Anda di halaman 1dari 91

ANATOMI & FISIOLOGI

SISTEM PENCERNAAN

OLEH : PAULUS OLA L, S.Kp, RN


Susunan saluran pencernaan

 Oris (mulut)
 Faring
 Esofagus
 Ventrikulus/gaster
 Intestinum minor
 Duodenum (usus 12 jari)
 Yeyunum
 Ileum
 Intestinum Mayor
 Seikum
 Kolon Asendens
 Kolon transversum
 Kolon desendens
 Kolon sigmoid
 Rektum
 Anus
FUNGSI SISTEM PENCERNAAN

1. Ingesti : masuknya makanan ke dlm mulut


2. Pemotongan dan Penggilingan
3. Peristaltis : gel.kontraksi otot polos
involunter yg menggerakan makanan
tertelan melalui saluran pencernaan
4. Digesti : hidrolisis kimia (penguraian) molekul
besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi
dpt berlangsung
5. Absorbsi : pergerakan produk akhir pencernaan
ke dlm sirkulasi drh & limfatik sehingga dpt
digunakan olh sel tubuh.
6. Egesti (defekasi) : adl proses eliminasi zat-zat
sisa yg tdk tercerna, jg bakteri, dlm bentuk feces
dlm dr saluran pencernaan.
Kendali Saraf Pada Saluran
Pencernaan

1. Impuls parasimpatis
yg dihantarkan dlm saraf vagus (CN X), mengeluarkan
efek stimulasi konstan pd tonus otot polos &
bertanggung jawab untuk peningkatan keseluruhan
aktivitas, efek ini meliputi motilitas dan sekresi cairan
pencernaan.
2. Impuls simpatis
yg dibawah medula spinalis dlm saraf splanknik,
menghambat kontraksi otot polos saluran, mengurangi
motilitas, & menghambat sekresi cairan pencernaan
3. Pleksus Meisner & Auerbach
merupakan sisi sinaps untuk serabut
praganglionik parasimpatis. Pleksus ini jg
berfungsi untuk pengaturan kontraktil lokal
dan aktivitas skretori saluran.
Lidah

Lidah terdiri dr otot serat lintang dan dilapisi


oleh selaput lendir, kerja otot lidah dapat
digerakan keseluruh arah, lidah di bagi 3
bagian:
1. Radiks Lingua = pangkal lidah
2. Dorsum Lingua = punggung lidah
3. Apeks Lingua = ujung lidah
Digestive System
Organ GI

A. Mulut
 Mengunyah : pemecahan
partikel besar menjadi kecil
Kelenjar saliva

 Sekresi mukus ke dalam mulut


 Fungsi membasahi & melumas partikel
makanan sebelum di telan

 Disekresi 3 kelenjar eksokrin


a. Parotis
b. Submandibularis
c. Sublingualis
Saliva

 Mengandung enzim pencernaan


a. Lipase lingual : di sekresi kel. Ebner lidah
- Aktif di lambung, mencerna 30%
lemak makanan

b. Ptialin/amilase saliva ( di sekresi kel. Saliva)


- Mencerna tepung, ph 6,7,
- Dihambat asam lambung
Kandungan saliva

 Musin : bahan organik jika bercampur


air membentuk larutan kental ( viskous)
 Mukus
 Anorganik : Na, K, Cl, bokarbonat
 1500 cc saliva / hari
 99,5% air, 0,5% protein & elektrolit
Fungsi saliva

 Memudahkan proses menelan


 Membasahi mulut, membantu proses
bicara
 Melarutkan molekul yang merangsang
reseptor kecap
Fungsi saliva

 Anti
bakteri
 Mempertahankan Ph mulut ( 7,0)
Kendali Saraf Pada Sekresi Saliva

1. Aliran Saliva dapat dipicu melalui stimulus Psikis


(pikiran akan makanan), mekanis (keberadaan
makanan), atau kimiawi (jenis makanan).
2. Stimulus dibawa melalui serabut aferen dlm
saraf kranial V, VII, IX, & X menuju nuklei
salivatori inferior & superior dlm medula.
Semua Kelenjar Saliva dipersarafi serabut
simpatis & parasimpatis.
B. Faring & esofagus

 Tidak ikut serta dalam proses


pencernaan
 Jalur masuk makanan & minuman
ke lambung
B. Faring & esofagus

 Motilitassegmen ini berkaitan


dengan proses menelan, karena
perangsangan reseptor dinding
faring oleh bolus.
C. Lambung
C. LAMBUNG / GASTER

 Kantung muskuler terletak antara


esofagus & usus
 Bagian korpus & fundus ( berdinding
tipis)
 Sekresi mukus, asam HCL, proenzim
pepsinogen, faktor instrinsik ( castle)
C. Lambung

 Bagian bawah lambung : antrum


mempunyai otot lebih tebal
 Sekresi hormon gastrin
HCl lambung

 Memecah partikel makanan


 Membentuk larutan molekul yang
disebut KIMUS
 Tidak mampu memecah protein & lemak
 Memusnahkan bakteri yang masuk
lambung ( tidak efektif 100%)
Fungsi lambung

 Menyimpan , melarutkan & mencerna


parsial makanan yang masuk lambung.
 Meneruskan makanan ke usus untuk di
absorbsi secara maksimal
 Produksi enzim pepsin : memecah
ikatan peptida
Sel mukosa lambung
D. Usus Halus
Internal Usus halus
Usus Halus

 Diameter ± 4 cm
 Mulai dari lambung sampai usus besar
 Panjang 275 cm sampai 400 cm
 3 segmen : duodenum, jejenum, ileum
 Mempunyai banyak lipatan/ vili
Usus halus
Fungsi usus halus

 Absorbsi bahan makanan


 Berlangsung terutama di duodenum &
jejenum
 Absorbsi cairan elektrolit
vili
Vilus

 Pusat vilus berisi pembuluh limfe yang buntu


 Lakteal, kapiler merupakan cabang arteriola
serta bermuara ke venula
 Setiap 5 hari diganti
Absorbsi usus halus

 Karbohidrat
 Hasil akhir pencernaan : monosakarida
( glukosa,galaktosa, fruktosa)

Transfort aktif
Tidak perlu insulin
Liur usus halus

 Mukosa usus halus terdapat kelenjar


Brunner ( duodenum)
 Hasilkan mukus
 Melindungi mukosa duadenum dari iritasi HCl
& pepsin
 Kelenjar intestinal/ crypte Lieberkun

Produksi enzim, cairan isotonik


1. Mukosa

 Mulai dari lambung


 Mukosa : sel epitel : sekresi mukus & hormon
 Invaginasi jaringan epitel kedalamnya
membentuk kelenjar eksokrin
 Kelenjar eksokrin : sekresi asam, enzim, ion-
ion kedalam lumen
Sistem Pencernaan
Lamina Propia

 Di bawah lapisan epitel


 Jaringan ikat : dilalui pembuluh darah kecil,
serat saraf & saluran limfe

 Lamina propria dipisahkan jaringan ikat di


bawahnya oleh suartu lapisan tipis otot polos
yaitu muskularis mukosa
2. Sub Mukosa

 Jaringan ikat kedua dibawahnya


 Lapisan ini dilalui pembuluh darah & limfe
lebih besar, cabangnya menembus lapisan
mukosa diatas &lapisanotot di bawahnya

 Terdapat jala saraf disebut pleksus sub


mukosa ( meissner)
3. Muskularis Eksterna

 Jaringan otot polos


 Kontraksinya menimbulkan gaya mendorong
& memindahnkan isi saluran GI
3. Muskularis Eksterna

 Terdiri 2 lapisan
a. Otot sirkuler : sebelah dalam, tebal,
kelilingi lumen, jika kontraksi lumen
menyempit

b. Otot longitudinal : sebelah luar , lebih tipis,


bila kontraksi saluran GI memendek
3. Muskularis Eksterna

 Diantara kedua otot polos terdapat pleksus


saraf lain yang lebih eksentif yaitu:
a. Pleksus mienterikus (AUERBACH)
b. Pleksus sub mukosa
c. Pleksus mienterikus/ intramural
d. Neuron lain di Saluran GI membentuk
sistem saraf enterik
4. Serosa

 Selapis jaringan ikat , diliputi sel gepeng ,


mengelilingi permukaan luar saluran GI
 Sekresi cairan serosa, untuk membasahi &
mencegah gesekan dengan organ lain
 Lembar jaringan ikat tipis2 ( Mesenterium,),
hubungkan serosa ke dinding abdomen,
menopang segmen GI ke rongga abdomen
Hati
Fungsi Hati

 Sekresi empedu
 Sekresi sel epitel saluran empedu
Kelenjar eksokrin GI

 Kelenjar Saliva
 Hati
 Pankreas
HATI

HATI
SEL HATI
Kandung empedu
Kandung empedu
Liur pencernaan yang dialirkan ke
usus halus

 Liur Pankreas
 Empedu:
 Liur usus halus
Kelenjar empedu
Liur Pankreas

 1500 cc / hari
 bikarbonat, elektrolit: Na,K,Cl,enzim
 Pengaturan sekresi melalui pengendalian
hormon
Empedu

 Air 97%, garam empedu 0,7%, pigmen


empedu ( 0,2%), kolesterol, garam
anorganik, as. Lemak, lesitin, fosatase alkalis
 Fungsi memudahkan pencernaan & absorbsi
lemak
 Aktikan lipase
Protein

 Hasil akhir pencernaan protein : as. Amino


 Transort aktif
Lemak

 Hasil akhir pemecahan lemak: asam lemak


bebas, gliserol,lipoprotein, kolesterol,
trigliserida.
USUS besar

USUS BESAR
Fungsi Usus besar

 Menyerapair & elektrolit


 Menyimpan bahan feses saat
deekasi
Gangguan usus

 Konstipasi
 Megakolon
 Diare
Usus besar
ANUS
PENGKAJIAN SISTEM
PENCERNAAN

Higiene Rongga Mulut, Gigi-Geligi, Lidah, Tonsil dan


Phariynx
Rongga Mulut: diperiksa bau mulut, radang mucuosa
(stomatitis) dan adanya Aphtae (sariawan). Bibir &
langit2 sumbing (palato sceizis)
Gigi Geligi: karang gigi, carries, sisa akar, gigi yg
tanggal, perdarahan, abses, kemampuan mengunyah.
Lidah: kotor/coated akan ditemui pd keadaan keadaan,
higiene mulut yg kurang, demam thypoid
Tonsil: Tonsilia Pallatina berada di antara kedua pilar plica
tonsiliar. Ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan:
T0 : bila sudah dioperasi
T1 : ukuran normal yg ada
T2 : pembesaran tonsil tdk sampe garis tengah
T3 : pembesaran mencapai garis tenga
T4 : pembesaran melewati garis tengah.
tonsil diperiksa apakah meradang atau tidak
Pharynkx : dinding belakang Oro-Pharinx diperiksa apakah ada
perdangan, pemebsaran adenoid dan lendir.sekret yg ada.
Khusus untuk Abdomen, urutannya adl inspeksi,
auskultasi, palpasi, dan perkusi, karena palpasi &
perkusi bisa meningkatkan frekuensi & intensitas
peristaltik usus sebelum diperiksa.
1. Inspeksi
amati apakah abdomen
membusung/membuncit/datar saja, tepi perut
(flank), umbilicus menonjol atau tdk. Amati
bayangan/gambaran bendungan pembuluh darah
vena di kulit abdomen. Bila ada, perhatikan arah
alirannya. Kalau didapat pelebaran vena yg
berasal :
 dr bagian atas abdomen mengalir ke atas lagi ini berarti
sesuai dgn obstruksi vena porta hepatica/tekanan vena
porta meningkat.
 Dari bagian bawah abdomen mengalir menuju keatas
abdomen, hal ini sesuai dgn obstruksi vena cava
inferior\.
2. Auskultasi
mendengar suara peristaltik usus, normal berkisar
5-35 kali per menit.
bunyi peristaltik yg keras & panjang disebut
Borborygmi ditemui pd gastroenteritis atau
obstruksi usus pd tahap awal (sampai bs metalic
sound). Peristaltik yg berkurang ditemukan pd
ileus paralitik. Daerah Epigasterium di auskultasi
utk mencari bunyi Bruit aorta, Bruit arteri renalis
dicari di regio lumbalis kiri-kanan. Bruit Arteri
Femoralis dicari di lipat paha kiri-kanan.
3. Palpasi
dilakukan utk mencari tanda nyeri umum terlebih
dahulu Peritonitis, Pancreatitis). Kemudian cari
ada tidaknya masa/benjolan (tumor, faeces).
Periksa jg turgor kulit utk menilai hidrasi pasien.
Sesudah itu, periksalah dgn tekanan pd daerah
supra pubica (Cystitis), titik MC Burney
(appendicitis) Regio Epigastrica (Gastritis), dan
regio Iliaca (adnexitis).
Teknik palpasi hepar dgn telapak tangan dan jari
kanan dimulai dr kwadrant kanan bawah
berangsur-angsur naik mengikuti irama napas dan
gembungan perut, dan beupayalah merasakan
sentuhan tepi hepar pd tepi jari telunjuk.
Pembesaran hepar menuju arah inferior. Pada
keadaan normal hepar berada di belakang arcus
aorta sehingga tdk teraba.
Apabila Hepar dpt teraba, dibuat deskripsi sbb:
 Ukuran hepar di tepi bawah arcus aorta (dlm cm atau
lebar jari)
 Perabaan keras, lunak atau biasa
 Tepi hepar: tajam atau tumpul
 Permukaan rata atau berbenjol-benjol
 Nyeri tekan atau tidak
Hepar membesar pd keadaan:
 Bendungan karena Decomp Cordis
 Malnutrisi
 Gangguan fungsi hati/radang hati (hepatitis, Thypoid
Fever, Malaria, Tumor Hepar dan sebagainya).
 Palpasi Appendik :
Posisi pasien tetap telentang, Buatlah garis
bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney yaitu
dengan cara menarik garis bayangan dari umbilicus
ke SIAS dan bagi menjadi 3 bagian. Tekan pada
sepertiga luar titik Mc Burney : Bila ada nyeri
tekan ,nyeri lepas dan nyeri menjalar kontralateral
berarti ada peradangan pada appendik.
4. Perkusi
dilakukan dgn teknik yg sama dgn perkusi thorax.
Suara perkusi abdomen normal adl tympani. Masa
padat atau cairan akan menimbulkan suara pekak
(hepar, ascites, urinaria, masa tumor). Perkusi
dilakukan pd semua kwadrant.
Palpasi dan Perkusi Untuk Mengetahui ada Acites
atau tidak :
Perkusi dari bagian lateral ke medial, perubahan
suara dari timpani ke dullnes merupakan batas
cairan acites
Shiffing Dullnes, dengan perubahan posisi miring
kanan / miring ke kiri, adanya cairan acites akan
mengalir sesuai dengan gravitasi, dengan hasil
perkusi sisi lateral lebih pekak/ dullness
Normalnya hasil perkusi pada abdomen adalah
tympani.
SIROSIS HEPATIS
lateral
ventral
Aktivitas sekresi dan mencerna

 Kontrol sekresi dan komposisi cairan

 Enzim pencernaan

 Kontrol sekresi enzim

 Faktor ang mempengaruhi aktivitas enzim


THANKS FOR YOUR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai