Anda di halaman 1dari 25

Konsep Terapi

Bermain pada anak


By : Ns. Titin Hidayatin
Pendahuluan
Bermain
• Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
anak baik sehat maupn sakit/dirawat
• Anak belajar berkata – kata dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan, obyek, waktu, ruang dan orang
• Bermain bagi anak juga merupakan kerja :
 Melaksanakan praktik yang komplek
 Proses kehidupan yang penuh stress
2
 Komunikasi dan pencapaian hubungan interpersonal
Pendahuluan
• Dalam keadaan sakit dan dirawat bermain
tetap diperlukan dalam melanjutkan
pertumbuhan dan perkembangan  Anak
dapat mengembangkan kreativitasnya dan
dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stres
karena sakit dan dirawat.

3
Pengertian Bermain
• Miller B.F & Keane CB (183)

Bermain  cara alamiah bagi anak untk mengungkapkan


konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya
• Boster (1989)

Bermain  kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan


sendiri untuk memperoleh kesenangan
Jadi bermain  keinginan dalam mengatasi konflik diri anak
yang tidak disadarinya serta alami untuk
memperoleh suatu kepuasan
4
Klasifikasi Bermain
Menurut isinya
1. Social affective play
Anak belajar memberi respon
terhadap yang diberikan oleh
lingkungan terhadapnya dalam
bentuk permainan
Contoh  orang tua berbicara /
memanjakan dan anak tertawa
senang

5
2. Sense of pleasure
play
Anak memperoleh
kesenangan dari
satu obyek yang ada
disekitarnya. Ex 
bermain air atau
pasir

6
3. Skill play 4. Dramatic play atau role
Permainan yang play
memberikan kesempatan Anak berfantasi
pada anak untuk menjalankan peran
memperoleh keterampilan tertentu. Ex  menjadi
tertentu & anak ayah, ibu, perawat, dokter
melakukan berulang2. ex 
mengendarai sepeda

7
Karakteristik sosial
1. Solitary play 2. Paralel play
Dilakukan oleh anak balita Dilakukan oleh anak balita atau
(todler)  jenis permainan pre school yang masing –
dimana anak bermain sendiri masing mempunyai permainan
walaupun ada beberapa orang yang sama tetapi satu dengan
di sekitarnay yang lainnya tidak ada interaksi
& tidak saling tergantung

8
3. Assosiative play 4. Cooperative play
Anak bermain dalam Anak bermain bersama
kelompok dengan aktivitas dengan jenis permainan yang
yang sama tetapi belum terorganisir, terencana & ada
terorganisir dengan baik. aturan tertentu. Permainan
Belum ada pembagian tugas ini dilakukan oleh anak usia
diantara anak & mereka sekolah atau adolescent
bermain sesuai dengan
keinginannya

9
Fungsi bermain
1. Mengatur fungsi perkembangan : sensorik, motorik dan kognitif
Aktivitas sensorik – motorik  komponen terbesar dalam
permainan bagi semua tingkat usia. Permainan yang aktif
menggunakan suatu objek adalah penting untuk perkembangan otot
– otot gerak.

Perkembangan kognitif diperoleh dengan melakukan eksplorasi &


manipulasi benda – benda disekitarnya baik dalam hal warna,
bentuk, ukuran dan pentingnya benda tersebut

Perkembangan bahasa diperoleh dengan pengalaman yang lalu &


menggabungkannya dengan persepsi baru
10
2. Kreativitas
• Anak dapat melakukan percobaan tentang ide
mereka dalam permainan melalui sebuah media
• Kreatifitas terutama diperoleh sebagai hasil dari
permainan solitary dan group
• Jika anak puas maka anak akan membawa
minatnya terhadap lingkungannya.

11
3. Perkembangan sosial diperoleh karena anak belajar
berinteraksi dengan orang lain & mempelajari peran
dalam kelompok
4. Kesadaran diri diperoleh dari permainan dengan adanya
interaksi dengan teman selama melakukan permainan
walaupun pemahaman yang mendasar dari orang tua,
guru / orang lain disekitarnya
• Anak akan berperilaku sesuai dengan yang
diharapkannya, menyesuaikan dengan aturan – aturan
kelompok & bersikap jujur terhadap kelompok

12
5. Terapi
Bermain berfungsi sebagai terapi karena dapat
memberi kesempatan pada anak untuk
mengekspresikan perasaan yang tidak enak,
misalnya marah, benci atau takut

6. Komunikasi
Bermain  alat komunikasi terutama anak yang
belum menyatakan perasaannya secara verbal,
misalnya melukis, menggambar atau bermain
peran
13
Faktor – faktor yang mempengaruhi
bermain
1. Tahap perkembangan
Mempunyai potensi untuk melakukan permainan
tertentu tetapi juga mempunyai keterbatasan
dimana belum dapat mencapai seperti anak diatas
usianya

2. Status kesehatan
Kemampuan psikomotor maupun kognitif anak
terganggu
14
3. Jenis kelamin
Pada anak usia sekolah anak laki2 tidak mau main
dengan anak perempuan sehingga jenis permainan yang
dipilih adalah yang sesuai dengan minat kelompok kelamin
tersebut

4. Lingkungan
Sesuai dengan lokasi tempat tinggal atau suku bangsa

5. Alat permainan
Pilih yang sesuai dengan tahap perkembangan anak
sehingga anak dapat menggunakannya dan memperoleh
kepuasan
15
Karakteristik bermain sesuai tahap
perkembangan
1. Bayi ( 1 bulan)
• Secara visual  permainan dapat dilihat dalam jarak
dekat. Ex  memberi benda dengan warna terang /
mencolok
• Berbicara, menyanyi atau bercanda  permainan yang
dapat merangsang pendengaran
• Secara taktil  memeluk & menggendong (memberi
kehangatan)
• Secara kinetik  mengajak bayi berjalan dengan kereta
bayi
16
2. Bayi ( 2 -3 bulan)
• Secara visual  permainan dapat dilakukan dengan
membuat ruangan terag atau memasang gambar di
dinding
• Untuk merangsang pendengaran, permainan dapat
dilakukan dengan berbicara dengan bayi, mainan denga
bunyi – bunyian atau mengikutsertakan bayi dalam
pertemuan keluarga
• Secara taktil  permaina dapa dilakukan dengan
membelai bayi saat memandikan, mengganti pakaian
atau menyisir rambut
• Secara kinetik  mengajak bayi berjalan – jalan dengan
kereta bayi atau gerakan berenang pada saat mandi
17
3. Bayi ( 6 - 9 bulan)
• Secara visual  bermain dengan warna yang bergerak
atau bunyi yang lebih khas atau berbicara sendiri di depan
kaca, ciluk ba
• Untuk pendengaran  lakukan memanggil nama, mama,
papa, menyebutkan bagian tubuh, belajar bertepuk tangan
atau memberi perintah yang sederhana
• Secara taktil  permainan dilakukan dengan cara meraba
bermacam2 tekstur & ukuran, bermain dengan air yang
mengalir atau berenang
• Kinetik  bermain dengan ketera bayi, berjalan dan
meletakkan mainan agak jauh lalu anak dianjurkan untuk
mengambilnya
18
4. Bayi ( 9 – 12 bulan)
• Secara visual  memperlihatkan gambar –
gambar dalam buku atau mengajak jalan di
rumput, menunjukkan bangunan yang agak jauh
• Pendengaran  menunjukkan bagian tubuh dan
menyebutkanya, memperkenalkan suara binatang
• Taktil  memberi makanan yang dapat
dipegang, mengenalkan benda dingin atau panas
• Kinetik  beri mainan yang dapat ditarik atau di
dorong

19
5. Todler ( 2 – 3 tahun)
• Anak sudah dapat berjalan, memanjat, berlari
dan dapat memainkan sesuatu dengan
tangannya, senang melempar, mendorong atau
mengambil sesuatu
• Anak mulai mengerti arti memiliki
• Karakteristik bermain  paralel play, anak
todler sering bertengkar memperebutkan
mainan
• Anak mulai menyenangi musik atau irama

20
6.Pre school ( 3 – 5 tahun)
• Perkembangan anak pada motorik kasar
dan motorik halus, anak dapat melompat,
berlari atau main sepeda
• Anak sangat energikdan juga imaginatif,
anak sudah dapat bermain dengan
kelompok
• Karakteristik bermain  assosiatif play,
dramatic play dan skill play
21
7. Usia sekolah (6 – 12 tahun)
• Anak bermain kelompok dengan jenis kelamin sama dan cepat
belajar independent, cooperative, bersaing atau menerima orang
lain dan tingkah laku yang diterima
• Karakteristik bermain  cooperative play
• Untuk laki – laki sifat permainannya mekanikal sedangkan
perempuan mother role

22
8. Adolescent ( 13 – 18 tahun)
• Anak dapat bermain dengan kelompok
• Jenis permainan  sepak bola, basket, badminton,
mendengar musik atau TV serta membaca buku – buku

23
Caption

24

Anda mungkin juga menyukai