Anda di halaman 1dari 13

· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA

· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA

· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA ·


· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA ·

Semiotika

SEMIOTIKA ·
SEMIOTIKA ·

Semiotika & Kebudayaan

Ester (201906004)

Paradhina Budianti (201906020)

Muhammad Fadel Hasan (201906044)

· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA
Kebudayaan Sebagai Sistem Tanda

Kebudayaan dikatakan sebagai sistem tanda yang kompleks (sistem yang berupa gagasan,
kelakuan, dan hasil kelakuan) karena setiap suku bangsa didunia memiliki sistem tanda yang telah
disepakati bersama. Dalam kata lain, dapat dinyatakan bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, rasa, dan
karsa manusia.
S EMI OTI KA

SEMIOTIKA
Bentuk-bentuk simbolis yang berupa kata, benda, laku, sastra, lukisan, nyanyian, musik,
kepercayaan yang mempunyai kaitan erat dengan konsep-konsep dari sitem pengetahuannya, juga
tidak dapat terpisahkan dari sistem sosial, organisasi kemasyarakatan, dan seluruh perilaku sosial.

 Kebudayaan mempunyai beberapa peranan di antaranya
• cara pemahaman
• cara perhubungan
• cara penciptaan.
Untuk dapat memahami kebudayaan suatu suku bangsa dan hubungannya antar bangsa-bangsa
lain, juga dapat dipelajari dari naskah-naskah kesusastraan atau teks tradisional dari suku bangsa tersebut
ataupun interpretasi terhadap tinggalan arkeologinya dan cerita-cerita rakyat atau mitos tentang suatu
S EMIOTIKA

SEMIOTIKA
suku bangsa. agar dapat diketahui arti atau maknanya karena pada umumnya teks-teks atau cerita yang
ada memiliki istilah-istilah yang hanya dapat dipahami oleh suku bangsa tersebut. Untuk memahami
isinya, naskah-naskah kuno dalam teks tradisional tersebut harus dibaca oleh ahli bahasa yang dibantu
masyarakat setempat, agar teks tersebut dapat dipahami maksudnya, sehingga kebudayaan dari suku
bangsa tersebut dapat dipahami.
Peninggalan Arkeologi di Dunia

1 2 3 4
S EMI OTI KA

SEMIOTIKA
kumpulan batu tumpukan batu
Lukisan Gua (cromlech) yang yang disebut Dolmen gochang
Almatira di Spanyol ditemukan di menhir di yang terletak di
Utara, ditemuka Salisbury Carnac, Britagne Jungnim-ri,
pada akhir abad ke- (Inggris). yang setinggi 4—5 Gochang-gun di
19 dan lukisan gua dikenal dengan meter, dan Korea
terbaik di dunia menhir tingginya
nama
stonehange sampai 20 meter
· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA

· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA ·


· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA ·

Stonehenge

Lukisan Gua Almatira

SEMIOTIKA ·
SEMIOTIKA ·

Menhir Carnag Dolmen Gochang


·
· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA
Peninggalan Arkeologi di Indonesia

1 2 3 4
S EMI OTI KA

SEMIOTIKA
berupa kapak batu,
Artefak perhiasan tempat jenazah dari lukisan dinding goa
nenek moyang di batu (sarkopagus), berupa lukisan perahu
leang bulu bettue, Situs megalitikum,
menhir, nekara (Tabrani). ditemukan
sebuah goa di gunung padang,
perunggu (Sutaba, pada goa cadas di
Sulawesi yang Cianjur, Jawa Barat
1980: 43—73 dan Pulau Muna & Kei
terbuat dari tulang
Ramseyer, 2002: Kecil
berulang hewan
23—33) di Gianyar
· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA

· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA ·


· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA ·

Perhiasan Leang Bulu Bettue

Neraka Perunggu

SEMIOTIKA ·
SEMIOTIKA ·

Lukisan Perahu Tabrani di Gua

Situs Gunung Padang


·
· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA
· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA

· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA ·


· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA ·

para ahli arkeologi dan sejarah, mengungkapkan bahwa peninggalan


purbakala atau artefak di Indonesia dalam bentuk lukisan binatang
dan perahu pada goa purba, karya arsitektur, karya sastra, serta
benda pakai manusia, dapat mengekpresikan jiwa manusia sejak

SEMIOTIKA ·
SEMIOTIKA ·

zaman purbakala.

Menurut Sachari (2005: 64), artefak budaya masa lalu bagi peradaban
berikutnya, merupakan ̳tanda yang secara tidak langsung
mengkomunikasikan keadaan dan peradaban yang berlangsung
saat itu. Tanda yang sering ditemukan pada artefak manusia purba
pada zaman purba adalah ungkapan bahasa rupa.

·
· SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA · SEMIOTIKA
Sistem Tanda pada Kebudayaan Daerah

Kebudayaan Bali : Saka Candra Sangkala dan Surya Sangkala

Tahun Saka candra sangkala merupakan perhitungan tahun berdasarkan peredaran bulan, Sedangkan Surya sangkala
adalah tahun yang dihitung berdasarkan peredaran matahari.
kata candra berarti bulan, atau menceriterakan sifat orang;
S EMI OTI KA

SEMIOTIKA
kata sang berarti orang
kata kala berarti waktu (tahun)

sehingga candra sangkala berarti orang yang menerangkan waktu (tahun). Tahun ini berdasarkan hitungan tahun Saka,
yang berbeda 78 tahun dengan tahun Masehi.
Perhitungan tahun Saka dimulai sejak Haji Saka yang berasal dari India menetap di Indonesia pada 78 Masehi. Ia
diberi gelar Sangkala yang merupakan singkatan Saka- Kala, sebagai penghormatan karena telah memberlakukan
Tahun Saka di Indonesia

Perbedaan candra sangkala dengan surya sangkala adalah pada letak angka dan cara membaca angka bilangan
tahunnya. Angka bilangan tahun candra sangkala dibaca dari belakang, sedangkan surya sangkala dibaca dari depan
Contoh Penggunaan
Candra Sangkala

Contoh penggunaan candra sangkala terdapat pada karya sastra


- TABLE OF CONTENTS -

- TABLE OF CONTENTS -
Serat Kanda, berupa ungkapan kalimat tentang tahun keruntuhan
Kerajaan Majapahit disebutkan dengan ungkapan kalimat sirna-
ilang kertining-bhumi (Muljana, 2006b: 54). Kata sirna berarti 0,
ilang berarti 0, kertining berarti 4, bumi berarti 1, sehingga urutan
angkanya menjadi 0-0-4-1. Namun, berdasarkan aturan membaca
candra sangkala yang dibaca dari belakang, sehingga menjadi
tahun Saka 1400. Tahun Saka 1400 tersebut sama dengan tahun
Masehi 1478 (1400 + 78)Perbedaan Tahun saka dan masehi 78
Tahun.
Contoh Penggunaan
Surya Sangkala
Surya sangkala tersebut mengungkapkan tahun
berdirinya Kerajaan Klungkung yang diungkapkan

- SEM I OTI KA-


- SEM IOTI KA-

secara visual berupa gambar senjata cakra, kepiting


(yuyu), burung (paksi) yang berjumlah dua. Sri Resi
Anandha Kusuma (dalam Raharja, 1988: 54—55)
menjelaskan, bahwa gambar cakra bernilai satu (1),
yuyu bernilai enam (6) berdasarkan jumlah kaki yuyu
atau kepiting, paksi bernilai dua (2) berasarkan
jumlah kaki burung. Sehingga urutan angkanya
menjadi 1-6-2-2 (cara membaca angka tahunnya dari
depan). Tahun Saka 1622 sama dengan tahun Masehi
1700 (1622+78).terdapat pada pepalihan Puri
Kerajaan Klungkung
Teks Motto Bangsa “Bhineka Tunggal Ika”
“Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi
tetap satu. Kalimat motto ini merupakan bagian dari sistem
tanda pada kidung suci, pada masa Kerajaan Majapahit oleh
Mpu Tantular yang terdapat pada wirama (syair) ke-139 bait
ke-5 kakawin Purusadasanta, atau lebih dikenal dengan

- S E MI OTI KA -
- S E M IOTI KA -

nama Kitab Sutasoma. Lewat bait kakawin tersebut Mpu


Tantular mengungkapkan hakikat keberagaman jagat-
semesta raya, termasuk keberagaman agama. Kalimat
bhineka tunggal ika tersebut merupakan ungkapan sistem
tanda dengan nilai filosofis yang tinggi, untuk menggugah
masyarakat dan petinggi Majapahit agar menjaga
kerukunan, teutama dalam hal beragama. Kalimat bhineka
tunggal ika ini kemudian mengilhami para pendiri bangsa
dan Negara Indonesia untuk dijadikan motto bangsa dan
negara Indonesia.
Do you have any questions?

thanks!

Anda mungkin juga menyukai