TENTIR Penyakit Kehamilan
TENTIR Penyakit Kehamilan
Pembimbing :
Dr. M.D. Junaedi, Sp.OG
ibu hamil yang sudah diketahui mengidap Adanya intoleransi karbohidrat dengan
diabetes sebelum kehamilan derajat bervariasi yang terjadi atau
Riwayat kadar gula tinggi dengan glukouri atau diketahui pertama kali pada saat
ketoasidosis kehamilan. Setelah ibu melahirkan,
Kadar gula sewaktu ˃ 200 mg / dl dengan gejala keadaan DMG sering akan Kembali ke
trias (polidipsi, poliuri dan berat badan turun regulasi glukosa normal.
yang tidak bisa dijelaskan )
Tergantung Insulin
3
Faktor Resiko DMG
Risiko tinggi
b. Obesitas
a. Usia < 25 tahun
c. Polycystic ovary sindrome
b. Berat badan normal sebelum hamil
d. Kehamilan yang lalu ada intoleransi glucosa
c. Tidak ada histori keluarga/orang tua DM
e. Kehamilan yang lalu dengan bayi besar (> 4000g)
d. Tidak ada histori kelainan toleransi glukosa f. Riwayat kematian janin dalam rahim yang tidak diketahui
4
SKRINING DAN DIAGNOSIS
skrining universal (ACOG) yakni dilakukan untuk setiap ibu hamil dimulai sejak kunjungan
pertama (trimester 1) untuk menapis DM Pragestasi (DMpG), bila negatif diulangi pada
kehamilan 24-28 minggu untuk menapis DM Gestasi (DMG).
Skrining dan diagnosis yang direkomendasikan adalah satu tahap (One Step Approach
menurut WHO) yakni dengan TTGO (Test Toleransi Glukosa Oral), dengan memberikan
beban 75 gram glukosa anhidrus setelah berpuasa selama 8 – 14 jam.
(+) apabila hasil glukosa puasa = 126 mg/dL dan 2 jam = 200 mgh/dL.
Bila hasil negatip diulangi dengan cara pemeriksaan yang sama pada usia hamil 24-28
minggu.
5
PERAWATAN ANTENATAL pasien DMG
dilaksanakan secara multi disiplin terdiri dari Bagian Kebidanan, Penyakit Dalam, Gizi, Neonatus dan Anesthesia.
Perawatan antenatal, kunjungan setiap 2 minggu sampai dengan usia hamil 36 minggu kemudian 1 minggu sekali
sampai dengan aterm (bila kadar glukosa darah terkendali dengan baik).
Target glukosa darah senormal mungkin dengan kadar glukosa puasa = 100 mg/dL dan 2 jam pp = 140 mg/dL yang
dicapai dengan diet, olahraga dan insulin.
OAD tidak dianjurkan karena dapat menembus barier plasenta, dikhawatirkan efek teratogenik dan lebih merangsang
sel beta Langerhans pada janin.
6
PERAWATAN SELAMA PERSALINAN
Untuk pasien yang kadar glukosa terkendali dengan diet saja diperbolehkan melahirkan sampai dengan aterm. Bila sampai
dengan 40 minggu belum terjadi persalinan maka mulai dilakukan pemantauan kesejahteraan janin 2 kali seminggu.
Pasien dengan HDK dan pernah stillbirth sebelumnya harus dilakukan pemantauan kesejahteraan janin 2 kali seminggu
mulai usia hamil 32 minggu
Perkiraan berat lahir secara klinis dan pemeriksaan USG dilakukan untuk mendeteksi adanya tanda-tanda makrosomia.
Untuk mengurangi kelainan janin akibat trauma kelahiran dianjurkan untuk mempertimbangkan SC efektif pada
EFW=4500 g.
Pasien dengan DMG yang dalam terapi insulin disertai diet untuk mengendalikan kadar glukosa direncanakan program
pemantauan/evaluasi janin antennal\tal (anterpartum fetal surveillance) seperti pada DMpG.
Perawatan insentive untuk mendeteksi dan mengatasi kejadian hipoglikemia, hipokalsemia dan hiperbilirubinemia pada
neonatus.
7
PERAWATAN PASCA PERSALINAN
- Bila TTGO diatas menunjukkan kadar yang normal, evaluasi lagi setelah 3 tahun
dengan kadar glucose puasa, olah raga teratur dan menurunkan berat badan pada
yang obesitas.
Kontrasepsi oral dosis rendah ( Low-dose oils) dikatakan tidak pernah dilaporkan
berpengaruh terhadap kejadian intoleransi karbohidrat.
Koordinator : Prof Dr. Dr. Agus Abadi, SpOG(K) Anggota : Tim Fetomaternal FK-UNAIR
9
HIPERTIROID DALAM
KEHAMILAN
Hipertiroid adalah kondisi
klinik dan biokimiawi
yang menunjukkan meningkatnya kadar hormon
tiroid
Hiperaktivitas kelenjar tiroid
Ditemukan 0,1 -0,4% dalam kehamilan dan banyak
disebabkan oleh penyakit Grave (85%)
Perubahan fisiologis
Kehamilan akan peningkatan hormon tiroid
menyebabkan perubahan 40-100% untuk keperluan
struktur dan fungsi ibu dan janin
kelenjar t i r o i d ibu
Primer: Sekunder:
Karena permasalahan dari organ tiroid Permasalahan pada kelenjar pituitary atau
sendiri ditandai dengan FT3 naik tetapi hypothalamus (misalnya: tumor sehingga
TSH turun (misalnya: goiter, autoimun sekresi tsh berlebih dan negative feedback
grave diseases, Transient hipertiroidisme) tidak berjalan)
14
Faktor pencetus
hipertiroid dalam
kehamilan
Hipertiroid dalam kehamilan pada umumnya disebabkan oleh
penyakit autoimun Grave. Penyebab yang lainnya, adalah
struma multinodular, adenoma toksik, tiroiditis
Grave’ disease → proses autoimun → antibody tiroid →
menempel dan mengaktivasi reseptor TSH →hiper fungsi
dari kelenjar tiroid
Episode kekambuhan → riwayat hipertiroid
Transien hipertiroidisme didiagnosis pada sekitar 3-5 % dari
kehamilan dan termasuk wanita dengan hiperemesis gravidarum ,
kehamilan kembar dan mola hidatidosa
TSH menurun
DIAGNOSIS
Pada kasus yang jelas diagnosis
klinis kehamilan dengan hipertiroid
mudah ditegakkan
1. Observasi
3.β Blocker
4.Operatif
( Tiroidektomi)
KONSEKUENS PENGGUNAAN
OBAT ANTI TIROID
24
Rekomendasi:
1 TSH adalah tes skrining lini pertama untuk menilai
status tiroid pada kehamilan.
2. TSH dan FT4 harus diukur untuk mendiagnosis
penyakit tiroid pada kehamilan.
3. Wanita hamil dengan hipertiroidisme yang jelas
harus ditangani dengan thioamide untuk
meminimalkan hasil yang merugikan risiko.
4. FT4 harus dipantau pada wanita hamil dengan
hipertiroidisme dan thioamide dosis disesuaikan.
Mempertahankan euthyroidism pada pasien sangat penting.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa penatalaksanaan
maksimal pasien hipertiroid dalam kehamilan akan
meningkatkan berdampak baik pada ibu dan bayi.
SLE PADA KEHAMILAN
DEFINISI
Sistemik lupus eritematosus (SLE) adalah penyakit
autoimun, multisistem, yang melibatkan mekanisme
patogenetik kompleks.
29
Kriteria Diagnosis SLE
American College
of Rheumatology (ACR):
30
Malar Rash Diskoid Rash
31
6. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gillstrapp III LC, Hanth JC, Wenstrom KD. Connective tissue disorders. William Obstetrics. 22 nd ed. New
York: Mc Graw Hill; 2005.p.1211-4. 32
Antenatal Care
Kunjungan 1: pemeriksaan lengkap
(DL, elektrolit, fungsi liver, fungsi ginjal,
urinalisis, antibodi anti DNA, anti bodi anti
kardiolipin, antikoagulan Lupus, C3, C4 dan
Anti SSA/R0 dan AntiSSB/La)
33
2 hal yang perlu diperhatikan pada penatalaksanaan LES dengan kehamilan yaitu:
2. Plasenta dan fetus dapat menjadi target dari otoantibodi maternal sehingga dapat berakhir
dengan kegagalan kehamilan dan terjadinya lupus eritemtousus neonatal
34
TATALAKSANA KEHAMILAN DENGAN LES
Pemberian kostikosteroid memiliki peran yang sangat penting pada kehamilan dengan LES
Pada manifestasi klinis LES yang ringan umumnya diberikan prednison oral dalam dosis
rendah 0,5 mg/kgBB/hari sedangkan pada manifestasi klinis yang berat diberikan prednison
dosis 1 mg- 1,5 mg/kgBB/hari.
35
Pemberian imunosupresan diberikan pada penderita yang tidak respon terhadap terapi
glukokortikoid selama 4 minggu.
Siklofosfamid diberikan bolus intravena 0,5 gr/m2 dalam 150 cc NaCL 0,9% selama 60 menit
diikuti dengan pemberian cairan 2-3 liter/24 jam.
36
Indikasi pemberian siklofosfamid
6. Penurunan laju filtrasi glomerulus atau peningkatan kreatinin tanpa disertai dengan faktor
ekstra renal lainnya
37
Pemilihan kontrasepsi yang efektif dan aman
Kontrasepsi oral yang hanya mengandung progesteron dan depot progesteron merupakan
alternatif yang lebih aman untuk penderita LES pasca persalinan.
38
Hampir semua obat untuk penderita LES diekskresikan bersama air susu dalam jumlah yang
bervariasi antara 0,1%-2% dosis obat, kecuali Imunosupresan yang dikontraindikasikan
untuk ibu menyusui.
39
40