Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN

KEPERAWATAN
JIWA PADA
PASIEN
HALUSINASI

Oleh :
REZA AFRIANI
Pengertian Halusinasi
• Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh
panca indera tanpa adanya rangsang
(stimulus) eksternal (Cook & Fontain,
Essentials of Mental Health Nursing, 1987).
• Perubahan persepsi sensori: halusinasi adalah
salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan persepsi sensori, seperti
merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan, atau
penghiduan. (Nita, 2009).
Teori Halusinasi
• Teori Biokimia
Terjadi sebagai respons metabolisme terhadap
stres yang mengakibatkan terlepasnya zat
halusmogenik neurotik (buffofenon dan
dimethytransferase).
• Teori psikoanalisis
Merupakan respon pertahanan ego untuk
melawan rangsangan dari luar yang mengancam
dan ditekan untuk muncul dalam alam sadar.
Menurut Maramis, (1995) terdapat
beberapa jenis halusinasi di antaranya
Halusinasi
Penglihatan

Halusinasi Halusinasi
Pendengaran
Kinestetik

KLASIFIKASI

Halusinasi Halusinasi
Peraba Pencium

Halusinasi
Pengecap
Etiologi
Perkembangan

Sosiokultural

Biokimia

Faktor
Predisposisi Psikologis

Faktor
Presipitasi Genetik & pola asuh
Manifestasi Klinis
▫ Bicara sendiri.
▫ Senyum sendiri.
▫ Ketawa sendiri.
▫ Menggerakkan bibir tanpa suara.
▫ Tidak dapat membedakan yang nyata
dan tidak nyata.
▫ Terjadi peningkatan denyut jantung,
pernapasan dan tekanan darah.
▫ Sulit berhubungan dengan orang
lain.
▫ Ekspresi muka tegang.
▫ Mudah tersinggung, jengkel dan
marah.
▫ Ketakutan.
▫ Biasa terdapat disorientasi waktu,
tempat dan orang.
AKIBAT DARI HALUSINASI

Perbhan
sensori:halusinasi

Resiko mencederai diri sendiri, org


lain& lingkungan.

dapat melukai/ membahayakan diri,


orang lain dan lingkungan.
Tahapan Halusinasi
• Tahap I (Non-psikotik)
▫ Pada tahap ini, halusinasi mampu memberikan rasa nyaman
pada klien, tingkat orientasi sedang. Secara umum pada tahap ini
halusinasi merupakan hal yang menyenangkan bagi klien.

▫ Karakteristik:
 Mengalami kecemasan, kesepian, rasa bersalah, dan ketakutan.
 Mencoba berfokus pada fikiran yang dapat menghilangkan
kecemasan.
 Pikiran dan pengalaman sensorik masih ada dalam kontrol
kesadaran.

▫ Perilaku yng muncul:


 Tersenyum atau tertawa sendiri.
 Menggerakkan bibir tanpa suara.
 Pergerakan mata yang cepat.
• Tahap II (Non-psikotik)
▫ Pada tahap ini biasanya klien bersikap menyalahkan dan
mengalami tingkat kecemasan berat. Secara umum halusinasi
yang ada dapat menyebabkan antipati.

▫ Karakteristik:
 Pengalaman sensori menakutkan atas merasa dilecehkan oleh
pengalaman tersebut.
 Mulai merasa kehilangan kontrol.
 Menarik diri dari orang lain.

▫ Perilaku yang muncul:


 Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan, dan tekanan
darah.
 Perhatian terhadap lingkungan menurun.
 Konsentrasi terhaap pengalaman sensori pun menurun.
 Kehilangan kemampuan dalam membedakan antara halusinasi
dan
realita.
• Tahap III (Psikotik)
▫ Klien biasanya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri
tingkat
kecemasan berat, dan halusinasi tidak dapat ditolak lagi.

▫ Karakteristik:
 Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya.
 Isi halusinasi menjadi atraktif.
 Klien menjadi kesepian bila pengalaman sensori berakhir.

▫ Perilaku yang muncul:


 Klien menuruti perintah halusinasi
 Sulit berhubungan dengan orang lain.
 Perhatian terhadap lingkungan sedikit atas sesaat.
 Tidak mampu mengikuti perintah yang nyata.
 Klien tampak tremor dan berkeringat.
• Tahap IV (Psikotik)
▫ Klien sudah sangat dikuasai oleh halusinasi dan
biasanya klien terlihat panik.

▫ Perilaku yang muncul:


 Resiko tinggi mencederai
Agitasi/kataton.
Tidak mampu merespons
rangsangan yang ada.
Tahapan terjadinya halusinasi terdiri
dari 4 fase menurut Stuart dan Laraia
(2001)

Fase IV :
conquering
Fase III :
controlling

Fase II :
condemning

Fase I :
comforting
Askep Halusinasi
A. Pengkajian
▫ Membina Hubungan Saling Percaya dengan
Pasien
▫ Mengkaji jenis halusinasi
▫ Mengkaji Waktu, Frekuensi dan Situasi Muncul
Halusinasi
▫ Mengkaji Respons terhadap Halusinasi
B. Tindakan Keperawatan Pasien
Halusinasi
1.Tindakan keperawatan untuk
pasien
Membantu Pasien mengenali halusinasi yang
dialaminya
Melatih Pasien mengontrol halusinasinya
Membantu Pasien mengikuti program pengobatan
secara optimal
Dalam melatih kontrol halusinasi,
meliputi beberapa cara:
SP PASIEN:
• Menghardik halusinasi
• Bercakap-cakap dengan orang lain
• Melakukan aktivitas yang terjadwal
• Menggunakan obat secara teratur.
Next...
2. Tindakan keperawatan kepada
keluarga
▫ Membantu Keluarga untuk dapat merawat pasien
dirumah dan menjadi sistem pendukung yang
efektif untuk pasien.
SP KELUARGA:
• Pendidikan Kesehatan
tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami pasien, tanda dan
gejala halusinasi dan cara-cara merawat
pasien halusinasi.

• Melatih keluarga praktek merawat pasien


langsung dihadapan pasien.

• Menjelaskan perawatan lanjutan


Evaluasi
• Pasien mempercayai saudara sebagai terapis,
ditandai dengan:
▫ Pasien mau menerima saudara sebagai
perawatnya
▫ Pasien mau menceritakan masalah yang ia hadapi
kepada saudara, bahkan hal-hal yang selama ini
dianggap rahasia untuk orang lain.
▫ Pasien mau bekerja sama dengan saudara; setiap
program yang saudara tawarkann ditaati oleh
pasien.
Next...
• Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada
objeknya dan merupakan masalah yang harus
diatasi, ditandai dengan:
▫ Pasien mengungkapkan isi halusinasi yang
dialaminya
▫ Pasien menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasy
yang dialami
▫ Pasien menjelaskan situasi yang mencetuskan
halusinasi
▫ Pasien menjelaskan perasaannya ketika mengalami
halusinasi
▫ Pasien menjelaskan bahwa ia akan berusaha
mengatasi halusinasi yang dialaminya.
Next...
• Pasien dapat mengontrol halusinasi, ditandai
dengan:
▫ Pasien mampu memperagakan 4 cara mengontrol
halusinasi
▫ Pasien menerapkan 4 cara mengontrol
halusinasi
 Menghardik halusinasi
 Bercakap dengan orang lain disekitarnya bila timbul
halusinasi
 Menyusun jadwal kegiatan dari bagun tidur di pagi hari
sampai mau tidur pada malam hari selama 7 hari dalam
seminggu dan melaksanakan jadwal tersebut secara
mandiri
 Mematuhi program pengobatan
Next...
• Keluarga mampu merawat pasien dirumah, ditandai
dengan:
▫ Keluarga mampu menjelaskan masalah halusinasi
yang dialami oleh pasien
▫ Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien
dirumah
▫ Keluarga mampu memperagakan cara bersikap
terhadap pasien
▫ Keluarga mampu menjelaskan fasilitas kesehatan yang
dapat digunakan untuk mengatasi masalah pasien
▫ Keluarga melaporkan keberhasilannya merawat
pasien.
Dokumentasi
• Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan
pada setiap tahap proses keperawatan,
karenanya dokumentasi asuhan keperawatan
jiwa terdiri dari dokumentasi pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
CONTOH KASUS ASKEP JIWA

HALUSINASI
PENDENGARAN
LAPORAN PENDAHULUAN
( HARI PERTAMA PRAKTEK )
•Kasus (Masalah Utama)
Perubahan Persepsi Perseptual : Halusinasi Pendengaran
•Proses Terjadinya Masalah
Perubahan Persepsi Perseptual : Halusinasi merupakan salah satu masalah
keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi
sering diidentikkan dengan Schizofrenia. Dari seluruh klien Schizofrenia,
70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lain yang juga
disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manik depresif dan
delerium.
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA PASIEN Tn.R DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI RSKD NANIA

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn R
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kamal / Kairatu
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak ada
No. RM : 0102xx
Tanggal dirawat(MRS) : 01 - 06 - 2006
Tanggal/ Jam Pengkajian : 04 - 10 - 2017 / 10.00 wit
Ruang Rawat : Psikosomatik
ALASAN MASUK MENURUT REKAM
MEDIK
Klien mengalami putus obat
Klien pernah merusak barang-barang dirumah
Klien berkeliaran dijalan dengan tidak
memakai pakaian
Petugas RSKD membawa klien ke RSKD

• ALASAN MASUK MENURUT KLIEN


• Klien mengatakan masuk rumah sakit diantar
oleh bapak mantri
II. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG & FAKTOR PRESIPITASI
• Keadaan klien saat di RS / Saat pengkajian :
• Klien sering terlihat senyum-senyum sendiri
• Klien melihat dan menatap sesuatu dengan lama
• Klien sering ketawa-ketawa sendiri
• Klien mendengar bisikan di telinganya

III. FAKTOR PREDISPOSISI


RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
□ ya, klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
2. Pengobatan sebelumnya
□ Kurang berhasil
3. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh
kembang)
□ Tidak, klien tidak mengalami penyakit fisik
• RIWAYAT TRAUMA
- Aniaya fisik : Klien tidak pernah mengalami fisik
- aniaya Aniaya Seksual : klien tidak pernah mengalami
aniaya seksual
- Penolakan : klien tidak pernah mengalami
penolakan
- Kekerasan dalam keluarga : klien tidak pernah mengalami
kekerasan
- Tindakan criminal : klien tidak pernah melakukan
tindakan kriminal
Jelaskan : klien sudah sering masuk keluar rumah sakit klien pernah
dirawat dan keluar pada tahun 2005 dan kembali di rawat pada tahun
2006 karena klien putus obat dan samapi sekarang klien belum di jemput
oleh keluarganya.
Masalah Keperawatan :
- halusinasi pendengaran
- koping individu inefektif
- koping keluarga inefektif
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio, Psiko,
Kultural, dan Spiritual)
Klien mengatakan pernah mengikuti tes kepolisian dan gagal
sehingga klien merasa kecewa pada saat itu
Masalah keperawatan : respon pasca trauma

• RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Anggota keluarga yang gangguan jiwa?
□ya, Ada
Hubungan keluarga : saudara laki-laki
Gejala : halusinasi
Riwayat pengobatan : sudah mendapatkan pengobatan
dan sedang di rawat bersama
klien.
Masalah/Diagnosis Keperawatan: tidak ada
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 04-10-2017
Keadaan Umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Compos Menthis
Tanda vital:
TD : 110/70 mmhg
N : 82 x/m
S : 36,8°c
P : 20 x/m
BB: 60 kg TB: 161cm
Keluhan fisik:
□Tidak
□Ya,
Jelaskan:
Tidak ada keluhan fisik yang dirasakan klien
Jelaskan:
Pemeriksaan head to toe tidak ada
masalah
Penjelasan :
• Pola asuh : klien mengatakan sejak kecil
samapai dewasa klien di asuh dengan baik
• Pengambilan keputusan : klien mengatakan
bila mengalami masalah dalam keluarga
keluarganya sering menyelesaikannya
• Komunikasi : Jika ada masalah klien sering
memendamnya.
Masalah keperawatan : koping individu
inefektif
Masalah keperawatan : tidak ada
Masalah Keperawatan : tidak ada
X. ASPEK MEDIS
• Diagnosis medik : skizofrenia residual
( Halusinasi pendengaran )
• Terapi medik :
 - Risperidone 2 mg 2x1
- Carbamazepine 200mg 2x1
- Chlorpromazine 100mg 0-0-1
ANALISA DATA
DAFTAR MASALAH/DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1. PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI :


HALUSINASI PENDENGARAN
2. KOPING INDIVIDU INEFEKTIF
3. KOPING KELUARGA INEFEKTIF
4. RESPON PASCA TRAUMA
RISTI PK EFFECT

CORE PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI :


PROBLEM
HALUSINASI PENDENGAR

PENYEBAB

KOPING INDIVIDU INEFEKTIF KOPING KELUARGA INEFEKTIF


PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI :

HALUSINASI PENDENGARAN

Anda mungkin juga menyukai