Anda di halaman 1dari 37

Pengkajian Fetal

HERI YANIS (1915301010) ERLINAWATI, M.Keb


DEFINISI GERAKAN JANIN

Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana
gerakan janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini
dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim.
Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan 34-36 minggu
bagi wanita yang beresiko rendah mengalami insufisiensi uteroplasenta.
Sedangkan bagi wanita yang faktor resikonya telah diidentifikasi, perhitungan
gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu.
Gerakan janin pada primigravida dirasakan pada kehamilan 18 minggu,
sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu.
Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin
-          kapan gerakan muncul
-          usia kandungan
-          kadar glukosa
-          stimulus suara
-          status perilaku janin
-          penggunaan obat-obatan&kebiasaan merokok
-          hipoksia
-          asidemia
-          polihidramnion
-          oligohidramnion
Cara menghitung gerakan janin

dapat menggunakan metode count to ten (menghitung sampai 10) :


1.      Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari
2.      Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari.
3.      Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali gerakan
4.      Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10 jam
5.      Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan waktu
lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam
10 jam, maka hubungi bidan.
Kelebihan merode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah diinterpretasi.
DENYUT JANTUNG JANIN

Denyut jantung janin normal adalah


frekuensi denyut rata-rata saat wanita tidak
sedang bersalin, atau diukur di antara dua
kontraksi. Rentang normal adalah 120
sampai 160 denyut/menit. Bunyi denyut
jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah
bantal.
Alat Pemeriksa Denyut Jantung Janin

Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan
menggunakan :

1. Auskultasi periodik
Tersedia beberapa instrumen untuk mendeteksi
01 denyut jantung janin seperti :
Fetoskop (18 – 20 minggu), stetoskop Pinard/Laenec (18-20 minggu), Stetoskop
ultrasonografi dopler (12 minggu).

2.      Electronic Fetal Monitoring


Ada dua alat pemantauan janin secara elektronik yaitu : alat eksternal
(transducer eksternal) dan alat internal (elektroda spiral dan kateter
tekanan intrauterin). 03
01

03
Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin

 Dengan menggunakan stetoskop Pinard


1. Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan dari suara lain.
2. Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak perlu diperiksa
ditutup, pintu/jendela ditutup.
3. Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.
4. Mencari daerah/tempat dimana kita akan01 mendengarkan. Setelah daerah ditentukan,
stetoskop Pinard dipakai, bagian yang berlubang luas ditempatkan ke atas tempat/daerah
dimana kita akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang lubangnya sempit ditempatkan
pada telinga kita, letaknya tegak lurus.
5. Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut jantung janin. Bila telah
terdengar suatu detak, maka untuk memastikan apakah yang terdengar itu bunyi jantung
janin, detak ini harus disesuaikan dengan detak nadi ibu. Bila detakan itu sama dengan
nadi ibu, yang terdengar bukan jantung janin, tetapi detak aorta abdominalis dari ibu.
6. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin, maka dihitung
untuk mengetahui teraturnya dan frekuensi03denyut jantung janin itu.
 Dengan menggunakan doppler
1. Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan
2. Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang telah ditentukan.
Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udara antara kulit abdomen
dengan permukaan sensor. 01
3. Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian tekan
tombol start untuk mendengarkan denyut jantung janin.
4. Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan tombol
pengatur volume.
5. Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditunjukkan melalui monitor.

03
Cara Menghitung Denyut Jantung Janin

Menghitung denyut jantung janin yaitu selama


satu menit penuh. Hal ini dikarenakan pada
setiap detik itu terdapat perbedaan denyut
serta membandingkan dengan01rentang normal
selama satu menit.

03
Hal Yang Dapat Diketahui Dalam Pemeriksaan Djj

1.      Dari adanya denyut jantung janin :


• tanda pasti kehamilan
• anak hidup
01 terdengar
2.      Dari tempat denyut jantung janin
• presentasi janin
• posisi janin (kedudukan punggung)
• sikap janin
• adanya janin kembar
3.      Dari sifat denyut jantung janin
• keadaan janin 03
Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut
Jantung Janin
1.      Desir tali pusat. Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini terdengar
seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin. Suara ini tidak konstan,
kadang-kadang terdengar jelas ketika diperksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan di
lain tidak terdengar.
2.      Desir uterus. Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu.
01
Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini
dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai
tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan alirah darah ke
uterus meningkat, hingga pengaliran darah menjadi luas.
3.      Suara akibat gerakan janin. Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janin
mendapat reaksi dari luar.
4.      Gerakan usus . Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gas atau
cairan melalui usus ibu.
03
  Frekuensi Denyut Jantung

1.      Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit.
Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin.
Penyebabnya :
 Hipoksia janin tahap lanjut
 Obat-obatan Beta-adrenergetik (propanolol; anestetik untuk blok
epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)
 Hipotensi pada ibu
 Kompresi tali pusat yang lama
 Blok jantung kongenital pada janin
2.      Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit.
Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.
Penyebabnya :
-          Hipoksia janin dini
-          Demam pada ibu
-          Obat-obatan parasimpatik (atropin, hidroksizin)
-          Obat-obatan Beta-simpatomimetik (ritodrin, isoksuprin)
-          Amnionitis
-          Hipertiroid pada ibu
-          Anemia pada janin
-          Gagal jantung pada janin
-          Aritmia jantung pada janin
3.      Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal.
Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit.

a.   variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut dengan denyut berikutnya.
b.   variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik/ gelombang dasar dan biasanya
terdapat tiga sampai lima siklus permenit.

Penyebab variabilitas meningkat :


-          hipoksia ringan dini
-          stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibu
Penyebab variabilitas menurun :
-          Hipoksia/asidosis
-          Depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
-          Prematuritas
-          Siklus tidur janin
-          Aritmia jantung janin
Frekuensi Denyut Periodik

1.      Akselerasi
Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilai normal. Akselerasi denyut
jantung janin yang timbul saat gerakan janin terjadi merupakan indikasi janin sehat.
Penyebab :
-          Gerakan janin spontan
-          Pemeriksaan dalam
-          Presentasi sungsang
-          Tekanan fundus
-          Kontraksi rahim
-          Palpasi perut
2.      Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di
bawah nilai normal. Disebabkan oleh respon
parasimpatik, dapat dalam bentuk benigna atau bentuk -          Deselerasi variasi yaitu penurunan
yang tidak menyenangkan. sementara denyut jantung janin mendadak yang
Tiga tipe deselerasi : bervariasi dalam durasi, intensitas, dan waktu awitan
-          Deselerasi dini yaitu penurunan sementara kontraksi.
denyut jantung janin di bawah nilai normal sejalan Penyebab : kompresi tali pusat disebabkan oleh
kontraksi rahim. lilitan tali pusat, tali pusat pendek, tali pusat
Penyebab : Kompresi kepala sebagai akibat kontraksi membelit, tali pusat prolaps.
rahim, pemeriksaan dalam, tekanan fundus, pemasangan -          Deselerasi memanjang didefinisikan sebagai
alat pemantau internal. deselerasi tersendiri yang berlangsung 2 menit atau
-          Deselerasi lambat yaitu penurunan sementara lebih, tetapi kurang dari 10 menit dari awitan untuk
denyut jantung janin di bawah nilai normal pada fase kembali ke normal.
kontraksi. Penyebab : pemeriksaan panggul, pemasangan
Penyebab : insufisiensi uteruplasenta disebabkan oleh elektroda spiral, penurunan janin yang cepat,
hiperaktivitas atau hipertonisitas rahim, hipontensi supin penggunaan manuver valsava, prolaps tali pusat,
pada ibu, anastesi spinal atau epidural, plasenta previa, kejang ibu termasuk eklampsi dan epilepsi, hipotensi
solusio plasenta, gangguan hipertensi, IUGR, diabetes ibu pada posisi terlentang
mellitus dan amnionitis.
NST (Non Stress Test)

NST adalah cara pemeriksaan janin


dengan menggunakan
kardiotokografi, pada umur
kehamilan ≥ 32 minggu.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan
maksud melihat hubungan
perubahan denyut jantung dengan
gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan baik pada saat kehamilan
maupun persalinan.
Fungsi
 Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai
gambaran djj dalam hubungannya dengan gerakan /
aktivitas janin.
 Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon
stimulus secara normal dan apakah bayi menerima
cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia
kandungan minimal 26-28 minggu, atau kapanpun
sesuai dengan kondisi bayi.
 Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin
(djj) dalam hubungannya dengan gerakan atau
aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif
dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung
janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan
bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut
jantung janin.
Portfolio Presentation
Patofisiologi
Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh
sistem saraf autonom yaitu simpatis dan
parasimpatis. Bunyi jantung dasar dan
variabilitas dari jantung janin normal terjadi bila
oksigenasi jantung normal. Bila01 cadangan
plasenta untuk nutrisi (oksigen) cukup, maka
stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan
akselerasi bunyi jantung janin, dan stres
ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan
mengakibatkan deselerasi.

03
Cara MelakukanCara Melakukan
Persiapan tes tanpa kontraksi :
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh
diberikan sedativa.
Prosedur pelaksanaan :
 Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri
 Tekanan darah diukur setiap 10 menit
 Dipasang kardio dan tokodinamometer
 Frekuensi jantung janin dicatat
 Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi
 Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit
 Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak
reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang 2
jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)
 Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara
individual
Indikasi  .

Semua pasien yang ada kaitannya dengan


insufisiensi plasenta

Komplikasi .
02

Hipertensi ortostatik
Cara Membaca
Pembacaan hasil :
Reaktif, bila :
 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit
 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah
5 gerakan atau lebih dalam 20 menit
 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ”omega”
pada NST yang reaktif berarti janin dalam keadaan
sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian
 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan
NST diulang tiap hari, tipe yang lain diulang setiap
minggu
Tidak reaktif, bila :
 Denyut jantung basal 120-160 kali per menit
 Variabilitas kurang dari 6 denyut /menit
 Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan
dalam 20 menit
 Tidak ada akselerasi denyut jantung janin
meskipun diberikan rangsangan dari luar
Sinusoidal, bila :
 Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung
asal
 Tidak ada gerakan janin
 Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan
bahaya. Bila paru-paru janin matur, janin
dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada
keadaan isoimunisasi-RH
Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal
(baik reaktif ataupun non reaktif) apabila
ditemukan :
a. Bradikardi
b. Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau
djj mencapai 90 dpm, yang lamanya 60 detik atau
lebih. Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan
terminasi kehamilan bila janin sudah viable atau
pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin
belum viable
Amniocentesis
Amniosintesis adalah tes untuk
mengetahui kelainan genetik pada bayi
dengan memeriksa cairan ketuban
atau cairan amnion. Di dalam cairan
amnion terdapat sel fetal (kebanyakan
kulit janin) yang dapat dilakukan
analisis kromosom, analisis biokimia
dan biologi. Ultrasonografi
digunanakan untuk memastikan posisi
kandungan, plasenta, dan janin serta
jumlah cairan amnion yang mencukupi.
Manfaat pemeriksaan amniosintesis

• Mengetahui kelainan bawaan (Syndrome


down,dll)
• Mengetahui jenis kelamin bayi.
• Mengetahui tingkat kematangan paru janin.
• Mengetahui ada tidaknya infeksi cairan
amnion.
Tes ini diutamakan untuk  wanita hamil yang
berisiko tinggi, yaitu :
 Wanita yang mempunyai riwayat keluarga
dengan kelainan genetik.
 Wanita berusia di atas 35 tahun.
 Wanita yang memiliki hasil tes yang abnormal
terhadap sindrom down pada trimester
pertama kehamilan.
 Wanita dengan kelainan pada pemeriksaan
USG
 Wanita dengan sensitisasi Rh.
Risiko Amniosintesis
 Kebocoran atau infeksi terhadap air
ketuban
 Jarum menyentuh bayi
 Kelahiran prematur
 Keguguran
Pemeriksaan
Ibu berbaring telentang
Perut ibu dibersihkan
Dokter menggunakan ultrasonografi untuk melihat bayi, dan
untuk mencari area yang aman dalam air ketuban. Ultrasonografi
adalah gambar dari bayi Anda yang ditangkap dengan
menggunakan gelombang suara.
Kemudian jarum dimasukkan ke dalam uterus untuk mengambil
cairan amnion.
Dokter mengambil sejumlah kecil cairan kemudian mengeluarkan
jarum. Jarum berada di dalam selama kurang dari 1 menit
Sebuah layar diletakkan di sebelah perut ibu selama 15-30 menit
untuk memantau detak jantung bayi .
Hasil pemeriksaan bisa didapatkan dalam waktu sekitar 2 minggu
Amniosentesis Dini
 Pemeriksaan dilakukan antara usia
gestasi 11 sampai 14 minggu.
 Cairan yang diambil lebih sedikit 1 mL
per setiap minggu gestasi.
 Risiko keguguran dan komplikasi lebih
tinggi.
Amniosentesis trimester kedua
 Untuk diagnostik genetik biasanya dilakukan
pada usia gestasi 15-20 minggu.
 Tindakan dipandu dengan bantuan USG realtime
 Jarum spinal no. 20 sampai 22 dimasukkan ke
dalam kantong amnion, sambil menghindari
plasenta, tali pusat dan janin.
 Cairan yang diambil sebanyak 20 mL
 Jarum dikeluarkan dan diamati apakah ada
perdarahan pada bekas tusukan jarum
 Risiko yg dpt terjadi : Trauma janin/maternal,
Infeksi , Abortus/persalinan prematur
Kesimpulannya,
amniocentesis pada umumnya aman dan
dapat dipercaya, tetapi tetap tidak bebas
sama sekali dari faktor risiko. Penting
sekali untuk digunakan dengan selektif
dan tetap dijelaskan kepada pasangan
pasien yang menginginkannya.
• Infographic Style
DAFTAR PUSTAKA

Nura Suciati Fauzia.(2016). PENGKAJIAN FETAL. Tersedia di: https://


www.academia.edu/35185966/PENGKAJIAN_FETAL

Ebook.(2013). Pengkajian Fetal . Tersedia di: https://www.scribd.com/doc/185756221/Pengkajian-Fetal

Aou Raito.(2014).MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN MENENTUKAN DIAGNOSA PADA
KEHAMILAN. http://aouraito.blogspot.com/2014/12/makalah-askeb-1-tentang-pengkajian.html
Thank You

Anda mungkin juga menyukai