Anda di halaman 1dari 37

Komunikasi verbal dan

nonverbal
KOMUNIKASI
VERBAL
Komunikasi verbal
adalah komunikasi
dengan menggunakan
kata-kata lisan atau
tertulis antara dua
orang atau lebih.
Komunikasi verbal
merupakan
komunikasi yang
sering dan paling
banyak di pakai dalam
hubungan antar
manusia.
Komunikasi verbal adalah
komunikasi yang
menggunakan bahasa lisan
(oral communication) dan
bahasa tulisan (written
communication) (Ronald
B.Adler dan George Rodman
dalam Sasa Djuarsa
1994:256). Dalam
penyampaian pesan, biasanya
komunikator lebih banyak
menggunakan pesan verbal
yakni bahasa. Karena itu
seorang komunikator
membutuhkan pengetahuan
tentang bentuk-bentuk pesan
verbal
BENTUK BENTUK VERBAL
A. Urutan argumentasi: (mana yang
lebih dahulu, argumentasi yang
disenangi atau yang tidak
disenangi), pola obyektivitas (satu
sisi atau dua sisi).

B. Gaya pesan: menunjukkan variasi


linguistik dalam penyampaian pesan
(perulangan, mudah dimengerti,
perbendaharaan kata).

C. Daya tarik pesan: mengacu pada


motif-motif psikologis yang
dikandung pesan (rasional-
emosional, daya tarik ketakutan,
daya tarik ganjaran).
POINT:
Pengetahuan terhadap isi Struktur
pesan: ditunjukkan oleh pola
penyimpulan (tersirat atau tersurat),
pola pesan, sebagai contoh apabila
materi pesan itu berisi inovasi
informasi maupun teknologi, maka
pesan yang disampaikan sebaiknya
mengandung sesuatu cara yang
dapat membantu mahasiswa lokal
memecahkan masalah yang
dihadapinya. Secara teknis isi pesan
harus mudah dipahami secara
verbal, agar cepat dikerjakan
meskipun dalam skala kecil agar
hasilnya cepat dirasakan.
1.Fungsi Bahasa sebagai Bentuk
Komunikasi Verbal
Fungsi komunikasi verbal
mengatur pesan verbal yang
pemakaiannya menggunakan
Bahasa. Bahasa didefinisikan
Seperangkat kata yang telah
disusun secara berstruktur
sehingga menjadi himpunan
kalimat yang mengandung
arti.
Bahasa memiliki banyak
fungsi, fungsi yang erat unutk
menciptakan komunikasi yang
efektif, yaitu:
a. Untuk mengartikulasikan
apa yang dipikirkan dan
dirasakan manusia.

b. Untuk membina hubungan


yang baik diantara sesama
manusia.

c. Untuk mempelajari tentang


dunia sekeliling kita.

d. Untuk menciptakan ikatan-


ikatan dalam kehidupan
manusia.
POINT:
Bahasa dianggap sebagai
suatu sistem kode verbal.
Bahasa didefinisikan
sebagai seperangkat
simbol, dengan alunan
untuk mengkombinasikan
simbol-simbol tersebut,
yang digunakan dan
dipahami suatu
komunitas.
Menurut Larry Barker (Mulyana, 243) bahasa memiliki 3
fungsi sebagai berikut:

1.Penamaan (naming/labeling)
Penamaan merupakan fungsi bahasa yang mendasar.
Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha
mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang yang
menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam
berkomunikasi

2.Interaksi
Fungsi interaksi merujuk pada berbagai gagasan dan emosi
yang dapat mengunadang simpati pengertian ataupun
kemarahan dan kebingugan

3.Transmisi Informasi
Yang dimaksud dengan fungsi transmisi informasi adalah
bahwa bahasa merupakan media untuk menyampaikan
informasi kepada orang lain. Bahasa merupakan media
transmisi informasi yang bersifat lintas waktu, artinya
melalui bahasa dapat disampaikan informasi yang
menghubungkan masa lali, masa kini, masa depan sehingga
memungkinkan adanya kesinambungan budaya dan tradisi.
POINT:
Dari keseluruhan
komunikasi yang kita
lakuakan, ternyata
komunikasi verbal hanya
memiliki porsi 35 %, sisanya
adalah komunikasi
nonverbal. Dengan porsi
demikian pun. Timbul lah
keterbatasan.
KETERBATASAN DALAM
BAHASA

1). Keterbatasan jumlah kata yang


tersedia untuk mewakili objek Kata-
kata adalah kategori untuk
menunjuk pada objek tertetu.Tidak
semua kata tersedia untuk menunjuk
pada objek.

2). Kata-kata bersifat ambigu dan


konstektual di katakan bersifat
ambigu karena kata-kata
merepresentasikan persepsi dan
interprestasi orang-orang yang
berbeda.

3). Adanya pencampuradukan fakta


dan penafsiran. Dalam berbahasa
kita sering mencampuradukkan
fakta, penafsiran dan penilaian.
PANDANGAN DAN TEORI TENTANG
BAHASA
Teori Fungsional tentang bahasa
Penggunaaan simbol Pandangan ini mengasumsikan bahwa seluruh perilaku manusia
berangakat dari penggunaan simbol.
 
Silent Assumptions 
P. Millar dan frank E. Millar mengemukakan bahwa makna dari suatu kata tidak terbatas
yang kita temukan dalam kamus, jadi kesalahpahaman semantik terjadi karena kita
terlalusering menggunakan asumsi secara diam-diam. General sematik menjelaskan bahwa
kitamemiliki kecenderungan untuk berurusan dengan objek atau benda pada tataran
abstrak.Persoalan yang muncul dari silent assumption ini adalah ketika mengantisipasi apa
yangdikatakan oleh orang lain
 
Reaksi atau Respons 
Konstruksi ini diawali oleh asumsi bahwa manusia bereaksi seperti yang dilakukan
hewanmelalui apa yang disebut respons yang dikondisikan.
 
Identitas 
Alasan utama mengapa kita cenderung untuk bereaksi daripada merespon adalah
karenakita melihat kesamaan absolut atau identitas. Sedikitnya ada tiga alasan
bagikecenderungan ini, yaitu : nama adalah suatu karakteristik penting dari benda atau
objek,keunikan benda atau objek berada di dalam nama, dan jika suatu benda atau objek
tidak memiliki nama maka ia menjadi tidak eksis atau tidak dianggap.Konstruk tentang
identitas berkaitan erat dengan dua konstruk lain dalam teori general sematics, yaitu :
‘nonallness’  dan ‘nonaddivity’. Nonalles berarti bahwa kita tidak dapatmengatakan bahwa
segala sesuatunya secara lengkap mengenai suatu hal.Konstruk nonadditivity kita lakukan
ketika menambahkan sesuatu dan hasilnya dapatmemiliki arti yang lain.
Ketertarikan pada waktu dan ruang 
General sematics mengemukakan bahwa segala sesuatu di dalam lingkungan fisik akan
terus-menerus berubah. Kita tidak akan sama dengan 10 tahun kedepan. Hal ini dikarenakan
molekul yang selalu berubah atau bergerak. Dan fenomena ini disebut sebagai “keterikatan
waktu” atau “time binding”. Selain itu juga terjadi “keterikatanruang (space binding)” karena
tiap orang berada pada tempat yang berbeda, maka mereka akan mempresepsikan sesuatu
secara berbeda pula.
 
Multiordinalitas 
Multiordinalitas menjelaskan mengenai pernyataab yang bertingkat-tingkat. Misalnya
“kucing belang berlari lebih cepat daripada kucing hitam”. Kemudian muncul
pernyataanabstraksi yang lebih tinggi, yaitu “hal itu benar” atau “hal itu salah”, karena
semua pernyataan mengenai pernyataan yang pertama. Jadi kata “pernyataan”
dianggapmemiliki multiordinal yang dapat digunakan pada tataran, atau tingkat abstraksi
yang berbeda, dan makna dari tiap-tiap pernyataan juga berbeda.
 
Orientasi intensional dan ekstensional 
Konstruk ini menjelaskan bagaimana orientasi orang ketika merespons suatu
hal.Menurut Irving J. Lee, orientasi intensional didasarkan pada definisi verbal. Jadi seperti
ungkapan “bicara dahulu, tanpa peduli bagaimana kenyataannya”. Dan orientasi ekstensional
adalah didasarkan pada susunan observasi terlebih dahulu sebelum membicarakannya.
General sematics lebih mendukung orientasi eksternal, yang artinya merekomendasikan
seseorang untuk lebih dulu mencari fakta sebelum berbicara.
2.Bentuk-bentuk komunikasi
Verbal
Bentuk – bentuk komunikasi verbal itu sendiri
ternyata dibedakan menjadi beberapa tipe. Tipe
komunikasi verbal terjadi menjadi dua , yaitu
aktif dan pasif

- Aktif : komunikasi aktif berlaku pada seorang


yang bertindak sebagai komunikator atau
pemberi pesan, dalam hal ini ada pembicara atau
penulis.

- Pasif : komunikasi pasif adalah mereka yang


bertindak sebagai pendengar dan pembicara.

Jenis komunikasi verbal :


• Bahasa lisan Tergolonng kedalam bahasa
vokal
• Bahasa tertulis Tergolong kedalam bahasa
nonvokal
POINT:
Ketika berkomunikasi,kedua
tipe tersebut saling mengisi.
Yang satu berbicara dan
yang satu mendengarkan.
Dan itu adalah ciri
komunikasi yang baik. Tidak
ketika semuanya merasa
harus menjadi pembicara
aktif, karena pesan atau ide
yang niat awalnya akan
disampaikan,justru tidak
tersampaikan.
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Kelancaran
Komunikasi Verbal
1) Faktor Intellegensi, Orang yang memiliki intellegensi yang tinggi
biasanya memiliki banyak pembendaharaan kata dibandingkan orang yang
memiliki intellegensi rendah.

2) Faktor budaya, Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda.


Seperti di Indonesia yang memiliki keragaman suku. Suku Sunda, Batak
memiliki bahasanya masing-masing.

3) Faktor Pengetahuan, Orang yang memiliki pengetahuan banyak akan


mendorong yang bersangkutan untuk berbicara lancar dengan
pembendaharaan kata yang banyak.

4) Faktor Kepribadian, Orang memiliki sifat pemalu, atau pendiam


biasanya sedikit berbicara pada orang lain disebabkan tidak terbiasa
berkomunikasi.

5) Faktor Biologis, Adanya kelainan sehingga mengganggu saat berbicara.

6) Faktor Pengalaman, Orang yangbanyak berkomunikasi baik berbicara


dengan orang lain, individu atau massa, akan dapat berbicara secara lancar.
4.Karakteristik Komunikasi
verbal
1. Jelas dan ringkas
Berlangsung sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata2 yang digunakan, makin sedikit
pula kemungkinan terjadi kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan bicara lambat dan mengucapkan
dengan jelas.

2. Perbendaharaan kata
Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien. Komunikasi tidak akan berhasil jika
pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan.

3. Arti konotatif dan denotatif


Arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata, sedangkan arti
denotatif adalah memberikan perngertian yang sama terhadap kata yang digunakan.

4. Intonasi
Suatu komunikator mampu mempengaruhi arti pesan. Nada suara pembicaraan mempunyai dampak
yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan karena emosi dapat mempengaruhi nada suara.

5. Kecepatan berbicara
Keberhasilan komunikasi dipengaruhi oleh kecepatan berbicara dan tempo bicara yang tepat. Selaan
yang lama dan pengalihan yg cepat pada pokok pembicaraan lain mungkinakan menimbulkan kesan
sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien.

6. Humor
Meningkatkan keberhasilan dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Tertawa
membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan keberhasilan dalam memberikan dukungan
terhadap klien.
KOMUNIKASI
NONVERBAL
Komunikasi nonverbal adalah intraksi antara
pengirim dan penerima pesan tanpa
menggunakan kata-kata, baik dilakukan
secara sengaja maupun tidak sengaja.
Namun terkadang pengirim dan penerima
pesan tidak menyadari hal tersebut. Secara
teoritis komunikasi nonverbal dan verbal
dapat dipisahkan. Namun dalam
kenyataannya kedua jenis komunikasi saling
menjalin dan melengkapi dalam komunikasi
yang kita lakukan sehari-hari.
Komunikasi non-verbal menurut para ahli
• Menurut Adityawarman (2000), komunikasi
nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan
kata-kata.

• Resberry (2004) berpendapat bahwa komunikasi


nonverbal merupakan suatu tindakan dan perilaku
manusia serta memiliki makna.

• Kemudian, menurut Atep Adya Barata menyampaikan


bahwa: “Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang
diungkapkan lewat objek di setiap kategori lainnya (the
object language), komunikasi menggunakan gerak
(gesture) sebagai sinyal (sign language), serta komunikasi
melalui tindakan atau gerakan tubuh (action language).
POINT:
Komunikasi Nonverbal mencakup semua
rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam
suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh
individu dan penggunaan lingkungan oleh
individu, yang mempunyai nilai potensial bagi
pengirim atau penerima; jadi definisi ini
mencakup perilaku yang disengaja juga tidak
disengaja sebagai bagian dari peristiwa
komunikasi secara keseluruhan. (Larry A.
Samovar dan Richard E.Porter dalam
Mulyana, 2010:198). Komunikator pun tidak
cukup berkomunikasi dengan mengandalkan
pesan-pesan verbal karena tidak semua konsep
diwakili oleh sebuah kata atau bahkan
kalimat. Kita membutuhkan dukungan pesan
nonverbal.
6 bentuk pesan nonverbal (Duncan) yaitu:
a.Kinesik. Pesan-pesan kinesik berkaitan dengan pesan yang disampaikan
melalui gerakan tubuh/anggota tubuh, misalnya emblem, illustrator, adaptor,
regulator, dan affect display.

b.Proksemik. Pesan-pesan proksemik pada prinsipnya ditunjukkan melalui


pemeliharaan jarak fisik tatkala kita berkomunikasi, misalnya jarak intim,
pribadi, kelompok, dan jarak dengan khalayak. Dikelompokkan pula pesan
melalui penataan ruang dan pilihan waktu.

c.Paralinguistik. Pesan-pesan paralinguistik melalui penampilan kualitas


suara, ciri-ciri vokal, pembatasan vokal, dan pemisahan vokal.

d.olfaksi/penciuman. Pengaromaan kita terhadap aroma tertentu

e.sensitivitas kulit.sentuhan dan perasaan kulit kita ketika merasakan


sesuatu yang berada di sekitar kita.

f.faktor artifaktual seperti pakaian dan kosmetik.


Ciri – ciri Komunikasi Non-Verbal

Pada dasarnya, komunikasi non-verbal adalah segala bentuk


komunikasi yang dilakukan tanpa menggunakan kata-kata. Karena
komunikasi non-verbal tidak menggunakan kata-kata, keberadaannya
sering tidak diperhatikan oleh orang. Namun justru karena tidak
menggunakan kata-kata itulah yang membuat cakupan komunikasi
non-verbal lebih besar, beserta pengaruhnya yang besar juga.

• Disampaikan dalam satu paket


Saat kita melakukan komunikasi non-verbal, kita melakukannya
dalam serangkaian paket komunikasi. Misalnya saat kita marah,
otomatis gerakan mata kita lebih cepat, kening berkerut, dan wajah
yang ditekuk. Biasanya kita juga melipat kedua tangan saat marah. Hal
itu adalah keseluruhan paket yang memberi pesan kalau kita sedang
marah, tanpa kita harus berkata-kata.
• Komunikatif
Seperti layaknya komunikasi verbal, komunikasi non-verbal juga
selalu bisa mengkomunikasikan pesan. Bahkan komunikasi non-verbal
memiliki pesan yang lebih banyak dibanding komunikasi non-verbal.
Misalnya saja saat kita diam tak berkata apa-apa, sebenarnya saat itu kita
juga sedang berkomunikasi. Bisa saja kita diam karena sedang memikirkan
masalah yang terjadi di rumah. Atau bisa saja kita diam karena marah
kepada teman kita. Diam itu juga menyampaikan beberapa pesan dari diri
kita.

• Kontekstual
Komunikasi non-verbal yang dilakukan memiliki makna yang
tergantung pada konteks atau keadaan. Mengacu pada contoh sebelumnya
yaitu diam. Tidak semua perilaku diam yang kita lakukan memiliki makna
yang sama, namun tergantung pada keadaannya. Jika kita sedang kesal
dengan teman, maka diam kita itu bisa berarti bentuk kemarahan kita
padanya. Jika kita dari awal bertemu sudah diam dengan raut muka yang
sedikit sedih, maka diam itu berarti kita sedang memikirkan permasalahan
pribadi.
• Dikendalikan oleh Aturan
Komunikasi non-verbal mengikuti aturan-aturan yang berlaku di
masyarakat, seperti tata krama dan adat istiadat. Kita mungkin bisa
menyapa teman dengan melambaikan tangan riang, namun tidak bisa
melakukan hal seperti itu kepada dosen atau atasan di kantor. Kepada
mereka yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi secara sosial atau
struktural, kita menyapa mereka dengan lebih sopan seperti
mengangguk dan tersenyum tanpa melambaikan tangan.

• Dapat Dipercaya
Orang berkata kalau lisan bisa berbohong, tapi gerak tubuh sulit
untuk dibohongi. Hal ini juga berlaku pada komunikasi non-verbal,
yang pada saat-saat tertentu bisa lebih dipercaya dibanding apa yang
terucap. Misalnya saat kita dimintai tugas oleh teman, kita mungkin
mengiyakan secara lisan namun wajah kita menunjukkan raut
ketidaksukaan dan keengganan. Kita juga menghindar bertemu
dengan teman itu sebisa mungkin dari gestur tubuh kita. Hal itu
menunjukkan kalau kita sebenarnya tidak ingin memberikan tugas
kita kepadanya, dengan pesan yang disampaikan bagian non-verbal
diri kita.
• Bersifat Metakomunikasi
Berbagai cara komunikasi yang kita lakukan saling berkaitan satu
sama lain, baik itu komunikasi verbal dengan non-verbal atau
komunikasi non-verbal dengan non-verbal. Kaitan ini akan saling
menghubungkan, mengkomunikasikan, dan menguatkan pesan yang
diberikan satu sama lain. Misalnya saja jika kita melihat sales yang
menawarkan barang di mall. Ia menawarkan dengan kata-kata, juga
dikuatkan dengan bahasa tubuhnya yang meyakinkan bahwa produk
yang dijualnya itu penting untuk dibeli.
Jenis - Jenis Komunikasi Non-Verbal:
• Gestur Tubuh
Gestur atau bahasa tubuh merupakan salah satu komunikasi non-verbal yang
banyak digunakan dan memberi pesan kepada orang lain. Bahasa tubuh kita
menunjukkan pesan yang tidak disampaikan melalui lisan, misalnya apakah kita
nyaman berkomunikasi dengan orang lain atau tidak. Jika kita cenderung banyak
bergerak tidak jelas, kemungkinan kita memang tidak nyaman berada di tempat itu.
• Mimik Wajah
Mimik wajah atau raut muka juga memberikan pesan komunikasi kepada
orang lain. Jika kita sedang merasa senang, sedih, lega, atau khawatir; semuanya
terlihat dari mimik wajah kita. Mimik wajah dianggap bentuk komunikasi murni
karena menunjukkan pesan sebenarnya yang kita rasakan dan ingin kita
sampaikan.
• Sentuhan
Sentuhan atau haptic merupakan salah satu elemen komunikasi non-verbal.
Berbagai bentuk sentuhan menunjukkan pesan komunikasi kepada orang lain.
Misalnya mencium punggung tangan kepada orang tua menunjukkan kesopanan
sebagai anak, menepuk pundak teman menunjukkan keakraban, dan lain
sebagainya.
• Gerakan Mata
Gerakan mata bisa memiliki banyak peran dalam berkomunikasi,
misalnya memandang mata lawan bicara saat berkomunikasi. Gerakan
mata ini bisa berarti kita menunggu feedback dari orang yang sedang
kita ajak bicara, memberikan isyarat kepada orang itu untuk bicara, atau
menunjukkan kedekatan dengan orang yang sedang berkomunikasi
dengan kita.
• Intonasi Bicara
Intonasi atau nada suara juga termasuk bagian dari komunikasi non-
verbal, yang mana memberikan pesan kepada orang yang kita ajak
bicara. Misalnya, saat kita berbicara dengan intonasi tinggi, orang lain
bisa menyimpulkan kalau kita sedang marah. Atau saat intonasi suara
kita pelan dan lemah, orang menangkap pesan kalau kita sedang
bersedih dan tidak bersemangat.
• Objek yang Digunakan
Meski ada ungkapan don’t judge the book by its cover, tetap saja
apa yang dipakai dan digunakan seseorang memberikan kesan tertentu
pada orang lain. Saat kita melihat orang memakai baju glamour dengan
perhiasan yang lengkap dari ujung kaki ke ujung kepala, tentunya kita
memiliki persepsi sendiri tentang orang itu meskipun kita bahkan tidak
mengenal langsung.
• Proxemik
Proxemik adalah unsur jarak yang ada dalam komunikasi, yang
menunjukkan hubungan diantara orang yang berkomunikasi. Jarak
kurang dari 45 cm menunjukkan bahwa hubungan mereka cukup intim,
jarak 75 – 120 cm menunjukkan jarak hubungan personal, jarak 120 –
360 cm menunjukkan jarak hubungan sosial, dan jarak 360 – 450 cm
menunjukkan jarak hubungan publik.
Fungsi nonverbal
Ada 5 fungsi pesan nonverbal menurut Mark L. Knapp, yaitu:

• Repetisi : pengulangan gagasan yang sudah disajikan.

• Substitusi : menggantikan lambang verbal.

• Kontadiksi : menolak pesan verbal atau memberi makna lain


terhadap pesan.

• Komplemen : melengkapi dan mempercaya makna pesan


nonverbal.

• Aksentuasi : menegaskan pesan verbal atau menggaris


bawahinya.

Anda mungkin juga menyukai