SEMINARIS:
Ai Rafikah Nurpratiwi 160112180086
PEMBIMBING:
Prof. Dr. drg. Harmas Yazid Yusuf, Sp.BM (K)
Contoso
Pharmaceuticals
page 2
Penyakit Hepar
• Hati adalah organ terbesar kedua dalam tubuh
manusia,
• Fungsi hati termasuk membantu darah
menggumpal, membersihkan darah dari racun,
mengubah makanan menjadi nutrisi,
mengontrol kadar hormon, melawan infeksi dan
penyakit, meregenerasi setelah terjadi cedera,
memetabolisme kolesterol, glukosa, zat besi dan
mengontrol kadarnya.
• Gangguan hati bisa disebabkan oleh virus,
kerusakan akibat obat-obatan atau bahan kimia,
obesitas, diabetes atau serangan dari sistem
kekebalan tubuh sendiri
• Bila kondisi ini tidak ditangani dapat
mengancam nyawa dan dapat merusak hati atau
empedu secara permanen.
Contoso
Pharmaceuticals
page 3
Macam-Macam Kelainan Hepar
Hepatitis
Hepatitis A
• Infeksi diakibatkan oleh virus hepatitis A (HAV)
• Virus hepatitis A paling banyak ditemukan di
tinja
• Gejala muncul 2 - 6 minggu setelah terpapar
virus hepatitis
• Gejala berupa urine berwarna gelap, kelelahan,
gatal, hilang nafsu makan, demam ringan, mual,
muntah, anoreksia, malaise, feses berwarna
pucat atau seperti tanah liat dan kulit kuning.
• Transmisi melalui kontak pribadi yang dekat
dengan orang yang terinfeksi dan juga bisa
melalui makanan
• Pencegahan : merekomendasi vaksinasi rutin
pada anak-anak berusia lebih dari 1 tahun
Contoso
Pharmaceuticals
page 4
Macam-Macam Kelainan Hepar
Hepatitis
Hepatitis B
• Infeksi diakibatkan oleh virus hepatitis B (HBV)
• Virus ini bereplikasi dalam hepatosit dan pada
tingkat yang lebih rendah dalam sel induk di
pankreas, sumsum tulang, dan limpa
• Gejala penyakit akut berupa mual, malaise, sakit
perut, dan ikterus; jika tidak diobati, dapat
berkembang menjadi kondisi kronis, lebih lanjut
menjadi sirosis (jaringan parut) hati, kanker hati,
gagal hati, dan kematian.
• Terapi antiviral (lamivudin, entecavir,tenovovir).
Contoso
Pharmaceuticals
page 5
Macam-Macam Kelainan Hepar
Hepatitis
Hepatitis B
• Transmisi utama aktivitas seksual .
• Transmisi lain melalui paparan perkutan dan
permukosa; inokulasi perkutan langsung:
transfusi darah infektif atau produk darah
(serum, plasma, faktor konsentrat), berbagi
jarum, tato, dan tindik badan; inokulasi perkutan
secara tidak langsung serum atau plasma
melalui luka kecil atau lecet pada kulit; absorpsi
melalui serum atau plasma infektif permukaan
mukosa mulut atau mata, absorpsi sekresi
infektif, seperti air liur atau air mani.
• Vaksinasi universal terhadap HBV pada masa
bayi saat ini direkomendasikan.
• Dokter gigi memiliki risiko tiga hingga empat
kali lipat lebih tinggi infeksi HBV dibandingkan
pada populasi umum Contoso
Pharmaceuticals
page 6
Macam-Macam Kelainan Hepar
Hepatitis
Hepatitis C
• Infeksi diakibatkan oleh virus hepatitis C (HCV)
• Gejala infeksi akut termasuk demam, kelelahan,
kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sakit
perut, persendian nyeri, dan ikterus.
• HCV kronis jarang memiliki gejala, tetapi dapat
mengakibatkan masalah kesehatan jangka
panjang, termasuk disfungsi hati, kanker, dan
kematian
• Tidak ada vaksin efektif atau profilaksis pasca
pajanan yang tersedia untuk infeksi HCV.
• Terapi interferon sparing yang dikombinasikan
dengan agen antivirus yang bekerja langsung
secara oral (misalnya, sofosbuvir, ledipasvir)
mampu menyembuhkan infeksi HCV hingga
90% .
Contoso
Pharmaceuticals
page 7
Macam-Macam Kelainan Hepar
Hepatitis
Contoso
Pharmaceuticals
page 8
Macam-Macam Kelainan Hepar
Hepatitis
Hepatitis E
• Virus hepatitis E (HEV) adalah 32-34-nm, virus
tipe RNA yang tidak terbungkus yang
menyerupai virus dari famili Caliciviridae.
• Hepatitis E menyerupai hepatitis A dan
ditularkan pula melalui kontaminasi feses/oral.
• Periode inkubasi berkisar dari 15 hingga 60 hari,
dan inkubasi rata-rata berlangsung 40 hari
• Gejala HEV yaitu jaundice, malaise, anoreksia,
mual, muntah, sakit perut, hepatomegali,
pruritis dan artralgia.
• Pengobatan berfokus pada perawatan suportif,
rehidrasi, dan beristirahat.
Contoso
Pharmaceuticals
page 9
Macam-Macam Kelainan Hepar
Penyakit Hati Alkoholik
Alkohol dapat merusak atau menghancurkan sel hati. Hati memecah alkohol agar bisa dikeluarkan dari tubuh. Hati
bisa rusak parah jika minum lebih banyak alkohol daripada yang bisa diproses.
Tiga jenis utama penyakit hati terkait alkohol: fatty liver disease, hepatitis alkoholik dan sirosis alkoholik.
Banyak peminum berat mengalami perkembangan penyakit dari fatty liver disease, hepatitis alkoholik hingga
sirosis alkoholik seiring waktu.
Namun, beberapa peminum berat dapat mengalami sirosis tanpa hepatitis alkoholik terlebih dahulu. Seseorang
mungkin menderita hepatitis alkoholik tetapi tidak pernah memiliki gejala
Pada penderita penyakit hati terkait alkohol, terutama hepatitis atau sirosis alkoholik, hati tidak bisa berfungsi
menghilangkan racun dari dalam darah. Akibatnya, kadar racun amonia dalam darah semakin tinggi.
Contoso
Pharmaceuticals
page 10
Macam-Macam Kelainan Hepar
Sirosis
Contoso
Pharmaceuticals
page 11
Macam-Macam Kelainan Hepar
Sirosis
page 13
Manifestasi Oral Penyakit Hati
Karies
Gangguan perdarahan
Petechiae
Radang gusi
Perdarahan gingiva
Contoso
Pharmaceuticals
page 14
Prinsip- Prinsip
Persiapan Pasien Pre
dan Post Operasi
untuk Penderita
Kelainan Hepar
Contoso
Pharmaceuticals
page 15
Tujuan utama evaluasi dan persiapan pra operasi (Goldman, 2015):
Memudahkan
dalam menyusun
rencana
Mengoptimalkan
perawatan,
kondisi medis
termasuk
Dokumentasi pasien dengan
Penilaian status kemungkinan Menentukan
kondisi yang tujuan
kesehatan pasien konsultasi resiko
dibutuhkan saat meminimalir
secara umum dan/atau perioperatif
pembedahan risiko rasa sakit
kerjasama
hingga kematian
dengan tenaga
perioperatif
medis dengan
spesialisasi
berbeda
Contoso
Pharmaceuticals
page 16
Penilaian Preoperatif
Anamnesis Evaluasi Riwayat Penyakit dan
Pemeriksaan Fisik
• Kemampuan dalam melakukan pemeriksaan • Riwayat penyakit menyeluruh dan pemeriksaan fisik dapat
klinis berasal dari pengenalan pola yang memberikan informasi penting sebelum dilakukan operasi.
dipelajari dengan melihat pasien dan
mendengarkan riwayat penyakitnya. Identitas • Riwayat transfusi darah sebelumnya, penyalahgunaan obat,
pasien pun perlu dicatat dengan lengkap atau konsumsi alkohol yang berlebihan.
• Riwayat penyakit kuning dalam keluarga, anemia, penyakit hati
herediter, dan reaksi merugikan sebelumnya saat anestesi.
• Riwayat pengobatan termasuk penggunaan analgesik, anastesi,
dan pengobatan alternatif.
• Pemeriksaan fisik dapat mengidentifikasi tanda-tanda penyakit
hati yang umum seperti wasting temporal, penyakit kuning,
eritema palmar, spider nevi, asites, atau hepatosplen.
• Pemeriksaan fisik secara umum meliputi pemeriksaan keadaan
umum (kulit, kuku, wajah, mata,telinga, leher); tanda vital
Contoso
(tekanan darah, denyut nadi, pernafasn, suhu, berat badan); dan
pemeriksaan jalan nafas Pharmaceuticals
page 17
Obat-Obatan Untuk Perawatan Gigi yang Dimetabolisme Oleh Hati
Anestesi lokal (aman digunakan dalam jumlah yang tepat)
Lidokain (Xylocaine)
Mepivacaine (Carbocaine)
Prilocaine (Citanest)
Bupivacaine (Marcaine)
Analgesik
Aspirin*
Asetaminofen (Tylenol, Datril) †
Kodein †
Meperidine (Demerol) †
Ibuprofen (Motrin) *
Sedatif
Diazepam (Valium) †
Barbiturat †
Antibiotik
Ampisilin
Tetrasiklin
Metronidazol ‡
Vankomisin ‡
Keterangan:
* Batasi dosis atau hindari jika penyakit liver parah (hepatitis akut dan sirosis akut) atau kelainan hemostatik.
† Batasi dosis atau hindari jika penyakit hati parah (hepatitis akut dansirosis) atau ensefalopati hadir, atau jika
diminum dengan alkohol.
‡ Hindari jika penyakit hati parah (hepatitis akut dan sirosis)
Contoso
Pharmaceuticals
page 18
Penilaian Preoperatif
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah lengkap (eritrosit, leukosit, • Pemeriksaan Kadar Bilirubin (kisaran normal :
hemoglobin, hematokrit, dan trombosit). 0,0-1,0 mg / dL)
• Pemeriksaan Fungsi Hati • Prothombin Time (PT) (kisaran normal : 11-15
• Test Serum Glutamat Piruvat Transaminase detik)
(SGPT) / Alanine aminotransferase (ALT) (kisaran
• Bleeding Time untuk menentukan fungsi platelet
normal: 10-55 U / L)
(kisaran normal : 2–7 menit)
• Test Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase
(Aspartate aminotransferase (AST) (kisaran normal: • Waktu tromboplastin parsial teraktivasi untuk
10-40 U / L). mengevaluasi jalur koagulasi intrinsik (kisaran
• Alkalin posfatase (kisara normal 45-115 U / L) normal:25 ± 10 detik).
• Gamma Glutamyl Transpeptidase (GGTP) • International Normalized Ratio/ INR (kisaran
(kisarannormal: 0-30 U / L)
normal : 0,9-1,1)
• 5′-Nukleotidase (kisaran normal : 0-11 U / L)
• Pemeriksaan Kadar Albumin (kisaran normal:
3.5-5.0 g/dL)
Catatan: Jika tes skrining dan lab tidak normal untuk prosedur pembedahan, pertimbangan pemberian
trombin, gelfoam, agen antifibrinolitik, fresh frozen plasma, vitamin K, trombosit perlu dilakukan dengan Contoso
Pharmaceuticals
konsultasi pada dokter spesialis
page 19
Estimasi Resiko
Gangguan fungsi hati meningkatkan risiko pembedahan dan anestesi
Resiko pembedahan pada pasien dengan dalam beberapa hal, yaitu
gangguan fungsi hati tergantung pada tingkat
keparahan penyakit hati, sifat pembedahan, dan
kondisi komorbiditas Risiko perdarahan bisa meningkat karena koagulopati
Pasien dengan sirosis terkompensasi dan fungsi
sintetis normal memiliki risiko rendah. Risiko
meningkat untuk pasien dengan sirosis hati
dekompensasi Kerentanan terhadap infeksi meningkat karena fungsi
hati yang berubah dari sel retikuloendothelial dan
Pasien dengan penyakit hati lanjut lebih baik perubahan sistem kekebalan
mendapatkan perawatan non-bedah
page 20
Penilaian Faktor Resiko
Penilaian risiko secara praktik melibatkan empat
komponen utama, yaitu.
1. Kondisi, tingkat keparahan, kontrol, dan
stabilitas kondisi medis pasien yang ditentukan
dari analisis awal
2. Kapasitas dan kemampuan fungsional pasien
untuk merespon tuntutan fisik atau emosional
3. Status emosional pasien
4. Tipe prosedur perawatan (invasif atau non
invasif)
Penilaian risiko yang paling umum digunakan yaitu
status fisik ASA
Contoso
Pharmaceuticals
page 21
Klasifikasi Status Fisik ASA Deskripsi Contoh, Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
ASA I Pasien normal yang sehat Sehat, bebas rokok, tidak mengkonsumi atau konsumsi minimal alkohol
ASA II Pasien dengan penyakit sistemik ringan Penyakit ringan, tanpa substansi
batasan fungsional. Contohnya termasuk (tapi tidak terbatas pada): perokok aktif, peminum alkohol,
kehamilan, obesitas (30 <BMI <40), DM / HTN terkontrol dengan baik, penyakit paru-paru ringan.
ASA III Pasien dengan penyakit sistemik berat Batasan fungsional yang substansial; Satu atau lebih penyakit sedang hingga berat. Contohnya termasuk
(tetapi tidak terbatas pada): DM atau HTN tidak terkontrol, PPOK, obesitas morbid
(BMI ≥40), hepatitis aktif, ketergantungan atau penyalahgunaan alkohol, alat pacu jantung implan,
moderate reduction of ejection fraction, dalam prosedur ESRD dialisis terjadwal secara teratur, PCA bayi
prematur <60 minggu, riwayat MI (> 3 bulan),
CVA, TIA, atau CAD / stent.
ASA IV Pasien dengan Contohnya termasuk (tetapi tidak terbatas pada): baru saja (<3
penyakit sistemik berat dan mengancam bulan) MI, CVA, TIA, atau CAD / stent, sedang mengalami iskemia jantung atau disfungsi katup parah,
nyawa sever reduction of ejection fraction, sepsis, DIC, ISPA atau ESRD tanpa dialisis teratur
ASA V Pasien yang hampir meninggal dengan Contohnya termasuk (tetapi tidak terbatas pada): pecah aneurisma perut / toraks, trauma masif,
kemungkinan bertahan hidup kecil jika tanpa perdarahan intrakranial dengan efek besar, iskemik usus mengarah pada patologi jantung yang signifikan
operasi atau disfungsi beberapa organ / sistem
*Tambahkan poin dari setiap komponen dan gunakan jumlah total untuk menilai
Child-Turcotte-Pugh score: KelasA= 5–6, Kelas B= 7–9, Kelas C=10–15 C. operasi
elektif ditoleransi dengan baik pada pasien kelas A, diizinkan dengan persiapan
pra operasi yang hati-hati pada pasien dengan kelas B, dan kontraindikasi pada
pasien dengan kelas C.
Contoso
Pharmaceuticals
page 23
Manjemen Preoperatif Pasien dengan Penyakit Hepar
• Diskusi dengan pasien dan anggota keluarga tentang indikasi untuk prosedur
Informed consent
pembedahan yang diantisipasi, serta risiko dan manfaat yang didapatkan.
Kontrol Perdarahan • Kaji kebutuhan untuk β blocker, profilaksis Deep Vein Thrombosis (DVT)
• Penisilin dan turunannya sangat jarang menyebabkan kerusakan hati, dan biasanya
asimtomatik. Penicillin G, penicillin V, ampicillin dan amoxicillin adalah obat yang sangat
Profilaksis antibiotik sedikit menyebabkan kasus hepatotoksisitas. Oleh karena itu, dapat diberikan profilaksis
pemberian 2 g amoksisilin atau gabungan dengan 500 mg metronidazol 1 jam sebelum
prosedur operatif
• Pasien yang memakai obat jantung, obat paru atau antikonvulsan, antihipertensi, atau
obat psikiatri disarankan untuk minum obat pada pagi hari sebelum operasi. Penting
untuk mengembalikan pasien ke pengobatan yang biasa sesegera mungkin. Obat yang
Revisi Pengobatan
mempengaruhi fungsi trombosit dihentikan untuk waktu yang bervariasi: aspirin dan
klopidogrel (Plavix) dihentikan selama 7-10 hari, NSAID dihentikan tergantung pada waktu
paruh obat antara 1 hari (ibuprofen dan indometasin) dan 3 hari (naproxen dan sulindac)
• Saat anamnesis dan pemeriksaan fisik, perlu dinilai adanya penyakit refluks
gastrointestinal, gejala disfagia, atau kelainan motilitas gastrointestinal, potensi kesulitan
Puasa Pra operasi manajemen jalan napas, serta kelainan metabolik yang dapat meningkatkan risiko
regurgitasi dan aspirasi paru. Dengan puasa pra bedah, risiko regurgitasi dan aspirasi
dapat ditekan
Contoso
Pharmaceuticals
page 24
Monitoring Post Operatif
Para pasien dimonitor untuk tanda-tanda dekompensasi hati, seperti asites, yang memburuk
ensefalopati ikterus, koagulopati, dan gangguan ginjal. Jika salah satu dari hal tsb terjadi, terapi
suportif segera dimulai.
Protrombin Time adalah indikator terbaik dari penilaian fungsi sintetis hati.
Kadar bilirubin serum yang meningkat bisa terjadi akibat memburuknya fungsi hati dan juga bisa
meningkat karena kondisi lain, seperti transfusi darah, ekstravasasi darah, atau infeksi.
Fungsi ginjal harus dipantau secara ketat. Jika terjadi kerusakan ginjal, penyebabnya harus dicurigai
dan segera dilakukan pengobatan.
Dalam kasus kerusakan fungsi hati yang parah, hipoglikemia dapat terjadi sebagai akibat dari
penipisan simpanan glikogen hati dan gangguan glukoneogenesis.
Kadar glukosa serum harus diawasi dengan ketat jika dicurigai gagal hati pasca operasi.
Perhatian yang cermat harus diberikan pada infus cairan IV. Pemeliharaan volume intravaskular
meminimalkan risiko underperfusi hati dan ginjal. Pada saat yang sama, kristaloid berlebih
menyebabkan penyumbatan hati, aliran vena dan kongesti paru dan edema, asites, edema perifer, Contoso
Pharmaceuticals
dan gangguan luka
page 25
Kesimpulan
Contoso
Pharmaceuticals
page 26
Kesimpulan
Identifikasi pra operasi yang akurat dari pasien dengan penyakit hati
memungkinkan dokter gigi untuk penyesuaian rencana perawatan.
Pada pasien dengan penyakit hati akut, operasi elektif harus ditunda sampai
gejal dapat teratasi. Pembedahan elektif harus dihindari pada pasien dengan
penyakit hati akut seperti virus aku thepatitis atau hepatitis alkoholik.
Untuk setiap pasien, riwayat detail kesehatan pasien di masa lalu dan riwayat
kesehatan saat ini sangat diperlukan, agar bisa mencegah kemungkinan
komplikasi perdarahan hebat, sebarkan infeksi, dan interaksi obat yang
merugikan.
Contoso
Pharmaceuticals
page 27