Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI

KONSENSUS
BANGSA
CAK NANTO

WASYAHADA
(DARUL AHDI
H

Presenting by
Cak Nanto (Ketua Umum PP Pemuda
Muhammadiyah)
INDONESIA
DALAM PETA
DUNIA
SIKAP HIDUP BERBANGSA DAN
BERNEGARA DI ERA
MODERNISITAS
Eksklusivisme Inkluvisism Pluralism
e e
Tidak toleran M enerima dan toleran K onsep moderen yang
terhadap perbedaan, namun, menekankan persamaan di
(intolerance) terhadap
masih kurang kuat untuk depan hukum (equality
orang/kelompok/organis hidup dalam masyarakat before the law) dan
asi yang memiliki majemuk yang sederajat persamaan gender (equality
pendapat yang berbeda (egalitarian society). M asih of genders) dsb. Tanpa
dari yang dimilikinya ada rasa bahwa diri dan memandang suku, ras,
kelompoknya sajalah yang agama, kelas, kelamin, umur
lebih “superior” dari pada dll
yang lain
Pluralisme dan Keragaman
Indonesia
Kepulauan (archipelago): Terdiri dr kurang lebih 17.000 pulau kecil dan
besar (Maritim/Bahari)
Luas Wilayah Maritim: 5,8 juta km; dari London sampai Istanbul • 75%
adalah wilayah Lautan (sea). Panjang bentang laut 81.000 km (paling
panjang di dunia)
300 suku (tribes) dengan 300 bahasa daerah languages(sekitar 580
dialek) Berbagai agama dan aliran/penghayat Kepercayaan: Buddha,
Hindu, K risten/K atolik, Islam, K onghucu
Bahasa Indonesia adalah Bahasa national (Sumpang pemuda, 1928) •
Nagara Kesatuan Republik Indonesia (1945)
AGAMA,
PANCASIL
A
DAN
UUD
1945
DALAM
3 Catatan Sejarah pembentukan
Kebangsaan, Kenegaraan dan
Kewarganegaraan
KEWARGANEGARAAN Sumpah Pemuda, 1928: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu
Bahasa [Tidak menyebut agama]
Pancasila: Negosiasi dan Kompromi: Tidak
KENEGARAAN,

mencantumkan 7 kata dalam Preambul UU. D 1945:


“dengan kewajiban menjalankan syariat bagi para
KEBANGSAAN,

pemeluknya”, namun spirit dan rohnya masuk


dalam Sila
Pertama Pancasila dan sila-sila lainnya
Pancasila : Pengaman Kemajemukan ( K E S E L A M A T A N
D AN K EM ASLA HAT AN D A L A M HIDUP BERBANGSA
D A N BERNEGARA); “Darul ‘Ahdi wasy Syahadah”
(Muktamar Muhammadiyah, Makassar); Pancasila dan
NKRI : Final (Nahdhatul Ulama)
PANCASIL
A DALAM
PERSPEKTI
MUHAMMADIYAH
PANCASILA DAN

F
MUHAMMA
DIYAH
Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah telah diputuskan dalam
Muktamar Muhammadiyah ke 47 pada 3-7 Agustus 2 0 1 5 di
Makassar
"Darul ahdi artinya negara tempat kita melakukan konsensus
nasional. Negara kita berdiri karena seluruh kemajemukan bangsa,
golongan, suku, ras, budaya, sepakat untuk mendirikan Indonesia.
“Darul syahadah artinya negara tempat kita mengisi. Jadi setelah
kita punya Indonesia yang merdeka, maka seluruh elemen bangsa
harus mengisi bangsa ini menjadi Negara yang maju, makmur, adil
bermartabat.”
Pancasila yang menjadi dasar Negara ini sudah sesuai dengan nilai-
nilai Islam. Muhammadiyah konsisten mengajak seluruh elemen
bangsa menjaga konsep tersebut, agar Indonesia menjadi Negara
yang diampuni Tuhan.
Adanya golongan— Adanya realitas bahwa Adanya ancaman dari
terutama masyarakat sebagai bangsa ini secara kelompok Islam yang
muslim yang masih ideologis belum lain yang dianggap
mempersoalkan relasi merumuskan dengan sebagai ancaman
antara Islam dengan sangat eksplisit dan terhadap negara
negara yang membuat satu penjelasan Pancasila.
berdasarkan akademik mengenai negara
Pancasila. Pancasila itu.

LATAR BELAKANG PANCASILA


SEBAGAI DARUL AHDI WA
Negara pancasila Darul ahdi wasyahadah adalah kontribusi
pemikiran Muhammadiyah untuk kembali mengajak seluruh elemen
bangsa terutama pemuda, bersatu dan bergandengan
tangan, serta meneladani jiwa nasionalis islam sejati
sebagaimana Soekarno, Soedirman, Fakhrudin, Mas Mansyur, Ki
Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, Djuanda, serta tokoh-
tokoh Muhammadiyah pendahulu.

Cak Nanto
NANTO
CAK
TERIMAKA
SIH
Fastabiqul Khairat

Anda mungkin juga menyukai