Anda di halaman 1dari 48

MANAJEMEN

RESIKO
Arti Resiko Secara Umum

Resiko adalah bagian dari kehidupan manusia.


Sejak manusia lahir sampai meninggal kemudian
selalu dihadapkan pada resiko. Banyak ahli
berpendapat bahwa sukses seseorang banyak
dicapai oleh orang-orang yang berani mengambil
resiko, dan pada intinya Hanya Orang yang berani
mengambil resiko, dan melihat resiko sebagi
bagian dari tantangan , bisa dipastikan akan
sukses
Tujuan :

Memberikan informasi
berkaitan dengan kegiatan
yang ada dalam Manajemen
Risiko sesuai dengan tahapan-
tahapannya.
Sasaran
 Menjelaskan pengertian dari manajemen risiko
 Menyebutkan tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam manajemen risiko
 Melaksanakan kegiatan manajemen risiko di
tempat kerja
 Mengendalikan risiko di tempat kerja dengan
menggunakan prinsip manajemen risiko
Bahaya
 Sesuatu/sumber yang berpotensi
menimbulkan cedera/kerugian (manusia,
proses, properti dan lingkungan
 Faktor internal yang menjadikan
konsekuensi
Konsekuensi = Hazard x exposure
Exposure = konsentrasi x lama
pemajanan
 Tidak akan menjadi risiko jika tidak ada
pemajanan
Risiko/Risk
 Kesempatan untuk terjadinya cedera/kerugian
dari suatu bahaya, atau kombinasi dari
kemungkinan dan akibat risiko
 Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu
Probability dan Konsekuensi
 Risiko = Probability x Konsekuensi
 Risiko = Prob x Hazard x Konsentrasi x lama
Komponen Risiko/Risk
 Variasi individu yang berhubungan dengan kerentanan
 Jumlah manusia yang terpajan
 Frekuensi pemajanan
 Derajat risiko individu
 Kemungkinan pengendalian bahaya
 Kemungkinan untukmencapai tingkat yang aman
 Aspek finansial individu
 Pendapat masyarakat
 Tanggung jawab sosial
Analisa Risiko/Risk Analysis

Kegiatan analisa suatu risiko


dengan cara menentukan
besarnya kemungkinan/probability
dan tingkat keparahan dari
akibat/consequences suatu risiko
Penilaian Risiko /Risk Assessment

Penilaian suatu risiko dengan


cara membandingkannya
terhadap tingkat atau karena
risiko yang telah ditetapkan
DEFINISI

Manajemen Risiko

Penerapan secara sistematis dari


kebijakan manajemen, prosedur dan
akitivitas dalam kegiatan identifikasi
bahaya, analisa, penilaian,
penanganan dan pemantauan serta
review risiko
Siapa Yang Melakukan Penilaian Risiko

 Dapat dilakukan oleh manager/supervisor/ ahli


K3 di perusahaan ybs.
 Dapat dilakukan oleh pihak ketiga.
 Memahami MSDS/Label/informasi tempat kerja
 Kualifikasiyang melakukan :
 Memahami perat.-peruu. K3

 Memiliki keahlian di bidang K3


Manfaat Manjemen Risiko

1. Menjamin kelangsungan Usaha perusahaan

2. Menekan biaya penanggulangan kejadian yang


tidak diinginkan

3. Menimbulkan rasa aman dikalangan pekerja


,pimpinan dan pemegang saham

4. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran


mengenai resiko operasi disemua lini
5. Memenuhi persyaratan per-Undang-Undangan
Tahapan Manajemen Risiko

PERSIAPAN
PERSIAPAN

IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASIBAHAYA
BAHAYA
KOMUNIKASI & KONSULTASI

ANALISA RISIKO
ANALISA RISIKO

MONITOR & REVIEW


AKIBAT KEMUNGKINAN
KEMUNGKINAN
AKIBAT

EVALUASI
EVALUASIRISIKO
RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO
PENGENDALIAN RISIKO
Persiapan

Agar pelaksanaan manajemen risiko berjalan


dengan lancar, diperlukan persiapan antara lain;
Ruang lingkup kegiatan manajemen risiko
Personil yang terlibat
Standar dalam penentuan kriteria risiko
Prosedur/mekanisme pelaporan dan
pemantauan serta review
Dokumentasi yang terkait
Pemantapan Konteks
 Konteks Strategik : Ass. Internal dan eksternal
unit
 Konteks Organisasi : Ass. Thd Manajemen &
Organisasi
- Manajemen melibatkan dalam pengambilan
keputusan
- Terkait dengan kebijakan organisasi secara
keseluruhan
- Terkait dengan alokasi sumber daya
(personil, finansial, dll)
 Konteks Pengelolaan Risiko : Ass. Terhadap
ruang lingkup yg lebih besar s/d pemerintah
Identifikasi Bahaya
Tujuan dari tahap ini adalah organisasi mengetahui & mendata
bahaya-bahaya apa saja yang ada di tempat kerjanya.

Tahap pertama dalam kegiatan manajemen risiko dimana kita


melakukan identifikasi bahaya yang terdapat dalam suatu kegiatan atau
proses

Ada tiga pertanyaan yang dapat dipakai sebagai panduan :


a. Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera/loss ?
b. Target apa saja yang terkena/terpengaruh bahaya ?
c. Bagaimana mekanisme cedera/loss dapat timbul?
Identifikasi Bahaya

Organisasi perlu menetapkan cara untuk membantu


mengidentifikasi bahaya-bahaya di tempat kerja.
Beberapa cara tersebut antara lain melalui;
 Diskusi/Brainstorming
 Mereview catatan K3 organisasi;

Laporan kecelakaan, laporan bahaya, hasil audit


 Studi literatur (MSDS, statistik industri)
 Wawancara dengan pekerja (user)
 Inspeksi dan observasi tempat kerja
 Regulasi dan atau standar K3
Identifikasi Bahaya

Apakah ada sumber untuk menimbulkan


cedera? Sumber bahaya ditempat kerja dapat
berasal dari :
 Bahan / material
 Alat/mesin
 Proses
 Lingkungan kerja
 Metode kerja
 Cara kerja
 Produk
Identifikasi Bahaya

Target yang mungkin terkena/terpengaruh


sumber bahaya :
 Manusia

 Produk

 Peralatan/fasilitas

 Lingkungan
 Proses
 Reputasi
 Lainnya??
Kelompok/Jenis Bahaya

Bahaya Fisik (Physical Hazards)


 Kebisingan, radiasi, getaran, panas, pencahayaan,
ketinggian

Bahaya Kimia (Chemical Hazards)


 Eksplosif, flammable, korosif, karsinogen, toksik

Bahaya Biologi (Biological Hazards)


 Virus, bakteri, jamur, binatang, parasit

Bahaya Psikologi (Psychological Hazards)


 Hubungan kerja, jam kerja, kekerasan/violence, stres

Bahaya Ergonomi (Ergonomic Hazards)


 layout, manual handling, desain kerja/tugas
Tehnik Identifikasi Bahaya

Banyak alat bantu yang dapat digunakan


untuk mengidentifikasi bahaya di tempat
kerja. Beberapa metode/tehnik tersebut :
 Inspeksi
 Pemantauan/survey
 Audit
 Kuesioner
 Data-data statistik
Analisa Dan Penilaian Risiko

Peluang (Probability)

Yaitu kemungkinan terjadinya suatu


kecelakaan/kerugian ketika terpapar dengan
suatu bahaya
 Peluang orang jatuh karena melewati jalan
licin
 Peluang untuk tertusuk jarum
 Peluang tersengat listrik
 Peluang supir menabrak
Akibat (Consequences)

Yaitu tingkat keparahan/kerugian yang mungkin terjadi


dari suatu kecelakaan/loss akibat bahaya yang ada. Hal
ini bisa terkait dengan manusia, properti, lingkungan, dll

Contoh :
 Fatality atau kematian
 Cacat
 Perawatan medis
 P3K
Acuan Dalam Penilaian Resiko

Agar penilaian yang kita lakukan


seobjective mungkin maka perlu
mengumpulkan informasi sebelum
menilai resiko dari suatu akitivitas :
Acuan Dalam Penilaian Resiko

 Informasi tentang suatu aktivitas (durasi, frekuensi, lokasi dan siapa yang
melakukan)

 Tindakan pengendalian risiko yang telah ada

 Peralatan/mesin yang digunakan untuk melakukan aktivitas

 Bahan yang dipakai serta sifat-sifatnya (MSDS)

 Data statistik kecelakaan/penyakit akibat kerja (internal & eksterbal)

 Hasil studi, survey/pemantauan

 Literature

 Benchmark pada industri sejenis

 Penilaian pihak spesiality/tenaga ahli, dll


Analisa Risiko
Tahap analisa risiko bertujuan agar organisasi lebih
memahami bahaya yang teridentifikasi dan risiko yang
ditimbulkannya sehingga dapat ditentukan apakah
dibutuhkan tindakan pengendalian lebih lanjut atau tidak.

Analisa risiko dilakukan dengan


mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan suatu
bahaya dan kemungkinan dari akibat tersebut
untuk terjadi.
Analisa Risiko

Dalam melakukan analisa suatu risiko perlu diperhatikan beberapa


hal yaitu;

 Identifikasi tindakan pengendalian risiko yang telah ada dan


seberapa efektif tindakan pengendalian tersebut
 Pengumpulan informasi terkait dengan bahaya yang
diidentifikasi, misal:

• lama pajanan/exposure,
• cara pajanan,
• kerentanan personil

 Penetapan kriteria dari akibat dan kemungkinan

 Metode analisa risiko (kualitatif, semikuantitatif & kuantitatif)


Analisa Risiko

Ada 3 cara dalam penilaian risiko yaitu :

 Kualitatif
 Semi kuantitatif
 Kuantitatif
Analisa Risiko

Analisa Kualitatif
Metode ini menganalisa dan menilai suatu
risiko dengan cara membandingkan
terhadap suatu deskripsi/uraian dari
parameter (peluang dan akibat) yang
digunakan.Umumnya metode matriks
dipakai.
Analisa Risiko
Analisa Risiko

Analisa Semi kuantitatif

Metode ini pada prinsipnya hampir sama


dengan analisa kualitatif, perbedaannya
pada metode ini uraian/deskripsi dari
parameter yang ada dinyatakan dengan
nilai/score tertentu.
Analisa Risiko
Analisa Risiko

Analisa Kuantitatif

Metode ini dilakukan dengan menentukan nilai dari masing-masing


parameter yang didapat dari hasil analisa data-data yang
representatif

Analisa terhadap nilai peluang atau akibat dilakukan dengan


beberapa metode seperti : analisa statistik, model komputer,
simulasi, fault tree analysis, dll

tergantung pada derajat resiko, sumberdaya yang tersedia untuk


penilaian dan keakuratan data yang tersedia.
Penanganan Risiko

Berdasarkan penilaian risiko kemudian ditentukan apakah


risiko tersebut masih bisa diterima (acceptable risk) atau
tidak (unacceptable risk) oleh suatu organisasi

Apabila risiko tersebut tidak bisa diterima maka organisasi


harus menetapkan bagaimana risiko tersebut ditangani hingga
tingkat dimana risikonya paling minimum/sekecil mungkin

Bila risiko mudah dapat diterima/tolerir maka organisasi perlu memastikan bahwa monitoring
terus dilakukan terhadap risiko itu.
Penanganan Risiko

Bila suatu risiko tidak dapat diterima


maka harus dilakukan upaya
penanganan risiko agar tidak
menimbulkan kecelakaan/kerugian.
Bentuk tindakan penanganan risiko
dapat dilakukan sebagai berikut :
 Hindari risiko
 Kurangi/minimalkan risiko
 Transfer risiko
 Terima risiko
Risiko Yang Bisa Diterima

Menentukan suatu risiko dapat diterima akan


tergantung kepada penilaian/pertimbangan
dari suatu organisasi berdasarkan :
Tindakan pengendalian yang telah ada
Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll)
Regulasi/standard yang berlaku
Rencana keadaan darurat
Catatan/data kecelakaan terdahulu, dll

• Catatan : walau suatu risiko masih dapat diterima tapi tetap harus dipantau/dimonitor
Evaluasi Risiko

Tahap evaluasi risiko bertujuan agar


organisasi dapat menetapkan
keputusan, berdasarkan hasil dari
analisa risiko sebelumnya, mengenai
risiko mana yang memerlukan
pengendalian & prioritas
pengendaliannya.
Evaluasi Risiko

Tentukan prioritas risiko

Lakukan pengambilan keputusan

Apakah risiko bisa diterima? Apakah risiko harus dikendalikan?


(acceptable risk?) (risk reduction/control)?
Apa Yang Perlu Anda Perhatikan Dalam
Mengevaluasi Risiko?

 Metode pengendalian yang sudah ada


(existing controls)
 Standar dan peraturan (standards &
regulations)
 Besarnya risiko (magnitude of the risk)
 Anggaran (budget) ?
Pengendalian Risiko

Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka


harus dilakukan upaya pengendalian risiko
agar tidak menimbulkan
kecelakaan/kerugian. Bentuk tindakan
pengendalian risiko dapat dilakukan
sebagai berikut:
Pengendalian Risiko

 Eliminasi
 Subtitusi
 Rekayasa Teknik
 Administratif
 Alat Pelindung Diri
Hirarki Pengendalian Risiko K3

 Eliminasi
 Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses
berbahaya
 Substitusi
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
 Rekayasa Teknik
 Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis
Hirarki Pengendalian Risiko K3

 Pengendalian Administratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pembentukan sistem kerja
 Pelatihan karyawan

 Alat Pelindung Diri


 Helmet
 Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles
Pemantauan dan Tinjauan Ulang

Setelah rencana tindakan pengendalian risiko


dilakukan maka selanjutnya perlu dipantau dan
ditinjau ulang apakah tindakan tersebut sudah
efektif atau belum.

Bentuk pemantauan antara lain :


 Inspeksi
 Pemantauan Lingkungan
 Audit
Pemantauan dan Tinjauan Ulang

Harus dilakukan karena akan selalu ada potensi


hazard yang baru untuk setiap tempat kerja,
hazard ini dapat disebabkan oleh:
 Penggunaan teknologi, peralatan atau bahan-bahan
baru
 Penerapan dari metode atau prosedur kerja baru
 Perubahan lingkungan kerja (perpindahan ke kantor
yang berbeda, pengurangan staff, dll)
 Mempekerjakan staf baru dengan tingkat kemampuan
dan pengetahuan yang berbeda
Komunikasi dan Konsultasi

Tujuan:
 Memberikan informasi kepada pekerja
mengenai risiko yang ada di tempat
kerja
 Memberikan awareness kepada pekerja
mengenai risiko dan berperan aktif dalam
identifikasi bahaya
 Memastikan pekerja memahami dan
menerima strategi pengendalian yang
ditetapkan
Tentukan:
 Siapa/kepada siapa Bahaya/risiko
 Apa dikomunikasikan
 Bagaimana
Seorang Pekerja Safety Harus

 S............................: SABAR
 M...........................: MANDIRI
A ..........................: AKTIF
 R.......................... : RAJIN
 T...........................: TAAT /
TEKUN/
TERENCANA

Anda mungkin juga menyukai