Anda di halaman 1dari 19

Hepatitis B

Erwin Ramandei (10-2012-310)


Adelia Yuantika (10-2013-330)
Yunia Gracia Sesa (10-2014-058)
Titus Mulyadhanada (10-2014-073)
Charina Geofhany Debora (10-2014-111)
Ferdy Bahasuan (10-2014-160)
Dian Priscilla Rantetoding(10-2014-192)
Azreena Hanim Binti Azril Haris Yafee(10-2014-230)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Telp. (021) 56942061
Skenario 7
Seorang laki – laki, 45 tahun datang tanpa keluhan,
membawa hasil laboratorium. Pasien melakukan tes
kesehatan di dapatkan HBsAg positif.
Rumusan masalah
Seorang laki – laki, 45 tahun tanpa keluhan, membawa
hasil laboratorium HBsAg positif

Hipotesis
Laki – laki 45 tahun terinfeksi Hepatitis B
Anamnesis
Jenis kelamin : laki – laki
Umur : 45 tahun
RPS, RPD, Rpkeluarga, RPS
Pemeriksaan
Fisik : TTV Dalam Batas Normal, kesadaran kompos
mentis
Penunjang : SGOT 12u/L, SGPT 11 u/L
Skenario : HBsAg positif
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fungsi hati : sintetis, eksresi,
detoksifikasi, keutuhan sel
Pemeriksaan serologi : Pemeriksaan HBsAg, Anti HBs,
HBeAg, IgM anti HBc dan anti HBc total, HBV DNA
Hasil lab
HBsAg + anti HBS – Anti HBC - = tidak sakit
HBsAg - anti HBS + anti HBC + = sakit, dalam
penyembuhan
HBsAg – anti HBS + anti HBC - = vasksinasi, anfeksi
alamia sembuh
Working Diagnosis
Hepatitis B
Infeksi virus hepatitis B
Cara penularan
serologi HBsAg positif dan IgM anti HBc positif
Diagnosis Banding
Hepatitis A – Transmisi : faecal-oral
Hepatitis C – Transmisi : transfusi darah
Hepatitis D – Transmisi : transfusi darah
Hepatitis E – Transmisi : transfusi darah
Diagnosis Banding
Etiologi
Hepatitis virus B (HBV)
DNA famili hepadnavirus
bercangkang ganda
42 nm
lapisan permukaan dan bagian inti
Petanda serologi pertama identifikasi HBV adalah
antigen permukaan (HBsAg, dahulu disebut “antigen
Australia”)
Epidemiologi
Indonesia sendiri termasuk Negara endemis VHB dengan
seroprevelensi HBsAg sebesar 9,4% (kisaran 2,5 – 33,1 %)
dan pengedap karier 5 – 10% dari populasi umum
Patofisiologi
HBV masuk darah infeksi sel hepatosit
Antigen virus pada permukaan sel limfosit T
cytotoxic nekrosis dan radang (hepatitis)
cell mediated immunity virus tidak
menimbulkan CPE
Penatalaksanaan
Interferon a -2b
lamivudine 100 – 500 mg per hari hingga 3 bulan
Telbivudine
Adefovir, entecavir
Komplikasi
Gagal hati akut
Hepatitis kolestasis
Hepatitis relaps
Prognosis
 Insiden kumulatif 5 tahun terdiagnosis hepatitis kronis B menjadi
sirosis hati ialah 8-20%
Pencegahan
 Vaksin :
 Recombinant atau genetically engineered vaccines yang menggunakan
HBsAg di sintetis pada yeast (sarcomyces cerevisiae) atau sel mamalia
 Human plasma-derived vaccine (PDVs) yang di hasilkan dari HBsAg
yang di murnikan dari plasma individu dengan infeksi HBV kronik
 Kontak dengan penderita
 Kebersihan
Kesimpulan
Virus hepatitis B merupakan virus berenvelope sehingga
peka dengan kondisi luar. Dengan penularan melalui
cairan tubuh,hubungan seksual dan perinatal. Terdapat
akut dan kronis. Dapat di cegah dengan pemberian vaksin
dan mengurangi kontak dengan penderita.

Anda mungkin juga menyukai