Anda di halaman 1dari 18

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pajak


Tahun 2016

Pajak Penghasilan

Pasal 23
Dasar Hukum
1. Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan
2. PMK Nomor 251/PMK.03/2008 tentang Penghasilan atas Jasa
Keuangan yang Dilakukan oleh Badan Usaha yang Berfungsi
sebagai Penyalur Pinjaman dan/atau Pembiayaan yang tidak
Dilakukan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23
3. PMK Nomor 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) huruf c angka 2
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
4. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-35/PJ/2010 tentang
Pengertian Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan dengan
Penggunaan Harta, Jasa Teknik, Jasa Manajemen, dan Jasa
Konsultan Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 23 ayat (1) Huruf C
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
5. Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-11/PJ/2015 tentang
Pengenaan Pajak Penghasilan atas Hadiah dan Penghargaan  Pasal
2 ayat (2) huruf c  Pasal 23 ayat (1) huruf a angka 4)

2
Pemotong

1. Badan Pemerintah;
2. Subjek Pajak Badan Dalam Negeri;
3. Penyelenggara Kegiatan;
4. Bentuk Usaha Tetap;
5. Perwakilan Perusahaan Luar Negeri lainnya;
6. Orang Pribadi Yang Ditunjuk Sebagai
Pemotong

3
Orang Pribadi yang Ditunjuk Sebagai
Pemotong PPh Pasal 23

a. Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT)


kecuali PPAT tersebut adalah Camat, Pengacara, dan Konsultan, yang
melakukan pekerjaan bebas;
b. Orang Pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan
pembukuan;
yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dalam negeri.

Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Penunjukan sebagai


Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
tertentu, yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak

wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran


berupa sewa
Tarif dan Objek
1. Dividen (kecuali dividen yg diterima
orang pribadi); 1. Sewa dan penghasilan lain
2. Bunga; sehubungan dengan penggunaan
3. Royalti; harta ( exc sewa Pasal 4 ayat 2 )

4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan 2. Jasa teknik, jasa manajemen, jasa


sejenisnya ( exc Pasal 21) konsultan, jasa lain ( exc Pasal 21)

15 % 2%

Jumlah bruto tidak termasuk PPN (Dalam hal penerima penghasilan tidak
ber-NPWP, dikenakan tarif 100 (seratus persen) lebih tinggi

5
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015
a. Jasa penilai (appraisal);
b. Jasa aktuaris;
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
d. Jasa hukum;
e. Jasa arsitektur;
f. Jasa perancang kota dan arsitektur landscape;
g. Jasa perancang (design);
h. Jasa pengeboran (drilling)di bidang penambangan migas, kecuali yang
dilakukan oleh BUT;
i. Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan migas;
j. Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi
dan penambangan migas;
k. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
l. Jasa penebangan hutan;
m. Jasa pengolahan limbah;
n. Jasa penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli (outsourcing services)
o. Jasa perantara dan/atau keagenan;

6
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015
p. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan
oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI;
q. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI;
r. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
s. Jasa mixing film;
t. Jasa pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, photo, slede, klise,
banner, pamphlet, baliho, dan folder;
u. Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer,
termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
v. Jasa pembuatan dan/atau pengelolaan website;
w. Jasa internet termasuk sambungannya;
x. Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data informasi, dan/atau
program;

7
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015
y. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/
atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/ a tau sertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi;
z. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air,
gas, AC, TV kabel, dan/ atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/
atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
aa. Jasa perawatan kendaraan dan/ atau alat transportasi darat, laut dan udara;
ab. Jasa maklon;
ac. Jasa penyelidikan dan keamanan;
ad. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
ae. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar
ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, dan/ atau jasa
periklanan;
8
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015
af. Jasa pembasmian hama;
ag. Jasa kebersihan atau cleaning service;
ah. Jasa sedot septic tank;
ai. Jasa pemeliharaan kolam;
aj. Jasa katering atau tata boga;
ak. Jasa freight forwarding;
al. Jasa logistik;
am. Jasa pengurusan dokumen;
an. Jasa pengepakan;
ao. Jasa loading dan unloading;
ap. Jasa laboratorium dan/ atau dilakukan oleh lembaga atau rangka penelitian
akademis;
aq. Jasa pengelolaan parkir;
ar. Jasa penyondiran tanah;
as. Jasa penyiapan dan/ atau pengolahan lahan;
9
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015
at. Jasa pembibitan dan/ atau penanaman bibit;
au. Jasa pemeliharaan tanaman;
av. Jasa pemanenan;
aw. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan/
atau perhutanan;
ax. Jasa dekorasi;
ay. Jasa pencetakan/penerbitan;
az. Jasa penerjemahan;
ba. Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15
Undang-Undang Pajak Penghasilan;
bb. Jasa pelayanan kepelabuhanan;
bc. Jasa pengangkutan melalui jalur pipa;
bd. Jasa pengelolaan penitipan anak;
be. Jasa pelatihan dan/ atau kursus;
bf. Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM;

10
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015
bg. Jasa sertifikasi;
bh. Jasa survey;
bi. Jasa tester, dan
bj. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.

11
Jumlah Bruto
Jumlah Bruto:
a. untuk jasa katering adalah seluruh jumlah penghasilan dengan
nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, disediakan untuk
dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan
pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara
kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha
tetap;
b. untuk jasa selain jasa katering adalah seluruh jumlah penghasilan
dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan,
disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak
dalam negeri atau bentuk usaha tetap, tidak termasuk:
1. pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang
dibayarkan oleh Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, berdasarkan kontrak
dengan pengguna jasa; (dibuktikan dgn kontrak kerja dan daftar
pembayaran);
2. pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material
(dibuktikan dgn faktur pembelian barang atau material); 12
Jumlah Bruto

3. pembayaran kepada pihak ketiga untuk


selanjutnya dibayarkan melalui penyedia jasa
(dibuktikan dgn faktur tagihan dari pihak
ketiga disertai dengan perjanjian tertulis);
4.pembayaran penggantian biaya
(reimbursement) yaitu penggantian
pembayaran atas biaya yang telah dibayarkan
penyedia jasa kepada pihak ketiga(dibuktikan
dgn faktur tagihan atau bukti pembayaran
yang telah dibayarkan oleh penyedia jasa
kepada pihak ketiga).
c.Dalam hal tidak terdapat bukti sebagaimana
dimaksud huruf b, jumlah bruto sebagai dasar
pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah 13
sebesar keseluruhan pembayaran kepada
Pengecualian Pemotongan PPh Pasal 23 ayat (1)
huruf c angka 2

Dikecualikan dari pemotongan Pajak


Penghasilan PPh Pasal 23 dalam hal
imbalan sehubungan dengan jasa lain
tersebut telah dikenai Pajak Penghasilan
yang bersifat final berdasarkan peraturan
perundang-undangan tersendiri

14
Definisi
1. Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta:
penghasilan yang diterima atau diperoleh sehubungan dengan
kesepakatan untuk memberikan hak menggunakan harta selama
jangka waktu tertentu baik dengan perjanjian tertulis maupun tidak
tertulis sehingga harta tersebut hanya dapat digunakan oleh penerima
hak selama jangka waktu yang telah disepakati.

2. Jasa Teknik:
pemberian jasa dalam bentuk pemberian informasi yang
berkenaan dengan pengalaman dalam bidang industri, perdagangan
dan ilmu pengetahuan yang dapat meliputi :
a. pemberian informasi dalam pelaksanaan suatu proyek tertentu,
seperti pemetaan dan/atau pencarian dengan bantuan gelombang
seismik;
b. pemberian informasi dalam pembuatan suatu jenis produk tertentu,
seperti pemberian informasi dalam bentuk gambar-gambar,
petunjuk produksi, perhitungan-perhitungan dan sebagainya; atau
c. pemberian informasi yang berkaitan dengan pengalaman di bidang
manajemen, seperti pemberian informasi melalui pelatihan atau 15
seminar dengan peserta dan materi yang telah ditentukan oleh
Definisi
3. Jasa Manajemen:
pemberian jasa dengan ikut serta secara langsung
dalam pelaksanaan atau pengelolaan manajemen.

4. Jasa Konsultan:
pemberian advice (petunjuk, pertimbangan, atau
nasihat) profesional dalam suatu bidang usaha,
kegiatan, atau pekerjaan yang dilakukan oleh
tenaga ahli atau perkumpulan tenaga ahli, yang
tidak disertai dengan keterlibatan langsung para
tenaga ahli tersebut dalam pelaksanaannya.

16
Pengecualian
1. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
2. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan
leasing dengan hak opsi;
3. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf f UU PPh dan dividen yang diterima oleh orang
pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c)
UU PPh;
4. bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf I UU PPh;
5. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggotanya;
6. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan
usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur
pinjaman dan/atau pembiayaan 17
18

Anda mungkin juga menyukai