Lapsus - Wahyu Rachmadi Akbar - 202011101005
Lapsus - Wahyu Rachmadi Akbar - 202011101005
Pembimbing:
dr. Pipiet Wulandari, Sp.JP-FIHA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Alamat : Dusun Krajan II 5/5 Kec. Kencong, Jember
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : petani
Suku : Jawa
Status Pelayanan : BPJS PBI
Tanggal MRS : 26 Januari 2021
Tanggal Pemeriksaan : 29 Januari 2021
Tanggal KRS : 02 Januari 2021
3
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri dada dan sesak
-
5
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 109 x/menit reguler, lemah
RR : 30 x/menit SpO2 : 97% dengan O2 Masker 6 lpm
Tax : 36,8oC
Pernapasan : sesak (+), batuk (-)
Kulit : turgor kulit normal, purpura (-), ptekie (-), sianosis (-), ikterus (-)
Tulang : tidak ada deformitas
Status gizi : normal
8
Kepala
Bentuk : normocephal
Rambut : hitam beruban, lurus, tebal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), eksoftalmus (-/-),
refleks cahaya (+/+), mata berkunang (-/-)
Hidung : sekret (-/-), bau (-/-), darah (-/-), pernapasan cuping hidung (-)
Telinga : sekret (-/-), bau (-/-), darah (-/-)
Mulut : mukosa bibir sianosis (-), bau (-/-), luka (-)
Leher
KGB : tidak ada pembesaran
Tiroid : tidak ada pembesaran
JVP : tidak meningkat
9
Dada
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V AAL sinistra
Perkusi : redup di ICS II PSL dextra s/d ICS II MCL sinistra,
serta redup di ICS V PSL dextra s/d ICS V AAL sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, lemah, suara tambahan (-)
10
Paru
DEXTRA SINISTRA
Inspeksi: Inspeksi:
Retraksi (-) Retraksi (-)
Gerak nafas tertinggal (-) Gerak nafas tertinggal (-)
Palpasi: Palpasi:
Fremitus raba normal Fremitus raba normal
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Perkusi: Perkusi:
Sonor Sonor
Auskultasi: Auskultasi:
Vesikuler (+) Vesikuler (+)
Ronkhi (+) Ronkhi (-)
Wheezing (-) Wheezing (-)
11
Perut
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+), 15x/menit
Palpasi : soepel, hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri tekan
abdomen (-)
Perkusi : timpani
Anggota Gerak
Superior : akral hangat -/-, edema -/-
Inferior : akral hangat -/-, edema -/-
12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
26 Januari 29 Januari 31 Januari 2 Februari
Pemeriksaan Pemeriksaan Nilai Normal
2021 2021 2021 2021
Laboratorium Hemoglobin 14,3 12,2 13,5 13,5-17,5
Lekosit 15,2 ↑ 12,9 ↑ 10,7 4,5-11
0-4/0-1/3-5/54-
Hitung jenis -/-/-/93/2/5
62/25-33/2-6
Hematokrit 41,8 34,7 37,7 41-53
Trombosit 21 39 79 150-450
Glukosa
121 <200
sewaktu
Natrium 135,8 142 135-155
Kalium 4,62 3,83 3,5-5
Chlorida 99,9 104,9 90-110
Calsium 2,07 2 2,15-2,57
Kreatinin
2,2 ↑ 3,2 ↑ 1,3 0,6-1,3
serum
BUN 100 ↑ 51 ↑ 6-20
Urea 215 ↑ 109 ↑ 12-43
Asam urat 11,5 ↑ 4,3 3,4-7
Troponin-I Positif Negatif
13
Foto Thorax di IGD RSD dr. Soebandi (26 Januari 2021)
Kesan:
Kardiomegali (CTR >50%)
Gambaran mild penumonia probable
covid 19
RESUME
Anamnesis ASSESSMENT
Laki-laki usia 67 tahun
Nyeri dada bagian kiri, dan sesak nafas STEMI anteroseptal dengan syok
kardiogenik, dan AKI
Pemeriksaan Fisik
Batas jantung melebar, ditemukan ronkhi pada apeks paru
kanan
Pemeriksaan Penunjang
Lekosit 15,2; neutrofilia; GDS 121 mg/dl; SK 2,1 mg/dl;
Troponin-I negatif
Foto toraks: kardiomegali dan Gambaran mild penumonia
probable covid 19
EKG dengan Normoaxis dan STEMI anteroseptal
16
PROGNOSIS
Quo ad vitam: dubia ad malam
Quo ad functionam: dubia ad malam
Quo ad sanationam: dubia ad malam
FOLLOW UP 18
FOLLOW UP
1 Februari 2021 (H7MRS)
Planning
S/ Keluhan Sesak (-), nyeri dada (-)
FOLLOW UP
2 Februari 2021 (H8MRS)
Planning
S/ Keluhan Tidak ada keluhan Inf PZ 7 tpm
Keadaan Umum Cukup p/o Clopidogrel 75 mg 1-0-0
p/o Atorvastatin 20 mg 0-0-1
Kesadaran Compos mentis
p/o Ramipril 2,5 mg ½-0-1/2
Tekanan Darah 120/70 mmHg p/o Concor 2,5 mg ½-0-1/2
p/o ISDN 5 mg ½-0-1/2
Nadi 80x/m, reguler, lemah
O/ SpO2 99%
Terapi pulang
p/o CPG 75 mg 1-0-0
Suhu Tubuh 37, C
p/o Atorvastatin 20mg 0-0-1
Kepala dan Leher a/i/c/d: -/-/-/- p/o concor 2 mg 1-0-0
C: S1S2 tunggal lemah, e/g/m: -/-/- di keempat katup jantung p/o ramipril 2 mg 1-0-0
Thorax
P: Sim +/+, Ves +/+, Ret -/-, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen Flat, soepl, timpani, BU +, BAK spontan, BAB (-)
Ekstremitas AH di keempat ekstremitas +/+, OE di keempat ekstremitas -/-,
Penunjang EKG
A/ Assessment STEMI inferior+syok kardiogenik (membaik)+AKI
P/ Planning KRS
Pembahasan
25
26
STEMI
STEMI merupakan salah satu terminologi sindrom koronaria akut (SKA) yang
digunakan untuk menggambarkan keadaan gangguan aliran darah koroner parsial
hingga total ke miokard secara akut yang diikuti dengan elevasi segmen ST dan
peningkatan biomarka jantung1.
Elevasi ST tanpa LVH atau LBBB yang diagnostik berdasarkan Universal Definition
of Myocardial Infarction adalah elevasi ST baru pada J point ≥2 mm (0,2 mV)
pada laki-laki atau ≥1,5 mm (0,15 mV) pada perempuan di lead V2-V3 dan/ atau
≥1 mm (0,1 mV) di lead precordial atau pada limb lead, setidaknya pada 2 lead
yang bersebelahan2.
Liwang, F. dan I. P. W. 2014. Penyakit Jantung Koroner. Dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius1
Gayatri, N. I., S. Firmansyah, S. Hidayat, dan E. Rudiktyo. 2016. Prediktor Mortalitas Dalam-Rumah-Sakit Pasien Infark Miokard ST Elevation (STEMI) Akut di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang, Indonesia. Cermin
Dunia Kedokteran. 43 (3): 171-174.2.
27
Georgoulias, P. A., G. C. Angelidis, A. S. Zisimopoulos, dan I. C. Tsougos. 2016. Myocardial perfusion (SPECT) imaging: radiotracers and techniques. Frontiers in Heart Failure. (2): 68-123
Thaler, M. S. 2016. Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Jakarta: EGC.
28
Faktor Resiko
Penelitian yang dilakukan oleh Yunyun et al (2014) menunjukkan bahwa jenis
kelamin laki-laki meningkatkan resiko sebesar 5,8 kali, riwayat merokok
sebesar 3,5 kali, riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner sebesar
3,914 kali, dan diabetes mellitus sebesar 1,515 kali lebih besar terkena
STEMI1.
Yunyun, W., L. Tong, L. Yingwu, L. Bojiang, W. Yu, H. Xiaomin, L. Xin1, P. Wenjin, dan J. Li. 2014. Analysis of risk factors of ST-segment elevation myocardial infarction in young patients. BMC Cardiovascular Disorders.
14(179): 1-6
Havakuk, O., N. Zukerman, N. Flint, B. Sadeh, G. Margolis, M. Konigstein, a G. Keren, G. Aviram, H. Shmilovich. 2018. Shift Work and the Risk of Coronary Artery Disease: A Cardiac Computed Tomography Angiography
Study. Cardiology. 139: 11-16
29
Havakuk, O., N. Zukerman, N. Flint, B. Sadeh, G. Margolis, M. Konigstein, a G. Keren, G. Aviram, H. Shmilovich. 2018. Shift Work and the Risk of Coronary Artery Disease: A Cardiac Computed Tomography
Angiography Study. Cardiology. 139: 11-16
Patogenesis
30
Ruptur membran
ateroma
i O2
Perfus
e bu t uhan
K
O2
Oklusi arteri koronaria
31
Patogenesis
Denaturasi protein intraseluler
pembengkakan sel
Kalsifikasi mitokondria
Kingma, J. G. 2018. Myocardial Infarction: An Overview of STEMI and NSTEMI Physiopathology and Treatment. World Journal of Cardiovascular Diseases. 8:
498-517.
32
Anamnesis
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
33
Pemeriksaan Fisik
Secara umum dalam batas normal kecuali disertai komplikasi dan atau komorbid
(PERKI, 2016).
Pemeriksaan EKG
Rekaman EKG
dibuat dalam 10
menit sejak
kedatangan pasien
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
35
H+ 10 jam ONSET
Leukositosis (neutrofilia)
Hematokrit menurun
GDS normal
Natrium normal
SK meningkat
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
40
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
41
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
42
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
43
Terapi Reperfusi
Fibrinolitik dapat diberikan dalam
waktu 10 menit dari diagnosis
STEMI.
Fibrinolitik dan
Antikoagulan
Antikoagulan direkomendasikan pada
STEMI yang diobati dengan fibrinolitik
sampai revaskularisasi (bila dilakukan)
atau selama dirawat di RS hingga 5 hari
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom
Koroner Akut. Edisi Keempat.
46
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
47
Statin
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
48
Komplikasi STEMI
Pasien mengalami syok kardiogenik dengan
STEMI sejak tanggal 26 januari 2021
(H1MRS)
Reed, G. W., J. E. Rossi, dan C. P. Cannon. 2017. Acute myocardial infarction. Seminar. 389: 197-210
49
Syok Kardiogenik
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
Ponikowski, P., A. A. Voors, S. D. Anker, H. Bueno, J. G. Cleland, A. J. Coats, V. Falk, J. R. Gonzalez-Juanatey, V. P. Harjola, E. A. Jankowska, M. Jessup, C. Linde, P. Nihoyannopoulos, J. T. Parissis, B. Pieske, J. P. Riley, G.
M. Rosano, L. M. Ruilope, F. Ruschitzka, F. H. Rutten, dan P. V. D Meer. 2016. ESC guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure: the Task Force for the Diagnosis and Treatment of
Acute and Chronic Heart Failure of the European Society of Cardiology (ESC)
50
Etiologi
Terkait infark miokardium akut Tdak terkait infark miokardium akut
Iskemia koroner akut yang langsung Disfungsi miokardium akibat faktor neurogenik,
menurunkan fungsi kontraktil jantung, misalnya perdarahan subaraknoid, kardiomiopati
ditambah dengan: tako-tsubo
Obstruksi left ventricular outflow tract Miokarditis
Disritmia kut akibat iskemia akut Distrimia akut
Defek septum ventrikel akut Kardiomiopati hipertrofi dengan obstruksi
Iskemia atau ruptur otot papilaris katup mitral Kardiomiopati restriktif/ dilatasi dekompensata
Tharmaratnam, D., J. Nolan, dan A. Jain. 2013. A management of cardiogenic shock complicating acute coronary syndrome. Heart. 99(21): 1614-1623
51
Patofisiologi
Reynolds, H. R. dan J. S. Hochman. 2008. Cardiogenic shock: current concept and improvement outcomes. Circulation. 117: 686-697
52
Vahdatpour, C., D. Collins, dan S. Goldberg. 2019. Cardiogenic shock. Journal of the American Heart Association.
53
Gejala Klinis
Pasien datang ke IGD dengan nyeri
dada, sesak nafas, serta pada
akral hangat ke empat
ekstremitas (-), TD 90/60 mmHg
Diepen, S. V., J. N. Katz, N. M. Albert, T. D. Henry, A. K. Jacobs, N. K. Kapur, A. Kilic, V. Menon, E. M. Ohman, N. K. Sweitzer, H. Thiele, J. B. Washam, M. G. Cohen. 2017.
Contemporary Management of Cardiogenic Shock. Circulation. 136: 232-268.
54
Terapi
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
55
Terapi
Dobutamin 5
mcg/kgBB/menit
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
56
Terapi
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
57
Diepen, S. V., J. N. Katz, N. M. Albert, T. D. Henry, A. K. Jacobs, N. K. Kapur, A. Kilic, V. Menon, E. M. Ohman, N. K. Sweitzer, H. Thiele, J. B. Washam, M. G. Cohen. 2017. Contemporary Management of Cardiogenic Shock.
Circulation. 136: 232-268.
.
58
AKI
Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) Acute kidney injury work grup. 2012. Clinical Practice Guidlines for Acute Kidney Injury. Kidney International. 2: 1-138
59
Kreatinin serum
(26/1/2021): 2,2 mg/dl
(2,2/1,3*) = 1,69 kali nilai
ambang normal
Kreatinin serum
(31/1/2021): 1,3 mg/dl
Etiologi
Pre renal Intra renal Post renal
Hipovolemia (perdarahan, Penyakit glomerulus Obstruksi saluran kemih
muntah-muntah, diare, luka (ureter, bladder, uretra)
bakar, dst) akibat batu (urotiliasis,
bekuan darah, dan
kompresi ekstrarenal
Tanto, C. dan N. M. Hustrini. 2014. Gangguan Ginjal Akut. Dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius
Makris, K. dan L. Spanou. 2016. Acute Kidney Injury: Definition, Pathophysiology and Clinical Phenotypes. Clinical Biochemical Revition. 37(2): 85-98.
62
1. Vahdatpour, C., D. Collins, dan S. Goldberg. 2019. Cardiogenic shock. Journal of the American Heart Association
2. Sinkovič, A., K. Masnik, dan M. Mihevc. 2018. Predictors of acute kidney injury (AKI) in high-risk ST-elevation myocardial infarction (STEMI) patients: A single-center retrospective observational study. Bosnian Journal of
Basic Medical Sciences. 101-108.
.
63
disfungsi sistolik
ventrikel kiri
Cardiac output
(+) RAAS,
neurohormoal
GFR
Rangaswami, J., V. Bhalla, J. E.A. Blair, T. I. Chang, S. Costa, K. L. Lentine, E. V. Lerma, K. Mezue, M. Molitch, W. Mullens, C. Ronco, W. H. W. Tang, dan P. A. McCullough. 2019. Cardiorenal
Syndrome: Classification, Pathophysiology, Diagnosis, and Treatment Strategies. Circulation. 1389. 1-19
TERIMA KASIH
64