Anda di halaman 1dari 19

ABSES LIVER

Pembimbing: Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D, Sp.PD. K-GH. FINASIM

Oleh:
DM Nadhif Rashesa Brahmana DM Kevin Yuwono
DM Muftihana Hanin Nuha DM Zsa Zsa Ollyvia
DM Fariz Augusta DM Aulia Nur Fadilla
Definisi
Rongga patologis berisi jaringan nekrotik yang dapat bersifat soliter atau multiple dan timbul pada jaringan hati
akibat infeksi amuba atau bakteri (Papdi, 2014).

Epidemiologi
Insidens abses hati jarang terjadi, berkisar antara 15-20 kasus per 100.000 populasi. Tiga per empat
kasus abses hati di negara maju adalah abses hati piogenik, sedangkan di negara yang sedang
berkembang lebih banyak ditemukan abses hati amuba. Meskipun AHP tersebar diseluruh dunia,
terbanyak pada daerah tropis dengan kondisi hygiene/sanitasi yang kurang (Ong, 2003).
ETIOLOGI

Abses Hati Amuba Abses Hati Pyogenik


Entamoeba histolytica yang terbawa aliran vena Bakteri: E. Coli, Staphylococcus aureus,
porta ke hepar Proteus, Klebsiella, Pseudomonas, dan bakteri
anaerob seperti Bacteroides dan Clostridium.
Pada beberapa kasus dapat disebabkan oleh
lebih dari satu organisme
Terjadi infeksi pada hati atau jaringan
sekitarnya melalui aliran darah, system bilier,
maupun penetrasi langsung.

(Ayed, 2017) (Papdi, 2014)


PATOFISIOLOGI - AHA

Selama siklus, E.hystolytica dapat berbentuk


trophozoite atau kista. Setelah masuk ke dlm
host, kista amuba melewati saluran pencernaan
dan menjadi trophozoite di colon. Melekat ke
sel epitel dan mukosa -> menginvasi mukosa.
Lesi pada mukosa memicu rilisnya sel
inflamasi, lesi yang meluas pada submucosa
menghasilkan ulcer khas berbentuk termos
(flask-shaped) berisi trophozoite dibatas
jaringan mati dan sehat.
Trophozoite menginvasi pembuluh darah ->
terbawa melalui sirkulasi vena porta ke hati
PATOFISIOLOGI - AHP

Infeksi menyebar melalui aliran vena porta, arteri,


saluran empedu, ataupun infeksi langsung melalui
penetrasi jaringan dari infeksi yang berdekatan.
Penyebab terbanyakberasal dari infeksi pada
system bilier, diikui oleh abses kriptogenik.
AHP dapat merupakan komplikasi lanjutan dari
tidankan endoscopic sphincterotomy (pada kasus
batu saluran empedu).
Di Asia Tenggara AHP dapat merupakan
komplikasi dari kolangitis piogenik rekuren
(ditandai dengan kolangitis berulang,
pembentukan batu intrahepatic, infeksi parasite
pada system bilier).
Lardière-Deguelte, 2015
DIAGNOSIS

Gejala Klinis
Gejala awal berupa nyeri abdomen kanan disertai panas. Nyeri biasa menjalar ke
bahu kanan dan scapula kanan akibat iritasi diafragma, dapat disertai batuk dan
napas dalam. Tanda local nyeri tekan diderah lengkung iga dengan ditemukannya
hepatomegaly. Jika lobus kiri terkena, akan ditemukan massa didaerag
epigastrium.
Gejala khas: suhu tubuh tidak lebih dari 38,5 C
(Sjamsuhidajat, 2010)
DIAGNOSIS

Abses Hati Amuba Abses Hati Pyogenik

- Demam - Demam
- Menggigil
- Mual, muntah anoreksia
- Keringat malam
- Berkeringat - Muntah
- Kelemahan tubuh - Kelemahan tubuh
- Penurunan BB - Anoreksia
- Penurunan BB
- Timbul pelan-pelan atau asimptomatis
- Diare (1/3 kasus)
- Diare (hanya pada 20-50% pasien)
- Batuk tidak produktif (1/4 kasus)
- Sangat jarang terjadi ikterus - Nyeri dada (9-24%)

(Papdi, 2014)
ANAMNESIS

• Identitas • Riwayat konsumsi obat


• Keluhan umum • Riwayat penyakit terdahulu, komplikasi akut,
riwayat operasi
• Riwayat penyakit sekarang
• Riwayat infeksi sebelumnya
• Gejala yang timbul (penting: demam, nyeri
perut kanan atas, diare) • Faktor risiko (merokok, alkohol, trauma,
infeksi)
• Hasil pemeriksaan lab terdahulu
• Riwayat penyakit keluarga
• Pola makan, status nutrisi, dan riwayat
perubahan BB • Pola hidup (makan, minum, hygiene/sanitasi),
budaya, psikososial, pendidikan, dan status
• Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya ekonomi
• Kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi,
dan kehamilan
PEMERIKSAAN FISIK

• Kondisi umum
• Vital sign
• Kepala leher (icterus)
• Thorax (pekak pada perkusi, penurunan suara napas->lobus kanan)
• Abdomen (nyeri spontan, nyeri tekan hepar, hepatomegaly, nyeri tekan kuadran
kanan atas)
• Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Abses Hati Amuba Abses Hati Pyogenik


Laboratorium:
- Darah Perifer Lengkap - Darah Perifer Lengkap
Leukosit antara 5.000-30.000, umumnya antara Leukosit ↑ (>10.000)
10.000-12.000 - LED ↑
- Tes serologi titer amuba - Faal hemostasis (PTT memanjang)
- Faal hati (SGOT, SGPT, bilirubin ↑, Alkali - Faal hati [SGOT, SGPT, bilirubin ↑, Alkali
fosfatase serum ↑, albumin) fosfatase serum ↑, albumin (<3 g/dl), globulin
(> 3 g/dl)]

(Papdi, 2014)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Serologi ELISA
- PCR
- Pemeriksaan feses (makros+mikros)
- Kultur darah
- Kultur cairan aspirasi abses
- USG (pilihan utama)
- CT Scan
- CXR
*dapat menggunakan kontras pada CT Scan/USG untuk mengetahui adanya lesi ukuran < 3cm

(Papdi, 2014)
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

• Hepatoma
• TBC Hepar
• Kolesistitis Akut
• Hepatitis Virus Akut
• CA Hepar
TATALAKSANA - AHA

• Medikamentosa
Dosis tunggal Metronidazole 3x750 mg per oral (7-10
hari) atau Nitoimidazole kerja panjang (Tinidazole 2
gr dan Ornidazole 2 gr)

Iodoquinol 3x650 mg (20 hari), Diloxanide furoate
3x500mg (10 hari), Aminosidine (Paramomycin 25-
35 mg/kg/hari (7-10 hari)
• Non-Medikamentosa
Tirah baring Alternatif: Emetine dan Chloroquine (AE pada
Diet tinggi kalori tinggi protein kardiovaskular dan GI)
TATALAKSANA - AHA

Aspirasi jarum perkutan


Dengan indikasi: kavitas > 5 cm, abses pada lobus kiri hati dengan mortalitas
tinggi dan frekuensi tinggi bocor ke peritoneum, tidak ada respon klinis terhadap
terapi 3-5 hari. Menyingkirkan kemungkinan AHP (khususnya pada lesi multiple)
Drainase perkutan
Dilakukan dengan tuntunan USG atau CT Scan abdomen
TATALAKSANA - AHP

Medikamentosa

Sebelum hasil kultur:


Antibiotik broad spectrum
Amphicillin dan Aminoglikosid -> infeksi pada saluran
empedu
Cephalosporin III -> infeksi pada usus
Metronidazole -> pada semua infeksi AHP, untuk
mengatasi infeksi anaerob
Kombinasi Beta Lactam -> infeksi usus, infeksi anaerob

Setelah hasil kultur:


Antibiotik disesuaikan dengan bakteri penyebab spesifik
TATALAKSANA - AHP

Drainase perkutan
Dengan tuntunan USG pada abses > 5 cm, menggunakan indwelling drainage
catheter. Pada abses multiple hanya abses berukuran besar, abses kecil ->
medikamentosa
Drainase dengan pembedahan
Dilakukan jika mengalami kegagalan setelah drainase perkuta, icterus yang tidak
sembuh, penurunan fungsi ginjal, pada abses moltilokuler.
KOMPLIKASI

• Ruptur abses ke dalam:


Thorax : efusi pleura, fistula hepatobronkial, abses paru, empyema amuba
Perikardium : HF, pericarditis, cardiac tamponade, efusi pericardium
Peritoneum : Peritonitis, ascites, fistula abdominal
• Infeksi sekunder
• Sepsis
• Trombosis (dapat terjadi pada vena porta/hepatica karena infeksi bakteri
anaerob) -> Sindroma Bud-Chiari
REFERENCES
1.
Ong E, Espat NJ, Helton WS. Hepatic abscess. Curr Treatment Opt Infect Dis 2003; 5:393-406.

2.
S. Lardière-Deguelte, E. Ragot, K. Amroun, T. Piardi, S. Dokmak, O. Bruno, F. Appere, A. Sibert, C. Hoeffel, D. Sommacale, R. Kianmanesh. Hepatic abscess: Diagnosis

and management. Journal de Chirurgie Viscérale, Volume 152, Issue 4, September 2015, Pages 233-246

3.
Sjamsuhidajat R, dkk., 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: Penerbit EGC.

4.
PAPDI, 2014. Buju Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: Interna Publishing

5.
Tjokroprawiro, A., Setiawan, P. B., Santoso, D., dan Soegiarto, G., 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga University Press

6.
Farazi, P., DePinho, R. Hepatocellular carcinoma pathogenesis: from genes to environment. Nat Rev Cancer 6, 674–687 (2006). https://doi.org/10.1038/nrc1934

7.
Bruix, J., Sherman, M., & American Association for the Study of Liver Diseases (2011). Management of hepatocellular carcinoma: an update. Hepatology (Baltimore,

Md.), 53(3), 1020–1022. https://doi.org/10.1002/hep.24199

8.
Jang, Jae & Lee, June & Kim, Hyung-Joon & Shim, Jae & Kim, ji hoon & Kim, Bo & Kwon, Choon Hyuck & Lee, Seung & Lee, Hae & Kim, Jung & Jeong, Woo & Choi,

Jin-Young & Ko, Heung & Lee, Dong & Kim, Haeryoung & Kim, Baek-hui & Yoon, Sang & Yoon, Won & Um, Soonho. (2017). The General Rules for the Study of

Primary Liver Cancer. Journal of Liver Cancer. 17. 19-44. 10.17998/jlc.17.1.19.

9.
Feng, Jiliang & Zhu, Ruidong & Chang, Chun & Yu, Lu & Cao, Fang & Zhu, Guohua & Chen, Feng & Xia, Hui & Lv, Fudong & Zhang, Shijie. (2016). CK19 and Glypican

3 Expression Profiling in the Prognostic Indication for Patients with HCC after Surgical Resection. PLOS ONE. 11. e0151501. 10.1371/journal.pone.0151501.

10.
Drebber U, Dienes HP. Diagnose und Differenzialdiagnose des hepatozellulären Karzinoms [Diagnosis and differential diagnosis of hepatocellular carcinoma]. Pathologe.

2006 Jul;27(4):294-9. German. doi: 10.1007/s00292-006-0842-1. PMID: 16767425.

Anda mungkin juga menyukai