Anda di halaman 1dari 64

Laporan kasus

STEMI ANTEROSEPTAL dengan SYOK


KARDIOGENIK, dan AKI
Wahyu Rachmadi Akbar (202011101005)

Pembimbing:
dr. Pipiet Wulandari, Sp.JP-FIHA

LAB/KSM ILMU PENYAKIT DALAM RSD DR. SOEBANDI JEMBER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
2021
2

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Alamat : Dusun Krajan II 5/5 Kec. Kencong, Jember
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : petani
Suku : Jawa
Status Pelayanan : BPJS PBI
Tanggal MRS : 26 Januari 2021
Tanggal Pemeriksaan : 29 Januari 2021
Tanggal KRS : 02 Januari 2021
3

ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri dada dan sesak

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien dirujuk dari klinik pratama Assuniyah Kencong ke IGD RSD dr. Soebandi
Jember dengan keluhan nyeri dada kiri sejak pukul 01.00 dini hari kemarin
(tanggal 25 Januari 2021). Nyeri dada pasien kembali dirasakan pada tanggal 26
Januari 2021 pada pukul 12.00. Nyeri dada pasien dirasakan menjalar hingga ke
pundak kiri belakang dan ulu hati. Nyeri dada pasien tidak membaik dengan
istirahat. Pasien tiba di IGD RSD dr. Soebandi Jember pada pukul 22.00 WIB.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan sesak nafas sejak tanggal 25 januari 2021.
Sesak nafas yang dirasakan pasien muncul secara tiba-tiba ketika posisi tidur dan
membaik ketika dibuat berbaring setengah duduk. Pasien tidak merasakan dada
berdebar, mual, dan muntah. Pasien menyangkal memiliki kebiasaan maupun
riwayat merokok.
4

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien menyangkal memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus tipe 2,
stroke, atau jantung koroner sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal bahwa keluarganya memiliki penyakit yang serupa
dengannya
Riwayat Pengobatan
Di Klinik Pratama Assuniyah Kencong pasien mendapatkan terapi berupa:
 Brilinta 1 tablet 1-0-0
 CPG 1 tablet 1-0-0
 Inj. Cefotaxime 1 gr 2 x 1
 Inj. Largoxin 1 gr

-
5

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien saat ini bekerja sebagai petani dengan penghasilan tidak menentu, pasien
biasanaya mendapat upah ±Rp1.500.000/bulan. Untuk menunjang pendapatan,
pasien juga membantu istrinya berjualan di pasar setiap hari pada waktu dini hari
sejak pukul 12.00 hingga waktu subuh pukul 05.00. Ekonomi keluarga pasien
terkesan menengah kebawah.
Riwayat Gizi
Pasien makan rata-rata setiap 4-6 jam sekali. Rata-rata menu setiap harinya adalah
nasi, tempe, tahu dan sayuran. Pasien mengaku sering mengonsumsi makanan
berlemak antara lain gorengan, makanan bersantan, dan jeroan. Selain itu, pasien
juga menyukai makanan dengan rasa asin.
BB: 70 kg
TB: 177 cm
BMI = Berat Badan (kg)/ Tinggi Badan(m)2 = 70/ (1,77)2
BMI = 22,34 kg/m2 (normal). Kesan: Riwayat gizi normal
Anamnesis Sistem
6

nyeri ulu hati (+), nafsu


pusing (-), kejang (-)
makan normal, BAB (-)
sejak dua hari yang lalu

nyeri dada kiri (+) BAK (+) via kateter

keringat dingin (-), turgor


kulit normal, purpura (-),
sesak napas (+), batuk (-) ptekie (-), edema (-),
atrofi (-), deformitas (-)
7

PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum : lemah
 Kesadaran : compos mentis
 TD : 90/60 mmHg
 Nadi : 109 x/menit reguler, lemah
 RR : 30 x/menit SpO2 : 97% dengan O2 Masker 6 lpm
 Tax : 36,8oC
 Pernapasan : sesak (+), batuk (-)
 Kulit : turgor kulit normal, purpura (-), ptekie (-), sianosis (-), ikterus (-)
 Tulang : tidak ada deformitas
 Status gizi : normal
8

Kepala
Bentuk : normocephal
Rambut : hitam beruban, lurus, tebal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), eksoftalmus (-/-),
refleks cahaya (+/+), mata berkunang (-/-)
Hidung : sekret (-/-), bau (-/-), darah (-/-), pernapasan cuping hidung (-)
Telinga : sekret (-/-), bau (-/-), darah (-/-)
Mulut : mukosa bibir sianosis (-), bau (-/-), luka (-)
Leher
KGB : tidak ada pembesaran
Tiroid : tidak ada pembesaran
JVP : tidak meningkat
9

Dada

Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V AAL sinistra
Perkusi : redup di ICS II PSL dextra s/d ICS II MCL sinistra,
serta redup di ICS V PSL dextra s/d ICS V AAL sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, lemah, suara tambahan (-)
10

Paru
DEXTRA SINISTRA
Inspeksi: Inspeksi:
Retraksi (-) Retraksi (-)
Gerak nafas tertinggal (-) Gerak nafas tertinggal (-)
Palpasi: Palpasi:
Fremitus raba normal Fremitus raba normal
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Perkusi: Perkusi:
Sonor Sonor

Auskultasi: Auskultasi:
Vesikuler (+) Vesikuler (+)
Ronkhi (+) Ronkhi (-)
Wheezing (-) Wheezing (-)
11

Perut
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+), 15x/menit
Palpasi : soepel, hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri tekan
abdomen (-)
Perkusi : timpani
Anggota Gerak
Superior : akral hangat -/-, edema -/-
Inferior : akral hangat -/-, edema -/-
12

PEMERIKSAAN PENUNJANG
26 Januari 29 Januari 31 Januari 2 Februari
Pemeriksaan Pemeriksaan Nilai Normal
2021 2021 2021 2021
Laboratorium Hemoglobin 14,3 12,2 13,5 13,5-17,5
Lekosit 15,2 ↑ 12,9 ↑ 10,7 4,5-11
0-4/0-1/3-5/54-
Hitung jenis -/-/-/93/2/5
62/25-33/2-6
Hematokrit 41,8 34,7 37,7 41-53
Trombosit 21 39 79 150-450
Glukosa
121 <200
sewaktu
Natrium 135,8 142 135-155
Kalium 4,62 3,83 3,5-5
Chlorida 99,9 104,9 90-110
Calsium 2,07 2 2,15-2,57
Kreatinin
2,2 ↑ 3,2 ↑ 1,3 0,6-1,3
serum
BUN 100 ↑ 51 ↑ 6-20
Urea 215 ↑ 109 ↑ 12-43
Asam urat 11,5 ↑ 4,3 3,4-7
Troponin-I Positif Negatif
13
Foto Thorax di IGD RSD dr. Soebandi (26 Januari 2021)

• Cor: apeks bergeser ke laterokaudal


• Pulmo: Tampak konsolidasi dengan air
broncogram pada basal paru kanan dan
kiri
• Sinus costofrenikus kanan kiri tajam
• Tulang-tulang tampak normal

Kesan:
Kardiomegali (CTR >50%)
Gambaran mild penumonia probable
covid 19

CTR: (2,0+4,8):10,0= 68%


14

EKG di IGD RSD dr. Soebandi (26 Januari 2021)


• Irama: sinus
• Rate: reguler,
100x/menit
• Aksis: Normal
• Hipertrofi: ditemukan
• Iskemia/infark: ST
elevasi di V1-V4, dan
gelombang Q pada
V1-v3 dan Lead III
• PR interval normal
• Kesan: irama sinus,
rate 107x/menit
reguler, Normoaxis,
dan STEMI
anteroseptal
15

RESUME
 Anamnesis ASSESSMENT
Laki-laki usia 67 tahun
Nyeri dada bagian kiri, dan sesak nafas STEMI anteroseptal dengan syok
kardiogenik, dan AKI
 Pemeriksaan Fisik
Batas jantung melebar, ditemukan ronkhi pada apeks paru
kanan

 Pemeriksaan Penunjang
Lekosit 15,2; neutrofilia; GDS 121 mg/dl; SK 2,1 mg/dl;
Troponin-I negatif
Foto toraks: kardiomegali dan Gambaran mild penumonia
probable covid 19
EKG dengan Normoaxis dan STEMI anteroseptal
16

PLANNING TERAPI PLANNING MONITORING


• O2 mask 6 lpm
• Observasi keluhan
• Inf. PZ 7 tpm
• Observasi tanda-tanda vital
• Inj. Dobutamin 5 mcg/kgBB/menit
• EKG
• Inj. Norepinefrin mulai 0,1 mcg/kgBB/menit
• Inj. Ranitidin 2 x 1
• Inj. Antrain 2 x 1 PLANNING EDUKASI
• Istirahat yang cukup dan menjelaskan diet
• Inj. Arixtra 2,5 mg/ 24 jam yang sesuai
• p/o Aspilet 320 mg 1-0-0 • Menjelaskan penyebab penyakit dan hal-hal
yang dapat memperberat keluhan
• p/o Clopidogrel 300 mg 1-0-0 • Menjelaskan perjalanan penyakit, perawatan,
• p/o Atorvastatin 40 mg 0-0-1 prognosis, komplikasi serta usaha
pencegahan komplikasi
• p/o Concor 2,5 mg 1-0-0 • Mengedukasi pasien untuk selalu kontrol ke
poli jantung
17

PROGNOSIS
Quo ad vitam: dubia ad malam
Quo ad functionam: dubia ad malam
Quo ad sanationam: dubia ad malam
FOLLOW UP 18

30 Januari 2021 (H5MRS)


S/ Keluhan Nyeri dada (+), sesak (+)

Keadaan Umum Lemah


Planning
Kesadaran Compos mentis
Inf PZ 7 tpm
Tekanan Darah 120/70 mmHg
Nadi 114x/m, reguler, lemah p/o Clopidogrel 75 mg 1-0-0
Respiratory Rate 30x/m dengan O2 nasal 6 lpm
p/o Atorvastatin 20 mg 0-0-1
p/o Ramipril 2,5 mg ½-0-1/2
SpO2 93% p/o Concor 2,5 mg ½-0-1/2
O/
Suhu Tubuh 36,5 C p/o ISDN 3 x 5 mg jika TDS >
Kepala dan Leher a/i/c/d: -/-/-/+ 100 mmHg
C: S1S2 tunggal lemah, e/g/m: -/-/- di keempat katup jantung
Thorax
P: Sim +/+, Ves +/+, Ret -/-, Rh +/-, Wh -/-
Flat, soepl, timpani, BU +, BAK kuning jernih via kateter 600 cc/24 jam, BAB
Abdomen
(-)
Ekstremitas AH di keempat ekstremitas (+), OE di keempat ekstremitas (-)
Penunjang EKG

A/ Assessment STEMI anteroseptal+syok kardiogenik membaik+AKI

P/ Planning Tapp off Dobutamin dan Norepinefrin


19

EKG di Ruang Anthurium RSD dr. Soebandi (30 Januari 2021)

• Irama: Sinus takikardi di lead 1, PAC di lead V1, PVC


di lead aVR, AF di lead V4 dan V5
• Rate: 114 x/m, reguler
• Aksis: normal
• Hipertrofi: ditemukan LVH
• Iskemia/infark: gelombang T inversi pada lead II, III,
aVF, V1-V6, NSTEMI pada lead aVL, gelombang Q
patologis pada V1-V2, dan lead III

Kesan: Irama sinus , normoaxis, Heart rate 114 x/ menit


reguler, OMI septum, NSTEMI anteroseptal dan anterolateral
FOLLOW UP
20

31 Januari 2021 (H6MRS)


Planning
S/ Keluhan Nyeri dada (-), sesak berkurang, lemas (+)
Inf PZ 7 tpm
Keadaan Umum Lemah Pump. Dopamin 3 mcg/kgbb/menit
Kesadaran Compos mentis
Pump. Norepinefrin 0,05 mg- 0,1
mg/kgbb/menit
Tekanan Darah 90/60 mmHg

Nadi 88x/m, reguler, lemah p/o Clopidogrel 75 mg 1-0-0


p/o Atorvastatin 20 mg 0-0-1
Respiratory Rate 25x/m dengan O2 nasal 5 lpm
p/o Ramipril 2,5 mg ½-0-1/2
O/ SpO2 95% p/o Concor 2,5 mg ½-0-1/2
Suhu Tubuh 36,5 C p/o ISDN 5 mg ½-0-1/2
Kepala dan Leher a/i/c/d: -/-/-/+
C: S1S2 tunggal lemah, e/g/m: -/-/- di keempat katup jantung
Thorax
P: Sim +/+, Ves +/+, Ret -/-, Rh +/-, Wh -/-
Abdomen Flat, soepl, timpani, BU +, BAK kuning jernih via kateter 1000 cc/24 jam, BAB (-)
Ekstremitas AH di keempat ekstremitas +/+, OE di keempat ekstremitas -/-,
Penunjang EKG
A/ Assessment STEMI inferior+syok kardiogenik +AKI dd CKD
pump.Dopamin 3 mg/kgbb/menit
P/ Planning p/o ISDN 5 mg ½-0-1/2
Bila TDS < 70 mmHg, Pump. Norepiefrin 0,05 mg-0,1 mg/kgbb/menit
21

EKG di Ruang Anthurium RSD dr. Soebandi (31 Januari 2021)


• Irama: sinus
• Rate: 88 x/m, ireguler
• Aksis: Normoaxis
• Hipertrofi: LVH
• Iskemia/infark: ditemukan
gelombang Q patologis pada lead
V1-V2 dan lead III, ditemukan
gelombang T inversi di lead V1-
V4, ditemukan tanda NSTEMI
pada lead V5-V6

Kesan: irama sinus, rate 88x /menit reguler,


normoaxis, OMI septum, dan NSTEMI
anterolateral dan anteroseptal
22

FOLLOW UP
1 Februari 2021 (H7MRS)
Planning
S/ Keluhan Sesak (-), nyeri dada (-)

Keadaan Umum Lemah Inf PZ 7 tpm


Kesadaran Compos mentis
p/o Clopidogrel 75 mg 1-0-0
Tekanan Darah 120/80 mmHg p/o Atorvastatin 20 mg 0-0-1
p/o Ramipril 2,5 mg ½-0-1/2
Nadi 104x/m, reguler, lemah
p/o Concor 2,5 mg ½-0-1/2
Respiratory Rate 14x/m p/o ISDN 5 mg ½-0-1/2
O/ SpO2 98%
Suhu Tubuh 37,1 C

Kepala dan Leher a/i/c/d: -/-/-/-


C: S1S2 tunggal lemah, e/g/m: -/-/- di keempat katup jantung
Thorax
P: Sim +/+, Ves +/+, Ret -/-, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen Flat, soepl, timpani, BU +, BAK via kateter 1500cc, BAB (-)
Ekstremitas AH di keempat ekstremitas +/+, OE di keempat ekstremitas -/-,
Penunjang EKG
A/ Assessment STEMI anteroseptal+syok kardiogenik (membaik)+AKI
P/ Planning Dopamin stop
23

EKG di Ruang Anthurium RSD dr. Soebandi (1 Februari 2021)


• Irama: sinus
• Rate: reguler, 104x/menit
• Aksis: normoaxis
• Hipertrofi: LVH
• Iskemia/infark: ditemukan
gelombang Q patologis pada lead V1-
V2 dan lead III, ditemukan gelombang
T inversi di lead V1-V5.

Kesan: irama sinus, rate reguler 104x/menit, normoaxis,


OMI septum, NSTEMI Anteroseptal
24

FOLLOW UP
2 Februari 2021 (H8MRS)
Planning
S/ Keluhan Tidak ada keluhan Inf PZ 7 tpm
Keadaan Umum Cukup p/o Clopidogrel 75 mg 1-0-0
p/o Atorvastatin 20 mg 0-0-1
Kesadaran Compos mentis
p/o Ramipril 2,5 mg ½-0-1/2
Tekanan Darah 120/70 mmHg p/o Concor 2,5 mg ½-0-1/2
p/o ISDN 5 mg ½-0-1/2
Nadi 80x/m, reguler, lemah

Respiratory Rate 18 x/m

O/ SpO2 99%
Terapi pulang
p/o CPG 75 mg 1-0-0
Suhu Tubuh 37, C
p/o Atorvastatin 20mg 0-0-1
Kepala dan Leher a/i/c/d: -/-/-/- p/o concor 2 mg 1-0-0
C: S1S2 tunggal lemah, e/g/m: -/-/- di keempat katup jantung p/o ramipril 2 mg 1-0-0
Thorax
P: Sim +/+, Ves +/+, Ret -/-, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen Flat, soepl, timpani, BU +, BAK spontan, BAB (-)
Ekstremitas AH di keempat ekstremitas +/+, OE di keempat ekstremitas -/-,
Penunjang EKG
A/ Assessment STEMI inferior+syok kardiogenik (membaik)+AKI
P/ Planning KRS
Pembahasan

25
26

STEMI
STEMI merupakan salah satu terminologi sindrom koronaria akut (SKA) yang
digunakan untuk menggambarkan keadaan gangguan aliran darah koroner parsial
hingga total ke miokard secara akut yang diikuti dengan elevasi segmen ST dan
peningkatan biomarka jantung1.

Elevasi ST tanpa LVH atau LBBB yang diagnostik berdasarkan Universal De­finition
of Myocardial Infarction adalah elevasi ST baru pada J point ≥2 mm (0,2 mV)
pada laki-laki atau ≥1,5 mm (0,15 mV) pada perempuan di lead V2-V3 dan/ atau
≥1 mm (0,1 mV) di lead precordial atau pada limb lead, setidaknya pada 2 lead
yang bersebelahan2.

Liwang, F. dan I. P. W. 2014. Penyakit Jantung Koroner. Dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius1
Gayatri, N. I., S. Firmansyah, S. Hidayat, dan E. Rudiktyo. 2016. Prediktor Mortalitas Dalam-Rumah-Sakit Pasien Infark Miokard ST Elevation (STEMI) Akut di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang, Indonesia. Cermin
Dunia Kedokteran. 43 (3): 171-174.2.
27

• Infark inferior: a. coronaria dextra atau cabang


desendennya
• Infark lateral: ramus circumflexus a. coronaria
sinistra
• Infark anterior: ramus interventricularis
anterior a. coronaria sinistra
• Infark posterior: a. coronaria dextra

Georgoulias, P. A., G. C. Angelidis, A. S. Zisimopoulos, dan I. C. Tsougos. 2016. Myocardial perfusion (SPECT) imaging: radiotracers and techniques. Frontiers in Heart Failure. (2): 68-123
Thaler, M. S. 2016. Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Jakarta: EGC.
28

Faktor Resiko
Penelitian yang dilakukan oleh Yunyun et al (2014) menunjukkan bahwa jenis
kelamin laki-laki meningkatkan resiko sebesar 5,8 kali, riwayat merokok
sebesar 3,5 kali, riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner sebesar
3,914 kali, dan diabetes mellitus sebesar 1,515 kali lebih besar terkena
STEMI1.

Penelitian yang dilakukan oleh Havakuk et al (2018) menunjukkan perbedaan


signifikan pada pembuluh darah koroner antara pekerja shift malam dan
bukan pekerja shift2

Yunyun, W., L. Tong, L. Yingwu, L. Bojiang, W. Yu, H. Xiaomin, L. Xin1, P. Wenjin, dan J. Li. 2014. Analysis of risk factors of ST-segment elevation myocardial infarction in young patients. BMC Cardiovascular Disorders.
14(179): 1-6
Havakuk, O., N. Zukerman, N. Flint, B. Sadeh, G. Margolis, M. Konigstein, a G. Keren, G. Aviram, H. Shmilovich. 2018. Shift Work and the Risk of Coronary Artery Disease: A Cardiac Computed Tomography Angiography
Study. Cardiology. 139: 11-16
29

* Pekerja shift malam yaitu pekerja yang berkerja


dimulai dari pukul 23.00 hingga 07.00 selama minimal
3 bulan

Pasien bekerja pada malam terhitung pukul


12.00 hingga pukul 05.00 pagi selama bertahun-
tahun

Havakuk, O., N. Zukerman, N. Flint, B. Sadeh, G. Margolis, M. Konigstein, a G. Keren, G. Aviram, H. Shmilovich. 2018. Shift Work and the Risk of Coronary Artery Disease: A Cardiac Computed Tomography
Angiography Study. Cardiology. 139: 11-16
Patogenesis
30

Ruptur membran
ateroma

(+) proses pembentukan trombus

i O2
Perfus
e bu t uhan
K
O2
Oklusi arteri koronaria
31

Patogenesis
Denaturasi protein intraseluler

Hilangnya protein kontraktil

pembengkakan sel

Vakuolisasi, edema dan


perubahan inti termasuk
fragmentasi,

Kalsifikasi mitokondria

Kingma, J. G. 2018. Myocardial Infarction: An Overview of STEMI and NSTEMI Physiopathology and Treatment. World Journal of Cardiovascular Diseases. 8:
498-517.
32

Anamnesis

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
33

Pemeriksaan Fisik
Secara umum dalam batas normal kecuali disertai komplikasi dan atau komorbid
(PERKI, 2016).

Tensi pasien 90/60 mmHg


Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
34

Pemeriksaan EKG

Rekaman EKG
dibuat dalam 10
menit sejak
kedatangan pasien

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
35

https://ecgwaves.com/topic/ecg-st-elevation-segment-ischemia-myocardial-infarction-stemi/ [diakses pada 3 Februari 2021].


36

H+ 10 jam ONSET

https://ecgwaves.com/topic/ecg-st-elevation-segment-ischemia-myocardial-infarction-stemi/ [diakses pada 3 Februari 2021].


37

30 januari 2021 (H6MRS) ONSET

31 januari 2021 (H7MRS) ONSET


38

Pemeriksaan Biomarka Jantung


 Troponin meningkat 3-4
jam setelah onset dan
menetap sampai 2
minggu
 CKMB meningkat 4-6
jam setelah onset,
mencapai puncaknya
pada 12 jam, dan
menetap sampai 2 hari

↑ pada keadaan non-kardiak: sepsis, luka


bakar, gagal napas, penyakit neurologik
akut, emboli paru, hipertensi pulmoner,
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat. kemoterapi, dan insufisiensi ginjal
39

Leukositosis (neutrofilia)
Hematokrit menurun
GDS normal
Natrium normal
SK meningkat

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
40

Pemeriksaan Foto Polos Dada

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
41

Tindakan Umum dan Langkah Awal

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
42

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
43

Terapi Reperfusi
Fibrinolitik dapat diberikan dalam
waktu 10 menit dari diagnosis
STEMI.

Jika fibrinolitik gagal atau terjadi


ketidakstabilan hemodinamik/
elektrolit, perburukan iskemia,
atau nyeri dada persisten,
merupakan indikasi dilakukan IKP
rescue
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner
Akut. Edisi Keempat.
44

p/o Aspirin tablet 320 mg (4 tablet)


loading dose dilanjutkan dengan
dosis rumatan 75-100 mg/hari

p/o Clopidrogel tablet 300 mg (4


tablet) dilanjutkan dengan dosis
rumatan 75 mg

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata


Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
45

Fibrinolitik dan
Antikoagulan
Antikoagulan direkomendasikan pada
STEMI yang diobati dengan fibrinolitik
sampai revaskularisasi (bila dilakukan)
atau selama dirawat di RS hingga 5 hari

Pasien tidak dilakukan tindakan fibrinolitik


karena onset hingga pemeriksaan
berlangsung lebih dari 10 jam (> 2 jam)

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom
Koroner Akut. Edisi Keempat.
46

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
47

Statin

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Keempat.
48

Komplikasi STEMI
Pasien mengalami syok kardiogenik dengan
STEMI sejak tanggal 26 januari 2021
(H1MRS)

Reed, G. W., J. E. Rossi, dan C. P. Cannon. 2017. Acute myocardial infarction. Seminar. 389: 197-210
49

Syok Kardiogenik

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
Ponikowski, P., A. A. Voors, S. D. Anker, H. Bueno, J. G. Cleland, A. J. Coats, V. Falk, J. R. Gonzalez-Juanatey, V. P. Harjola, E. A. Jankowska, M. Jessup, C. Linde, P. Nihoyannopoulos, J. T. Parissis, B. Pieske, J. P. Riley, G.
M. Rosano, L. M. Ruilope, F. Ruschitzka, F. H. Rutten, dan P. V. D Meer. 2016. ESC guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure: the Task Force for the Diagnosis and Treatment of
Acute and Chronic Heart Failure of the European Society of Cardiology (ESC)
50

Etiologi
Terkait infark miokardium akut Tdak terkait infark miokardium akut
Iskemia koroner akut yang langsung Disfungsi miokardium akibat faktor neurogenik,
menurunkan fungsi kontraktil jantung, misalnya perdarahan subaraknoid, kardiomiopati
ditambah dengan: tako-tsubo
Obstruksi left ventricular outflow tract Miokarditis
Disritmia kut akibat iskemia akut Distrimia akut
Defek septum ventrikel akut Kardiomiopati hipertrofi dengan obstruksi
Iskemia atau ruptur otot papilaris katup mitral Kardiomiopati restriktif/ dilatasi dekompensata

Ruptur dinding ventrikel kiri Kontusio jantung

Tharmaratnam, D., J. Nolan, dan A. Jain. 2013. A management of cardiogenic shock complicating acute coronary syndrome. Heart. 99(21): 1614-1623
51

Patofisiologi

 Reynolds, H. R. dan J. S. Hochman. 2008. Cardiogenic shock: current concept and improvement outcomes. Circulation. 117: 686-697
52

Vahdatpour, C., D. Collins, dan S. Goldberg. 2019. Cardiogenic shock. Journal of the American Heart Association.
53

Gejala Klinis
Pasien datang ke IGD dengan nyeri
dada, sesak nafas, serta pada
akral hangat ke empat
ekstremitas (-), TD 90/60 mmHg

Pasien mengalami “Wet and


cold”

Pada pasien terjadi congesti paru


disertai dengan hipoperfusi sistemik

Diepen, S. V., J. N. Katz, N. M. Albert, T. D. Henry, A. K. Jacobs, N. K. Kapur, A. Kilic, V. Menon, E. M. Ohman, N. K. Sweitzer, H. Thiele, J. B. Washam, M. G. Cohen. 2017.
Contemporary Management of Cardiogenic Shock. Circulation. 136: 232-268.
54

Terapi

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
55

Terapi
Dobutamin 5
mcg/kgBB/menit

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
56

Terapi

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
57

Daftar obat-obatan vasopressor

Diepen, S. V., J. N. Katz, N. M. Albert, T. D. Henry, A. K. Jacobs, N. K. Kapur, A. Kilic, V. Menon, E. M. Ohman, N. K. Sweitzer, H. Thiele, J. B. Washam, M. G. Cohen. 2017. Contemporary Management of Cardiogenic Shock.
Circulation. 136: 232-268.
.
58

AKI

Menurut kidney disease improving global outcome


(KDIGO), acute kidney injury didefinisikan sebagai
•kenaikan kreatinin serum (SCr) > 0,3 mg/dl dalam 48
jam, atau
•kenaikan kreatinin serum > 1,5 kali nilai dasar dan
diketahui/ dianggap terjadi dalam 7 hari, atau
•turunnya produksi urin < 0,5 cc/kgbb/jam selama lebih
dari 6 jam

Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) Acute kidney injury work grup. 2012. Clinical Practice Guidlines for Acute Kidney Injury. Kidney International. 2: 1-138
59

Kreatinin serum
(26/1/2021): 2,2 mg/dl
(2,2/1,3*) = 1,69 kali nilai
ambang normal

Kreatinin serum
(31/1/2021): 1,3 mg/dl

*Nilai normal kreatinin serum:


0,6-1,3 mg/dl
Makris, K. dan L. Spanou. 2016. Acute Kidney Injury: Definition, Pathophysiology and Clinical Phenotypes. Clinical Biochemical Revition. 37(2): 85-98.
60

Follow up Urine Output

Berat badan pasien = 70 kg


Makris, K. dan L. Spanou. 2016. Acute Kidney Injury: Definition, Pathophysiology and Clinical Phenotypes. Clinical Biochemical Revition. 37(2): 85-98.
61

Etiologi
Pre renal Intra renal Post renal
Hipovolemia (perdarahan, Penyakit glomerulus Obstruksi saluran kemih
muntah-muntah, diare, luka (ureter, bladder, uretra)
bakar, dst) akibat batu (urotiliasis,
bekuan darah, dan
kompresi ekstrarenal

Gangguan hemodinamik Nekrosis tubular akut  


(infark miokardium, katup
jantung hipertensi pulmonal,
dst.)
  Nefritis interstisial  
  Obstruksi intratubular  

Tanto, C. dan N. M. Hustrini. 2014. Gangguan Ginjal Akut. Dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius
Makris, K. dan L. Spanou. 2016. Acute Kidney Injury: Definition, Pathophysiology and Clinical Phenotypes. Clinical Biochemical Revition. 37(2): 85-98.
62

Hubungan STEMI dengan AKI

1. Vahdatpour, C., D. Collins, dan S. Goldberg. 2019. Cardiogenic shock. Journal of the American Heart Association
2. Sinkovič, A., K. Masnik, dan M. Mihevc. 2018. Predictors of acute kidney injury (AKI) in high-risk ST-elevation myocardial infarction (STEMI) patients: A single-center retrospective observational study. Bosnian Journal of
Basic Medical Sciences. 101-108.
.
63

Hubungan STEMI dengan AKI


STEMI

disfungsi sistolik
ventrikel kiri

Cardiac output
(+) RAAS,
neurohormoal
GFR

Oligouria Cedera nefron

Rangaswami, J., V. Bhalla, J. E.A. Blair, T. I. Chang, S. Costa, K. L. Lentine, E. V. Lerma, K. Mezue, M. Molitch, W. Mullens, C. Ronco, W. H. W. Tang, dan P. A. McCullough. 2019. Cardiorenal
Syndrome: Classification, Pathophysiology, Diagnosis, and Treatment Strategies. Circulation. 1389. 1-19
TERIMA KASIH

64

Anda mungkin juga menyukai