Anda di halaman 1dari 18

HSG

Preseptor : dr. Irma Hasan Sp.Rad (K), M.Kes

Irvan 1301-1209-0049
• Adalah suatu pemeriksaan yang akurat untuk menilai
uterus dan patensi tuba, tetapi memiliki sensitivitas yang
rendah untuk mendiagnosis adhesi pelvis.

• Waktu pemeriksaan : pada hari ke 9-10 sesudah haid mulai

•  Bahan kontras :
– Lipiodol ultrafluid
– Urografin 60% (meglumin diatrizoate 60% atau sodium
diatrizoate 10%)
– Endografin (meglumine iodipamide)
– Diginol viscous (sodium acetrizoate puls dextran)
– Salpix (sodium acetrizoate plus polyvinyl pyrolidone)
– Isopaque (metrizoate)
Indikasi :
• Indikasi utamanya adalah infertilitas baik primer
maupun sekunder, untuk melihat patensi tuba
- paten : terjadi pelimpahan kontras ke dalam
rongga peritoneum
• Untuk menentukan apakah IUD masih ada dalam
kavum uteri
• Perdarahan pervaginam sedikit, misalnya karena
mioma uteri, polip endometrium, adenomatorus
• Abortus habitualis dalam trisemester kedua
• Sesudah sectio caesaria
- untuk melihat parut-parut pada serviks dan
uterus
• Tumor maligna kavum uteri
• Graviditas ekstra-uterin yang lanjut
• Sebelum Inseminasi buatan
- untuk melihat apakah ada kelainan pada
traktus genitalis
Kontraindikasi :
• Proses-proses inflamasi akut pada abdomen
• Pada hamil muda
• Perdarahan pervaginam yang berat
• Infeksi vagina
• Setelah kuretase atau dilatasi kanalis servikalis
• Penyakit ginjal dan jantung
• Sebelum dan sesudah menstruasi
 
Komplikasi :
• Nyeri
• Infeksi
• Reaksi vasovagal
• Intravasasi vena
• Reaksi alergi terhadap kontras media
 
• Prosedur HSG
• Waktu optimum adalah hari ke 9-10 setelah haid karena
diperkirakan pada waktu tersebut uterus sudah tenang.
• Sejak awal menstruasi sampai pemeriksaan pasien
dilarang coitus.
• Dilakukan pembuatan foto polos posisi litotomi dengan
atau tanpa fluoroskopi untuk mengetahui adanya tumor
• Dipasang spekulum, portio dijepit dimasukkan kontras
melalui kanula.
• Karena kontras dimasukkan ke rongga(intra caviter) dan
bukannya vasa darah, kontras yang digunakan dapat
berupa kontras ionik yang jarang menimbulkan alergi.
• Kontras yang dimasukkan pertama 5cc
• Kemudian diperhatikan, apakah kontras masuk ke
peritoneum atau tidak(peritoneal spill), atau terjadi
obstruksi seperti misalnya fibrosis post infeksi sehingga
kontras tampak menggembung(hydrosalphynx).
• Dilakukan pemotretan saat kontras masuk ke tuba dan
saat peritoneal spill dengan posisi AP dan Oblik.
HSG normal
• Kanalis servikalis 3-4 cm (1/3 panjang uterus),
bentuknya lonjong
• Ismus antara kavum uteri dan kanalis servikalis
lebih sempit
• Ostium uteri internum tampak seperti
penyempitan pendek
• Kavum uteri berbentuk segitiga, sisi dan fundus
uteri lurus atau konkaf
• Fundus kadang-kadang konfeks dan lebih lebar
daripada panjang uterus
• Jarak kornu kanan dan kiri rata-rata 3,5 cm
• Sfingter kornu berbentuk seperti bawang
• Apeks kornu langsung berkanjut pada ismus
tuba yang nampak seperti garis potlot pada
radiogram dan jalannya bergelombang
kemudian melebar sebagai ampula tuba
Congenital uterine abnormalities
• Uterus dibentuk oleh penggabungan sepasang
mullerian duct
• Sudut > 90˚ diantara horn diduga sebagai
uterus bikornus
Other uterine abnormalities
• Fibrosis
• fibrosis subserosa : dapat menyebabkan pergeseran
rongga
• fibrosis mural : pembesaran rongga dapat disertai / tidak
disertai distorsi
• fibrosis submokosa : gambaran polypoid filling defects
dalam rongga uterus
• Polip/hiperplasia endometrium
- gambaran multiple small filling defect
• Adhesi intrauterine
• Kehamilan
Tubal disease
• Penyebab oklusi tuba :
• - PID,endometriosis,postpuerperal
infection,tuberculosis
• Salpingitis isthmica nodosa
• - gambaran khas : multiple diverticula
• Cornual polyps
• - gambaran : filling defect yang tipis di kornu
• HSG showing a normal uterus and blocked tubes
• No "spill" of dye is seen at the ends of the tubes
• Both tubes are also slightly dilated and fluid filled -hydrosalpinx
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai