penulisan kata
yang benar dan baik. Untuk penulisan kata yang benar, kita dapat berpedoman pada PUEBI (Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dalam berbahasa Indonesia.
Pemenggalan Kata adalah pemisahan huruf kelompok dari kata. Sebelum menguraikan kata-kata, orang
harus mengerti untuk membedakan huruf tunggal dari konsonan. Vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Sedangkan
huruf konsonan adalah huruf selain vokal seperti k, j, l, m, n, j, dsb.
Kata ganti adalah salah satu jenis kata yang yang fungsinya untuk menggantikan kata benda atau orang
tertentu yang tidak disebut secara langsung. Penggunaan kata ganti dimaksudkan agar suatu kalimat
disampaikan secara lebih efektif dan tidak bertele-tele.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai