PERPAJAKAN ATAS
PERSEDIAAN
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
Merupakan aktiva :
• Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal (barang
dagang & dan produk jadi)
• Berada dalam proses produksi
• Bahan baku dan bahan pembantu
DEFINISI PERSEDIAAN
DALAM AKUNTANSI
(PSAK 14)
• Aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, baik
barang dagangan untuk usaha perdagangan maupun barang jadi untuk
manufaktur; berada dalam proses produksi (barang dalam proses
manufaktur dan pekerjaan dalam proses untuk kontraktor); dan dalam
bentuk bahan baku atau perlengkapan (bahan pembantu) untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
DEFINISI PERSEDIAAN
DALAM AKUNTANSI
(SAK ETAP BAB 11)
Tanggal Keterangan D K
4-4-’20 Persediaan barang dagang 5.500.000 ---
Kas/Bank --- 5.500.000
Karena bukan PKP, maka PD. ABC tidak memungut PPN Keluaran
NILAI PERSEDIAAN DALAM
NERACA
• Penilaian persediaan barang didasarkan pada harga perolehan.
Penilaian pemakaian persediaan untuk penghitungan HPP hanya
boleh dilakukan melalui dua cara menurut ketentuan perpajakan
UU PPh No. 36 Tahun 2008 pasal 10 ayat (6), yaitu:
• 1. Metode rata-rata (average) atau
• 2. Metode FIFO
• Pemilihan ke dua metode tersebut harus dilakukan secara taat asas,
artinya sekali WP memilih salah satu cara penilaian pemakaian
persediaan untuk perhitungan HPP, maka untuk selanjutnya harus
digunakan cara yang sama.
TEKNIK MENGHITUNG NILAI
PERSEDIAAN AKHIR
1. Metode laba bruto (gross profit method), metode ini biasa
digunakan apabila inventarisasi fisik tidak mungkin dilakukan
dan pencatatan perpetual tidak dilaksanakan
2. Metode harga eceran (retail method), metode ini sering
digunakan oleh pengecer, pasar swalayan dan toserba untuk
menaksir nilai persediaan guna penyusunan penyusunan laporan
perhitungan laba rugi. UU PPh No.36/2008 dalam menghitung
Penghasilan Kena Pajak harus berdasarkan data yang benar dan
bukan berdasarkan penaksiran.
PENGERTIAN
Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009:52) adalah:
• Aset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
• dalam proses produksi untuk kemudian dijual
• dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
• Jadi persedian merupakan aset yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan
usaha normal dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur
yang membutuhkan proses produksi.
PENGELOMPOKAN
PERSEDIAAN
1. Perusahaan Dagang, persediaan disebut persediaan barang dagang yaitu
barang dagang yang dimiliki perusahaan dan sudah langsung dalam bentuk
siap untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan.
2. Perusahaan Manufaktur, awalnya persediaan belum siap untuk dijual
sehingga perlu diolah terlebih dahulu:
• Bahan Mentah
• Barang Setengah Jadi
• Barang Jadi
KEPEMILIKAN BARANG
• FOB Destination
2/10 – n/90
5/5 – n/15
Berapa tagihan yang harus dipenuhi perusahaan A apabila membayar pada hari ke
3??
Berapa tagihan yang harus dipenuhi perusahaan A apabila membayar pada hari ke
12??
JAWABAN 1
Harga = 25juta
Sebelum hari ke 5:
25.000.000 - (25.000.000 x 0.05)
25.000.000 – 1.250.000
23.750.000
Setelah hari ke 5:
25.000.000
JENIS PERSEDIAN:
Pengadaan Barang untuk usaha dagang dimaksudkan untuk dijual kembali,
sedangkan pengadaan untuk usaha manufaktur untuk diolah menjadi barang
jadi sebelum dijual. Jenis persedian usaha manufaktur sebagai berikut:
1. Bahan baku (raw material) dan bahan pelengkap
Biaya perolehan bahan baku (raw material) terdiri atas harga
pembelian, ongkos angkut, biaya gudang, dan biaya lain-lain yang
berhubunganungan dengan penyimpanan sampai bahan tersebut dipakai
dalam produksi. Bahan baku digolongkan : bahan baku langsung
(bahan-bahan yang dapat diidentifikasikan langsung dalam produk)
misal : bahan kayu untuk pembuat lemari. dan bahan pembantu
(bahan yang tidak dapat diidentifikasikan langsung dalam produk) misal:
kertas amplas, minyak pelumas
2. Barang dalam pengolahan
Adalah barang yang masih dalam tahap penyelesaian. untuk menyelesaikan
membutuhkan biaya tenaga dan biaya tidak langsung lainnya,
3. Barang jadi (finished good)
Adalah produk yang telah selesai diolah dan siap untuk dijual. Semua biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya tidak langsung telah selesai
dibebankan.
4. Barang dalam perjalanan (goods in transit)
Adalah barang yang dikirim atas dasar FOB Shipping Point yang masih berada
dalam perjalanan pada akhir periode akan menjadi milik pembeli dan harus
diperhitungkan pada catatan pembeli.
5. Barang konsinyasi (consigned goods)
Adalah barang yang telah diserahkan kepada consignee tetapi merupakan
kepemilikan dari consignor dan dimasukan dalam persediaan consignor sebesar
harga beli atau biaya produksi .
PENGUKURAN PERSEDIAAN:
Dalam PSAK No. 14, biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian,
biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam
kondisi dan lokasi saat ini.
• Biaya pembelian
meliputi harga beli, bea import, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat
ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan,
biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
diartibusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang,
rabat, dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya
pembelian.
• Biaya konversi
Meliputi biaya yang secara lansung terkait dengan unit yang diproduksi
contoh biaya tenaga kerja langsung termasuk juga alokasi sistematis
overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengonversi bahan
menjadi barang jadi.
• Biaya-biaya lain
Hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang timbul, agar
persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN :
1. Sistem Periodik
Setaip pembelian dicatat dalam akun “pembelian” dan penjualan dicatat dalam
akun “penjualan”. perusahaan menentukan HPP hanya pada saat akhir periode
akuntansi dengan rumus:
PERIODIK PERPETUAL
PERIODIK PERPETUAL
Retur Pembelian 300.000 Utang Dagang 300.000
Pembelian 300.000 Persedian 300.000
PERIODIK PERPETUAL
PT. ABC membayar biaya angkut sebesar Rp 75.000 . Dalam sistem periodik,
biaya ini dicatat ke dalam akun biaya angkut.
pada sistem periodik, HPP tidak dicatat dalam setiap penjualan tetapi total
HPP dihitung pada akhir periode. pada tgl 3 Nop. PT. ABC mencatat
penjualan sebesar Rp 2.400.000 secara kredit dimana HPP sebesar Rp
1.600.000
PERIODIK PERPETUAL
Piutang 2.400.000 Piutang 2.400.000
Penjualan 2.400.000 Penjualan 2.400.000
HPP 1.600.000
Persedian 1.600.000
PERIODIK PERPETUAL
Rata-rata Persedian =
10.000 + 11.500 + 12.500 +12.000
4
= 46.000/4 = 11.500
Jadi nilai persedian per 31 januari = 200 X Rp 11.500 = Rp
2.300.000
Contoh rata-rata bergerak:
Tgl 3 Maret 2020 PT. ABC membeli 100 unit barang dagangan
dengan harga Rp 5.000.000 (harga belum termasuk PPN ) secara
tunai. PT. ABC telah dikukuhkan sebagai PKP sejak 31 Januari
2020. Pembukuan atas persedian dilakukan secara perpetual.
Jurnal untuk transaksi tersebut:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Catatan:
Pajak Masukan : 10% X Rp 5.000.000 = Rp 500.000
Harga 1 unit barang dagangan adalah Rp 5.000.000 : 100 unit = Rp 500.000
pada tgl 31 Maret 2020, PT. ABC menjual 30 unit barang
dagangan secara tunai dengan harga jual per masing-masing unit
sebesar Rp 70.000 (belum termasuk PPN) .
Jurnal transaksi tersebut:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
31/03/20 Kas/bank 2.310.000
Pajak Keluaran 210.000
Penjualan 2.100.000
Harga Pokok Penjualan 1.500.000
Persedian Barang dagangan 1.500.000
(30 unit X Rp 50.000)
Catatan:
Pajak Keluaran : 10 % X Rp 2.100.000 = Rp 210.000
Persedian barang dagangan yang tersisa dan tercatat dalam pembukuan PT. ABC per tanggal 31 Maret 2020
adalah : 70 unit X Rp 50.000 = Rp 3.500.000
Jika PT. ABC belum dikukuhkan sebagai PKP maka jurnal pada
saat pembelian barang dagangan sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Karena bukan PKP maka PT. ABC tidak memungut Pajak keluarn.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH