Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan

“ASFIKSIA dan SINDROMA ASPIRASI MECONIUM”


Dosen pengampu :
Hj. Zummatul Atika, SST., M.K.M

Penyusun :

1. Endang Dwi Larasati (191151007)


2. Jodie Dacosta F (191151009)
3. Petronela Unmehopa (191151016)
4. Ratu Diah Sinta (191151018)
5. Siti Eka Indawati (191151022)
6. Thabita Natalia C (191151024)
7. Vita Atriyanti (191151028)
8. Yanita Ciptaning P (191151030)
9. Zeni Nor Vitasari (191151031)
A. Definisi dan Angka Kejadian
 Menurut World Health Organization , asfiksia merupakan kegagalan bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir.Asfiksia neonatrum adalah
keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas spontan dan teratur,
sehingga dapat menurunkan oksigen dan semakin meningkatkan kadar
karbondioksida yang dapat menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih
lanjut. Berdasarkan data World Health Organization , setiap tahunnya 3,6 juta
bayi dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia. Dr. R. D.Kandou
Manado didapatkan 1,273 bayi asfiksia dari 3,038 kelahiran.
 Sindroma aspirasi mekonium merupakan sekumpulan gejala yang diakibatkan
oleh terhisapnya cairan amnion mekonial ke dalam saluran pernapasan bayi.
Sindrom aspirasi mekonium masih menjadi salah satu penyebab distres
pernapasan pada BBL cukup bulan dengan berat badan lahir cukup. Sindrom
aspirasi mekonium terjadi pada 5% BBL dengan cairan ketuban/amnion yang
mengandung mekonium. Persentase kelahiran dengan cairan ketuban yang
mengandung mekonium saat persalinan bervariasi antara 5-25%.
B. Etiologi

2. Asfiksia dalam persalinan :


1. Asfiksia dalam
a. Kekurangan O2 :
kehamilan :
 Partus lama (rigid serviks
a) Penyakit infeksi
dan atonia /insersi uteri) b.Paralisis pusat
akut
 Ruptur uteri yang memberat, pernafasan :
b) Penyakit infeksi
kontraksi uterus Trauma dari luar
kronik
terusmenerus mengganggu seperti tindakan
c) Keracunan oleh
sirkulasi darah ke plasenta forceps
obat-obat bius
 Tekanan terlalu kuat dari Trauma dari dalam
d) Uremia dan
kepala anak pada plasenta seperti akibat obat
toksemia gravidarum
 Perdarahan banyak: plasenta bius
e) Anemia berat
previa dan solusio plasenta
f) Cacat bawaan
g) Trauma
C. Predisposisi/Faktor pendukung

1. Faktor Ibu :
3. Faktor Bayi :
a. Pre Eklamsi dan
a. Bayi Prematur (sebelum
Eklamsi
37 minggu kehamilan)
b. Perdarahan abnormal
2. Faktor Tali Pusat : b. Persalinan dengan
(plasenta previa atau
a. Lilitan Tali Pusat tindakan (sungsang, bayi
solusio plasenta)
kembar, distosiabahu,
c. Partus lama atau partus b. Tali Pusat Pendek
ekstraksi vakum, ekstraksi
macet c. Simpul Tali Pusat forsep)
d. Demam selama d. Prolapsus Tali Pusat c. Kelainan bawaan
persalinan Infeksi berat
(kongenital)
(malaria, sifilis,TBC, HIV)
d. Air ketuban bercampur
e. Kehamilan Lewat
mekonium (warna
Waktu (sesudah 42
kehijauan)
minggu kehamilan)
D. Patofisiologi

 Menurut Anik & Eka , patofisiologi asfiksia neonatorum,


dapat dijelaskan dalam dua tahap yaitu denganmengetahui
cara bayi memperoleh oksigen sebelum dan setelahlahir, dan
dengan mengetahui reaksi bayi terhadap kesulitan
selamamasa transisi normal. Proses ini sangat perlu untuk
merangsang hemoreseptor pusat pernapasan untuk terjadinya
usaha pernapasan yang pertama kemudian akan berlanjut
menjadi pernapasan yang teratur. Pada asfiksia berat bayi
tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak menunjukan
upaya bernapas secara spontan.
E. Tanda gejala periode dilihat dari keadaan ibu dan janin

 Tanda dan Gejala :


1. Tidak bernafas atau
nafas mega-megap
2. Warna kulit kebiruan
3. Kejang
4. Penurunan kesadaran
5. DJJ lebih dari
100x/menit atau
kurang dari
100x/menit tidak
teratur
6. Mekonium dalam air
ketuban pada janin
letak kepala
F. Deteksi dini kehamilan dengan riwayat
resiko yang mendukung

 Deteksi dini kehamilan adalah kegiatan yang


dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang
mempunyai faktor risiko dan komplikasi
kehamilan.
 Faktor risiko adalah suatu keadaan atau ciri
tertentu pada seseorang atau suatu kelompok ibu
hamil yang dapat menyebabkan risiko atau
bahaya kemungkinan terjadinya komplikasi
persalinan.
Lanjutan ><
 Berdasarkan Skor Poedji Rochjati faktor risiko dikelompokkan dalam 3
kelompok FR. I, II, dan III dengan berturut-turut ada 10,8, dan 2.

1. Kelompok Faktor Risiko I : Ada-Potensi-Gawat-Obstetrik/APGO dengan 7


terlalun dan 3 pernah.

2. Kelompok FR II : Ada-Gawat-Obstetri/AGO-penyakit ibu, preeclampsia


ringan hamil kembar, hidramnion, hamil serotinus, IUFD, letak sungsang dan
letak lintang.

3. Kelompok FR III : Ada-Gawat-Darurat-Obstetrik/ADGO,


perdarahanantepartum dan preeklampsia berat/eklampsia.
Lanjutan ><
 Kelompok risiko berdasarkan jumlah skor pada tiap
kelompok, ada 3 kelompok risiko :

1. Kehamilan Risiko Rendah/KRR : jumlah skor 2 dengan kode warna hijau,


selama hamil tanpa FR

2. Kehamilan Risiko Tinggi/KRR : jumlah skor 6-10, kode warna kuning dapat
dengan FR tunggal dari kelompok FR I, II, atau III dengan FR ganda 2 dari
kelompok FR I dan II.

3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi/KRST : ibu dengan jumlah skor 12 kode


warna merah, ibu hamil dengan FR ganda dua atu tiga dan lebih.
Lanjutan ><
 SKOR POEDJI ROCHJATI  Kelompok Faktor Risiko II/AGO
Kelompok Faktor Risiko I/APGO 11. Penyakit ibu skor 4
 Faktor resiko : 12. Preeclampsia ringan skor 4
1. Primi muda skor 4 13. Gemeli skor 4
2. Primi tua skor 4 14. Hidramnionskor 4
3. Primi tua sekunder skor 4 15. IUFD skor 4
4. Anak terkecil <2 tahun skor 4 16. Hamil serotinus skor 4
5. Grande multi skor 4 17. Letak sungsang skor 4
6. Umur ibu 35tahun skor 4 18. Letak lintang skor 4
7. Tinggi badan 145cm skor 4  Kelompok Faktor Risiko III/AGDO
8. Pernah gagal kehamilan skor 4 19. Perdarahan antepartum skor 8
9. Persalinan dengan tindakan skor 4 20. Preeklampsia beratskor 8
10. Bekas SC skor 8
G. Komplikasi yang terjadi pada
kehamilan
 ANEMIA
Dampak anemia pada Ibu hamil tidak hanya berbahaya untuk Ibu tetapi
juga janinnya. Dampak anemia pada ibu hamil yaitu:
1. Ibu berisiko melahirkan Bayi dengan berat badan lahir rendah
2. Kematian Ibu. Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang
berhubungan dengan anemia pada kehamilan
3. Transfusi darah (jika kehilangan banyak darah selama persalinan)
4. Depresi pascapersalinan
5. Kelahiran prematur (belum genap bulan)
6. Lahir bayi dengan anemia
7. Sepsis (infeksi berat) saat nifas
8. Anak dengan keterlambatan perkembangan
Lanjutan ><
 DEPRESI
Dampak dari ibu hamil yang mengalami depresi akan sangat
berpengaruh terhadap ibu itu sendiri dan juga janinnya. Adapun
komplikasi yang terjadi apabila ibu mengalami depresi sebagai
berikut :
1. Kematian (bunuh diri)
2. Kehamilan tidak berjalan lama (keguguran atau janin tidak
berkembang)
3. BBLR (berat badan lahir rendah)
4. Gangguan perkembangan saraf janin
5. Merusak kualitas dan keefektifan pengasuhan
6. Prematur (lahir tidak cukup bulan)
Lanjutan ><
 KEKURANGAN ENERGI KRONIS DALAM
Ibu yang mengalami KEK atau kekurangan energy kronik akan
berdampak pada kondisi kesehatan ibu itu sendiri dan juga bayi
yang di kandungnya, komplikasi yang dapat dialaminya yaitu :
1. Menurunkan kekuatan otot untuk prose persalinan
2. Kemitian janin atau keguguran
3. Prematur atau tidak cukup bulan
4. Lahir cacat
5. Berat badan bayi lahir rendah
6. Gangguan tumbuh kembang otak janin dan metabolism tubuh janin
7. Stunting
Lanjutan ><
 OBESITAS PADA KEHAMILAN
Ibu hamil yang mengalami berat baddan
berlebih selama masa kehamilan akan
memiliki dampak yang sangat
berpengaruh terhadap kesehtan ibu dan  PERDARAHAN DALAM
janinnya, beberapa dianataranya yaitu : KEHAMILAN
1. Keguguran Pendarahan vagina adalah gejala umum,
2. Diabetes Militus dan berpotensi membahayakan pada
awal masa kehamilan.Setiap ibu yang
3. Gangguan tumbuh kembang janin mengalami perdarahan, komplikasi yang
4. Hipertensi dan Eklamsia akan terjadi pada ibu yang mengalami
5. Peredarahan darah tidak lancer atau perdarahan tergantung pada kasus
terdapat penggumpaln dalam darah perdarahan yang ibu hamil alami,
kemungkinan terjadinya komplikasi apa
bila ibu hamil mengalami perdarahan
yaitu :
1. Gawat janin
2. Keguguran
3. Kelainan pembekuan darah
Lanjutan ><
 TB PARU DALAM KEHAMILAN  TIROID PADA KEHAMILAN
Dampak dari ibu hamil yang terkena TB Ibu yang mengelami gangguan teroid akan
Paru, yaitu : terkena dampak kesehatan yangburuk,
1. Keguguran sehingga ibu perlu mendapatkan
2. Berat Bayi Lahir Rendah (< 2400 gr) perawatan khusus, adapaun komplikasi
yang terjadi apa bila ibu mengalami
3. Premature atau Bayi Lahir Kurang Bulan
gangguan teroid, sebagai berikut :
4. Kematian Janin dalam kandungan /
1. Ibu hamil yang mengalami Hipertiroid
IUFD
kemungkinan akan mengalami :
5. Berat badan janin kurang di dalam
2. Takikardia janin (denyut jantung cepat)
kandungan
3. Berat janin kecil
6. Kemungkinan Ibu pengindap TB
menularkan kejaninya. 4. Prematur
5. Bayi lahir mati
6. Cacat bawaan
7. Terkena penyakit Graves
H. Prognosa

 Asfiksia ringan tergantung pada penatalaksanaan


sedangkan asfiksia berat dapat menimbulkan
kematian pada hari-hari pertama atau kelainan
syaraf. Hasil akhir asfiksia perinatal bergantung
pada apakah komplikasi metabolik dan
kardiopulmunalnya dapat di obati, pada umur
kehamilan bayi , dan pada tingkat
keparahanensefalopi hipoksisiskemik. Skor
APGAR rendah pada menit ke 20,tidak ada
respirasi spontan pada usia 20 menit.
I. Penatalaksanaan awal sebelum rujukan

 Penatalaksanaan asfiksia bayi baru lahir


a. Langkah awal dalam stabilisasi
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Atur posisi bayi
b. Ventilasi
3. Pemasangan sangkup
4. Ventilasi percobaan 2(x) :
 Lakukan tiupan udara
 Lihat dada bayi apakah mengembang
 Siapkan rujukan ketika bayi bernafas norma setelah 2 menit ventilasi
 Bila bayi tidak bisa di rujuk lakukan ventilasi 20 menit
c. Asuhan pasca resusitasi
Asuhan pasca resusitasi adalah pelayanan kesehatan pasca resusitasi, yang diberikan
kepada bayi baru lahir ataupun ibu dan keluarga yang diberikan berupa asuhan neonatal,
pemantauan, dan konseling.
J. Asuhan Dengan Menggunakan Alur Pikir Varney

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan


Manajemen asuhan kebidanan adalah suatu proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori kimia, penemuan-penemuan
keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus kepada klien.
2. Tahapan Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan
a) Pengumpulan Data Dasar
b) Perumusan Diagnosis dan Masalah Aktual
c) Perumusan Diagnosis dan Masalah Potensial
d) Pelaksanaan Tindakan Segera Atau Kolaborasi
e) Perumusan Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
f) Pelaksanaan Tindakan
g) Evaluasi
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) Menurut Simatupang E.J.2006. hal 61
h) Data Subjective
i) Data Objective
j) Assessment
k) Planning

Anda mungkin juga menyukai