Evidence-based Treatment
Pembimbing : Dr. dr. Humaryanto, Sp.OT, M.Kes
Sarah Mardiyah
G1A220077
Abstrak
Cedera otot hamstring (HS) adalah cedera
paling umum pada atlet olahraga. Berkorelasi
dengan kecacatan yang nyata dan rehabilitasi
yang lama.
Faktor Risiko
• Persiapan yang tidak memadai
(deconditioning, kurang pemanasan, kelelahan, dehidrasi)
• Disfungsi otot / ketidakseimbangan
(ketidakseimbangan hamstring-quadricep, defisit hamstring, kelemahan,
gangguan otot)
• kelainan anatomi
(ketidaksetaraan panjang tungkai, cedera sebelumnya).
PENCEGAHAN
1b Minor myotendinous injury Sinyal meningkat <10% dari bagian Peningkatan sinyal penampang lesi,
transversal otot di area myotendinous 3b Extensive myotendinous injury dengan panjang longitudinal> 5 cm
dan panjang kraniocaudal <5 cm dan> 50% dari luas penampang
Grade 2 Meningkatnya sinyal dari fasia hingga tendon terlibat. Hilangnya ketegangan
2a Moderate myofascial injury ke otot, luas penampang lesi 10% dan tendon dapat diamati, tetapi tidak ada
diskontinuitas yang jelas.
50%, panjang kranio kaudal > 5 dan
<15 cm, gangguan serat struktural <5
cm
Peningkatan sinyal di tendon, dengan
3c Extensive intratendinous injury panjang longitudinal > 5 cm dan >
2b Moderate myotendinous injury 50% dari luas penampang tendon
Peningkatan sinyal di daerah terlibat. Hilangnya ketegangan tendon
myotendinous, luas penampang lesi dapat diamati, tetapi tidak ada
mulai dari 10% dan 50%, panjang diskontinuitas yang jelas.
kraniokaudal > 5 dan <15 cm, gangguan
serat struktural <5 cm
Perawatan bedah adalah pilihan terbaik untuk avulsi apofisis ischial pada
pasien imatur tulang, avulsi dengan fragmen tulang HS, dan avulsi
proksimal dari seluruh kompleks HS.
Pembedahan juga diindikasikan untuk pasien dengan avulsi aktif pada
satu atau dua tendon dan retraksi lebih dari 2 cm dan pada cedera tendon
saat avulsi bergejala, terutama pada atlet atau pasien yang sangat aktif.
Ketika diagnosis avulsi proksimal telah dikonfirmasi, kemungkinan
perawatan bedah harus ditangani sedini mungkin, untuk memperbaiki lesi
selama fase akut.
Konsensus menunjukkan bahwa pemasangan kembali idealnya dilakukan
dalam waktu dua minggu setelah cedera.
Plasma Kaya Trombosit