Anda di halaman 1dari 39

STUDI EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT MENULAR BERBASIS


LINGKUNGAN, TERMASUK
KERACUNAN & PENYAKIT
AKIBAT KERJA
Setiap memiliki karakteristik siklus dan pola
epidemiologi secara khas, terkait dengan :
1. Infektivitas – Insiden Rate
2. Virulensi – Fatality Rate
3. Pola siklus periodik – Pola Trend
4. Distribusi penyakit – Pola penyebaran
menurut orang – waktu – tempat.
Investigasi lapangan terhadap kejadian
penyakit dan berbagai faktor yang
mempengaruhi ( Faktor Determinant )
yang bersifat dan dalam kondisi luar
biasa. Urutan kegiatan penyelidikan
mencakup kegiatan sebagai berikut :
1. Analisis Situasi
2. Penetapan diagnosis
3. Penetapan KLB
4. Analisis Epidemiologi, berdasarkan
a. Distribusi menurut orang
b. Distribusi menurut tempat
c. Distribusi menurut waktu
5. Identifikasi sumber dan penyebab 6.
MASALAH YANG DIHADAPI
7. UPAYA PENANGGULANGAN
Mengetahui besar masalah KLB dan mencegah
penyebaran yang lebih luas. Sedangkan tujuan
Khusus, antara lain:
1. Mengetahui karakteristik epidemiologi, klinis
dan agent.
2. Mengidentifikasi faktor risiko.
3. Mengetahui kasus tambahan untuk menilai
keefektifan penularan dari manusia ke manusia.
4. Memberikan rekomendasi upaya penanggu
langan.
ANALISIS SITUASI :
1. ANALISIS SITUASI SECARA DESKRIPTIF –
KUALITATIF (paling sederhana)
2. ANALISIS MASALAH DAN POTENSI
3. ANALISIS SITUASI ---- DENGAN MODEL
S-W-O-T
- S : Strength
- W : Weakness
- O : Opportunity
- T : Threaten
PENETAPAN DIAGNOSIS
1. DIAGNOSIS (medis) PENYAKIT, KERACUNAN
2. DIAGNOSIS FAKTOR DETERMINANT
a. Causing factors
b. Risk factors
c. Predisposing factors
d. Enabling factors
II. FAKTOR DAYA INFEKSI
   - INFEKSIVITAS
- PATOGENITAS
     - ANTIGENITAS
   - VIRULENSI
@ INFEKSIVITAS
KEMAMPUAN AGENT INFEKSIUS MASUK, HIDUP
DAN BERKEMBANG DALAM TUBUH HOST
UKURAN : SECONDARY ATTACT RATE
 
@ PATHOGENITAS
KEMAMPUAN AGENT INFEKSIUS UNTUK DAPAT
MENIMBULKAN SAKIT, TERGANTUNG FAKTOR :
1. Karakteristik Alamiah Agent
2. Karakteristik Fisik – Kimia Agent
3. Kepekaan HOST

 
@ ANTIGENISITAS
KEMAM AGENT INFEKSIUS UNTUK
MENGELUARKAN ANTIGEN YANG
BERPENGARUH PADA
KESEIMBANGAN HOST
 
@ VIRULENSI
DERAJAD PATHOGENISITAS
AGENT INFEKSIUS, DENGAN
INDIKASI DAN KEMAMPUAN INVASI
DAN MERUSAK jARINGAN HOST:
-   C.F.R

III.  FAKTOR HOST
-   DAYA TAHAN ALAMIAH
-   DAYA TAHAN NON-ALAMIAH
 

 
1. Identifikasi kasus:
a. Identitas dan karakteristik kasus: Nama, Umur,
Jenis kelamin, Alamat tempat tinggal, kerja,
atau sekolah, Pekerjaan);
b. Gejala dan tanda – tanda penyakit, Riwayat
perjalanan penyakit, termasuk komplikasi yang
terjadi;
c. Pengobatan yang sudah didapat, hasil – hasil
pemeriksaan laboratorium dan radiologis yang
sudah dilakukan;
2. Identifikasi faktor risiko;
a. Riwayat Penyakit penyerta;
b. Potensi pajanan dalam 14 hari sebelum
timbul gejala sakit.
c. Perjalanan ke daerah terjangkit.
d. Kontak dengan kasus berat penyakit lain.
e. Dirawat di sarana pelayanan kesehatan.
f. Pajanan dengan hewan (jenis hewan dan
kontak).
g. Konsumsi bahan makanan mentah / belum
diolah.
h. Informasi rinci tentang waktu, durasi, dan
intensitas pajanan dan jenis kontak.
3. Identifikasi kontak kasus dengan menggunakan
formulir yang telah disiapkan sebelumnya.
a. Selama penyelidikan, petugas dilapangan
melakukan identifikasi siapa saja yang telah
melakukan kontak erat dengan kasus yang sedang
diselidiki.
b. Pelacakan dilakukan terutama di lingkungan
sarana pelayanan Kesehatan, anggota keluarga/
rumah tangga, tempat kerja, sekolah, dan
lingkungan sosial. Disamping itu perlu
diidentifikasi juga: Waktu kontak terakhir, Bentuk/
jenis kontak, Lama (durasi) kontak, Frekuensi
kontak.
c.
c. Petugas Kesehatan melakukan pemantauan ter
hadap kontak erat selama bbrp hari setelah
kontak terakhir dengan kasus, baik suspek,
probable, maupun konfirmasi. Pemantauan
dilakukan untuk menemukan gejala penyakit yang
mungkin muncul pada masa pemantauan. Catat
tanggal kontak mulai sakit, tingkat keparahan,
perjalanan penyakit;
d. Kontak erat yang menunjukkan gejala penyakit
harus diambil spesimennya untuk diperiksa
secara lab.
e. Identifikasi dan pengamatan ini dilakukan untuk
mendeteksi bukti penularan dari manusia ke
manusia, perkiraan angka serangan sekunder,
durasi masa infektivitas, dan masa inkubasi.
4. Pengambilan spesimen
a. Untuk keperluan diagnostik infeksi penyakit,
spesimen klinis jaringan, organ atau bagian lain,
yang berdasarkan bukti yang ada saat ini.
b. Pengambilan spesimen dilakukan oleh tenaga/
tekhnisi laboratorium yang berpengalaman.
c. Tata cara pengambilan, penyimpanan dan
pengiriman specimen sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan dan dikirim ke ke Pusat Biomedis dan
Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) Balitbangkes.
5. Penanggulangan Awal
a. Upaya – upaya dilakukan terhadap orang,
masyarakat maupun lingkungan, antara lain
dengan:
–  Menjaga kebersihan/ hygiene tangan,
saluran pernapasan.
–  Penggunaan APD sesuai risiko pajanan.
–  Sedapat mungkin membatasi kontak dengan
kasus yang sedang diselidiki dan bila tak
terhindarkan buat jarak dengan kasus.
–  Isolasi kasus dirumah.
–  Asupan gizi yang baik guna meningkatkan
daya tahan tubuh.
–  Pengendalian sarana, lingkungan dan hewan
pembawa penyakit.
b. Apabila diperlukan dapat dilakukan tindakan
isolasi, evakuasi dan karantina
 Isolasi penderita atau tersangka penderita, isolasi dilaksanakan di
rumah sakit, puskesmas, rumah atau tempat lain sesuai dengan
kebutuhan.
 Evakuasi seseorang atau sekelompok orang dari suatu wilayah
agar terhindar dari penularan penyakit. Evakuasi ditetapkan oleh
bupati/ walikota atas usulan tim penanggulangan wabah
berdasarkan indikasi medis dan epidemiologi.
 Tindakan karantina untuk menghindari terjadinya penyebaran
penyakit. Karantina ditetapkan oleh bupati/walikota atas usulan
tim penanggulangan wabah berdasarkan indikasi medis dan
epidemiologi.
6. Pengolahan dan analisis data
Setiap selesai melakukan penyelidikan KLB,
dilakukan pengolahan dan analisis data untuk
mengambil kesimpulan dan rekomendasi tindak
lanjut.
Tindakan segera penyehatan lingkungan diarea
kejadian

7. Penyusunan laporan
Setelah selesai melakukan penyelidikan
epidemiologi maka dibuat laporan tertulis hasil
Investigasi dan perkembangan KLB meliputi:
PENETAPAN KLB (OUTBREAK)
 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I.

No. 949/Menkes/SK/VIII/2004 : Kejadian


Luar Biasa adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan atau
kematian yang bermakna secara
epidemiologis dalam kurun waktu dan
daerah tertentu.
 Penetapan KLB dilakukan dengan
membandingkan insidensi penyakit yang
tengah berjalan dengan insidensi penyakit
dalam keadaan biasa (endemik), pada
populasi yang dianggap berisiko, pada
tempat dan waktu tertentu. Dalam
membandingkan insidensi penyakit
berdasarkan waktu harus diingat bahwa
beberapa penyakit dalam keadaan biasa
(endemis) dapat bervariasi menurut waktu
(pola temporal penyakit). 
 Khusus untuk penyakit-penyakit Kholera,
Cacar, Pes, DHF. Setiap peningkatan jumlah
penderita-penderita penyakit tersebut dua
kali lipat di suatu daerah endemis. Serta
terdapatnya satu atau lebih penderita atau
kematian karena suatu penyakit, pada suatu
kecamatan yang telah bebas dari penyakit-
penyakit, paling sedikit bebas selama 4
minggu berturut-turut.
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu
yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal pada suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-
menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam
jam,hari atau minggu berturut-turut
menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari,
atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu
1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan
duakali atau lebih dibandingkan dengan
angka rata-rata jumlah per bulan dalam
tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per
bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan
perbulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case
Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima
puluh persen) atau lebih dibandingkan
dengan angka kematian kasus suatu
penyakit periode sebelumnya dalam kurun
waktu yang sama. 
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate)
penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang
sebelumnya tidak ada/tidak dikenal
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian
terus menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya
(jam, hari, minggu)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2
kali atau lebih dibanding dengan periode
sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan,
tahun)
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
bila dibandingkan dengan angka rata-rata
perbulan dalam tahun sebelumnya
5. Angka rata-rata perbulan selama satu tahun
menunjukkan kenaikan dua  kali lipat atau
lebih dibanding dengan angka rata-rata
perbulan dari tahun sebelumnya.
6. CFR dari suatu penyakit dalam suatu kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50 %
atau lebih dibanding dengan CFR dari
periode sebelumnya.
7. Proportional Rate (PR) penderita baru dari suatu
periode tertentu menunjukkan kenaikan dua
kali atau  lebih dibanding periode yang sama
dan kurun waktu/tahun sebelumnya.

8. Terdapat satu atau lebih penderita baru


dimana pada periode 4 minggu sebelumnya
daerah tersebut dinyatakan bebas dari
penyakit yang bersangkutan.

9. Beberapa penyakit khusus: cholera, DHF/DSS: 


- Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya
(pada daerah endemis)
10. Beberapa penyakit yang dialami 1 atau
lebih penderita:
- Keracunan makanan
- Keracunan Pestisida
1. Penyakit yang terindikasi mengalami
peningkatan kasus secara cepat.
2. Merupakan penyakit menular dan termasuk
juga kejadian keracunan.
3. Mempunyai masa inkubasi yang cepat.
4. Terjadi di daerah dengan padat hunian.
1. Penyakit karantina/penyakit wabah penting:
Kholera, Pes, Yellow Fever.
2. Penyakit potensi wabah/KLB yang menjalar
dalam waktu cepat/mempunyai mortalitas
tinggi & penyakit yang masuk program
eradikasi/eliminasi dan memerlukan tindakan
segera : DHF,Campak,Rabies, Tetanus
neonatorum, Diare, Pertusis, Poliomyelitis.
3. Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan
beberapa penyakit penting : Malaria,
Frambosia, Influenza, Anthrax, Hepatitis,
Typhus abdominalis,  Meningitis, Keracunan,
Encephalitis, Tetanus.

4. Penyakit tidak berpotensi wabah dan atau


KLB,  tetapi Penyakit-penyakit menular yang
masuk program : Kecacingan, Kusta,
Tuberkulosa, Syphilis,  Gonorrhoe, Filariasis,
dll.
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah
adalah dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan
Dini secara cermat, selain itu melakukakukan
langkah-langkah lainnya :
Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik

SKD, tenaga dan logistic


Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat
puskesmas.
Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada
masyarakat
Memperbaiki kinerja laboratorium

Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain


1. Membuat uraian deskriptif dan analisis data,
2. Menjawab hipotesis terkait faktor determinat
3. Penyebab KLB/Wabah ( faktor determinat )
4. Penilaian terhadap pemberantasan yang
dilakukan yang Tim Penanggulangan KLB
5. Rekomendasi untuk pencegahan diwaktu
yang akan datang
Keseimpulan
Dalam penyelidikan epidemiologi (PE) maka
setiap kasus penyakit yang dinyatakan sebagai
KLB/wabah dapat diketahui penyebab, tahu cara
terjadinya, tahu sumber terjadinya dan tahu
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
pada induvidu sebagai host dari kasus penyakit
yang terjadi. Dengan mengerti dan memahami
ini semua maka upaya pencegahan dapat
dilakukan, kasus penyakit tidak akan muncul
dengan penyebab yang sama.
 Infektifitas  yaitu kemampuan unsur
penyebab masuk dan berkembang biak,
dapat dianggap dengan menghitung jumlah
minimal dari unsur penyebab untuk
menimbulkan infeksi terhadap 50% pejamu
spesies sama. Dipengaruhi oleh sifat
penyebab, cara penularan, sumber penularan,
serta faktor pejamu seperti umur, sex dll.
 Patogenetisitas yaitu Kemampuan agent
penyakit untuk menghasilkan penyakit
dengan gejala klinik yang jelas. Patogenesitas
sangat dipengaruhi oleh infektivitas,
sehingga penghitungannya mengunakan
formulasi yang sama dengan Infektifitas
(patogenesitas=infektifitas).
1. Dengan tingkatan penyakit berdasarkan gejala dibagi  :  A
= tampa gejala. B = penyakit ringan C = penyakit sedang.
D = Penyakit Berat dan E =  Mati. Maka infektifitas =
patagenesitas dapat dihitung yaitu (B+C+D+E /
A+B+C+D+E) artinya kasus infeksi yang masih hidup
dibagi dengan jumlah yang terkena infeksi yang masih
hidup maupun yang sudah meninggal (mati).

2. Pengertian patogenestias=infektifitas dalam arti 50%


pejamu spesies yang sama. Dapat dicontohkan bila dalam
suatu kelompok penyelidikan (induvidu-induvidu dalam
suatu kelompok) telah memiliki gejala yang sama diatas 50
% dari jumlah induvidu dalam suatu kelompok) maka dapat
dipastikan bahwa kelompok masyarakat dalam suatu
penyelidikan epidemiologi sudah dapat diketahui unsur
penyebabnya alias sudah dapat ditetapkan diagnosa
epidemiologi komunitasnya.
3. Virulensi  yaitu nilai proporsi penderita dgn gejala
klinis yang berat (D+E) terhadap seluruh penderita
dgn gejala klinis yang jelas (B+C+D+E). Dipengaruhi
dosis, cara masuk/penularan, faktor pejamu.

4. Reservoir Adalah Organisme hidup atau mati


(misalnya tanah) dimana penyebab infeksi biasanya
hidup dan berkembang biak, Unsur penyebab
penyakit adl unsur biologis. Butuh tempat ideal
berkembang biak dan bertahan. Reservoir dapat
berupa manusia, binatang, tumbuhan serta
lingkungan lainnya. Reservoir merupakan pusat
penyakit menular, karena merupakan komponen
utama dari lingkaran penularan dan sekaligus
sebagai sumber penularan.
5. Bentuk KLB/Wabah yaitu  betuk KLB/Wabah yang
didasarkan pada cara penularan dalam kelompok
masyarakat. Dibagi dalam dua bentuk epidemik
yaitu epidemi dari satu sumber dan epidemi dari
orang ke orang.

6. Incidence rate (IR) suatu penyakit  adalah jumlah


kasus baru yang terjadi dikalangan penduduk
selama periode  waktu tertentu. Incidence rate =
Attack Rate = incidence rate pada suatu epidemi. IR
dapat dihitung  dengan membagi jumlah kasus
baru penyakit selama stau periode waktu tertentu
dibagi dengan populasi yang mempunyai resiko

Anda mungkin juga menyukai