Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KASUS

INFARK MIOKARD AKUT STEMI


INFEROPOSTERIOR + HF + SYOK
KARDIOGENIK + TOTAL AV BLOCK

Oleh:
Diayu Putri Akhita 192011101030
Pembimbing:
dr. Pipiet Wulandari, Sp.JP FIHA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
SMF/LAB. ILMU PENYAKIT DALAM
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2021
INTRODUCTION
Infark miokard akut adalah proses nekrosis sel
otot jantung terjadi secara akut dimulai dari
proses iskemia miokard akibat suplai oksigen
dan darah yang inadekuat ke otot jantung.
Pada spektrum klinisnya infark miokard
masuk dalam kelompok sindrom koroner akut
(SKA) yang terdiri atas angina pektoris tak
stabil, infark miokard dengan ST elevasi
(STEMI), dan infark miokard tanpa ST elevasi
(NSTEMI)
Infark miokard akut merupakan kegawatan
kardiovaskular yang utama karena
menyebabkan angka perawatan rumah sakit
dan angka kematian yang tinggi di Indonesia
PATIENT MEDICAL HISTORY

BACKGROUND
AGE: 69 tahun Status Pembayaran : PBI
GENDER: Laki-laki No Register : 312746
JOB : Nelayan Tanggal MRS : 22 Februari 2021
ADDRESS : KP Pasar Nangka Jangkar, Tanggal Pemeriksaan : 8 Maret 2021
Situbondo
EDUCATION : SD
SUKU : Madura

Tn. T
PATIENT MEDICAL HISTORY

Keluhan Utama
Nyeri dada

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien rujukan dari RS Nyeri dirasakan saat pasien Pasien mengatakan beberapa bulan
tertidur setelah pulang dari terakhir, terkadang dirinya merasa
Asem Bagus Situbondo,
melaut, Pasien juga mudah lelah dan ngos-ngosan
datang ke IGD pada
mengatakan dadanya terasa dalam melakukan aktivitas sehari-
tanggal 22 Februari 2021 hari. Pasien memilki riwayat
seperti tertindih sesuatu dan
dengan keluhan nyeri terasa sesak. Nyeri dirasakan merokok 3 bungkus rokok perhari.
dibagian ulu hati yang mendadak, saat pasien Riwayat hipertensi dan diabetes
menembus sampai ke sedang beristirahat dan baru mellitus disangkal. Saat dilakukan
anamnesis BAK (+) normal, BAB
Tn. T punggung disertai mual pertama kali merasakan nyeri
seperti ini. (+) normal, nyeri ulu hati dan sesak
muntah dan sesak.
sudah berkurang.
PATIENT MEDICAL HISTORY

Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat


Dahulu Keluarga Pengobatan

Riwayat diabetes Tidak ditemukan


dan hipertensi riwayat keluarga • O2 simple mask 8 • Atorvastati 40mg
disangkal dengan keluhan lpm
yang sama • Inj SA 2amp IV
• Fluid challenge PZ
250cc • Dopamin pum
10mcq/kgBB/jam
• Inj. Pantoprazole
1x4mg • DC
Tn. T
• Inj. Ondancentron
1x4mg
PEMERIKSAAN FISIK

SISTEM KARDIOVASKULAR SISTEM SEREBROSPINAL


berdebar-debar (-), dada nyeri kepala (-), penurunan
seperti tertindih (+) kesadaran (-)

SISTEM INTEGUMEN DAN


SISTEM PERNAPASAN MUSKULOSKELETAL
sesak (+), batuk (-), mengi (-) turgor kulit normal, purpura (-),
ptekie (--)
edema (-), atrofi (-), deformitas (-)

SISTEM GASTROINTESTINAL SISTEM UROGENITAL


mual (+), muntah (+), diare BAK lancar, kuning, merah
(-), nafsu makan menurun (-), (-), dan spontan
nyeri perut (-), BAB normal
PEMERIKSAAN KHUSUS

Bentuk : bulat, simetris KEPALA


Rambut : hitam, lurus, panjang
Mata : konjungtiva anemis : -/-
sklera ikterus : -/-
edema palpebra : -/-
refleks cahaya : +/+
Hidung : sekret (-), bau (-), pernapasan cuping
hidung (-)
Telinga : sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
Mulut : sianosis (-), bau (-)
PEMERIKSAAN KHUSUS

LEHER &
Leher
KGB : tidak ada pembesaran THORAKS
Tiroid : tidak membesar
JVP : tidak meningkat
Thorax
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS VI 2 jari lateral MCL S
Perkusi : redup di ICS III s/d ICS V PSL D dan redup di ICS
IV PSL S s/d ICS VI AAL S
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
PULMO

Dextra Sinistra

I : simetris (+), retraksi (-) I: simetris (+), retraksi


P : fremitus raba (+) (-)
normal P: fremitus raba (+)
P : sonor (+) normal
A: Vesikuler (+), Rhonki (+) di P: sonor (+)
basal paru, Wheezing (-) A: Vesikuler (+), Rhonki (+)
dibasal paru, Wheezing (-)
PEMERIKSAAN KHUSUS

ABDOMEN
Inspeksi : Round
Auskultasi : bising usus (+), 12 x/menit
Palpasi : soepel, hepatomegali(-), splenomegali
(-), nyeri tekan abdomen (-), nyeri ketok ginjal (-)
Perkusi : timpani
PEMERIKSAAN KHUSUS

ESTREMITAS

Superior : akral hangat +/+, edema-/-


Inferior : akral hangat +/+, edema -/-
LABORATORIUM 22 Februari 2021

PATIENT’S NORMAL PATIENT’S NORMAL


RANGE RANGE RANGE RANGE

Hemoglobin 13.5 13.5 – 17.5 g/dL Natrium 136.7 135-155 mmol/L

Leukosit 16.4 4.5 - 11 x109/L Kalium 4.70 3.5-5.0 mmol/L

0-4/0-1/3-5/54- Chlorida 107.4 90-110 mmol/L


Hitung Jenis -/-/-/84/9/7
62/25-33/2-6
2.15—2.57
Calsium 2.17
Hematokrit 41.9 41-53 % mmol/L

Magnesium 0.95 0.73-1.06 mmol/L


Trombosit 241 150-450 x 109/L

Troponin - I positif negatif


Glukosa Sewaktu 135 <200 mg/dL
Thorax PA:
● Cor: Ukuran membesar, CYR = 57,5%
● Pulmo: Bronchovascular meningkat.
Kesimpulan :
● Cardiomegaly
● Congestive Pulmonum
EKG

● Kesan: Irama sinus, HR


ireguler, normo aksis, ST
Elevasi di lead II, III dan
aVF, Q patologis (-), AV
block derajat 1
● Kesan: Irama sinus, HR ireguler, Aksis normal, ST Elevasi di V1,V2, V3, V4, dan V5, Q patologis (-)
total AV block
RESUME

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
ANAMNESIS FISIK PENUNJANG

Laki-laki 69 tahun Batas jantung melebar Laboratorium :


Nyeri di ulu hati tembus Takipneu (RR 28x/menit) DL: leukositosis (+)
sampai punggung Thorax Foto
Dada seperti tertindih benda Kardiomegali dengan CTR 57,5%
Sesak, mual, keringat dingin Pulmonary oedema
Merokok (+) EKG : ST elevasi pada V1,V2,V3 dan V4,
Q patologis (+)
RESUME

DIAGNOSIS PLANNING TERAPI

Infark Miokard Akut STEMI O2 simple mask 8 lpm Inj pantoprazol 1x4mg
inferoposterior + Syok Inf. Double line NS 1000cc/24 jam Inj ondansentron 1x4mg
kardiogenik + Total AV Block Streptokinase 1.500.000 IV dalam 1 p.o CPG 75mg 1-0-0
jam p.o Atorvastatin 20mg 0-0-1
Pump NE 0,1 mcq/kgBB/menit p.o Aspilet 80mg 1-0-0
Dopamin pump 10mcq/kgBB/jam
RESUME

PLANNING MONITORING PLANNING EDUKASI

Keadaan Umum (TTV) Istirahat


EKG Berhenti merokok.
Keluhan Mengetahui jenis dan cara pemakaian obat
serta rutin kontrol ke fasilitas kesehatan
Mengetahui komplikasi dan tatalaksana
medis dari penyakit yang diderita
PATIENT MONITORING
Tanggal 25/02/2021

● Kesan: Irama sinus, HR


50x/menit reguler, normo
aksis, ST Elevasi di lead II,
III dan aVF, Q patologis (-),
AV block derajat 1
● Kesan: Irama sinus, HR
75x/menit reguler,
normo aksis, ST Elevasi
di lead II, III dan aVF, Q
patologis (-), AV block
derajat 1
● Kesan: Irama sinus,
HR 85x/menit
reguler, normo aksis,
ST Elevasi di lead III
dan aVF, Q patologis
(-)
● Kesan: Irama sinus, HR
75x/menit reguler, normo
aksis
Tanggal 2/3/2021

● Kesan: Irama sinus,


HR 79x/menit
reguler, normo aksis,
Q patologis (-)
Cor: apeks bergeser ke
laterokaudal
Pulmo : corakan vascular
meningkat dan blurring.
Tampak inflitrat pada lapang
tengah kanan dan kiri
Tampak penebalan fissure
minor
Sinus costophrenicus kanan
tajam kiri suram

Kesan:
Kardiomegali (LV)
Gambaran edema paru
Efusi pleura bilateral
PROGNOSIS

Quo ad vitam: dubia ad malam


Quo ad functionam: dubia ad malam
Quo ad sanationam: dubia ad malam
Sindrom Koroner Akut (SKA) atau Acute Coronary Syndrome (ACS)
adalah istilah operasional yang mengacu pada spektrum gejala yang sesuai
dengan iskemia miokard akut dan/atau infark miokard akut yang biasanya
disebabkan oleh penurunan aliran darah di arteri koroner secara tiba-tiba
FINDINGS

PREVALENCE
Tahun 2013, sekitar 478.000 pasien di
Indonesia didiagnosa Penyakit Jantung Koroner
7.200.000
(PJK)idiagnosa Penyakit Jantung Koroner
Kematian terjadi akibat ini di seluruh dunia
(PJK)

Prevalensi STEMI meningkat dari


25% ke 40% dari presentasi semua
kejadian Infark Miokard
PATOFISIOLOGI
FAKTOR RESIKO

Aktivitas fisik
Dislpidemia
Merokok Olah raga yang
Peningkatan
teratur berkaitan
kadar lemak
Rokok dengan
berhubungan
Hipertensi menyebabkan penurunan
dengan proses
akumulasi insiden PJK
aterosklerosis Diabetes Melitus
Hipertensi sistemik kolesterol LDL sebesar 20-30 %
menyebabkan yang teroksidasi
meningkatnya (oleh radikal Resiko terjadinya
afterload yang secara bebas) di dalam penyakit jantung
tidak langsung akan dinding arteri koroner pada pasien
meningkatkan beban dengan DM sebesar
kerja jantung 2- 4 lebih tinggi
dibandingkan orang
biasa.
Riwayat Keluarga
Usia

Resiko . Riwayat PJK


meningkat pada pada first degree
Jenis kelamin family akan
pria datas 45
tahun dan wanita meningkatkan
diatas 55 tahun. Laki-laki dua kali resiko PJK 2x
lebih besar lipat
dibandingkan
pada perempuan
DIAGNOSIS

ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK ELEKTROKARDIOGRAM


Keluhan utama dapat berupa nyeri dada Yang dapat ditemukan berupa: Semua pasien dengan keluhan nyeru
tipikal berupa rasa nyeri atau tertekan atau regurgitasu katub mitral akut, suara dada atau keluhan lain yang mengarah
berat atau terbakar di daerah retrosternal, jantung S3, rhonki basah halus, kepada iskemia harus menjalani
menjalar ke lengan kiri, leher, yang takipneu, takii/bradikardia, pemeriksaan EKG 12 sadapan sesegera
berlangsung selama > 20 menit dan tidak hipotensi, gelisah, ekstremitas mungkin sesampainya di IGD
membaik dengan pemberian nitrogliserin pucat disertai keringat dingin

FOTO POLOS DADA LABORATORIUM


Pemeriksaan ini bertujuan untuk Biomarker jantung dilepaskan
membuat diagnosis banding, dalam sirkulasi karena kerusakan
mengidentifikasi komplikasi serta atau kematian miosit jantung
penyakit penuyerta
Elevasi segmen ST
Depresi segmen ST dan/atau inversi gelombang T
Gelombang Q patologis
Laboratorium
Creatinine kinase

Konsentrasi CK-MB akan


mulai meningkat dalam 4-9
jam setelah infark, mencapai
puncak dalam 24 jam dan
Mioglobin akan normal kembali dalam
48-72 jam

Myoglobin merupakan early


marker ketika terjadi infark Cardiac Troponin
miokard. Namun peningkatannya
dinilai kurang spesifik untuk Enzim ini meningkat setelah 4-9
menunjukkan terjadinya infark jam post infark miokard akut dan
miokard karena karena diketahui mencapai puncak dalam 12-24
ditemukan dalam jumlah banyak jam. Troponin T masih dapat
di otot skeletal dideteksi setelah 5-14 hari,
sedangkan troponin I setelah 5-
10 hari
Lokasi infark Abnormalitas EKG A. koroner

Septum V1, V2 LAD


Anterior V3. V4 LAD
Antero-septal V1-V5 LAD
Lateral V5, V6 LCX
Antero-lateral V3-V6 LAD, LCX

Anterior ekstensif V1-V6 LAD, LCX

High lateral I, aVL LCX


Posterior V7-V9 PDA
Inferior II, III, aVF PDA
Ventrikel kanan V3R-V4R RCA
TREATMENT Terapi Awal
Terapi awal adalah terapi yang diberikan pada pasien
dengan diagnosis kerja SKA atau kemungkinan SKA
atas dasar keluhan angina di instalasi gawat darurat,
sebelum ada hasil pemeriksaan EKG dan/atau
biomarka jantung. Terapi awal yang dimaksud adalah
(MONACO) morfin, oksigen, nitrat, aspirin, dan
clopidogrel yang tidak harus diberikan semua atau
bersamaan.

Terapi Reperfusi
Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (STEMI)
merupakan indikator kerjadian oklusi total pembuluh darah
arteri koroner. Keadaan ini memerlukan tindakan
revaskularisasi atau reperfusi untuk mengembalikan aliran
darah ke miokard secepatnya, baik secara medikamentosa
menggunakan agen fibrinolitik atau secara mekanis melalui
intervensi koroner perkutan primer (PCI).
Terapi Fibrinolitik
Fibrinolitik merupakan strategi reperfusi yang penting
terutama pada layanan medis yang tidak dapat
melakukan PCI. Agen yang spesifik terhadap fibrin
(altepase, tenecteplase, reteplase) lebih disarankan
dari pada agen yang tidak spesifik terhadap fibrinn
(streptokinase).
Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan
gejala) ditandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau
saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi
jantung.
KLASIFIKASI
Kelas Deskripsi

Tidak terdapat batasan dalam melakukan


Kelas I aktifitas fisik. Aktifitas fisik sehari-hari tidak
menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak
nafas
Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak terdapat
Kelas II keluhan saat istrahat, namun aktifitas fisik sehari-
hari menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak
nafas
Terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak
Kelas III terdapat keluhan saat istrahat, tetapi aktfitas
fisik ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi
atau sesak
Tidak dapat melakukan aktifitasfisik tanpa
Kelas IV keluhan. Terdapat gejala saat istrahat. Keluhan
meningkat saat melakukan aktifitas
Manifestasi Klinis Gagal Jantung
Gejala Tipikal Gejala Non Tipikal
- Batuk di malam / dini hari
- Mengi
- Berat badan bertambah > 2
kg/minggu
- Sesak nafas
- Berat badan turun (gagal jantung
- Ortopneu
stadium lanjut)
- Paroxysmal nocturnal dyspnoe
- Perasaan kembung/ begah
- Toleransi aktifitas yang
- Nafsu makan menurun
berkurang
- Perasaan bingung (terutama
- Cepat lelah
pasien usia lanjut)
- Begkak di pergelangan kaki
- Depresi
- Berdebar
- Pingsan
Manifestasi Klinis Gagal Jantung
Tanda Spesifik Tanda Non Spesifik
- Edema perifer
- Krepitasi pulmonal
- Sura pekak di basal paru pada
- Peningkatan JVP
perkusi
- Refluks hepatojugular
- Takikardia
- Suara jantung S3 (gallop)
- Nadi ireguler
- Apex jantung bergeser ke lateral
- Nafas cepat
- Bising jantung
- Heaptomegali
- Asitesa
- Kaheksia
AV Block termasuk dalam kelompok aritmia blok jantung dimana
terjadi gangguan konduksi impuls yang bisa bersifat permanen
atau sementara, tergantung pada kerusakan anatomi atau
fungsional jantung
● AV Block derajat I disebabkan karena
gangguan konduksi di proksimal Bundle
of His.
● Pada AV blok derajat II dibagi
menjadi 2 tipe yaitu mobitz
tipe I (weckenbach) dan
mobitz tipe II.
● Pada AV block derajat III impuls
dari atrium sama sekali tidak
tersampaikan ke ventrikel
akibatnya kontraksi di ventrikel
sama sekali tidak berhubungan
dengan atrium.
EKG

● AV block derajat I : pemanjangan PR interval > 2


detik
● AV bock derajat II : kompleks P tidak diikuti
kompleks QRS
● AV block derajat III : kompleks P dan QRS sama
sekali tidak berhubungan
TREATMENT

Tidak ada tatalaksana khusus untuk AV


block derajat I dan derajat II mobitz tipe
I. Untuk pasien dengan AV block derajat
II tipe II dan AV block derajat III
dibutuhkan alat pacu jantung.
REFERENCES

● Aboufakher, R. 2016. ECG in STEMI Importance and Challenges.


Diakses melalui https://www.heart.org/idc/groups/heart-
public/%40wcm/%40mwa/documents/downloadable/ucm_467056.p
df
[11 Agustus 2020]
● Amsterdam, E. A. et al. 2014. 2014 AHA/ACC Guideline forthe
management of patients with non-ST-elevation acutecoronary
syndromes: A report of the American College of Cardiology.
American Heart Association Task Force on practice guidelines.
Circulation. e344-426 
REFERENCES

● Brown, T.C. 2006. Penyakit Aterosklerotik Koroner. Dalam: Price,


S.A., William, L.M., ed. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC 580-587
● Dasgupta, A. dan A. Wahed. 2014. Cardiac Markers. Clinical
Chemistry, Immunology and Laboratory Quality Control: Elsevier.
● ECG & ECHO Learning. 2018. T-waves in ischemia: hyperacute,
inverted (negative), Wellen’s sing, & de Winter’s sign. Diakses
melalui
https://ecgwaves.com/topic/t-wave-negative-inversions-hyperacute-
wellens-
sign-de-winters/ [10 Maret 2021]
REFERENCES

● ECG & ECHO Learning. 2018. ECG sign of myocardial infarction:


pathological Q waves dan pathological R waves. Diakses melalui
https://ecgwaves.com/topic/ecg-criteria-myocardial-infarction-
pathological- q-waves-r-waves/ [11 Agustus 2020]
● Hewins, K. 2014. 2014 NSTE-ACS guidelines overview. Diakses
melalui http://www.heart.org/idc/groups/heart
public/@wcm/@mwa/documents/downloadable/ucm_489665.pdf
[9Agustus 2020]
REFERENCES

● Lewis S. L et al. 2007. Medical Surgical Nursing: Assesment and


Management of Clinical Problems. Sevent edition. Volume 3.
Mosby Elsevier
● Ogobuiro, I. et al. 2020. Anatomy, Thorax, Heart Coronary Arteries.
Diakses melalui https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534790/
[10 Agustus 2020]
● Paulsen F. dan J. Waschke. 2011. Sobotta: Atlas of Human
Anatomy Internal Organs 15th edition. Elsevier: Munchen
● Rathore, V. et al. 2018. Risk Factors for Acute Myocardial Infarction:
A Review. Eurasian Journal of Medical Investigastion. 2(1):1-7
REFERENCES

● Rawshani, A. 2018. ST segmen: physiology, normal appearance,


ST depression & ST elevation. Diakses melalui
https://ecgwaves.com/st-segment-normal-
abnormal-depression-elevation-causes/ [11 Agustus 2020]
● Seymour, DG. 2006. Perioperative and Postoperative Medical
Assessment of Geriatric Medicine. St. Louis: John Wiley Sons Inc.
● Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).
2018. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut edisi keempat.
Diakses melalui www.inaheart.org [8 Agustus 2020]
● World Health Organization (WHO). 2008. The Top Ten Causes of
Death. Diakses melalui
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310_2008.pdf [11
Agustus 2020]
THANKS
Does anyone have any questions?

addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourwebsite.com

Anda mungkin juga menyukai