Anda di halaman 1dari 45

PENDIDIKAN PANCASILA

DI SUSUN OLEH :
YUNI NURKUNTARI, Ssos, MA.
PANCASILA
DASAR
NEGARA
1. Pancasila sbg Dasar Negara RI
Dasar yang paling dalam
Dasar yang paling fondamental
Dasar dari segala peraturan dan hukum
Dasar dari segala perbuatan hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Pancasila sebagai sumber dari segala hukum di
Indonesia (sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara / pemerintahan
negara)
Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas
Dalam buku Sotasoma karya Mpu Tantular istilah PS
yang berarti kesusilaan yang lima (tidak boleh
melakukan kekerasan, tidak boleh mencuri, tidak
boleh dengki, tidak boleh berbohong, tidak boleh
mabuk)
1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI diusulkan oleh
Bung Karno istilah PS sebagai lima dasar negara RI
yaitu (1.Kebangsaan Indonesia.2.Internasionalisme
atau perikemanusiaan.3.Mufakat atau Demokrasi
4.Kesejahteraan Indonesia.5.Ketuhanan yang
berkebudayaan)
18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI telah
mengesyahkan UUD 1945 dimana dalam pembukaan
pada alinea ke empat terdapat rumusan pancasila
yang berbunyi : 1.Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab.3. Persatuan
Indonesia.4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5.Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2. PERUMUSAN DAN PENGESAHAN
PANCASILA SEBAGAI
LANDASAN YURIDIS
Bukti Historis :
1. Pembukaan sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 oleh Dr.
KRT. Radjiman Widyodiningrat
2. Pidato sidang Badan Penyelidik (Naskah Persiapan UUD
1945) tanggal 29 Mei 1945 oleh Mr. Moh. Yamin
3. Sidang pertama Badan Penyelidik pada tanggal 31 Mei
1945 oleh Prof. Mr. Soepomo ( Naskah Persiapan UUD
1945)
4. Pidato tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Badan
Penyelidik oleh Ir. Soekarno
5. Piagam Jakarta ( Naskah Persiapan UUD 1945 )
6. Pembukaan UUD 1945
Bukti Yuridis :
1. Pembukaan UUD 1945 alenia ke-4
2. UUD 1945 pasal 31 penyelenggaraan
pendidikan Pancasila
3. Ketetapan MPR RI No. XVIII/MPR/1998
4. Tap MPR No. IV/MPR/1999
5. UU Sisdiknas No. 2 tahun 1989
6. Peraturan Pemerintah /PP No. 60 / 1999
IDEOLOGI
BANGSA
Pengertian ideologi : adalah sebagai sistem
gagasan keyakinan dan sikap yang mendasari
cara hidup suatu kelompok, kelas, masyarakat
khusus atau bangsa
Ideologi sebagai gagasan, keyakinan, dan nilai –
nilai mendasar dan mendalam
Ideologi sebagai gagasan, keyakinan, dan nilai –
nilai tersebut secara sistematis sehingga
membentuk suatu kebulatan secara menyeluruh
Ideologi itu akan mendasari kehidupan bersama
bagi suatu kelompok, golongan atau bangsa
Nilai, gagasan, sikap dalam ideologi bersifat khas
Bila tak diwaspadai dapat mengarah menjadi
beku, kaku, tak berubah, dan tak berkembang
Pancasila sbg Ideologi Terbuka
mengandung Tiga Dimensi
1. Dimensi Realita
2. Dimensi Idealisme
3. Dimensi Fleksibilitas (pembangunan)
Batas – batas keterbukaan itu :
a. Kepentingan Stabilitas Nasional
b. Larangan terhadap Ideologi Marxisme,
Komunisme, dan Liberalisme
HUBUNGAN
PANCASILA
DENGAN UUD
1945
Nilai – Nilai Dasar dalam
Ideologi Pancasila
[PEMBUKAAN UUD 1945]
Dalam alinea pertama memuat keyakinan kita kepada
kemerdekaan sebagai hak segala bangsa mengandung beberapa
hal : 1.Berjiwa merdeka dan cinta kemerdekaan.2.Anti penjajahan
3.Berperikemanusiaan.4.Berbuat adil dan beradab terhadap
sesama manusia sesuai dengan hak dan kewajibannya, bersifat
demokratis

Dalam alinea kedua memuat cita – cita nasional sekaligus cita –


cita kemerdekaan Idonesia yaitu : suatu negara merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. (berjiwa pejuang, bergerak bersama –
sama bangsanya dan bersatu dengan semboyan Bhineka Tunggal
Ika)

Dalam alinea ketiga memuat watak aktif dari rakyat Indonesia


menyatakan kemerdekaannya bukan angkuh tetapi bersikap religius
dengan kesadaran akan rahmat Allah Yang Maha Esa dan didorong
oleh keinginan luhur dan bukan pasrah kepada nasibnya tetapi
bangsa yang bebas dan aktif.

Dalam alinea keempat memuat arahan mengenai tujuan negara,


susunan negara, sistem pemerintahan dan dasar negara yang
mengandung berpemerintahan sendiri, berdasarkan Undang –
Undang Dasar, berkedaulatan Rakyat, berdasarkan Pancasila
Pancasila sbg Cita – Cita bangsa
Indonesia
Sebagai tujuan bangsa Indonesia
Sudah termuat didalam pembukaan UUD
1945
Pembukaan UUD 1945 merupakan
penuangan jiwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia 17 – 08 – 1945
Masyarakat adil dan makmur
MEWUJUDKAN NILAI PANCASILA
SEBAGAI NORMA BERNEGARA

a. Norma Agama
b. Norma Moral (Etik)
c. Norma Kesopanan
d. Norma Hukum
PENGAMALAN PANCASILA
Pengertian :
Menurut ketetapan MPR No. XVIII/1998
dinyatakan bahwa Pancasila sebagai mana
dimaksud dalam pembukaan UUD 1945 adalah
dasar negara dari NKRI yang harus dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Misi
pertama penyelenggaraan bernegara adalah
pengamalan Pancasila secara konsisten, dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
METODE PENGAMALAN PANCASILA
Metode obyektif : dengan melaksanakan dan
menaati peraturan perundang-undangan sebagai
norma hukum negara yang berlandaskan pada
Pancasila

Metode subyektif : dengan menjalankan nilai-


nilai Pancasila yang berwujud norma etik secara
pribadi atau kelompok dalam bersikap dan
bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan
bernegara.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
I. Pengertian Sistem
Sistem dapat didefinisikan sebagai satu keseluruhan yang terdiri
dari aneka bagian yang bersama-sama membentuk satu
kesatuan yang utuh.
Suatu sistem harus memenuhi lima persyaratan seperti berikut
ini :
a. Merupakan satu kesatuan utuh dari unsur-unsurnya
b. Bersifat konsisten dan koheren, tidak mengandung kontradiktif
c. Ada hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain
d. Ada keseimbangan dalam kerja sama
e. Semuanya mengabdi pada tujuan yang satu yaitu tujuan
bersama
(Sri Soeprapto Wirodiningrat, 1980 : 94)
II. Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila yang disahkan secara formal di dalam
Pembukaan UUD 1945 itu telah memenuhi syarat sebagai
sistem filsafat. Sebagai sistem filsafat, Pancasila yang terdiri
dari lima sila itu merupakan satu keseluruhan yang terdiri
dari bagian-bagian sila-silanya yang bersama-sama
membentuk satu kesatuan yang utuh.
Dalam konteks ontologis yang membahas tentang “ada
sebagai yang ada”, yang adanya tidak dapat tidak dan hakiki.
Pancasila sebagai sistem filsafat dimaksudkan bahwa
keberadaan sistem filsafat yaitu kebulatan sila-silanya yang
utuh itu adalah mutlak ada, tidak dapat tidak, dan hakiki.
Artinya keberadaan mutlak nilai-nilai Pancasila itu ada dalam
adat istiadat.
Menurut konteks epistomologis yaitu membahas metode
keilmuan yang digunakan dalam proses pembentukan
Pancasila sebagai sistem filsafat. Menurut Notonegoro
metode yang digunakan disebut analitikosintesa atau induksi
(penyimpulan dari hal-hal khusus ke umum
Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
5 Sila V
Sila I 1
4 Sila IV
Sila II 2
3 Sila III
Sila III 3
2 Sila II
Sila IV 4
1 Sila I
Sila V 5
 Sebagai sistem Filsafat, Pancasila telah memenuhi
persyaratan dalam kesatuan sila-silanya diantaranya :
(Notonegoro 1975, hal 44)
a. Sebagai kesatuan yang utuh,berarti kelima sila dari sila I s/d sila V
mrpk satu kesatuan yg tdk bisa dipisahkan. Memisahkan satu sila
berarti menghilangkan arti Pancasila.
b. Bersifat konsisten dan koheren, berarti lima sila Pancasila itu urut-
urutan sila I s/d V bersifat runtut tidak kontradiktif.Nilai yg lebih
esensial didahulukan. Essensi pokok sila I s/d V :
Tuhan,Manusia,Satu,Rakyat, Adil. Tuhan menciptakan manusia,
manusia butuh interaksi dengan manusia lain (persatuan), setelah
bersatu mencapai tujuan bersama (keadilan) perlu musyawarah lebih
dahulu.
c. Ada hubungan antara bagian yg satu dg yg lain, berati sila I s/d V
ada hubungan keterkaitan dan ketergantungan yg menjadi lima sila
itu bulat utuh.
d. Ada kerjasama, dalam hal ini yg dimaksudkan adalah pendukung
Pancasila itu yg melakukan kerjasama yaitu bangsa Indonesia
sendiri.
e. Semua mengabdi pada yg satu yaitu tujuan bersama, maksudnya
adalah semua pendukung Pancasila (bangsa Indonesia) harus
bekerjasama untuk tujuan bersama, seperti yang dimaksud di dalam
UUD 1945 yaitu kesejahteraan bersama (Notonegoro 1975, hal 44)
Pengertian secara berurutan tentang kesatuan
dari sila-sila Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang
berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan
berkeadilan sosial
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap, adalah kemanusiaan
yang ber-Ketuhanan, berpersatuan, berkerakyatan, dan
berkeadilan sosial
3. Persatuan Indonesia, adalah persatuan yang ber-
Ketuhanan, berkemanusiaan, berkerakyatan, dan
berkeadilan sosial.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan adalah kerakyatan
yang ber- Ketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, dan
berkeadilan sosial.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah
keadilan yang ber- Ketuhanan, berkemanusiaan,
berpersatuan, dan berkerakyatan.
Makna Setiap Sila-
sila Pancasila
1. Nilai Ketuhanan yang Maha Esa mengandung arti keyakinan dan pengakuan yang
diekspresikan dalam bentuk perbuatan terhadap Zat Yang maha Tunggal tiada duanya. Nilai
sila ini menuntut manusia Indonesia untuk bersikap hidup, taat dan taklim kepada Tuhan
YME dengan dibimbing oleh ajaran-ajarannya. Taat mengandung makna setia menurut apa
yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya.
2. nilai kemanusiaan yang adil dan beradap, bermakna kesadaran sikap dan perilaku yang
sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan mutlak hati nurani
dengan memperlakukan sesuatu hal sebagai mana mestinya termasuk pengakuan hak asasi
manusia sebagai mahluk Tuhan yang pada prinsipnya sama drajat, hak dan kewajiban
asasinya.
3. Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina nasionalisme dalam negara. Hal ini dipahami bagi semua warga
negara Indonesia baik yang asli maupun keturunan asing dan dari macam-macam suku
bangsa dapat menjalin kerja sama yang erat untuk mewujudkan gotong royong dan
kebersamaan.
4. Nilai kerakyatan yang dipimnpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
mengandung makna suatu pemerintahan rakyat dengan cara melalui badan-badan tertentu
( lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan pemerintah) yang dalam menetapkan sesuatu
peraturan ditempuh dengan jalan musyawarah untuk mufakat atas dasar kebenaran dari
Tuhan dan putusan akal manusia sesuai dengan rasa kemanusiaan yang memperhatikan
dan mempertimbangkan kehendak rakyat untuk mencapai kehidupan bersama
5. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, makna yang terkandung di dalam nilai-
nilai sila kelima ini adalah sebagai berikut : suatu tata masyarakat adil dan makmur
sejahtera lahiriah batiniah, yang setiap warga negara mendapat segala sesuatu yang telah
menjadi haknya sesuai dengan essensi adil dan beradab. Sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam wujud pelaksanaannya adalah bahwa setiap warga harus
mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan, keserasian,
keselarasan, antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
Hubungan GBHN
dengan Pembangunan
Penjelasan GBHN

Menurut ketetapan MPR No. IV/1999


disebutkan bahwa penyelenggaraan
negara bertujuan mewujudkan kehidupan
yang demokratis, berkeadilan sosial
melindungi hak asasi manusia
Penjelasan Visi Bangsa Indonesia
Dalam GBHN tahun 1999 – 2004 TAP MPR No.
VII / MPR / 1999 disebutkan bahwa Visi
Indonesia Masa Depan adalah terwujudnya
masyarakat yang damai, demokratis,
berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera
dalam wadah NKRI yang didukung oeh manusia
Indonesia sehat, mandiri, beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran
hukum dan lingkungan, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja
serta berdisiplin.
Visi Pembangunan Nasional
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) tahun 2004 – 2009
disebutkan bahwa :
1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara yang aman, bersatu, rukun, dan damai
2. Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang
menjunjung tinggi hukum kesetaraan, dan hak asasi
manusia
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu
menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan
yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh
bagi pembangunan yang berkelanjutan
Tujuan Negara Indonesia dalam
Pembangunan Indonesia
Tujuan Negara terjabar dalam alinea IV
Pembukaan UUD 1945 secara rinci
sebagai berikut :
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial
Persatuan dan
Kesatuan
Bangsa
Modal Dasar menjadikan

Perekat Persatuan
dan Kesatuan NKRI
Adanya pengalaman sejarah yang dirasakan bersama
oleh penduduk Nusantara, adanya penjajahan yang
panjang, rasa kebersamaan, lahirnya kebangkitan
nasional tahun 1908 yaitu Budi Utomo
Adanya visi dan misi yang jauh kedepan dari putra dan
putri Indonesia yaitu semangat Sumpah Pemuda tgl. 28
Oktober 1928, tekad bulat satu nusa, satu bangsa, satu
bahasa Indonesia
Adanya ideologi nasional bangsa Indonesia yaitu
Pancasila dan disepakatinya UUD 1945 sebagai dasar
landasan konstitusional Indonesia
Adanya konsep pembangunan nasional yang
berwawasan nusantara
Adanya solidaritas yang tinggi untuk menempatkan
kepentingan negara lebih tinggi daripada kepentingan
golongan atau kelompok maupun individu, dan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional
Pancasila sebagai
Nilai Integratif
bangsa dan Negara
Pengertian :
 Pancasila sebagai nilai integratif adalah sebagi
sarana pemersatu dan prosedur penyelesaian
konflik dalam praktek kehidupan bernegara.
 Pancasila adalah kata kesepakatan dalam
masyarakat bangsa Indonesia sekaligus
mengandung makna sebagai konsensus dalam
hal konflik, maka lembaga politik yang
diwujudkan bersama akan memainkan peran
sebagai penengah.
 Fungsi pancasila disini adalah bahwa dalam hal
pembuatan prosedur penyelesaian konflik, nilai
– nilai pancasila menjadi acuan normatif
bersama
Pancasila sebagai Ideologi
Persatuan Dalam
Pembangunan
PANCASILA SEBAGAI ROH
BUDAYA BANGSA
 Mengandung inspirasi dari seluruh budaya-
budaya bangsa Indonesia yg komplek dan
multikultur
 Mengandung nilai-nilai dan norma-norma
dari seluruh adat istiadat bangsa Indonesia
yg saling terkait satu sama lain
 Mengandung ciri kepribadian bangsa dan
negara Indonesia ,yg tidak dimiliki oleh
bangsa – bangsa lain di dunia.
Pancasila sebagai
Paradigma
Pembangunan
Nasional
A. Pengertian Paradigma
Menurut Thomas S. Khun dalam bukunya
“The Structure of Scientific Revolution”
Paradigma diartikan sebagai asumsi dasar
atau asumsi teoritis yang umum sehingga
paradigma merupakan sumber nilai,
hukum dan metodologi
B. Pancasila sebagai Paradigma
Pembangunan
Secara Filosofis pancasila sebagai paradigma
pembangunan nasional mengandung
konsekuensi yang sangat mendasar. Artinya
setiap pelaksanaan pembangunan nasional harus
didasarkan atas nilai – nilai yang terkandung
dalam sila – sila Pancasila.
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam
rangka mencapai masyarakat adil yang
berkemakmuran dan makmur yang berkeadilan
(termaktup dalam Pembukaan UUD 1945)
Bidang Paradigma Pembangunan
1. Pancasila sebagai Paradigma pembangunan
bidang politik dan hukum
2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan
ekonomi
3. Pancasila sebagai paradigma pembangunan
HANKAM
4. Pancasila sebagai peradigma pembangunan
sosial budaya
5. Pancasila sebagai paradigma pembangunan
pengembangan IPTEK
6. Pancasila sebagai paradigma pengembangan
kehidupan beragama
Hak dan Kewajiban
Warga Negara
A. Pengertian Warga Negara
Menurut As Hikam dalam Ghazalli (2004),
warga negara adalah anggota dari suatu
komunitas yang membentuk negara itu sendiri
Warga negara dapat diistilahkan rakyat,
penduduk, dan masyarakat
Menurut istilah bahasa (Inggris) warga negara
merupakan terjemahan kata Citizen yang berarti
warga negara, petunjuk dari sebuah kota
penduduk, orang setanah air, bawahan /
kawula
B. Kedudukan Warga Negara
hubungan antara warga negara dalam kedudukannya
terwujud pada hak dan kewajiban antara keduannya .
Artinya warga negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap negara. Sebaliknya negara memiliki hak dan
kewajiban terhadap warganya.
Wujud hubungan warga negara dan negara pada
umumnya berupa peranan (role). Peranan pada
dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan sesuai
dengan status yang dimiliki dalam hal ini sebagai warga
negara
Menurut Chollisin (2000) peranan pasif warga negara
adalah kepatuhan terhadap peraturan perundang –
undangan yang berlaku. Sedangkan peranan aktif
merupakan aktifitas warga negara untuk terlibat
(berpartisipasi) serta ambil bagian dalam kehidupan
warga negara dalam mempengaruhi keputusan publik.
Adapun peranan positif adalah aktifitas warga negara
untuk meminta pelayanan dari negara untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Dan peranan negatif merupakan
aktifitas warga negara untuk menolak campur tangan
dalam persoalan pribadi
C. Ketentuan Undang – Undang
mengenai Warga Negara Indonesia
Menurut UUD 1945 pasal 26 tentang UU No. 62 tahun
1958, warga negara Indonesia :
1. Orang – orang yang berdasarkan perundang –
undangan / peraturan – pertauran yang berlaku
sejak proklamasi 1945
2. Orang yang pada lahirnya mempunyai hukum
dengan ayahnya
3. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia sebagai WNI
4. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya WNI
5. Orang yang pada lahirnya ibunya WNI jika ayahnya
tidak mempunyai kewarganegaraan
6. Orang yang lahir dalam wilayah RI, selama kedua
orang tuanya tidak diketahui
7. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI
menurut aturan perundang – undangan ini
Sekian
Terima kasih
Contac person 02470783802
Address : Semanding RT 2 / RW 8, Wonolopo Mijen Semarang
Email : yuni_emak@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai