Anda di halaman 1dari 24

KEBIJAKAN

PEMBERIAN IMUNISASI COVID-19

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan


Ditjen P2P – Kementerian Kesehatan

Disampaikan pada Pelatihan Imunisasi COVID-19 bagi Petugas Kesehatan


LATAR BELAKANG

OUTLINE PEMBERIAN IMUNISASI

PAPARAN COVID-19

PESAN KUNCI
Latar Belakang
COVID-19 Fatality Rate di Indonesia
(per 11 November 2020)
Di Dunia, kasus COVID-19 dilaporkan dari 223 negara dengan fatality rate
(tingkat kematian) sebesar 2,46 %,. Di Indonesia, kasus dilaporkan dari 34
provinsi (502 kab/kota) dengan fatality rate 3,31 %

KASUS TERKONFIRMASI MENINGGAL FATALITY RATE

Indonesia 448.118 14.836 3,31 %


Dunia 51.857.776 1.278.280 2,46 %
LIMA PROVINSI DENGAN KASUS TERTINGGI
DKI Jakarta 114.343 2.402 2,10 %
Jawa Timur 55.305 3.951 7,14 %
Jawa Barat 41.839 779 1,86 %
Jawa Tengah 39.180 1.906 4,86 %
Sulawesi Selatan 19.034 472 2,48 %

9. Sumatera Utara 13.972 570 4,08 %


https://covid19.go.id/peta-sebaran
LATAR
BELAKANG
PETA DUNIA PENGEMBANGAN VAKSIN COVID-19
Return on Investment Imunisasi sebesar 16 kali Cost of Ilness sehingga imunisasi
dinilai sebagai intervensi paling cost of effective
Perpres No. 99
Tahun 2020
tentang
Pengadaan
Vaksin dan
Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam
Rangka
Penanggulangan
Pandemi COVID-
19
Kajian Vaksinasi COVID-19
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI)
Kajian Spesifikasi Vaksin COVID-19
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI)
Pemberian Imunisasi
COVID-19
TUJUAN VAKSINASI COVID-19

1. Menurunkan kesakitan &


kematian akibat COVID-19

2. Mencapai kekebalan kelompok (herd


immunity) untuk mencegah dan melindungi
kesehatan masyarakat

3. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara


menyeluruh

4. Menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial


dan ekonomi
Sasaran
(Kajian ITAGI, Agustus 2020)

Kelompok rentan yang berusia 18 s.d 59 tahun:

1. Tenaga kesehatan dan semua petugas yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan di
seluruh Indonesia,
2. Kelompok prioritas lainnya yang ditetapkan berdasarkan kajian epidemiologi dan kebijakan
operasional imunisasi COVID-19, diantaranya :
a. Petugas non-medis: adalah petugas pelayanan publik (essensial worker) misalnya TNI –Polri, petugas bandara, stasiun
kereta api, pelabuhan, pemadam kebakaran, PLN, PAM yang bertugas di lapangan, dll.

b. Kelompok risiko tinggi/high risk lain


• Kelompok pekerja berusia 18 – 59 tahun yang merupakan kelompok usia produktif dan berkontribusi pendiidkan termasuk sektor perekonomian
• Populasi lainnya: penduduk yang tinggal di tempat berisiko tinggi (rumah jompo, penduduk padat memiliki komorbid yang terkendali dan masih aktif/
produktif populasi di kluster, misalnya pasar (sasarannya pedagang bukan pembeli, kluster asrama, pondok pesantren dan kelompok kluster lainnya).

c. Kotak Erat Kasus Konfirmasi COVID-19, kelompok risiko dari keluarga dan kontak sekitar kasus Covid-19. termasuk
pegawai RS/Puskesmas, perkantoran, pasar tradisional, ABK/PMI, panti, lapas/rutan, kegiatan keagamaan dll.
d. Administrator pemerintahan yang terlibat dalam memberikan layanan publik.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tempat
Pemberian imunisasi COVID-19
dilaksanakan dengan menerapkan
Waktu Pelaksanaan protokol kesehatan pada tempat
Mulai Desember 2020 pelayanan sebagai berikut:
•Puskesmas, puskesmas pembantu,
secara bertahap dengan
puskesmas keliling
mempertimbangkan kajian •Fasilitas kesehatan lainnya yang
epidemiologi, ketersediaan memberikan layanan imunisasi dan
vaksin COVID-19 dan sarana telah terdaftar di Dinas Kesehatan
pendukung lainnya setempat.
•Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
beserta fasilitas pelayanan kesehatan
di wilayah kerjanya
•Pos imunisasi lainnya
1) Pemberian imunisasi dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah maupun swasta yang menjadi tempat pelaksanaan pelayanan imunisasi COVID-19

2) Tidak mengganggu pelayanan imunisasi rutin dan pelayanan kesehatan lainnya

3) Pelayanan imunisasi dapat dilakukan di puskesmas dan jaringan pelayanannya maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya yang memberikan layanan imunisasi sesuai aturan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat

4) Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran sebelum dilakukan pemberian


imunisasi (comorbid dan status infeksi/penyakit COVID-19)

5) Menerapkan protokol kesehatan

6) Mengoptimalkan kegiatan surveilans COVID-19 termasuk pelaporannya


 Jejaring layanan imunisasi yang terintegrasi antar semua fasilitas pelayanan kesehatan dibutuhkan
untuk peningkatan akses terhadap layanan imunisasi yang berkualitas dan sesuai standar sehingga
upaya peningkatan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat terwujud.
 Pelaksana jejaring layanan imunisasi merupakan tanggung jawab Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan jajarannya, dengan melibatkan seluruh fasyankes, baik pemerintah maupun
swasta.
 Pendekatan yang dapat digunakan untuk jejaring layanan imunisasi:
 Pemerintah – Pemerintah: program imunisasi di Dinkes Kab/Kota dengan layanan imunisasi yang
terdapat di fasyankes pemerintah
 Pemerintah – Swasta: program imunisasi di Dinkes Kab/Kota dengan layanan imunisasi yang
terapat di fasyankes swasta
 Jejaring layanan imunisasi terdiri dari jejaring internal dan eksternal
 Jejaring internal: jejaring seluruh program di puskesmas yang terlibat layanan imunisasi, seperti:
program imunisasi, KIA, surveilans PD3I, promkes, dsb.
 Jejaring eksternal: hubungan koordinasi dan pembinaan antara pemberi layanan imunisasi oleh
fasyankes dengan Tim Jejaring Layanan Imunisasi di Fasyankes Pemerintah dan Swasta,
Institusi/Organisasi yang menaungi fasyankes tsb, dan masyarakat sebagai pengontrol.
Pemberian pelayanan imunisasi COVID-19 juga melibatkan peran swasta
sebagai bagian dari Public Private Mix (PPM)
Alur Distribusi RS/UPS*

Vaksin Pemerintah VACCINE


PUSKESMAS
/POSYANDU

CARRIER
Distribusi Vaksin sangat tergantung
Kapasitas penyimpanan vaksin di masing-
masing level
VACCINE PUSKESMAS LEMARI ES
Dalam kondisi Normal peralatan cold CARRIER

chain yang ada di Daerah hanya cukup


untuk mengelola vaksin untuk
imunisasi rutin
KABUPATEN
Dalam kondisi tertentu (seperti pd saat COLD BOX LEMARI ES +
FREEZER
Kampanye MR) kekurangan kapasitas
penyimpanan vaksin disiasati dengan
meningkatkan frekuensi
pengambilan/pengiriman vaksin
PROVINSI
COLD ROOM + LEMARI ES +
Introduksi Vaksin baru FREEZER
menyebabkan kebutuhan
sarana penyimpan vaksin
meningkat.
Industri : Penyedia
COLD BOX

PUSAT Vaksin
STRATEGI : PELAKSANAAN IMUNISASI COVID-19
Pemilihan jenis vaksin : Penyediaan dan
berdasarkan kajian atau distribusi vaksin
rekomendasi dari ITAGI
Rapid Assesment

Monitoring dan Evaluasi


COVID-19 Vaccine
Acceptance
STRATEGI KOMUNIKASI
IMUNISASI COVID-19

1. Berdasarkan data dan fakta


​PENDEKATAN 2. Berorientasi hasil
​STRATEGI KOMUNIKASI 3. Bermitra dengan kelompok/ group lokal yang potensial
4. Sharing informasi dengan publik dan masyarakat sebagai instrumen
COVID-19 yang efektif untuk mempengaruhi perilaku seseorang

Agar memastikan sasaran atau target imunisasi :


1.Mendapat informasi tentang manfaat imunisasi dan bahayanya jika tidak mendapatkan imunisasi COVID-19 lengkap
(misal : 2 dosis pemberian)
2.Mengetahui ketersediaan akses pelayanan imunisasi di wilayahnya (jumlah kunjungan dan jarak waktu mendapatkan
imunisasi 2 dosis)
​PENTINGNYA 3.Mengetahui peran dan tanggung jawab dalam melindungi diri sendiri, keluarga dan lingkungan (tetap menerapkan
protokol kesehatan dsb)
​STRATEGI KOMUNIKASI 4.Termotivasi untuk mendapatkan imunisasi COVID-19 tepat waktu dan lengkap

5.
Penerimaan dan
animo Vaksin
COVID-19 oleh
masyarakat sangat
tinggi
Kesimpulan
• Pemberian imunisasi COVID-19, disertai dengan
penerapan protokol kesehatan yang ketat, merupakan
upaya akselerasi dalam rangka penanggulangan
pandemi
• Pemberian imunisasi dengan cakupan yang tinggi dan
merata akan membentuk kekebalan kelompok pada
masyarakat sehingga dapat memutuskan mata rantai
penularan penyakit COVID-19
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai