Anda di halaman 1dari 38

Model Statis EOQ

(oleh : Nunung Fatmawati, S.T.,M.T)

Tujuan : untuk menentukan jumlah


(Q) setiap pemesanan (EOQ)
sehingga meminimasi biaya total
persediaan.
Asumsi :
• Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan.
• Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui
(tertentu)
• Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia
atau tingkat produksi barang yang dipesan berlimpah.
• Waktu ancang-ancang bersifat konstan
• Setiap pemesanan diterima dalam sekali pengiriman
dan langsung dapat digunakan.
• Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan
persediaan (storage).
• Tidak ada quantity discount.
• Biaya total persediaan = Ordering cost + Holding
cost + Purchasing cost.
• Parameter :
• D = jumlah kebutuhan barang selama satu
periode (misalnya 1 tahun)
• K = Ordering cost setiap kali pesan.
• H = holding cost per satuan nilai persediaan per
satuan waktu.
• C = purchasing cost per satuan nilai persediaan.
• T = waktu antara satu pemesanan ke pemesanan
berikutnya.
• Jumlah
  kebutuhan barang selama 1 periode
(D)
• Jumlah setiap kali pemesanan (Q) maka
frekuensi pemesanan = .
• T=
• Ordering cost per periode =().k
• Rata-rata untuk setiap siklus =
• Holding cost per periode = h ()
Biaya Total Persediaan
•   =(
TC
• Purchasing cost per periode = Dc
• Q = Jumlah setiap kali pemesanan
• D = Jumlah kebutuhan barang selama 1
periode
• Biaya Total Persediaan Incremental (TIC)
• TIC = (
• =
•Maka
  :
• Q01 =
• T optimal diperoleh sebagai berikut :
• t0 =
• TIC =
• Reorder point ditentukan berdasarkan 2
variabel yaitu : Lead time (L) dan tingkat
kebutuhan selama lead time.
• Ada 2 kemungkianan lead time (L) bila
dibandingkan dengan waktu antara satu
pemesanan ke pemesanan berikutnya (t),
yaitu :
• L<t
• L>t
Contoh 1 :
• Permintaan harian suatu jenis barang
diperkirakan 100 unit. Biaya pemesanan
diketahui Rp. 100,-setiap kali pesan. Biaya
penyimpanan harian setiap unit persediaan Rp.
0,02,-. Bila diketahui lead timenya 12 hari,
tentukan EOQ dan Rnya !
• Jawab :
• Diketahui : D = Rp. 100,- unit/hari.
• k = Rp. 100,- /pesan
• h = Rp 0,02/unit/hari
•   rumus Wilson maka :
Dari
• EOQ = = = 1000 unit
• Waktu antar pemesanan (siklus) optimal adalah :
• t0 = = = 10 hari.
• Karena Lead timenya 12 hari dan waktu siklus optimalnya 10
hari maka R dilakukan pada saat tingkat persediaan = (12-
10).100 = 200 unit., yaitu 2 hari sebelum persediaan baru
datang.
• Hal ini membutuhkan bahwa bila L > t, maka efektif lead
timenya L-t.
• Ket : 12 hari sebelum beroperasi perusahaan memesan
barang untuk kebutuhan siklus pertama dan 2 hari sebelum
beroperasi, perusahaan memesan barang lagi untuk
kebutuhan siklus berikutnya.
Contoh 2 :
• Suatu perusahaan membutuhkan bahan baku
sebanyak 6400 unit setahun dengan harga per unit
Rp.10,-. Biaya-biaya yang terlibat dalam pembelian
bahan baku tersebut dicatat sebagai berikut :
• Biaya pengiriman Rp. 10,-
• Biaya pemeriksaan bahan baku yang datang Rp. 70,-
• Biaya administrasi Rp. 20,-
• Biaya penyimpanan digudang 20 % dari nilai rata-rata
barang yang dibeli.
• Biaya modal 10 % dari modal rata-rata yang tertanam
dalam persediaan.
Dari rata-rata diatas, tentukan :
• EOQ dan frekuensi pemesanan dalam 1 tahun.
• R, bila diketahui lead time pengadaan bahan
baku tersebut satu minggu.
• Biaya total persediaan yang relevan (TIC)
Jawab :
• Diket : k = 10+70+20+20 = 120/pesan.
• H = (20%=10%).10=3/unit/tahun
• D = 6400unit/tahun
• Dari
  rumus Wilson, maka :
• EOQ = = = 716 unit.
• Frekuensi pemesanan (f) = = = 8,94 = 9 kali
pemesanan.
• R = L x DL, dimana L = 1 minggu.
• Kebutuhan/tahun = 6400 unit/tahun maka :
• Kebutuhan/bulan = 6400 unit/12 = 533 unit/bulan,
maka :
• Kebutuhan selama lead time = ¼ x 533 unit = 133,25
= 134 unit/minggu.
• Jadi R = 1 x 134 = 134 unit.
• TIC = = = Rp. 2.146,63,-
Contoh 3 :
• Dari analisa peramalan PT. ELECTRON mengetahui bahwa
total permintaan yang akan datang adalah 125 unit produk
X per bulan dengan pola permintaan konstan. Pada awal
periode perencanaan diketahui PT. ELECTRON memiliki
persediaan produk X sebanyak 100 unit. Pihak manajemen
dalam usahanya mengurangi biaya simpan telah meminta
manajer produksi agar persediaan produk X tersebut
ditekan menjadi 50 unit saja pada akhir periode
perencanaan. Bila tiap unit produk X membutuhkan 3 unit
bahan baku A, jumlah tiap hari kerja efektif pada periode
perencanaan yang akan datang adalah 285 hari, dan
diketahui data-data bahan baku A sebagai berikut :
• Harga produk X = Rp. 8.000,-/unit
• Biaya pemesanan = Rp. 24.000,-/pesan
• Biaya penyimpanan = Rp. 2.500,-/unit/tahun.
• Tentukan EOQ, frekuensi pemesanan (f), waktu antar
pemesanan (t0), TIC, dan TC persediaan bahan baku A.
Jawab :
• Data-data status persediaan selama periode
perencanaan :
• Persediaan awal = 100 unit produk X
• Permintaan = 12x125 = 1500 unit produk X
• Persediaan akhir = 50 unit produk X
• Berdasarkan data, jumlah produk X yang akan dibuat =
(1500-100)+50 = 1450 unit. Kebutuhan akan bahan baku
A tersebut diperoleh dari pihak luar.
•  
EOQ = = 289 unit.
• f = = = 15 kali
• t0 = x 285 = x 285 = 19 hari
• TIC = = = Rp. 755.496,-
• TC = TIC + D x c = 755.496 + (4350 x 8000) =
Rp. 35.522.496,-
Perubahan-perubahan model dasar EOQ
dapat terjadi sebagai berikut :
• Adanya potongan harga (quantity discount)
yang ditawarkan supplier jika membeli dalam
jumlah banyak.
• Adanya kondisi kehabisan persediaan (storage
cost).
• Adanya macam-macam biaya simpan, seperti
pembebanan biaya proporsional terhadap luas
lantai penyimpanan barang atau volume ruang
yang digunakan.
Model Statis EOQ dengan potongan harga
(Price Break = B)
•  holding cost (h)
• h = f{P(Q)}
• TC= f{P(Q)} + k + P(Q)D
• P = purchasing cost
• Total cost persediaan untuk harga per unit :
• TC(P1) = h1 + k + P1D, untuk Q < B
• TC(P2) = h2 + k + P2D, untuk Q ≥ B
• Sebuah pabrik membutuhkan bahan baku
sebanyak 2400 ton setiap tahunnya.
Kebutuhan ini bersifat tetap dan diketahui
terlebih dahulu. Pabrik ditawari suatu quantity
discount oleh suppliernya dengan penawaran
seperti pada tabel :
Range Jumlah Harga per Holding cost
unit (Rp) (%)
R1 1≤Q<500 10.000 0,24
R2 Q≥500 9.250 0,20
• Bila
  diketahui ordering cost Rp.350.000,-
Bagaimana kebijaksanaan perusahaan
terhadap penawaran supplier tersebut ?
• Jawab :
• Hitung Q0 pada P2 = Rp. 9.250,-
• Q0 = = 953
• Karena Qo = 953 unit adalah feasibel pada
daerah penawaran diskon yang hanya
mensyaratkan Q pesan ≥ 500 unit, maka
perhitungan selanjutnya tidak diperlukan.
• Kesimpulan : Perusahaan menerima tawaran
diskon dengan Q0 = 953 unit.
•Contoh
  2:
• Sama dengan contoh diatas tetapi dengan nilai
k = Rp. 80.000.
Jawab :
• 1. Hitung Q0 pada P2 = Rp. 9.250,-
• Q0 = = 456
• Karena Q0 = 456 unit adalah tidak feasibel pada
daerah penawaran yang diisyaratkan Q pesan
500 unit, maka hitung persediaan pada jumlah
pesanan terendah yang feasibel pada harga
tersebut yaitu pada Q 0,2 = B = 500 unit.
• TC
  (Q0,2=500) = + (2400)+(9250) = Rp. 23.046.500,-
• Hitung Q0 pada P2 = Rp.9.250,-
• Q0 = = 400
• Q0 = 400 unit adalah feasibel pada harga P1 = Rp.
10.000,- maka kita hitung TC pada Q0,1 = 400 unit.
• TC(Q0,1=400) = = Rp. 24.960.000,-
• Bandingkan TC(Q0,1 = 400) dengan TC(Q0,2 = 500).
Karena TC(Q0,2=500)<(Q0,1 = 400), maka
pemesanan optimal yang ekonomis bagi perusahaan
adalah pada Q0,2 = 500 unit.
Model Persediaan dengan Dua “Price
Break”
• Sebagai
  gambaran model, anggaplah seorang
supplier menawarkan diskon sebagai berikut :
• P(Q)= P1(Rp/unit), jika 1≤Q<B1 unit.
• P(Q)= P2(Rp/unit), jika B1≤Q<B2 unit.
• P(Q)= P3(Rp/unit), jika Q≥B2 unit.
• TC(P1) = h1.
• TC(P2) = h2.
• TC(P3) = h3.
Contoh 1 :
• Sebuah perusahaan ditawari suatu quantity
discount seperti tabel dibawah ini :
Range Jumlah Harga per Ordering cost
unit (Rp) (%)
R1 1≤Q<500 10 350
R2 500≤Q2<500 9 320
R3 Q3≥750 8 300
• Bila
  diketahui D = 2.400 unit/tahun dan h = 2 %
per bulannya. Bagaimana kebijaksanaan
perusahaan terhadap tawaran diatas ?
Jawab :
• Soal ini mempunyai ordering cost yang berbeda-
beda untuk tiap range pembelian dengan h =
0,02/bulan = 0,02 x 12 = 0,24/tahun.
• Hitung Q0 pada P3 = Rp. 8,-
• Q0 = = 866 unit
• Qo = 866 unit feasibel pada R3 yang mensyaratkan
pembelian harus lebih besar atau sama dengan
750 unit.
• Kesimpulan : terima tawaran diskon dengan Q03 =
866 unit.
•Contoh
  2:
• Sama dengan contoh diatas tetapi dengan penawaran berikut :
Range Jumlah Harga Ordering
per unit cost (%)
(Rp)
R1 1≤Q<500 10 90
R2 500≤Q2<500 9 85
R3 Q3≥750 8 80

• Jawab :
• Hitung Q0 pada P3 = Rp.8,-
• Q0,1 = = 477 unit.
• Q0 = 477 unit tidak feasibel pada R3, maka hitung TC pada Q0,3 = 750
unit.
• TC(Q0,3=750=B2)=+(2.400)+(8)=Rp.
  20.176,-
• Hitung Q0 pada P2 = Rp.9,-
• Q0 = = 435 unit
• Q0 = 435 unit tidak feasibel pada R2, maka
hitung TC pada Q0,2 = 500 unit.
• TC(Q0,2=500)=
• Hitung
  Q0 = = 424 unit
• TC(Q0,1=424)=

• Bandingkan semua TC diatas : Karena TC


(Q0,3=750=B2)<TC(Q0,2=500)<(Q0,1=424),
maka pemesanan optimal yang ekonomis bagi
perusahaan adalah pada = 750 unit.
Model Statis EOQ dengan “Back Order”
• Tujuan model Back order : Menentukan ukuran Q optimal
yang meminimasi TIC persediaan sehingga bisa ditentukan :
• Berapa jumlah persediaan maksimal yang diinginkan pada
awal siklus pemesanan produksi.
• Berapa jumlah kehabisan persediaan maksimal yang
diperbolehkan.
• Q = adalah jumlah setiap pemesanan oleh perusahaan dan
H adalah on hand yaitu persediaan maksimal yang harus
disediaakan pada awal siklus pemesanan (produksi) disebut
persediaan di tangan (on hand inventory).
• Tujuan model persediaan ini adalah menentukan besarnya
Q dan H yang meminimasi TIC persediaan.
Tahap sub siklus :
• Tahap
  I : Dimana kebutuhan dapat dipenuhi
dengan on hand inventory (H). Bila kebutuhan
selama setahun = D, maka periode waktu setiap
I (t1) pada setiap siklus adalah
• Tahap II : Dimana on hand inventory sudah
habis dan perusahaan harus memesan untuk
dapat memenuhi kebutuhan sebesar (Q-H) unit.
Bila kebutuhan selama setahun = D, maka
periode waktu setiap tahap II (t2) pada setiap
siklus adalah
• TIC
  = ordering cost + holding cost + shortage
cost.
Perhitungan holding cost hanya pada tahap
pertama dari setiap siklus persediaan :
• Holding Cost = h x Luas segitiga I per siklus
• = h { x x H} =
Maka holding cost per periode :
• =x
•  
Shortage cost per-siklus = p x Luas segitiga II
• = p{}
• = p}
• shortage cost per periode = p}x =
• TIC = k + + p
• Q0 = .
• TIC0 = .
Contoh :
Suatu perusahaan yang memproduksi alat navigasi pesawat udara
memerlukan satu komponen voltmeter untuk setiap produk.
Komponen tersebut diperoleh dari pemasok dari luar dengan harga
Rp. 2.000,- per unit. Biaya kehabisan voltmeter diketahui Rp. 4000,-
per unit pertahun yang diukur berdasarkan kerja tambahan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan produk yang belum jadi. Biaya
pemesanan diketahui Rp. 2.700,- dan biaya penyimpanan diperkirakan
30 persen dari modal yang ditanamkan per tahun. Bila diketahui
permintaan alat navigasi pertahunnya 6400 unit dan hari kerja efektif
250 pertahunnya, maka tentukan :
• Bagaimana langkah manajemen dalam Q0, reorder point optimal
(R0) dan waktu antar pemesanan optimal (t0) ?
• Berapa biaya yang dikeluarkan perusahaan bila menggunakan nilai
Q0 di atas ?
•Jawab
  :
• Diketahui : P = 2.000,-/unit
• p= Rp. 4.000,-/unit/tahun
• k = Rp. 2.700,-/pesan
• h = 0,3 x Rp. 2.000,- = 600,- /unit/tahun
• Dvoltmeter=Dnavigasi= 6400 unit/tahun
• Q0 = = = 257 unit/pesan
• H0
  = = = 224 unit
• R0=H0-Q0=224-257=-33 unit : dimana hal ini
kehabisan persediaan maksimal yang diijinkan
manajemen adalah 33 unit.
• t0 =
• Waktu pemesanan optimal =(0,0402)
(250)=10,05 hari kerja
• Waktu pemesanan optimal = 10,05 hari kerja.
•  
Waktu siklus tersedianya barang (t1) pada ∆I
• t1=.t0=
• Waktu siklus kehabisan barang (t2) pada ∆II
• T2= .t0 = (10,05) = 1,29 hari.
• TIC = . = 91073
Model EOQ banyak Item
• Model ini merupakan model EOQ untuk pembelian bersama
(joint purshas) beberapa jenis item, asumsi yang dipakai :
• Tingkat permintaan untuk setiap item bersifat konstan dan
diketahui dengan pasti, lead time juga diketahui pasti, tidak
ada stock out maupun biaya stockout.
• Lead timenya sama untuk semua item, dimana semua item
yang dipesan akan datang pada satu titik waktu yang sama
untuk setiap siklus.
• Holding cost, harga per unit (unit cost) dan ordering cost
untuk setiap item diketahui. Tidak ada perubahan dalam
biaya per unit (seperti quantity discount), ordering cost dan
holding cost.
•• Total
  ordering cost =
Ket :
• K = biaya pemesanan yang tidak tergantung jumlah item
(biasanya disebut mayor ordering cost)
• ki = biaya pemesanan tambahan karena adanya penembahan
item –i ke dalam pesanan (termasuk biaya pencatatan,
penerimaan dan pengiriman item-item tersebut). Biaya-biaya ini
juga disebut minor ordering cost.
• di = biaya selama periode tertentu untuk item i.
• D =𝛴di = biaya yang diperlukan selama periode tertentu untuk
semua item.
• Qrp =𝛴Qrpi = EOQ untuk ukuran lot terpadu dalam nilai
rupiah.
• Q*Rp= EOQ optimal untuk ukuran lot terpadu dalam nilai rupiah.
•  
Total Holding Cost =
• Total Cost (TC) =
• =
• Qi* =
• t* = =

Anda mungkin juga menyukai