( XII – A )
Jelinka Terinathe
Falensia sahetapy
Fenska Jaky
Jeremy matitaputy
Intan miru
elvi salawaney
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT BRONKITIS
PENGERTIAN
Bronkitis adalah peradangan (inflamasi) pada selaput lendir (mukosa)
bronkus (salauran pernapasan dari trakea hingga saluran napas di dalam paru –
paru). Peradangan ini mengakibatkan permukaan bronkus membengkak (menebal)
sehingga saluran pernapasan relatif menyempit .
Etiologi Bronkitis
Penyebab utama penyakit ini adalah virus. Penyebab bronkitis akut yang
paling sering adalah virus seperti rhinovirus, respiratory sincytial virus (RSV),
virus influenza, virus parainfluenza dan coxsackie virus. Bronkitis akut sering
terdapat pada anak yang menderita morbili, pertusis, dan infeksi Mycoplasma
pneumoniae. Infeksi sekunder oleh bakteri dapat terjadi, namun ini jarang
dilingkungan sosio-ekonomi yang baik . Biasanya virus agens
lain (seperti bakteri, jamur, gangguan alergi, iritan udara) dapat memicu gejala bronkitis
MANIFESTASI KLINIS
1. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
2. Sesak napas ketika melakukan olahraga atau aktivitas
ringan.
3. Sering menderita infeksi pernapasan (misalnya, flu)
4. Napas berat
5. Mudah lelah
6. Pembengkakan pergelangan kaki dan tungkai kiri dan
kanan.
7. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna
kemerahan
8. Pipi tampak kemerahan
9. Sakit kapala dan
10. Gangguan penglihatan.
Patofisiologi Bronkitis
Serangan bronkitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat
timbul kembali dengan eksaserbasi akut dari bronkitis kronis. Pada umumnya,
virus merupakan awal dari serangan bronkitis akut pada infeksi saluran napas
bagian atas. Dokter akan mendiagnosis bronkitis kronis jika pasien mengalami
produksi sputum selama kurang lebih tiga bulan dalam satu tahun atau paling
sedikit dalam dua tahun berturut – turut.
Serangan bronkitis disebabkan karena tubuh terpapar agen infeksi maupun
non infeksi (terutama rokok). Iritan (zat yang menyebabakan iritasi) akan
menyebabkan timbulnya respons inflamansi yang akan menyebabkan vasodilatasi,
kongesti, edema mukosa, dan bronkospasme. Tidak seperti emfisema, bronkitis
lebih mempengaruhi jalan naps kecil dan besar dibandingkan alveoli. Dalam
keadaan bronkitis, alian udara masih memungkinkan tidak mengalami hambatan.
Pasien dengan bronkhitis kronis akan mengalami :
a. Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronkhus besar
sehingga meningkatkan produksi mukus.
b. Mukus lebih kental
c. Kerusakan fungsi siliari yang dapat menurunkan mekanisme pembersihan
mukus.
Pemeriksaan Penunjang Bronkitis
a. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto toraks anteror – posterior dilakuakan untuk menilai derajat
progersifitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif
menahun.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratotium menunjukan adanya perubahan pada
peningkatan eosinofil (berdasarkan pada hasil hitungan jenis darah). Sputum
diperiksa secara maskrokopis untuk diagnosis banding dengan tuberkulosis
paru.
Penatalaksanaan Bronkitis
Karena penyebab bronkitis pada umumnya virus maka belum ada obat
kausal. Obat yang diberikan biasanya untuk penurunan demam, banyak minum
terutama sari buah- buahan. Obat penekan batuk tidak diberikan pada batuk
yang
banyak lendir, lebih baik diberi banyak minum.
Bila batuk tetap ada dan tidak ada perbaikan setelah 2 minggu maka perlu
dicurigai adanya infeksi bekteri sekunder dan antibiotik boleh diberikan, asal
sudah disingkirkan adanya asma atau pertusis
ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT BRONKITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A. Z DENGAN GANGUAN SISTEM PERNAPASAN DENGAN
BRONKITIS DI RUANG KENANGA
RSUD Prof . Dr . W . Z JOHHANES KUPANG
IDENTITAS KLIEN
Nama : An. A . Z
Umur : 1 bulan
Jenis kelamin: Laki - laki
Alamat : lahat
Status :-
Agama: Kristen
Suku :
Pendidikan: -
Pekerjaan: -
Tanggal masuk RS : 23 mei 2019
Tanggal pengkajian : 25 mei 2019
DX Medis : bronkitis
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama: Ny . A . T
Umur: 38 Tahun
Jenis kelamin: Perempuan
Alamat: Lahat
Pendidikan: S1
Pekerjaan: PNS
PENGKAJIAN
Keluhan utama :
Saat di kaji keluarga mengatakan anak masih batuk-batuk berlendir dan masih sesak napas.
Riwayat Kesehatan sekarang :
Saat di IGD pasien diberikan terapi O2. Pada Pukul 23.00 Wita pasien dipindahkan ke Ruang
Perawatan anak Ruang Kenanga. Keadaan umum saat ini pasien mengalami sakit sedang dan
lemas, tingkat kesadaran pasien secara kualitatif adalah compos mentis dengan GCS E4 : V5
M6, tanda vital didapatkan suhu 37.50C, nadi 123x/menit , pernapasan 52x/menit, pasien
terpasang O2 kanul 2 liter per menit, terpasang infus D5% ¼ Ns/ 24 jam dengan no aboket 24
pada bagian metacarpal dekstra.
Riwayat Kesehatan dahulu :
Orang tua mengatakan pada waktu An. A.Z berumur beberapa hari pernah mengalami kuning
seluruh badan, pada mata keluar cairan kuning. An. A.Z langsung dibawa ke rumah sakit kota
untuk diperiksa. Saat itu An. A.Z mendapat obat transpulmin salep balsy. Pasien juga tidak
alergi terhadap obatobatan,tidak alergi dengan susu formula Pasien juga tidak pernah
mengalami kecelakaan. Status imunisasi dasar belum lengkap lengkap. An A.Z baru
mendapatkan imunisasi HB 0.
Riwayat Kesehtan keluarga
. Didalam keluarga juga tidak ada yang menderita penyakit infeksi ataupun penyakit
degeneratif.
Genogram
keterangan :
= laki - laki
= perempuan
= pasien
Pemeriksaan fisik Sistem Tubuh
1. System pernapasan
keadaan umum An. A.Z tampak sesak nafas dan lemah.
2.Sistem kardiovaskuler
Pemeriksaan jantung didapatkan suara jantung normal, tidak ada
pembesaran jantung.
3.Sistem persyarafan
Sistem saraf baik
4.Sistem perkemihan
BAK 450 ml / hari
5.Sistem pencernaan
BAB 1 x/hari
6.Sistem musculoskeletal
Pergerakan tubuh terbatas karna terpasang infus dan kondisi tubuh
yang lemah
7.Sistem endokrim
Keringat yang keluar kurang lebih 400 ml
8.System sensori persepsi/ penginderaan
Pemeriksaan mata didapatkan, konjungtiva merah muda, sklera berwarna
putih. Pemeriksaan telinga didapatkan, telinga simetris dan tampak bersih,
tidak ada gangguan pendengaran, dan tidak ada nyeri tekan. Pemeriksaan
hidung didapatkan bentuk simetris, adanya sekret, tidak ada polip, pernapasan
cuping hidung. Pemeriksaan pada mulut didapatkan mukosa tampak lembab
dan mulut tampak bersih. Pemeriksaan lidah didapatkan lidah tampak lembab
dan bersih. Pemeriksaan dada didapatkan dada bentuk dada simetris, lingkar
dada 35 cm
9.Sistem integument
Tidak ada masalah pada sistem integument
10.Sistem imun dan hematolohi
Daya tahan tubuh pasien melemah karena sering terjaga saat batuk dan sesak
napas
11.Sistem reproduksi
Tidak ada masalah
Pola Fungsional Kesehatan
Oksigenasi
Sebelum sakit : pernapasan 56 x / menit
Saat sakit : pernapasan 52 x/menit
Cairan dan Elektrolit
Sebelum sakit : Cairan yang masuk 700 ml/ hari
Saat sakit : cairan yang masuk sudah berkurang karena anak dengan kondisi yang
lemah dan tidak mau makan
Nutrisi
Sebelum sakit : diberi minum asi dan susu formula
Saat sakit : diberi minum asi dan susu formula
Aman dan Nyaman
Sebelum sakit : saat siang tidur hanya 1 ½ jam dan malam hanya bangun untuk
batuk
Saat sakit : tidur dengan nyenyak siang dan malam
Eliminasi
Sebelum sakit : bak 6x sehari bab 1xsehari
Saat sakit : bak 5x sehari dan bab 1x sehari bahkan tidak bab
Aktivitas dan Istirahat
Sebelum sakit : aktivitas bermain dengan semangat
Saat sakit : aktivitas bermain terbatas karna kondisi yang lemah dan
terpasang alat bantu nafas dan infus
Psikososial
Sebelum sakit : sangat aktif
Saat sakit : hanya dekat dengan keluarga
Komunikasi
Sebelum sakit : berkomunikasi dengan banyak orang
Saat sakit : hanya berkomunikasi dengan keluarga
Nilai dan Keyakinan
Orang tua selalu menopang anaknya beribadah dengan rajin
Belajar
masih berumur 1 bulan jadi belum bisa belajar
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Senin 23 mei data subjektif: pasien belum bisa Penyebab adanya Bersihkan jalan nafas tak
berbiacara. data objektif: pasien tampak obstruksi trakeabronkial efektif
2019 napas cepat, cuping hidung, KU sakit atau sekresi masalah
sedang, tanda tanda vital: respiratori rate: yang muncul
56 x/m, suhu: 36,9 C, nadi; 128 x/m, HR: ketidakefektifan
124 x/m Pasien tampak batuk, pasien bersihan jalan napas
terpasang O2 kanul 2 liter.
Selasa 24 data subjektif: pasien belum bisa Penyebab penurunan Bersihkan jalan napas
mei 2019 berbiacara. data objektif: pasien tampak ekspansi paru masalah tak efektif
batuk berlendir, saat di auskultasi paru yang muncul
sebelah kiri terdengar bunyi ronchi, tanda ketidakefektifan pola
tanda vital: respiratori rate: 56 x/m, suhu: napas.
36,9 C, nadi; 128 x/m, HR: 124 x/m pasien
masih tampak batuk, pasien terpasan O2
kanul 2 liter
Rabu 25 mei data subjektif: orang tua An. A.Z Penyebab kurang Bersihkan jalan napas
2019 mengatakan tidak tahu tentang penyakit terpaparnya informasi tak efektif
yang dialami anaknya. data objektif: orang masalah yang muncul
tua tampak bingung saat ditanyakan defisiensi pengetahuan.
penyakit yang dialami anaknya.
PRIORITAS DIAGNOSE KEPERAWATAN
1.Hirarki Maslow mengatur tingkat kebutuhan dasar yang terdiri dari lima tingkat
prioritas. Tingkat yang paling mendasar atau pertama mencakup kebutuhan seperti
udara (oksigen), air dan makanan. Tingkat kedua mencakup kebutuhan keselamatan
dan kemananan. Tingkat ketiga mengandung kebutuhan dicintai dan memiliki.
Tingkat keempat mengandung kebutuhan dihargai dan harga diri yang mencakup
rasa percaya diri, kebergunaan, pencapaian dan nilai diri. Tingkat paling akhir atau
kelima adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri yakni keadaan pencapaian secara
menyeluruh tentang hal-hal yang diinginkan dan mempunyai kemampuan untuk
memecahkan masalah dan mengatasi situasi kehidupan secara realistik.
2.Hirarki tentang kebutuhan merupakan cara yang sangat berguna bagi perawat
untuk merencanakan kebutuhan klien. Prioritas diagnosa keperawatan
diklasifikasikan menjadi tinggi, menengah atau rendah. Prioritas bergantung pada
urgensi dari masalah. Diagnosa keperawatan yang jika tidak diatasi, dapat
mengakibatkan ancaman bagi klien atau orang lain mempunyai prioritas tertinggi.
Prioritas diagnosa dapat terjadi baik dalam dimensi psikologis maupun fisiologis.
Sebagai contoh risiko terhadap tindakan kekerasan, gangguan pertukaran gas dan
penurunan curah jantung adalah diagnosa keperawatan yang paling tinggi.
Hari/Tgl/ No Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi TTD
Jam Diag (NOC) Intervensi keperawatan
(NIC)
nosa
(DP)
25 mei 1 Goal : pasien akan 1.kaji dan pantau frekuensi pernafasan,
kedalaman pernapasan, dan irama
Ketidakefektifan
2019 meningkatkan pola pola napas b.d
napas efektif selama dalam pernapasan,R/ perubahan (seperti
takipnea, penurunan
perawatan. dispnea,penggunaan otot aksesoris)
Objektif : dalam jangka dapat ekspansi paru
waktu 3 x 24 jam mengindikasikan berlanjutnya
pasien akan menunjukan keterlibatan/
jalan napas pengaruh pernapasanyang membutuhkan
efektif dengan kriteria upaya.
2.tempatkan klien pada posisi
hasil : yangnyaman.R/Memaksimalkan ekspansi
1. pola pernafasan normal/ paru
efektif 3.bantu klien untu mengubah posisi yang
2. frekuensi pernafasan, nyaman. R/untuk memaksimalkan
kedalaman kenyamanan.
4.Berikan kesempatan pasien beristirahat
pernapasan, dan irama diantara tindakan untuk memperlancar
pernapasan pernapasan. R/untuk menehindari
dalam batas normal keletihan.
3. tidak ada cuping hidung 5.Berikan oksigen sesuai program.
4. tidak menggunakan otot R/untuk
bantu membantu menurunkan distres
pernapasan
pernapasan. yang disebabkan oleh hipoksia.
5. tanda – tanda vital dalam 24
batas normal 6. berikan antibiotik (yang dapat diberikan
untuk infeksi bakteri sekunder) sesuai
jadwal.kaji dan catat setiap efek samping
(mis,ruam,diare).
Hari/ No
Diagno
Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi TDD
(NOC) LANJUTAN
Tgl/ sa (NIC)
Jam (DP)
Jumat 27 mei 3 S = orang tua An.A .Z mengatakan An.A .Z masih batuk – batuk
2019 kering
O= Pasien masih tampak batuk, sudah tidak ada pernapasan
cuping hidung, saat diauskultasi masih terdengar bunyi rochi
A = masalah belum teratasi
P= intervensi dan aktivitas dipertahankan dan dilanjutkan
S= orang tua An . A.Z mengatakan anaknya sudah tidak terlalu
sesak napas
O= pasien sudah tidak tampak sesak , tidak ada napas cuping
hidung,pasien sudah tidak menggunakan otot bantu
pernapasan O2 2 liter / menit
A = masalah teratasi
P= intervensi dan aktivitas yang ada dihentikan