Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 2

( XII – A )
Jelinka Terinathe
Falensia sahetapy
Fenska Jaky
Jeremy matitaputy
Intan miru
elvi salawaney
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT BRONKITIS
PENGERTIAN
Bronkitis adalah peradangan (inflamasi) pada selaput lendir (mukosa)
bronkus (salauran pernapasan dari trakea hingga saluran napas di dalam paru –
paru). Peradangan ini mengakibatkan permukaan bronkus membengkak (menebal)
sehingga saluran pernapasan relatif menyempit .

Bronkitis dapat diklasifikasi sebagai bronkitis akut dan bronkitis kronis.

Etiologi Bronkitis

Penyebab utama penyakit ini adalah virus. Penyebab bronkitis akut yang
paling sering adalah virus seperti rhinovirus, respiratory sincytial virus (RSV),
virus influenza, virus parainfluenza dan coxsackie virus. Bronkitis akut sering
terdapat pada anak yang menderita morbili, pertusis, dan infeksi Mycoplasma
pneumoniae. Infeksi sekunder oleh bakteri dapat terjadi, namun ini jarang
dilingkungan sosio-ekonomi yang baik . Biasanya virus agens
lain (seperti bakteri, jamur, gangguan alergi, iritan udara) dapat memicu gejala bronkitis
MANIFESTASI KLINIS
1. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
2. Sesak napas ketika melakukan olahraga atau aktivitas
ringan.
3. Sering menderita infeksi pernapasan (misalnya, flu)
4. Napas berat
5. Mudah lelah
6. Pembengkakan pergelangan kaki dan tungkai kiri dan
kanan.
7. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna
kemerahan
8. Pipi tampak kemerahan
9. Sakit kapala dan
10. Gangguan penglihatan.
Patofisiologi Bronkitis
Serangan bronkitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat
timbul kembali dengan eksaserbasi akut dari bronkitis kronis. Pada umumnya,
virus merupakan awal dari serangan bronkitis akut pada infeksi saluran napas
bagian atas. Dokter akan mendiagnosis bronkitis kronis jika pasien mengalami
produksi sputum selama kurang lebih tiga bulan dalam satu tahun atau paling
sedikit dalam dua tahun berturut – turut.
Serangan bronkitis disebabkan karena tubuh terpapar agen infeksi maupun
non infeksi (terutama rokok). Iritan (zat yang menyebabakan iritasi) akan
menyebabkan timbulnya respons inflamansi yang akan menyebabkan vasodilatasi,
kongesti, edema mukosa, dan bronkospasme. Tidak seperti emfisema, bronkitis
lebih mempengaruhi jalan naps kecil dan besar dibandingkan alveoli. Dalam
keadaan bronkitis, alian udara masih memungkinkan tidak mengalami hambatan.
Pasien dengan bronkhitis kronis akan mengalami :
a. Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronkhus besar
sehingga meningkatkan produksi mukus.
b. Mukus lebih kental
c. Kerusakan fungsi siliari yang dapat menurunkan mekanisme pembersihan
mukus.
Pemeriksaan Penunjang Bronkitis
a. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto toraks anteror – posterior dilakuakan untuk menilai derajat
progersifitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif
menahun.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratotium menunjukan adanya perubahan pada
peningkatan eosinofil (berdasarkan pada hasil hitungan jenis darah). Sputum
diperiksa secara maskrokopis untuk diagnosis banding dengan tuberkulosis
paru.

Penatalaksanaan Bronkitis
Karena penyebab bronkitis pada umumnya virus maka belum ada obat
kausal. Obat yang diberikan biasanya untuk penurunan demam, banyak minum
terutama sari buah- buahan. Obat penekan batuk tidak diberikan pada batuk
yang
banyak lendir, lebih baik diberi banyak minum.
Bila batuk tetap ada dan tidak ada perbaikan setelah 2 minggu maka perlu
dicurigai adanya infeksi bekteri sekunder dan antibiotik boleh diberikan, asal
sudah disingkirkan adanya asma atau pertusis
ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT BRONKITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A. Z DENGAN GANGUAN SISTEM PERNAPASAN DENGAN
BRONKITIS DI RUANG KENANGA
RSUD Prof . Dr . W . Z JOHHANES KUPANG
IDENTITAS KLIEN
Nama : An. A . Z
Umur : 1 bulan
Jenis kelamin: Laki - laki
Alamat : lahat
Status :-
Agama: Kristen
Suku :
Pendidikan: -
Pekerjaan: -
Tanggal masuk RS : 23 mei 2019
Tanggal pengkajian : 25 mei 2019
DX Medis : bronkitis
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama: Ny . A . T
Umur: 38 Tahun
Jenis kelamin: Perempuan
Alamat: Lahat
Pendidikan: S1
Pekerjaan: PNS
PENGKAJIAN

Keluhan utama : 
Saat di kaji keluarga mengatakan anak masih batuk-batuk berlendir dan masih sesak napas.
Riwayat Kesehatan sekarang :
Saat di IGD pasien diberikan terapi O2. Pada Pukul 23.00 Wita pasien dipindahkan ke Ruang
Perawatan anak Ruang Kenanga. Keadaan umum saat ini pasien mengalami sakit sedang dan
lemas, tingkat kesadaran pasien secara kualitatif adalah compos mentis dengan GCS E4 : V5
M6, tanda vital didapatkan suhu 37.50C, nadi 123x/menit , pernapasan 52x/menit, pasien
terpasang O2 kanul 2 liter per menit, terpasang infus D5% ¼ Ns/ 24 jam dengan no aboket 24
pada bagian metacarpal dekstra.
Riwayat Kesehatan dahulu :
Orang tua mengatakan pada waktu An. A.Z berumur beberapa hari pernah mengalami kuning
seluruh badan, pada mata keluar cairan kuning. An. A.Z langsung dibawa ke rumah sakit kota
untuk diperiksa. Saat itu An. A.Z mendapat obat transpulmin salep balsy. Pasien juga tidak
alergi terhadap obatobatan,tidak alergi dengan susu formula Pasien juga tidak pernah
mengalami kecelakaan. Status imunisasi dasar belum lengkap lengkap. An A.Z baru
mendapatkan imunisasi HB 0.
Riwayat Kesehtan keluarga
. Didalam keluarga juga tidak ada yang menderita penyakit infeksi ataupun penyakit
degeneratif.
Genogram

keterangan :
= laki - laki

= perempuan

= pasien
Pemeriksaan fisik Sistem Tubuh
1. System pernapasan
keadaan umum An. A.Z tampak sesak nafas dan lemah.
2.Sistem kardiovaskuler
Pemeriksaan jantung didapatkan suara jantung normal, tidak ada
pembesaran jantung.
3.Sistem persyarafan
Sistem saraf baik
4.Sistem perkemihan
BAK 450 ml / hari
5.Sistem pencernaan
BAB 1 x/hari
6.Sistem musculoskeletal
Pergerakan tubuh terbatas karna terpasang infus dan kondisi tubuh
yang lemah
7.Sistem endokrim
Keringat yang keluar kurang lebih 400 ml
8.System sensori persepsi/ penginderaan
Pemeriksaan mata didapatkan, konjungtiva merah muda, sklera berwarna
putih. Pemeriksaan telinga didapatkan, telinga simetris dan tampak bersih,
tidak ada gangguan pendengaran, dan tidak ada nyeri tekan. Pemeriksaan
hidung didapatkan bentuk simetris, adanya sekret, tidak ada polip, pernapasan
cuping hidung. Pemeriksaan pada mulut didapatkan mukosa tampak lembab
dan mulut tampak bersih. Pemeriksaan lidah didapatkan lidah tampak lembab
dan bersih. Pemeriksaan dada didapatkan dada bentuk dada simetris, lingkar
dada 35 cm
9.Sistem integument
Tidak ada masalah pada sistem integument
10.Sistem imun dan hematolohi
Daya tahan tubuh pasien melemah karena sering terjaga saat batuk dan sesak
napas
11.Sistem reproduksi
Tidak ada masalah
 
Pola Fungsional Kesehatan
Oksigenasi
Sebelum sakit : pernapasan 56 x / menit
Saat sakit : pernapasan 52 x/menit
Cairan dan Elektrolit
Sebelum sakit : Cairan yang masuk 700 ml/ hari
Saat sakit : cairan yang masuk sudah berkurang karena anak dengan kondisi yang
lemah dan tidak mau makan
Nutrisi
Sebelum sakit : diberi minum asi dan susu formula
Saat sakit : diberi minum asi dan susu formula
Aman dan Nyaman
Sebelum sakit : saat siang tidur hanya 1 ½ jam dan malam hanya bangun untuk
batuk
Saat sakit : tidur dengan nyenyak siang dan malam

Eliminasi
Sebelum sakit : bak 6x sehari bab 1xsehari
Saat sakit : bak 5x sehari dan bab 1x sehari bahkan tidak bab
Aktivitas dan Istirahat
Sebelum sakit : aktivitas bermain dengan semangat
Saat sakit : aktivitas bermain terbatas karna kondisi yang lemah dan
terpasang alat bantu nafas dan infus
Psikososial
Sebelum sakit : sangat aktif
Saat sakit : hanya dekat dengan keluarga
Komunikasi
Sebelum sakit : berkomunikasi dengan banyak orang
Saat sakit : hanya berkomunikasi dengan keluarga
Nilai dan Keyakinan
Orang tua selalu menopang anaknya beribadah dengan rajin
Belajar
masih berumur 1 bulan jadi belum bisa belajar
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium

TANGGAL PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

23 Mei 2019 Darah rutin : Hemoglobin 12,5 g/dl 9,2 – 13,6


  Jumlah Eritrosit Hematokrit 4,36 10^6uL 2,80 – 4,80
  36,0 % 30,0 – 46,0
   
23 mei 2019 MCV,MCH,MCHC MCV MCH 82,6 Fl 81,0 – 121,0
Mchc Jumlah lekosit Hitung 28,7 pg 24,0 – 36,0
jenis : 34,7 g/ L 26,0 – 34,0
Monosit Jumlah eosinofil 20,62 10^3Ul 5,50 – 18,00
Jumlah neutrofil Jumalah 26,0 % 1,0 – 11,0
limfosit Jumlah monosit 0,77 10^3Ul 0.0 – 0,40
9,12 10^3Ul 1,50 – 7,00
5,33 10^3Ul 1,00 – 3, 70
5,36 10^3Ul 0,00 – 0,70
Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan foto thoraks posterior – anterior dilakukan untuk menilai
derajat
progresivitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif
menahun.
 Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan adanya perubahan pada
penngkatan eosinofil (berdasarkan pada hasil hitung jenis darah). Sputum
diperiksa secara makroskopis untuk diagnosis banding dengan tuberculosis
paru
Progam Terapi
Mengurangi sesak napas
Pembersihan jalan napas
Meningkatkan kemampuan fungsional
 
Hari/Tgl/Jam Data Analisis data Etiologi Problem

Senin 23 mei data subjektif: pasien belum bisa Penyebab adanya Bersihkan jalan nafas tak
berbiacara. data objektif: pasien tampak obstruksi trakeabronkial efektif
2019 napas cepat, cuping hidung, KU sakit atau sekresi masalah
  sedang, tanda tanda vital: respiratori rate: yang muncul
  56 x/m, suhu: 36,9 C, nadi; 128 x/m, HR: ketidakefektifan
  124 x/m Pasien tampak batuk, pasien bersihan jalan napas
terpasang O2 kanul 2 liter.  
     
Selasa 24 data subjektif: pasien belum bisa Penyebab penurunan Bersihkan jalan napas
mei 2019 berbiacara. data objektif: pasien tampak ekspansi paru masalah tak efektif
batuk berlendir, saat di auskultasi paru yang muncul
  sebelah kiri terdengar bunyi ronchi, tanda ketidakefektifan pola
  tanda vital: respiratori rate: 56 x/m, suhu: napas.
  36,9 C, nadi; 128 x/m, HR: 124 x/m pasien  
  masih tampak batuk, pasien terpasan O2  
kanul 2 liter  
     
Rabu 25 mei data subjektif: orang tua An. A.Z   Penyebab kurang Bersihkan jalan napas
2019 mengatakan tidak tahu tentang penyakit terpaparnya informasi tak efektif
yang dialami anaknya. data objektif: orang masalah yang muncul
  tua tampak bingung saat ditanyakan defisiensi pengetahuan.
penyakit yang dialami anaknya.
PRIORITAS DIAGNOSE KEPERAWATAN
1.Hirarki Maslow mengatur tingkat kebutuhan dasar yang terdiri dari lima tingkat
prioritas. Tingkat yang paling mendasar atau pertama mencakup kebutuhan seperti
udara (oksigen), air dan makanan. Tingkat kedua mencakup kebutuhan keselamatan
dan kemananan. Tingkat ketiga mengandung kebutuhan dicintai dan memiliki.
Tingkat keempat mengandung kebutuhan dihargai dan harga diri yang mencakup
rasa percaya diri, kebergunaan, pencapaian dan nilai diri. Tingkat paling akhir atau
kelima adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri yakni keadaan pencapaian secara
menyeluruh tentang hal-hal yang diinginkan dan mempunyai kemampuan untuk
memecahkan masalah dan mengatasi situasi kehidupan secara realistik.
2.Hirarki tentang kebutuhan merupakan cara yang sangat berguna bagi perawat
untuk merencanakan kebutuhan klien. Prioritas diagnosa keperawatan
diklasifikasikan menjadi tinggi, menengah atau rendah. Prioritas bergantung pada
urgensi dari masalah. Diagnosa keperawatan yang jika tidak diatasi, dapat
mengakibatkan ancaman bagi klien atau orang lain mempunyai prioritas tertinggi.
Prioritas diagnosa dapat terjadi baik dalam dimensi psikologis maupun fisiologis.
Sebagai contoh risiko terhadap tindakan kekerasan, gangguan pertukaran gas dan
penurunan curah jantung adalah diagnosa keperawatan yang paling tinggi.
Hari/Tgl/ No Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi TTD
Jam Diag (NOC) Intervensi keperawatan
(NIC)
nosa
(DP)
25 mei 1 Goal : pasien akan 1.kaji dan pantau frekuensi pernafasan,
kedalaman pernapasan, dan irama
Ketidakefektifan
2019 meningkatkan pola pola napas b.d
napas efektif selama dalam pernapasan,R/ perubahan (seperti
takipnea, penurunan
perawatan. dispnea,penggunaan otot aksesoris)
Objektif : dalam jangka dapat ekspansi paru
waktu 3 x 24 jam mengindikasikan berlanjutnya
pasien akan menunjukan keterlibatan/
jalan napas pengaruh pernapasanyang membutuhkan
efektif dengan kriteria upaya.
2.tempatkan klien pada posisi
hasil : yangnyaman.R/Memaksimalkan ekspansi
1. pola pernafasan normal/ paru
efektif 3.bantu klien untu mengubah posisi yang
2. frekuensi pernafasan, nyaman. R/untuk memaksimalkan
kedalaman kenyamanan.
4.Berikan kesempatan pasien beristirahat
pernapasan, dan irama diantara tindakan untuk memperlancar
pernapasan pernapasan. R/untuk menehindari
dalam batas normal keletihan.
3. tidak ada cuping hidung 5.Berikan oksigen sesuai program.
4. tidak menggunakan otot R/untuk
bantu membantu menurunkan distres
pernapasan
pernapasan. yang disebabkan oleh hipoksia.
5. tanda – tanda vital dalam 24
batas normal 6. berikan antibiotik (yang dapat diberikan
untuk infeksi bakteri sekunder) sesuai
jadwal.kaji dan catat setiap efek samping
(mis,ruam,diare).
Hari/ No
Diagno
Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi TDD
(NOC) LANJUTAN
Tgl/ sa (NIC)
Jam (DP)

26 2 goal : keluarga dan pasien akan 1.jelaskan secara umum Defisiensi


meningkatkan defisiensi tanda dan gejala
mei pengetahuan dari penyakit yang sesuai.
pengetahuan b.d
2019 dalam perawatan R/agar klien kurang informasi
objektif : mengetahui tentang
dalam jangka waktu 1 x 30 penyakit tersebut.
menit 2.jelaskan proses
diharapkan keluarga dapat perjalanan penyakit yang
mengerti sesuai. R/agar klien
dengan kriteria hasil : mengetahui perjalan
1. keluarga mengetahui penyakitnya.
pengertian, 3.bantu klien dan keluarga
peyebab, tanda dan gejala, mengerti tentang tujuan
pengobatan dan penanganan jangka panjang dan jangka
dirumah tentang penyakit pendek, ajarkan klien
2. Keluarga dapat mengenal tentang penyakit dan
tanda perawatannya.R/tindakan
tanda awal penyakit ini akan
3. Keluarga dapat memberikan menyiapkan klien dan
informasi kembali bagi keluarga untuk
keluarga hidup dalam dan
dirumah dalam penanganan mengatasi kondisi serta
penyakit dirumah   memperbaiki kualitas
hidupnya
LANJUTAN
Hari No Tujuan Dan Kriteria Intervensi Rasionalisasi TDD
Diag
/Tgl/ nosa
Hasil (NIC)
Jam (DP) (NOC)
27 3 Goal : pasien akan 1.Kaji status pernapasan 3 Ketidakefektifan
mei meningkatkan sekurangnya bersihan jalan napas b.d
bersihan jalan napas selama setiap 4 jam atau menurut adanya
2019 dalam standar yang
perawatan. ditetapkan. R/untuk
obstruksi trakeabronkial
Objektif : dalam jangka mendeteksi tanda awal atau
waktu 3 x 24 jam bahaya. sekresi
pasien akan menunjukan 2.Gunakan posisi semifowler
bersihan jalan dan sanggah
napas efektif dengan lengan pasien. R/untuk
kriteria hasil : membantu
1. Tidak ada batuk bernapas dan ekspansi dada
2. tanda – tanda vital dalam serta ventilasi
batas lapang paru basilar.
normal. 3.Bantu pasien untuk
3. suara napas mengubah posisi,
bronchovesikuler batuk dan bernapas dalam
4. tidak menggunakan otot setiap 2 sampai
bantu 4 jam. R/untuk membantu
pernapasan.. mengeluarkan
5. tidak ada suara napas sekresi dan mempertahankan
tambahan. patensi jalan
napa
Hari/ Diagnosa Implementasi IMPLEMENTASI Respon Pasien TTD
Tgl/J Keperawat
am an

25 1 Diagnosa keperawatan pertama: jam respon pasien dapat


Mei 08.00 mengkaji pasien melakukan bernapas dengan lebih
2019 pemeriksaan fisik pada bagian respirasi kuat dan nyaman namun
didapatkan masih terdengar bunyi ronchi
pada paru kiri, 09.15 mengatur posisi masih terlihat sesak
semi fowler, 10.00 mengukur tanda –
tanda vital hasil yang di dapatkan
pernapasan 52x/menit, 10.45
memonitoring tetesan cairan infus dan
asupan cairan hasil yang didapatkan
tetesan infuse jalan lancar tidak ada
hambatan dan cairan yang didapatkan
400cc/24 jam (infus), memonitoring
pengunaan oksigenasi hasil yang di
dapatkan pasien masih terpasang O2 2
liter per menit, 11.00 mengobservasi TTV
hasil yang didapatkan pernapasan: 52x/m,
nadi: 123x/m,heart rate: 121x/m.
Hari Diagnosa Implementasi Lanjutan Respon pasien Tdd
/Tgl Keperawat
/Ja an
m
2 Diagnosa keperawatan kedua: jam 08.00 mengobservasi Masih terlihat
keadaan umum pasien hasil yang didapatkan pasien sesak napas
tampak lemah dan pasien tampak batuk berlendir, 08.15
memonitoring pergerakan dada hasil yang di dapatkan
pergerakandada simetris antara dada sebelah kiri dan
kanan, 09.00 mengobservasi tanda –tanda vital hasil
yang didapatkan pernapasan 52x/m, nadi 123x/m, suhu
37,5oC,heart rate 121x/m, 10.30 memonitoring pola
napas pasien hasil yang didapatkanpasien masih tampak
sesak. 11.30 mengobservasi batuk dan produksi lendir
hasil yang didapatkan pasien masih batuk tapi tidak bisa
mengeluarkan lendir atausputum

3 Diagnosa keperawatan ketiga jam Orang tua


10.00pengetahuan orang tua tentang penyakit yang tidak tau
yang diderita anaknya hasil yang di dapatkan tentang
orang tua mengatakan tidak tahu tentang penyakit penyakit yang
anaknya dialami
anaknya
Hari Diagnosa Implementasi Lanjutan Respon pasien Tdd
/Tgl/ Keperawat
Jam an
26 1 Diagnosa keperawatan pertama: jam 08.00 respon pasien
Mei mengobservasi keadaan umum pasien pasien tampak pasien dapat
lemah dan masih batuk berlendir, 08.20 melakukan
2019 pemeriksaan fisik pada bagian respirasi didapatkan masih bernapas dengan
terdengar bunyi ronchi pada paru kiri, 08.30 mengatur lebih kuat dan
posisi semi fowler, 09.15 mengobservasi suara napas nyaman
pasien hasil yang didapatkan tidak terdengar bunyi napas
tambahan, 10.20 memonitoring tetesan cairan infus dan
asupan cairan hasil yang didapatkan tetesan infuse jalan
lancar tidak ada hambatan, 10.54 memonitoring
pengunaan oksigenasi hasil yang di dapatkan pasien masih
terpasang O2 2 liter per menit, 11.00 mengobservasi TTV
hasil yang didapatkan pernapasan: 56x/m, nadi: 128x/m,
heart rate: 128x/m.

Diagnosa keperawatan kedua: jam 08.00 mengobservasi


2 keadaan umum pasien pasien tampak lemah dan masih
batuk, 08.15 memonitoring pergerakan dada hasil yang
didapatkan perrgerakan kedua dada simetris, 10.30
memonitoring pola napas pasien. 11.30 mengobservasi
batuk dan produksi lendir hasil yang didapatkan pasien
masih batuk tapi tidak bisa mengeluarkan lendir atau
sputum
Lanjutan
Hari Diagnosa Implementasi Respon pasien Tdd
keperawata
/Tgl/ n
Jam
27 1 Diagnosa keperawatan pertama: jam 08.00 melakukan respon pasien
pemeriksaan fisik respirasi didapatkan masih terdengar
Mei bunyi ronchi pada paru kiri, 08.30 mengatur posisi semi dapat bernapas
2019 fowler, 09.15 mengobservasi suara napas pasien hasil yang dengan lebih kuat
didapatkan tidak terdengar bunyi napas tambahan, 09.45 dan nyaman
memotinotoring tetesan cairan infus dan asupan cairan hasil
yang didapatkan tetesan infuse jalan lancar tidak ada
hambatan dan cairan yang didapatkan 400cc/24 jam (infus) ,
10.11 memonitoring pengunaan oksigenasi

Diagnosa keperawatan kedua: jam 08.15


memonitoring pergerakan dada, 09.00 mengobservasi
Pasien tampak
2 lemah
kedaan umum pasien didapatkan pasien tampak
lemah. 10.30 memonitoring pola napas pasien. 11.30
mengobservasi batuk dan produksi lender.

Orang tua sudah


Diagnosa keperawatan ketiga: jam 12.30 memahami
3 penyuluhan kesehatan kepada keluarga An. A.Z hasil
yang didapatkan orang tua sudah mengetahui tentang penyakit
tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, bronchitis yang
pencegahan penyakit bronkitis yang dialami anaknya. dialami anaknya
Evaluasi
Hari/Tgl/Jam No DP SOAP TTD
Rabu,25 mei 1 S = orang tua An.A .Z mengatakan An.A .Z masih batuk –
2019 batuk kering
O= An.A.Z masih tampak batuk, ada pernapasan cuping
hidung, saat diauskultasi terdengar bunyi rochi
A = masalah belum teratasi
P= intervensi dilanjutkan

S= orang tua An. A.Z mengatakan An .A.Z pada saat


menangis napasnya akan cepat
O= An . A.Z tampak sesak, tampak menggunakan otot
bantu pernapasan Oksigen 2 liter/ menit
A= masalah belum teratasi
P= intervensi dilanjutkan

S= orang tua An. A.Z mengatakan mereka tidak


memahami mengenai penyakir bronchitis
O= orang tua An . A.Z terlihat bingung dan tidak dapat
menjelaskan mengenai penyakit
A = masalah belum teratasi
P= intervensi dilanjutkan
Hari/Tgl/Jam NO DP SOAP TTD

Kamis 26 mei 2 S = orang tua An. .Z mengatakan An. .Z masih


2019 batuk – batuk kering
O = pasien masih tampak buruk, masih terdengar
bunyi rochi pada saat auskultasi
A = masalah belum teratasi
P= intervensi dan aktivitas dipertahankan dan
dilanjutkan

S= orang tua An . A.Z mengatakan anaknya sudah


tidak terlalu sesak napas, tapi jika anaknya
menagis maka akan sesak napas
O= pasien sudah masih tampak sesak , tidak ada
napas cuping hidung,pasien masih menggunakan
otot bantu pernapasan O2 2 liter / menit
A = masalah belum teratasi
P= intervensi dan aktivitas yang akan dilanjutkan
Hari/Tgl/Jam NO DP Lanjutan
SOAP TTD

Jumat 27 mei 3 S = orang tua An.A .Z mengatakan An.A .Z masih batuk – batuk
2019 kering
O= Pasien masih tampak batuk, sudah tidak ada pernapasan
cuping hidung, saat diauskultasi masih terdengar bunyi rochi
A = masalah belum teratasi
P= intervensi dan aktivitas dipertahankan dan dilanjutkan
S= orang tua An . A.Z mengatakan anaknya sudah tidak terlalu
sesak napas
O= pasien sudah tidak tampak sesak , tidak ada napas cuping
hidung,pasien sudah tidak menggunakan otot bantu
pernapasan O2 2 liter / menit
A = masalah teratasi
P= intervensi dan aktivitas yang ada dihentikan

S= orang tua An. A.Z mengatakan mereka sudah dapat memahami


mengenai penyakit bronchitis
O= orang tua An. A.Z terlihat oaham dan dapat menjelaskan kembali
mengenai penyakit bronchitis
A = masalah teratasi
P= intervensi dan aktivitas yang ada dihentikan
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai