Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana
gerakan janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini
dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim.
Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan 34-36 minggu
bagi wanita yang beresiko rendah mengalami insufisiensi uteroplasenta.
Sedangkan bagi wanita yang faktor resikonya telah diidentifikasi, perhitungan
gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu.
Gerakan janin pada primigravida dirasakan pada kehamilan 18 minggu,
sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu.
Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin
- kapan gerakan muncul
- usia kandungan
- kadar glukosa
- stimulus suara
- status perilaku janin
- penggunaan obat-obatan&kebiasaan merokok
- hipoksia
- asidemia
- polihidramnion
- oligohidramnion
Cara menghitung gerakan janin
Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan
menggunakan :
1. Auskultasi periodik
Tersedia beberapa instrumen untuk mendeteksi
01 denyut jantung janin seperti :
Fetoskop (18 – 20 minggu), stetoskop Pinard/Laenec (18-20 minggu), Stetoskop
ultrasonografi dopler (12 minggu).
03
Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin
03
Cara Menghitung Denyut Jantung Janin
03
Hal Yang Dapat Diketahui Dalam Pemeriksaan Djj
1. Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit.
Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin.
Penyebabnya :
Hipoksia janin tahap lanjut
Obat-obatan Beta-adrenergetik (propanolol; anestetik untuk blok
epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)
Hipotensi pada ibu
Kompresi tali pusat yang lama
Blok jantung kongenital pada janin
2. Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit.
Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.
Penyebabnya :
- Hipoksia janin dini
- Demam pada ibu
- Obat-obatan parasimpatik (atropin, hidroksizin)
- Obat-obatan Beta-simpatomimetik (ritodrin, isoksuprin)
- Amnionitis
- Hipertiroid pada ibu
- Anemia pada janin
- Gagal jantung pada janin
- Aritmia jantung pada janin
3. Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal.
Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit.
a. variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut dengan denyut berikutnya.
b. variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik/ gelombang dasar dan biasanya
terdapat tiga sampai lima siklus permenit.
1. Akselerasi
Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilai normal. Akselerasi denyut
jantung janin yang timbul saat gerakan janin terjadi merupakan indikasi janin sehat.
Penyebab :
- Gerakan janin spontan
- Pemeriksaan dalam
- Presentasi sungsang
- Tekanan fundus
- Kontraksi rahim
- Palpasi perut
2. Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di
bawah nilai normal. Disebabkan oleh respon
parasimpatik, dapat dalam bentuk benigna atau bentuk - Deselerasi variasi yaitu penurunan
yang tidak menyenangkan. sementara denyut jantung janin mendadak yang
Tiga tipe deselerasi : bervariasi dalam durasi, intensitas, dan waktu awitan
- Deselerasi dini yaitu penurunan sementara kontraksi.
denyut jantung janin di bawah nilai normal sejalan Penyebab : kompresi tali pusat disebabkan oleh
kontraksi rahim. lilitan tali pusat, tali pusat pendek, tali pusat
Penyebab : Kompresi kepala sebagai akibat kontraksi membelit, tali pusat prolaps.
rahim, pemeriksaan dalam, tekanan fundus, pemasangan - Deselerasi memanjang didefinisikan sebagai
alat pemantau internal. deselerasi tersendiri yang berlangsung 2 menit atau
- Deselerasi lambat yaitu penurunan sementara lebih, tetapi kurang dari 10 menit dari awitan untuk
denyut jantung janin di bawah nilai normal pada fase kembali ke normal.
kontraksi. Penyebab : pemeriksaan panggul, pemasangan
Penyebab : insufisiensi uteruplasenta disebabkan oleh elektroda spiral, penurunan janin yang cepat,
hiperaktivitas atau hipertonisitas rahim, hipontensi supin penggunaan manuver valsava, prolaps tali pusat,
pada ibu, anastesi spinal atau epidural, plasenta previa, kejang ibu termasuk eklampsi dan epilepsi, hipotensi
solusio plasenta, gangguan hipertensi, IUGR, diabetes ibu pada posisi terlentang
mellitus dan amnionitis.
NST (Non Stress Test)
03
Cara MelakukanCara Melakukan
Persiapan tes tanpa kontraksi :
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh
diberikan sedativa.
Prosedur pelaksanaan :
Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri
Tekanan darah diukur setiap 10 menit
Dipasang kardio dan tokodinamometer
Frekuensi jantung janin dicatat
Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi
Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit
Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak
reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang 2
jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)
Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara
individual
Indikasi .
Komplikasi .
02
Hipertensi ortostatik
Cara Membaca
Pembacaan hasil :
Reaktif, bila :
Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit
Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah
5 gerakan atau lebih dalam 20 menit
Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ”omega”
pada NST yang reaktif berarti janin dalam keadaan
sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian
Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan
NST diulang tiap hari, tipe yang lain diulang setiap
minggu
Tidak reaktif, bila :
Denyut jantung basal 120-160 kali per menit
Variabilitas kurang dari 6 denyut /menit
Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan
dalam 20 menit
Tidak ada akselerasi denyut jantung janin
meskipun diberikan rangsangan dari luar
Sinusoidal, bila :
Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung
asal
Tidak ada gerakan janin
Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan
bahaya. Bila paru-paru janin matur, janin
dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada
keadaan isoimunisasi-RH
Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal
(baik reaktif ataupun non reaktif) apabila
ditemukan :
a. Bradikardi
b. Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau
djj mencapai 90 dpm, yang lamanya 60 detik atau
lebih. Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan
terminasi kehamilan bila janin sudah viable atau
pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin
belum viable
Amniocentesis
Amniosintesis adalah tes untuk
mengetahui kelainan genetik pada bayi
dengan memeriksa cairan ketuban
atau cairan amnion. Di dalam cairan
amnion terdapat sel fetal (kebanyakan
kulit janin) yang dapat dilakukan
analisis kromosom, analisis biokimia
dan biologi. Ultrasonografi
digunanakan untuk memastikan posisi
kandungan, plasenta, dan janin serta
jumlah cairan amnion yang mencukupi.
Manfaat pemeriksaan amniosintesis
Aou Raito.(2014).MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN MENENTUKAN DIAGNOSA PADA
KEHAMILAN. http://aouraito.blogspot.com/2014/12/makalah-askeb-1-tentang-pengkajian.html
Thank You