Persiapan pasien
Pasien harus diberi penjelasan tertulis tentang cara pengumpulan dan
pengiriman semen ke tempat pemeriksaan, terutama jika pengambilan
sampel di luar tempat pemeriksaan dan tidak menempatkan sampel
semen dalam suasana perubahan suhu drastis selama pengiriman ke
laboratorium.
1. Sebaiknya sampel diambil setelah abstinensi sedikitnya 48 jam dan
tidak lebih dari 7 hari. Nama, masa abstinensi dan waktu pengambilan
harus dicatat pada formulir yang dilampirkan pada setiap semen yang
akan dianalisis
2. Catat riwayat mumps, penyakit akut dan demam yang lama, penyakit
sistemik (DM), riwayat pembedahan, trauma testis, keterpaparan dengan
zat toksik atau bahan kimia, pengobatan dengan anabolik steroid, alkohol.
Catatan:
Kadar fruktosa dalam mani normal berkisar antara 1 20-450 mg
fruktosa/dLdan fruktosa itu berasal dari vesiculae seminales. Selain
dipengaruhi oleh kadartestosterone dalam tubuh, banyaknya fruktosa
dalam mani juga mengalami perubahan oleh proses-proses dalam
vesiculae seminales dan ductuliejaculatorii; pada hypoplasia dan radang
vesiculae seminales dan padapenyumbatan partial ductuli ejaculatorii
kadang fruktosa menurun.Penyumbatan ductuli ejaculatorii yang total
akibat kadar fruktosa dalam manimenjadi nol.
3. Pemeriksaan sperma mikroskopis
● Kepadatan Spermatozoa (Per LPB)
Kepadatan spermatozoa dapat dipakai untuk faktor pengenceran pada
waktu menghitung jumlah spermatozoa.
Peralatan :
- Mikroskop
- Cover glass
- Objek glass
- Pengaduk
Prosedur :
- Menghomogenkan sperma, lalu diambil 1-2 tetes.
- Meletakkan sperma diatas objek glass dan tutup dengan cover glass.
- Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400-450x
Penilaian terhadap :
- Mitolity
- Sel ephitel
- Fragmentasi
- Aglutinasi
- Kristal-kristal
- Fat/lemak
- Sel bulat / runcelan
- Jumlah spermatozoa
Pada pemeriksaan mitolity, diamati dari spermatozoa yang bergerak :
- Baik, yaitu gerakan lurus dan cepat
- Cukup baik, gerakannya ditempat dan lambat
- Tidak gerak, dalam keadaan diam
Pada pemeriksaan runcelen, runcelen lebih dari 10 per lapangan pandangan
maka perlu dibedakan antara leucocyt dengan sel-sel spermiogenesis, perlu
dilanjutkan dengan pemeriksaan giemsa dan sperm count.
• Pemeriksaan Jumlah Spermatozoa/Ml
Prinsip
Cairan sperma diencerkan didalam pipet lekosit dengan larutan
pengencerHpuerniside, kermudian dimasuikan he dularn kamer hifung
dan jumiah spermozoadihitung dalam volume tertentu.
Guna Pengenceran Sperma (Sperm Count)
― Untuk mempermudah menghifung spermatozoa karena jarak
spermatozoa lebih renggang
― Bahan pengencer mengandung safranin sehingga spermatozoa lebih
jelas
― Bahan pengencer mengandung spermicide sehingga spermatozoa
mudehdihitung karena tidak bergerak.
Peralatan :
- Mikroskop
- Hamasitometer set lengkap dengan deck glass nya
Bahan : Sampel Semen/Ejakulat (Spermatozoa)
Reagen : reagen pengencer (Safranin 1 gr, Formalin 5ml, NaHCO3 5
gram, Aquadest 100ml. Reagen yang sudah jadi disaring
Prosedur :
1. Ambil cairan sperma yang telah homogen dengan pipet lekosit
sampai tanda 1
2. Kemudian pipet larutan pengencer ( spermicide ) sompai tanda 11
tepat
3. Campur baik-baik, buanglah 3 - 4 tetes cairan yang diujung pipet
lekosit tersebut
4. Teteskan setetes campuran sperma keatas kamar hitung yang telah
disiapkan
5. Mulailah menghitung spermatozoa seperti melakukan
penghitungan mikroskopis
6. Dihitung jumiah spermatozoa dalam 16 kotak kemudian hasilnya
dikalikan.
• 100.000 (bila dipakai pengencer 10x)
• 200.000 (bila dipakai pengencer 20x)
Perhitungan :
Volume kotak ( 16 kotak) : 1 x 1 x 0,1 mm3
= 0,1 mm3 panjang 1 mm, lebar 1 mm, Tinggi 0,1 mm
Misal :
Jumlah spermatozoa dalam kotak 16 buah = N buah pengencer yang
dipakai 10x
Jadi jumlah spermatozoa /mm3
= 10 x 10 x N/mm3
= 10O N/mm3
Untuk jumlah spermatozoa /ml
= 1000 x 100N/ml
= 100,000 N/ml
1cm3 = 1.000 mm3 ( cm = ml = cc )
• Vitalitas Spermatozoa
https://id.scribd.com/document/379533246/Kimia-Klinik-Pemeri
ksaan-Sperma
Morfologi Spermatozoa
Cara Kerja
a. 1 tetes sperma diteteskan di atas kaca objek
b. Dibuat sediaan apus kemudian diwarnai dengan zat warna Giemsa
atau Wright dan dibuat dua replikat, lalu diperiksa dibawah
mikroskop (pembesaran 100x)
c. Dilihat pada 200 spermatozoa per replikat dan tentukan morfologi
dalam persen
Struktur sel sperma matur
Nilai rujukan
Morfologi normal : > 4%
normal (WHO 2010).
• Pemeriksaan
aglutinasi sperma
Aglutinasi dilihat
dibawah mikroskop dan
dicatat persentase rata-
rata spermatozoa yang
berlengketan.