Anda di halaman 1dari 37

ILMU ALAMIAH DASAR

Ilmu Alamiah (I.A) : Ilmu pengetahuan alam, Ilmu


Kealaman, dalam bahasa inggris disebut Natural
science atau disingkat sience dan dalam bahasa
Indonesia gunakan istilah sains.

Pengertian : Ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-


gejala dalam alam semesta, termasuk bumi, sehingga
terbentuk konsep dan prinsip. Jadi, Ilmu Alamiah Dasar
(Basic Natural Science) hanya mengkaji konsep-konsep
dan prinsip-prinsip dasar yang esensial.
Ilmu alamiah murni memang tidak langsung mempunyai
peranan dalam kehidupan manusia secara langsung,
tetapi antara ilmu murni dan ilmu terapan (teknologi)
mempunyai hubungan yang erat. Dari konsep atau
prinsip ilmu murni dapat dikembangkan ilmu terapan,
sebaliknya teknologi atau ilmu terapan memberikan
sumbangan penemuan-penemuannya kepada prinsip
atau hukum-hukum baru.

MANUSIA : (1) organ tubuhnya kompleks dan sangat


khusus, terutama otaknya, (2) mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat,
yakni ada zat yang masuk dan keluar, (3) memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar,
(4) memiliki potensi untuk berkembang, (5) tumbuh dan
berkembang, (6) berinteraksi dengan lingkungannya, (7)
bergerak.
Kuriositas (Rasa Ingin Tahu) dan Akal Budi

Semua makhluk hidup termasuk manusia


memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari
lingkungan. Misalya, tumbuhan memberikan reaksi
terhadap sinar matahari untuk mengadakan
fotosintesis, hewan tingkat tinggi memberikan
reaksi terhadap lingkungan dengan mengadakan
penjelajahan ingin tahu daerah lain.
Rasa ingin tahu atau kuriositas pada hewan itu
didorong oleh naluri (instinct) dan oleh Asimov
(1972) disebut idle curiosity. Naluri itu bertitik pusat
pada mempertahankan kelestarian hidup dan
sifatnya tetap sepanjang zaman.
Manusia mempunyai naluri seperti tumbuhan
dan hewan, tetapi juga mempunyai akal budi
sehingga rasa ingin tahu itu tidak tetap
sepanjang zaman. Rasa ingin tahu manusia
tidak pernah dapat dipuaskan.

Manusia mampu menggunakan


pengetahuan yang telah lama diperoleh
untuk dikombinasikan dengan pengetahuan
baru menjadi pengetahuan yang lebih baru
lagi. Hal yang demikian berlangsung
berabad-abad sehingga terjadi akumulasi
pengetahuan.
Mitos dapat diterima orang pada saat itu
karena keterbatasan penginderaan dan
penalaran serta hasrat ingin tahu yang perlu
segera dipenuhi.

Seiring kemajuan zaman, lahirlah ilmu


pengetahuan dan metode pemecahan
masalah secara ilmiah yang selanjutnya
terkenal dengan metode ilmiah (Scientific
method).
Perkembangan Alam Pikiran Manusia

Manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap


rahasia alam dengan menggunakan pengamatan
dan penggunaan pengalaman, tetapi sering tidak
dapat menjawab masalah dan tidak memuaskan.

Dengan menggunakan logika, muncullah


pengetahuan yang berhubungan dengan kejadian-
kejadian alam. Pengetahuan baru yang merupakan
kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan
kepercayaan disebut mitos. Cerita-cerita mitos itu
disebut legenda.
Lahirnya Ilmu Alamiah : manusia sebagai makhluk
hidup melalui pancainderanya memberikan
tanggapan terhadap semua rangsangan, termasuk
gejala di alam semesta ini. Tanggapan terhadap
gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa alam
merupakan suatu pengalaman.

Pengalamam merupakan salah satu cara


terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-
fakta. Pengalaman itu akan bertambah terus
selama manusia ada dimuka bumi ini dan
mewariskan pengetahuan itu kepada generasi
berikutnya.
Pertambahan pengetahuan (knowledge) : (1)
dorongan untuk memuaskan diri yang bersifat
non praktis atau teoritis guna memenuhi
kuriositas dan memahami hakikat alam semesta
dan isinya, (2) dorongan praktis, yang
memanfaatkan pengetahuan itu untuk
meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi.

Ilmu Alamiah merupakan kegiatan manusia yang


bersifat aktif dan dinamis. Artinya, kegiatan
manusia yang tidak ada hentinya dari hasil
percobaan akan menghasilkan konsep,
selanjutnya konsep tersebut mendorong
dilakukan percobaan berikutnya dan seterusnya.
Kriteria Ilmiah
Kriteria atau patokan merupakan rambu-rambu untuk
menentukan benar atau tidak benarnya sesuatu untuk
masuk status tertentu. Pengetahuan termasuk kategori
ilmu pengetahuan jika kriterianya terpenuhi yakni:
a. Teratur
b. Sistematis
c. Berobjek
d. Bermetode
e. Berlaku secara universal

Oleh karena, Ilmu Alamiah mempelajari segala sesuatu di


alam semesta ini sehingga alam semesta menjadi objek.
Sedangkan, tujuan Ilmu Alamiah menurut beberapa ahli
adalah mencari kebenaran tentang objeknya, dan
kebenaran itu bersifat relatif.
METODE ILMIAH

Segala kebenaran yang terkandung dalam Ilmu


Alamiah terletak pada metode ilmiah. Kelebihan
dan kekurangan I.A ditentukan oleh metode ilmiah,
maka pemecahan segala masalah yang tidak dapat
diterapkan metode ilmiah, tidaklah ilmiah.

1. Penginderaan
2. Masalah atau problem
3. Hipotesis
4. Eksperimen
5. Teori
Penginderaan : merupakan langkah pertama dari
metode ilmiah dan segala sesuatu yang tidak
dapat diindera, maka tidak dapat diselidiki oleh
I.A, walaupun penginderaan tidak selalu
langsung.
Agar penginderaan tepat dan benar, maka perlu
pengulangan, dan pengulangan itu dapat
dilakukan juga orang lain.

Problem : setelah penginderaan dan perenungan


dilakukan, langkah selanjutnya adalah
menemukan masalah. Dengan kata lain,
membuat pertanyaan ; apakah yang ditemukan
melalui penginderaan itu? Mengapa begitu?
Bagaimana hal itu terjadi? Dan seterusnya.
Hipotesis : pertanyaan yang tepat akan melahirkan
suatu jawaban dan jawaban itu bersifat
sementara yang merupakan suatu dugaan. Dalam
I.A dugaan sementara itu disebut hipotesis. Untuk
membuktikan apakah dugaan itu benar atau tidak,
diperlukan fakta atau data. Fakta itu dapat
dikumpulkan melalui survei atau eksperimen.

Hipotesis, selain didukung data; agar mudah


dibuktikan harus bersifat sederhana dan memiliki
jangkauan yang jauh.
Keadaan yang ideal untuk membuktikan
kebenaran suatu hipotesis adalah melalui
pengujian dengan eksperimen.
Eksperimen : eksperimen atau percobaan
merupakan langkah ilmiah keempat. Pada titik ini,
I.A dan non I.A dapat dipisahkan secara sempurna.

Sebagian besar orang mengadakan


penginderaan, menyusun pertanyaan, dan
menduga jawabannya. Namun terkadang orang
biasa (non ilmuwan) akan berhenti sampai disitu
saja. Sebaliknya, seorang ilmuwan tidak akan
berhenti sampai disitu, tetapi akan meneruskan
pertanyaan; “mana buktinya?”.
Dalam sejarah, cara demikian merupakan suatu
cara untuk menghilangkan pendapat umum yang
emosional, tidak didukung oleh bukti. Pendapat
atau jawaban atas masalah yang tidak didukung
oleh bukti merupakan ilusi dan tidak bijaksana.
Eksperimen dapat menunjukkan bukti, sehingga
jawaban yang bersifat dugaan itu menjadi jawaban
yang benar atau alamiah. Eksperimen yang baik harus
dirancang dengan seksama sehingga semua faktor
dapat dikendalikan dan hipotesis dapat diuji
kebenarannya.

Teori : bukti eksperimen merupakan dasar langkah


ilmiah berikutnya, yakni teori. Apabila suatu hipotesis
telah didukung oleh bukti atau data yang meyakinkan
dan bukti itu diperoleh dari berbagai eksperimen yang
dilakukan dilaboratorium, dimana eksperimen itu
dilakukan oleh berbagai peneliti dan bukti-bukti
menunjukkan hal yang dapat dipercaya dan valid,
walaupun dengan keterbatasan tertentu, maka disusun
suatu teori.
Keterbatasan Ilmu Alamiah : Penginderaan,
penemuan masalah, penyusunan hipotesis,
eksperimen, dan teori merupakan urutan langkah
atau prosedur ilmiah yang lazim.

Bidang Ilmu Alamiah : Yang menentukan bidang


I.A adalah metode ilmiah karena bidang I.A adalah
wahana dimana metode ilmiah dapat diterapkan.
Sebaliknya, bidang non I.A adalah wahana dimana
metode ilmiah tidak dapat diterapkan.
Hal tersebut dapat dipakai untuk menjelaskan
masalah yang sering dilontarkan, misalnya konsep
tentang TUHAN.
Tujuan Ilmu Alamiah : Konsekuensi metode ilmiah
adalah menerapkan I.A yaitu membentuk dan
menggunakant teori. Beberapa orang mengatakan
bahwa tujuan I.A adalah mencari kebenaran,
menemukan fakta.

Seperti telah dijelaskan mengenai metode ilmiah


menunjukkan bahwa metode ilmiah tidak dapat
berhubungan dengan macam-macam kebenaran
mutlak. Karena, sesuatu yang mutlak berarti telah
berakhir.
Metode ilmiah tidak dapat menentukan sesuatu
secara mutlak. Jika sesuatu telah diketahui
mutlak, maka I.A tidak dapat diharapkan untuk
bertindak lebih lanjut.
Ilmu Alamiah dan Nilai : metode ilmiah tidak
dapat memberikan nilai atau moral terhadap
suatu keputusan. Manusia pemakai I.A-lah yang
menilai apakah hasil I.A itu baik atau sebaliknya.
Ilmuwan yang bekerja dalam penemuan energi
nuklir, zat antibiotik, dan lain-lain tidak
menyatakan apakah penemuannya baik atau
jelek.

Ilmu Alamiah tidak dapat menilai hal lain,


misalnya tentang cinta, keindahan, kejahatan,
kebahagiaan, kebaikan, kebebasan, dan harta
benda yang merupakan nilai kemanusiaan yang
tidak dapat dijangkau oleh I.A.
Bila dapat menilai, itu bukan merupakan
penelitian ilmiah.
FILSAFAT ILMU ALAMIAH

Dampak yang penting dalam metode ilmiah


adalah menentukan filsafat yang berfungsi
sebagai dasar acuan ilmiah.
Berbicara tentang filsafat I.A hendaknya dapat
verifikasi keseluruhan atau bagian demi bagian
melalui analisis eksperimental sehingga memiliki
nilai ilmiah. Filsafat yang tidak dapat diverifikasi
tidak akan memiliki nilai ilmiah, walaupun filsafat
itu memiliki nilai baik dalam segi lain dalam
pikiran atau pandangan manusia.
Vitalisme : merupakan suatu doktrin yang menyatakan
adanya kekuatan di luar alam. Kekuatan itu memiliki
peranan yang esensial yang mengatur segala sesuatu
yang terjadi di alam semesta ini. Kekuatan itu disebut
dengan berbagai sebutan, misalnya Tuhan Yang Maha
Esa, atau secara sederhana sebagai gaya vital atau
elan vital.

Mekanisme : merupakan pandangan yang


menyatakan bahwa penyebab yang mengatur semua
gerakan di alam semesta ini adalah sejumlah hukum
alam.
Berdasarkan hasil penginderaan menunjukkan bahwa
semua peristiwa atau gejala di alam semesta ini
berdasarkan hukum alam, misalya hukum fisika, dan
hukum kimiawi. Dengan dasar hukum alam itu,
pandangan mekanisme dianalisis secara eksperimental
menurut metode ilmiah.
Agnotisme : pandangan yang melepaskan diri
atau tidak memperdulikan ada atau tidak adanya
Sang Pencipta. Mereka yang mengikuti aliran ini
hanya mempelajari gejala-gejala alam.

Filsafat Pancasila : filsafat negara dan bangsa


Indonesia adalah Pancasila sehingga semua
warga negara, termasuk ilmuwan Indonesia,
adalah penganut filsafat Pancasila yang berarti
menganut Teisme.
Bahasa Ilmu Alamiah : ilmu alamiah sebagai
kesatuan yang utuh sebagai bentuk bahasa.

Secara mendasar Ilmu Alamiah merupakan,


suatu bahasa, suatu sistem komunikasi. Agama,
seni, politik, bahasa indonesia, bahasa inggris,
dan bahasa-bahasa lainnya juga sebagai sistem
komunikasi.

Dengan Ilmu Alamiah, manusia dapat


menjelajah wahana-wahana baru dalam alam
pikiran dan dapat memahami, seperti
memahami negara-negara yang ada dimuka
bumi ini.
Seperti bahasa lainnya, Ilmu Alamiah juga memiliki
tata bahasa, yaitu metode ilmiah; memiliki pengarang
yaitu para ilmuwan; dan kepustakaan (karya ilmiah)
dengan berbagai dialek atau bentuk ekspresi, yaitu
sebagai Fisika, Kimia, Biologi, IPBA, dan sebagainya.

Ilmu Alamiah benar-benar merupakan bahasa yang


universal, dimengerti oleh semua orang dimuka bumi
ini. Seni dan Agama juga bersifat universal, tetapi
memiliki perbedaan, misalnya agama Islam, Kristen,
Hindu, dan Budha yang masing-masing agama
memiliki relung-relung yang berbeda karena memiliki
keyakinan yang berbeda. Sebaliknya, dalam I.A
terdapat ide yang dinyatakan dalam bahasa yang
berbeda, tetapi setara.
Suatu hal yang terpenting adalah dalam dunia ini
tidak ada rumusan ide yang paling benar yang
dapat mencakup segala bahasa. Perbedaan
rumusan selalu ada dan pada satu sisi
bermanfaat, lebih memuaskan, atau lebih efektif.
Oleh karena itu siapa yang ahli dalam berbagai
bahasa dapat menjelajah kewahana-wahana
yang lebih luas serta mudah merasakan dan
menyatu dengan ide.

Dalam “bahasa” ini, tampaknya kita berhadapan


dengan berbagai patokan dalam menghadapi
sistem komunikasi yang berbeda yang kita
gunakan.
RELATIVITAS ILMU ALAMIAH

Kebenaran yang ditemukan oleh manusia pada


suatu saat dapat disangkal atau diubah dengan
kebenaran yang baru.

Teori yang tidak cocok dengan hasil pengamatan


yang baru, diganti dengan teori yang lebih
memenuhi keperluan para ilmuwan.

Para Ilmuwan menyadari bahwa kebenaran yang


ditemukan oleh manusia tidak pernah merupakan
kebenaran mutlak. Para ilmuwan sebagai pencari
kebenaran tidak mengharapkan kepastian berakhir.
Perubahan merupakan sifat yang dominan dalam alam
semesta ini. Setiap penemuan akan disusul satu batas
tembok masalah ketidaktahuan baru. Bila tembok itu
dapat diatasi, para ilmuwan akan menemukan tembok
ketidaktahuan yang baru yang lebih tinggi lagi, dan
seterusnya.

Pencarian kebenaran akan berlanjut, tidak akan


berakhir dan tidak ada masalah yang dapat
diselesaikan dengan tuntas.
Oleh karena itu, tindakan yang paling baik adalah
mendapatkan kesimpulan sementara yang bersifat
tentatif yang didasarkan pada semua data yang ada.
Demikianlah kebenaran dalam sains, tidak pernah
mutlak dan tidak pernah lengkap.
Bagan Perkembangan Konsep Dalam Ilmu Pengetahuan :
Teori (T1)
deduksi
Dugaan
Hipotesis (H1)
verifikasi
Temuan/Teori Baru (T2)
verifikasi

H2
deduksi

T3

Dst
Berdasarkan bagan yang diatas maka dapat
diuraikan sebagai berikut :
(1) Seorang Ilmuwan mula-mula berpegang pada
konsep/teori;
(2) Dari konsep/teori tersebut dia melakukan
deduksi untuk merumuskan hipotesis;
(3) Berdasarkan pada hipotesisnya, Ilmuwan
merancang cara pengujian hipotesisnya;
(4) Hasil pengujiannya merupakan konsep/teori
baru atau pembaharuan konsep.
Siklus inilah yng disebut dedukto-hipotetiko-
verifikatif yang merupakan siklus pengembangan
ilmu.
SIKAP ILMIAH : Salah satu tujuan dalam mempelajari
Ilmu Alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah.

a. Memiliki rasa ingin tahu atau kuriositas yang tinggi


dan kemampuan belajar yang besar.

Seseorang yang mempunyai sikap ilmiah apabila melihat


peristiwa gejala alam akan terangsang untuk ingin tahu lebih
lanjut, mengenai apa, bagaimana, dan mengapa peristiwa atau
gejala itu terjadi. Dengan pertanyaan-pertanyaan itu ia akan
mencari informasi melalui berbagai sumber, dan salah satu
sumber adalah buku-buku teks yang berhubungan dengan
masalah tersebut. Dengan rasa ingin tahu dan disertai minat,
maka timbul dorongan yang besar untuk mempelajari masalah
itu lebih jauh melalui berbagai sumber lain, yang pada akhirnya
mendapat kepuasan rohaniah.
b. Tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti.

Apabila dalam masyarakat timbul suatu isu (issue)


atau berita, seseorang yang memiliki sikap ilmiah
tidak begitu saja menerima kebenaran isu atau berita
itu, tetapi ia memerlukan bukti kebenarannya.

c. Jujur

Seorang ilmuwan wajib melaporkan hasil


pengamatannya secara objektif. Seorang ilmuwan
dalam kehidupan sehari-hari mungkin saja tidak lebih
jujur dari manusia lainnya. Namun dalam penelaahan
ilmiah ada hal-hal yang memaksa pada ilmuwan,
yakni yang disebut kontrol.
d. Terbuka

Seseorang ilmuwan mempunyai pandangan luas,


terbuka, dan bebas dari praduga. Ia meyakini
bahwa prasangka, kebencian, baik pribadi maupun
golongan serta pembunuhan adalah sangat kejam.
Ia tidak akan berusaha memperoleh dugaan bagi
buah pikirannya atas dasar prasangka. Ia akan
terus berusaha mengetahui kebenaran tentang
alam, materi, moral, politik, ekonomi, dan hidup. Ia
tidak akan meremehkan suatu gagasan baru, ia
akan menghargai setiap gagasan baru dan
mengujinya sebelum diterima atau ditolak. Jadi, ia
terbuka akan pendapat orang lain.
e. Toleran.

Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa ia paling hebat. Ia


bahkan bersedia mengakui bahwa orang lain mungkin lebih
banyak pengetahuannya, bahwa pendapatnya mungkin
saja salah, sedangkan pendapat orang lain mungkin benar.
Ia bersedia menerima gagasan orang lain setelah diuji. Ia
tidak akan memaksakan suatu pendapat kepada orang lain,
ia mempunyai tenggang rasa atau sikap toleran yang tinggi,
jauh dari sikap angkuh.

f. Skeptis

Ilmuwan pencari kebenaran akan bersikap berhati-hati,


meragui, atau skeptis. Ia akan menyelidiki bukti-bukti yang
melatarbelakangi suatu kesimpulan. Ia tidak akan sinis,
tetapi kritis untuk memperoleh data yang menjadi dasar
suatu kesimpulan itu. Ia tidak akan menerima suatu
kesimpulan tanpa didukung bukti-bukti yang kuat.
g. Optimis.

Seorang ilmuwan selalu berpengharapan yang baik . Ia tidak


akan mengatakan bahwa sesuatu itu tidak dapat dikerjakan,
tetapi akan mengatakan, “Berikan saya kesempatan untuk
memikirkan dan mencoba mengerjakan”. Ia selalu optimis.

h. Pemberani.

Ilmu pengetahuan merupakan hasil usaha keras dan sifatnya


pribadi. Ilmuwan sebagai pencari kebenaran akan berani
melawan semua ketidakbenaran, penipuan, kepura-puraan,
kemunafikan, dan kebatilan yang akan menghambat kemajuan.

i. Kreatif dan Swadaya.

Seseorang Ilmuwan harus kreatif dalam usaha pengembangan


ilmu pengetahuan yang dimilikinya, selalu mengkreasikan
ilmunya menjadi sesuatu yang baru dan tidak terbatas pada
satu hal saja.
PEMBENTUKAN SIKAP ILMIAH
Sifat-sifat tersebut diatas menunjukkan kepada kita arah tujuan
yang hendak dicapai seseorang yang hendak menumbuhkan
sikap ilmiah pada dirinya. Tidak seorang pun dilahirkan dengan
memiliki sikap ilmiah. Mereka yang telah memperoleh sikap itu
telah berbuat dengan usaha yang sungguh-sungguh.

Jiwa dari sikap ilmiah, sebagaimana jiwa sikap-sikap yang lain,


mungkin diresapi daripada yang diajarkan. Jiwa atau semangat
itu sering didapatkan dari pergaulan seseorang dengan
seseorang yang telah berhasil mengembangkan semangat itu
dalam hidupnya.

Sikap ilmiah dapat ditumbuhkan dan dibentuk dengan


membaca riwayat hidup (biografi) atau lebih baik tulisan-tulisan
ilmuwan besar dunia.
Dengan membaca biografi mereka, kita akan mendapatkan
dorongan dan minat baru karena disamping mengetahui
keberhasilan mereka, kita akan melihat kelemahan manusia
walaupun ilmuwan besar sekalipun.
PERANAN DAN DAMPAK ILMU ALAMIAH DAN
TEKNOLOGI
1. Dampak Ilmu Alamiah dan Teknologi terhadap kebutuhan
pokok (Sandang, Papan dan Pangan).

a) Sandang : ilmu alamiah dan teknologi telah banyak


sumbangannya dalam bidang sandang, andaikata tidak
barangkali masih saja hidup dalam zaman purba di mana
manusia masih menggunakan kulit kayu atau daun-daunan
sebagai penutup tubuh kita. Ilmu alamiah dan teknologi telah
menolong manusia dalam pengadaan mesin-mesin tekstil.
Dengan teknologi itu, orang tidak perlu menunggu terlalu lama
hasil dan dengan serat-serat sintetis orang dapat membuat
serat tekstil secara besar-besaran dalam waktu yang singkat.
Dampak negatif dari penemuan ilmu alamiah dan teknologi ini
sehubungan dengan polimer sintetis, yaitu bahwa bahan-bahan
berupa plimer sintetis yang dalam kata sehari-hari “plastik”
menimbulkan masalah sampah-sampah plastik yang tidak
dapat dihancurkan oleh bakteri pembusuk dan pengurai.
b) Papan : ilmu alamiah dan teknologi memberi dampak
terhadap kebutuhan papan manusia yakni dahulu kala
manusia hidup dalam gua-gua kemudian menyempurnakan
rumah tinggalnya dari gua-gua alami ke pohon-pohon,
kemudian berkembang lagi menjadi rumah diatas tiang-
tiang penyangga, dan lebih maju lagi pada masa kini
manusia telah mampu membuat rumah tembok dengan
penuh kenyamanan. Bahkan manusia telah mampu
membuat gedung-gedung pencakar langit yang menjulang
tinggi ke angkasa.
Dampak negatif adalah masalah lingkungan yaitu dengan
penggunaan alat modern, manusia dengan mudah
membabat hutan untuk bangunan atau bahan membuat
perabot lainnya, sehingga menimbulkan akibat berantai
mulai dari erosi, pendangkalan sungai, kematian sumber air,
kemerosotan kesuburan tanah, serta banjir.
c) Pangan : Sumbangan ilmu alamiah dan teknologi di
bidang pangan telah banyak dimanfaatkan oleh
manusia antara lain memperoleh bibit unggul yang
banyak produksinya dalam waktu relatif singkat
melalui nuklir, cara pemupukan yang tepat dan
penggunaan bakteri yang sanggup menunjang akar
tanaman yang mengambil zat hara dengan lebih baik
sehingga produksi bertambah banyak, serta
penggunaan mekanisasi pertanian.
Dampak negatif, misalnya pemakaian racun
pemberantas hama tuimbuhan (pestisida) ternyata
tidak saja dapat memberantas hama, tetapi juga
membunuh hewan ternak, meracuni hasil panen dan
meracuni manusia itu sendiri.
2. Dampak Ilmu Alamiah Dan Teknologi Terhadap Transportasi Dan
Komunikasi

a) Transportasi : Ilmu alamiah dan teknologi memberingan


sumbangan yang besar dalam bidang transportasi, misalnya
adanya mobil, kereta api, kapal laut, pesawat terbang dan
sebagainya. Dengan kendaraan itu kita dapat saling
mengunjungi saudara kita yang berada dikota lain hanya dalam
waktu yang singkat. Pada zaman dahulu untuk mengelilingi
dunia manusia memerlukan waktu tahunan, tetapi sekarang
dengan pesawat terbang cukup beberapa hari saja. Dalam
abad ke-20, manusia telah berhasil menciptakan pesawat
ulang-alik dari bumi ke angkasa luar
b) Komunikasi dan informasi : sumbangsih ilmu alamiah dan
teknologi di bidang komunkasi informasi adalah ditemukannya
alat-alat komunikasi seperti percetakan, telegraf, telepon,
televisi, radio dan komunikasi satelit. Dengan adanya alat
tersebut, kita mudah sekali mengadakan komunikasi antar
benua begitupun informasi antar negara cepat diterima tidak
perlu menuggu waktu yang lama

Anda mungkin juga menyukai