Anda di halaman 1dari 12

Komunikasi Terapeutik pada klien IGD

dan
Komunikasi Terapeutik pada klien ICU

Anggota:

OK 1. Muhammad Izzatur Hapizh


P
OM 2. Naomi Eklesia Taeks

EL 5 3. Niken Nita Yogi Febriana


K
4. Norma Dwi Nurmalasari
5. Novia Fathiyatul Hidayah
6. Nurbaiti
Pengertian komunikasi
terepeutik

komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara


perawat dan klien yang dilakukan secara sadar ketika perawat
dan klien saling memengaruhi dan memperoleh pengalaman
bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah
klien serta memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada
akhirnya mencapai kesembuhan klien.
Gawat Darurat

Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan


tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan lebih lanjut (UU No 44 Tahun 2009).
Sedangkan menurut (Hutabarat & Putra, 2016) mengatakan
bahwa gawat darurat adalah keadaan yang mengancam nyawa
yang harus dilakukan tindakan segera untuk menghindari
kecacatan bahkan kematian korban.
Konsep Dasar Keperawatan
Kegawat Daruratan

1. Klasifikasi
- Pasien Gawat Darurat
- Pasien Gawat Tidak Darurat
- Pasien Darurat Tidak Gawat
- DOA (Death On Arrival)
2. Aspek Psikologis Pada Situasi Gawat Darurat
- Cemas
- Histeris
- Mudah marah
3. Peran dan fungsi perawat IGD
Peran perawat sebagai pelaksana keperawatan di IGD yaitu:
- Pemberi asuhan (care giver)
- Pelindung (advocate)
- Penasehat (counselor)
- Pendidik
- Koordinator
- Kolaborator
- Konsultan
Fungsi perawat IGD yaitu:

1. Independen (Mandiri)
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang dapat dipertanggung
jawabkan oleh perawat secara mandiri.

2. Dependen (Tergantung pada dokter) : dalam melaksanakan


program kesehatan dimana pertanggungjawaban dipegang oleh
dokter, misalnya peran pemberian obat-obatan.

3. Kolaborasi (Interdependen) : dalam mengatasi permasalahan


secara team work dengan tim kesehatan.
4. Prinsip Umum Pelayanan Keperawatan IGD

- Cepat tepat
- Penyelamatan hidup yang stabil
- Sistem monitoring kondisi ppasien harus setiap saat
- Alat kesehatan penyelamatan hidup siap digunakan
- Keamanan diri pasien dan perawat harus dijaga
- Informasi dan pendidikan
- Sistem dokumentasi yang dipakai dapat digunakan secara cepat, mudah
dan tepat
- Etik dan legal keperawatan harus dijaga (Nur, Akbar. 2017)
Teknik Komunikasi Pada Gawat
Darurat

Agar komunikasi yang kita lakukan dapat mencapai tujuan yang diharapkan,
seorang perawat harus menguasai teknik-teknik berkomunikasi agar
terapeutik dan menggunakannya secara efektif pada saat berinteraksi
dengan klien. Berikut ini teknik komunikasi Stuart & Sundeen (1998) yang
dikombinasikan dengan pendapat ahli lainnya:

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian


2. Menunjukkan penerimaan (accepting)
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
4. Memfokuskan (focusing)
5. Menyampaikan hasil observasi (merefleksikan)
6. Identifikasi tema
7. Memberi informasi (informing)
Hambatan dalam berkomunikasi di IGD

Sekalipun perawat sudah memahami tentang cara berkomunikasi yang efektif


dengan klien, pada kenyataan nya terkadang perawat tidak mampu
melakukannya dengan baik. Hal ini mungkin disebabkan adanya hambatan,
baik yang datangnya dari klien maupun dari perawat itu sendiri. Ada 5 jenis
hambatan yang spesifik menurut Suryani (2005) yaitu:

1. Resistens
2. Sugesti
3. Gejala penyakit semakin mencolok
4. Pesimis terhadap masa datang
5. Adanya hambatan intelektual yang dapat diidentifikasikan dari ucapan atau
perilaku klien
6. Berperilaku tidak wajar
7. Bicara hal yang bersifat “dangkal”
8. Secara verbal mengungkapkan pemahaman tetapi perilakunya tetap
destruktif
9. Menolak untuk berubah
Definisi ICU

Ruang ICU atau Incentive Unit Center adalah ruangan khusus yang
disediakan rumah sakit untuk merawat pasien dengan penyakit atau
cedera serius. Ruangan ICU ini berkembang dari tahun 1950-an.
Sebagian contoh kegawatan di unit kardiovaskuler, pediatric, dan unit
neonates. perawatan darurat darurat secara khusus fokus pada
respon manusia pada masalah yang mengancam hidup seperti
trauma atau operasi mayor.
Kriteria Pasien ICU

Jika sarana dan prasarana ICU di suatu rumah sakit terbatas,


sedangkan kebutuhan pelayanan ICU yang lebih tinggi, maka
diperlukan untuk membuat prioritas pasien masuk berdasarkan
beratnya penyakit dan prognosis. Krietria pasien masuk ICU yaitu :

1. Pasien prioritas I
2. Pasien Prioritas II
3. Pasien prioritas III
4. Pengecualian

Anda mungkin juga menyukai