Anda di halaman 1dari 15

PENGEM

BANGA
MEDIA N
SENI
BATIK

Sejarah
y a a n I slam
Kebuda
NAMA KELOMPOK 4 :

01 Laode Mardin
02 Wahyudi Agung

03 M Averros Azzam Al-islami


Pengertian
indikator dan
materi

1. Indikator

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

2. Materi

Bahan ajar atau pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus
dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-
jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan dan sikap atau
nilai.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat
penting dari keseluruhan kurikulum. Jadi, materi
pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik agar
pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran.
Sasaran tersebut harus sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang
ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya
materi yang benar-benar menunjang tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
tercapainya indicator.
Rumusan dan pengembangan indikator pembelajaran Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MI

1.Rumusan pembelajaran
Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan
a.Penentuan cakupan materi pembelajaran audio.
Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
materi pembelajaran harus memperhatikan apakah Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi
materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek Media pendidikan dapat digunakan secara massal
psikomotor, karena ketika sudah (misalnya radio, televisi), kelompok besar dan kelompok
diimplementasikan dalam proses pembelajaran kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau
maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut perorangan (misalnya : modul, komputer, radio
memerlukan strategi dan media pembelajaran yang tape/kaset, video recorder).
berbeda beda.
Fungsi Media Pembelajaran

b.Urutan materi pembelajaran 1. Pendekatan prosedural.


Urutan penyajian berguna untuk menentukan
Urutan materi pembelajaran secara prosedural
urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan
langkah-langkah secara urut sesuai dengan
yang tepat, jika di antara beberapa materi
langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
pembelajaran mempunyai hubungan yang
bersifat prasyarat (prereguisitey akan
2. Pendekatan hierarkis
menyulitkan peserta didik dalam
mempelajarinya. Materi pembelajaran yang
Urutan materi pembelajaran secara hierarks
sudah ditentukan ruang lingkup serta
menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang
kedalamannya dapat diurutkan melalui dua
dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi
pendekatan pokok, yaitu: pendekatan
sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai
prosedural dan hierarkis.
prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
Penentuan sumber belajar

Berbagai sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung materi pembelajaran tertentu. Penentuan
tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan. Beberapa jenis sumber belajar antara lain:
Buku, laporan hasil penelitian, jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah), majalah
ilmah, kajian pakar bidang studi, karya profesional, buku kurikulum, terbitan berkata seperti harian,
mingguan, dan bulanan, Situs-situs Internet, multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb),
lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi), narasumber
Pengembangan Media
pembelajaran batik

Proses pengembangan media pembelajaran batik melalui animasi multimedia interaktif


pada mata pelajaran seni budaya dapat dilakukan sesuai prosedur pengembangan mulai
dari pemilihan materi, pengumpulan data, pembuatan media, sampai pengujian. Setelah
dilakukan uji coba kelompok besar diperoleh data tertulis bahwa media masih harus
mengalami revisi karena materi yang diberikan dianggap kurang, sehingga dilakukan
revisi tahap akhir untuk mendapatkan media yang layak untuk digunakan sebagai media
pembelajaran.
Pengertian
Batik
Kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus
berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat
Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal abad XIX.
Batik yang dihasilkan ialah batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap dikenal baru
setelah usai Perang Dunia I atau sekitar 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian
tradisional Indonesia. Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan kain. Selain itu batik
bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan
menggunakan malam, teknik ini adalah salah satu bentuk seni kuno yang berguna untuk
mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literature Internasional, teknik ini dikenal
sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan
teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik
Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya
yang terkait.
Jenis-jenis batik

1. Batik Pekalongan 3. Batik truntun

2. Batik Mega mendung


4. Batik jlamprang
Bahan Yang Diperlukan Saat Pembuatan Batik

1. Kain mori : Kain mori adalah bahan baku batik yang bias terbuat dari katun, sutera, polyster, rayon dan bahan sintesis yang lainnya
2. Cangting : Canting adalah untuk membatik, yang terabuat dari bahan tembaga dan bamboo.
3. Gawangan : Gawangan adalah alat untuk menyangkutkan dan membentangkan kain mori sewaktu dibatik
4. Lilin : Lilin untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan.
5. Wajan : Wajan adalah alat untuk mencairkan lilin atau malam
6. Bandul : untuk menahan kain mori yang baru dibattik agar tidak mudah bergeser tertiup angin
7. Angglo : Anglo adalah perapian yang terbuat dari tanah liat sebagai pemanas malam
8. Tepas : Tepas adalah alat untuk membesarkan api, yang terbuat darin bambu.
9. Teplak : kain untuk menutup paha sipembatik supaya tidak kena tetesan malam panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik
10. Saringan malam : alat untuk menyaring malam panas yang banyak kotorannya.
11. Dingklik : Dingklik adalah tempat duduk untuk pembatik
Cara Pembuatan Batik Tulis
● Tahap pertama atau disebut juga proses pebatikan pertama, yaitu pembuatan pola dan motif yang dikehendaki ditas kain putih
(sutera) dilukis dengan pensil.
● Tahap kedua, yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting dengan mengikuti pola yang telah ada pada kedua sisi
(bolak-balik)
● Tahap ketiga, yaitu menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap bewarna putih (tidak bewarna)
● Tahap keempat, yaitu proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut
pada warna tertentu
● Tahap kelima, setelah dicelupkan, kain tersebut dijemur dan dikeringkan
● Tahap keenam, setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu dengan lilin malam menggunakan canting untuk
menutupi bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama
● Kemudian dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain
tersebut dengan cara meletakan kain tersebut dengan air panas diatas tungku
● Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutup lilin (menggunakan alat
canting untuk menahan warna pertama kedua )
● Proses membauka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya warna dan kompelksitas
motif yang diinginkan.
● Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut kemudian mengeringkannya dengan cara menjemurnya sebelum dapat
digunakan dan dipakai.
Cara Pembuatan Batik Cap

● Pembuatan pola dan motif yang dikehendaki diatas kain putih (sutera) dengan dicap / dicetak dengan menggunakan alat cap
tersebut ke lilin panas dan kemudian ditekan pada kain.
● Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.
● Setelah dicelupkan, kain tersebut dijemur dan dikeringkan
● Setelah kering, kembali melakukan proses pembarikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup
bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewaranaan yang pertama
● Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua
● Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakan kain tersebut dengan air panas diatas
tungku
● Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat
canting) untuk menahan warna pertama dan kedua
● Proses membuka dan mentutup lilin malam dapat dilakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya warna kompleksitas motif
yang diinginkan
● Proses terkahir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dan dengan menjermurnya sebelum dapat
digunakan dan dipakai.
Cara Pembuatan Batik Printing

● Pembuatan pola dan motif yang diinginkan diatas kain putih (sutera) dengan disablon / diprint menggunakan alat cetak sablon
(plankon)
● Tahapn selanjutnya seperti proses pertama untuk pewarnaan kedua dan juga sebagai kombinasi motif batik, proses ini dapat
dilakukan berulang kali sesuai batik yang diinginkan
● Lalu dilanjutkan dengan menjemur atau mengerinkan kain tersebut dibawah terik matahari jika ada atau dapat juga dengan
diletakan diatas tungku / oven khusus
● Setelah kering kain tersebut dicuci untuk melekatkan dan menguatkan warna pada kain, kemudian dijemur kembali. Proses
pembalikan dapat selesai sampai tahap ini, tetapi untuk batik yang lebih rumit dan kompleks dapat melakukan tahap selanjutnya
● Kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang
akan tetap dipertahankan pada proses pencelupan warna
● Kemudian dilanjutkan dengan proses pencelupan warna
● Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam kain tersebut dengan cara meletakan kain tersebut dengan air panas diatas tungku
● Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat
digunakan dan dipakai.
Thanks!

CREDIT
S: T
created b his presentation
y Slidesg template
Flaticon was
, infograp o, including icon
hics & im s by
ag e s b y
Freepik

Anda mungkin juga menyukai