PEMISAHAN DIFUSIONAL

MATERI KULIAH:
1.DASAR-DASAR TRANSFER MASSA
2.DIFUSI MOLEKULER
3.DIFUSI OLAKAN
4.TRANSFER MASSA ANTAR FASE
5.OPERASI HUMIDIFIKASI DAN DEHUMIDIFIKASI
6.PENGERINGAN ZAT PADAT
7.PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN
8.KESEIMBANGAN
9.DISTILASI METODE PHONCHON SAVARIT
10.DISTILASI METODE MC. CABE & THIELE
11.DISTILASI MULTI KOMPONEN
12.EKSTRAKSI
13 . ABSORBER.
 DAFTAR PUSTAKA

1. Treyball R.E, “ Mass Transfer Operation “, 1980 , Mc. Graw

Hill Book Company ,New York.
2. Mc. Cabe W.L , Smith J.C & Harriot P.” Unit Operation of
Chemical Engineering “ , 1985 , Mc. Graw Hill Book Company
, New York.
3. Brown G.G, 1958 , “ Unit Operation “ , sixth Printing John
Wiley & Sons, New York.
4. Henley , EJ , and Seader , J.D , 1981, “ Equilibrium Stage
separation Operation in ChemicalEngineering “, John Wiley &
Sons , Inc, New York.
5. Foust , A, S, and Assosiates, 1956, “ Principle of Unit
Operation “ , Topan Company , Ltd , Tokyo.
6. Hardjono Ir.,1989 . “ Diktat Kuliah Operasi Teknik Kimia II “ ,
Jurusan Teknik Kimia UGM , Jogyakarta.
7. Geankoplis, 1993“ Transport Process and Unit Operation “, 2
nd ed, Mc. Graw Hill Book Company , New York.
8. Marcel Mulder ,1991, ” Basic Principle of Membrane
Technology “ , Published by Kluwer Academic PO Boox 3300
AH Dordrecht The Netherlands.
 BAB I
DASAR-DASAR TRANSFER MASSA
2. Penyajian
2.1 Pengantar
Transfer massa : gerakan molekul-molekul (elemen fluida) yang disebabkan karena
adanya gaya dorong ( driving force)
Gaya dorong : ∆ p = beda tekanan
∆ c = beda consentrasi
∆ T = beda temperature
Contoh :

a) Asap yang keluar dari cerobong ke udara

b) Pelarutan gula dalam air the
c) Pemisahan komponen suatu campuran :
- Distilasi
- Absorpsi
- Ekstraksi, dll
d) Reaksi kimia → Reaktor

Kecepatan transfer massa →dinamika system

1) Konsentrasi
- Konsentrasi massa = 𝝆 → gram/cm3
- Konsentrasi massa A = 𝜌𝐴 → gram/cm3
- Konsentrasi molar = C
CA = jumlah mol A yang ada per satuan volume campuran
,grmol/cm3
𝜌
CA = 𝑀𝐴 …………………………………………….…..(1-1)
𝐴

MA = Berat molekul A

Untuk campuran dalam fase gas → tekanan parsial ( P A )

Untuk gas ideal → PA V = nA RT
𝑛𝐴 𝑃𝐴
CA = = …………………..…………………...……( 1 - 2)
𝑉 𝑅𝑇
Konsentrasi → fraksi berat
fraksi mol
2).Fraksi berat :

𝜌𝐴
− Untuk gas : YA = ……………………………..…….……..(1– 3)
𝜌
𝜌𝐴
− Untuk cairan : XA =
𝜌

− Fraksi mol komponen A = perbandingan konsentrasi molar komponen A

terhadap kerapatan molar total.

𝐶
YA = 𝐶𝐴 → untuk gas ……………….…….. ( 1 – 4 )
𝐶𝐴
XA = 𝐶
→ untuk cairan

Menurut Hukum Dalton= untuk gas ideal konsentrasi komponen A dapat dinyatakan
dalam tekanan parsial
PA = YA P……………………………………………..…… ( 1 – 5)
𝑃𝐴
→ YA =
𝑃

dimana :
P = tekanan total
PA = tekanan parsial komponen A

2. 2 Kecepatan
Di dalam campuran gas = setiap spesies mempunyai kecepatan sendiri - sendiri
→ untuk menentukan kecepatan campuran perlu menentukan kecepatan rata-rata dari
semua spesies yang ada.
Kecepatan rata – rata massa untuk campuran multikomponen
σ 𝑛𝑖=1 𝑃𝑖 𝑢 𝑖 σ 𝑛𝑖=1 𝑃𝑖 𝑢 𝑖
u = σ 𝑛𝑖=1 𝑃𝑖
= 𝑃
………………….………… ( 1- 6 )

Kecepatan rata-rata molar untuk campuran multikomponen

σ 𝑛𝑖=1 𝑢 𝑖 𝑐 𝑖 σ 𝑛𝑖=1 𝑢 𝑖 𝑐 𝑖
U = σ 𝑛𝑖=1 𝑐 𝑖
= ……………………..…………( 1 – 7 )
𝑐
2.3. Fluks dan Hukum Fick

Fluks = banyaknya suatu komponen,baik dalam satuan massa atau mol yang
melintasi suatu satuan luas permukaan dalam satu satuan waktu → kg / m 2 jam

Fluks → berdasar koordinat yang tetap dalam suatu ruangan

Fluks → suatu koordinat yang bergerak dengan kecepatan rata massa( molar )

Hubungan empirik untuk fluks molar → Hukum Fick, untuk system isothermal dan
isobarik
𝑑𝑐 𝐴
JAZ= - DAB ……………………………..…………….…….(1- 8)
𝑑𝑧

JAZ = Fluks molar A dalam arah z relatif terhadap kecepatan molar rata –rata
𝑑𝑐 𝐴
= gradient konsentrasi dalam arah z
𝑑𝑧

DAB = koefisien difusi untuk komponen A yang mendifusi melalui komponen B

( suatu faktor perbandingan = difusivitas massa )

Hubungan yang lebih umum → Fluks yang tidak terbatas → dikemukakan oleh De
Groot :

Fluks = - ( kerapatan keseluruhan) ( koefisien difusi ) ( gradient konsentrasi ) atau

𝑑 𝑦𝐴
JAZ= - c DAB ………………………………………………(1- 9 )
𝑑𝑧

c = konsentrasi total harga tetap pada kondisi isothernal dan isobarik

Untuk system biner dengan kecepatan rata- rata molar tetap dalam arah z , Fluks molar
A dalam arah z relatif terhadap kecepatan rata-rata molar dapat dinyatakan dengan
persamaan :
JAZ = CA ( uAZ - UZ ) …………………..………………………( 1- 10 )
Pers. ( 1 – 10) = pers. ( 1 – 9)
𝑑𝑦 𝐴
JAZ = cA ( uAZ - UZ ) = - c DAB 𝑑𝑧
atau
𝑑𝑦 𝐴
cA uAZ = - c DAB + cA UZ
𝑑𝑧

Untuk sistem biner Uz dapat dihitung dengan persamaan

1
Uz = 𝑐 ( cA uAZ + cB uBZ )
𝑐𝐴 1 𝑦
→ YA = 𝑐
→ 𝑐
= 𝑐𝐴
𝐴
𝑦𝐴
→ Uz = 𝑐 ( cA uAZ + cB uBZ )
𝐴

cA UZ = yA ( cA uAZ + cB uBz )
Subsitusi pers. diatas :
𝑑 𝑦𝐴
cAuAz = - c DAB 𝑑𝑧
+ yA ( cA uAZ + cB uBZ ) ……………... (1-11 )

uAZ, uBZ = kecepatan relatif terhadap sumbu z tetap

cA uAz dan cB uBz = Fluks komponen A dan B relatif terhadap koordinat z yang
tetap

Kalau fluks komp. A dan B realatif terhadap sepasang sumbu yang tetap :

NA = CA uAz................................................................................... ( 1-12).

NB = CB uBz

Substitusi pers ( 1 – 12 ) dan ( 1 – 11)

𝑑𝑦 𝐴
→ NAZ = - c DAB 𝑑𝑧
+ yA ( cA uAZ + cB uBz ) ………………….……(1-13 )

2.4. Koefisien Difusi

DAB = koefisien difusi = difusivitas massa

Dimensi koefisien difusi dapat diperoleh dari pers. ( 1 – 8 )

−𝑗 𝑀 𝐿 𝐿2
DAB = 𝑑 𝑐 𝐴 𝐴𝑧 = . = ………………………………………(1-14)
ൗ 𝐿2 𝑡 𝑚 Τ𝐿 3 𝑡
𝑑𝑧

DAB ( cm2 / det ) = 3,87 DAB ( ft2 / jam ) ..………………………....(1-15)

DAB → tergantung pada T , P, komposisi system

2.5. Koefisien Difusi gas

Teori gas kinetik → untuk gas pengaruh komposisi terhadap koef. difusi gas → kecil
Data koef. difusi gas pada tekanan atm → Tabel 1-1
DAB → dari pers. berdasar teori gas kinetik → oleh Hirschfelder , Birdden
Spotz , dengan menggunakan tegangan Lennard- jones → pers. untuk difusivitas
pasangan gas - gas non polar :
3 1 1 1ൗ
0,00185 𝑇 ൗ2 ( + ) 2
𝑀𝐴 𝑀𝐵
DAB = 2 𝛺 ..........................................................(1-16 )
𝑃 𝜎𝐴𝐵

DAB = difusivitas massa A melalui B, cm2 /det

T = temp. absolute , K

MA , MB = Berat molekul A, B
 P = tekanan absolute , atm

𝜎𝐴𝐵 = diameter tumbukan , suatu parameter Lonnard - Jones dalam Angstrom

 = Integral tumbukan = suatu fungsi tak berdimensi dari temperatur dan
medan potensial antar molekuler untuk sebuah mol A dan   f  kT / AB 

k = konstanta Boltzman = 1,38 x 10-16 erg/K

𝜀𝐴𝐵 = tenaga molekuler = tenaga interaksi untuk system biner A,B yang
merupakan parameter , Lonnard – jones , erg
Dalam system biner, pasangan non polar , parameter Lonnard.Jones → untuk
komposisi murni dapat digabung secara empirik =
σA + σB
σAB = 2
……………………………...……………….……. (1-17)

𝜀AB =ξ 𝜀𝐴 𝜀𝐵 …………………………………………………………………….(1-18)

Tabel 1-2 = Parameter Lonnard – jones dihitung dari data viskositas.

Parameter Lonnard - jones dapat diperkirakan
1ൗ
3
𝜎 = 1,18𝑉𝑏 ..……………………….………………………………(1-19)
1ൗ
3
𝜎 = 0,841𝑉𝑐 ……..…………………………………………......…..(1-20)
𝑇 1ൗ
𝜎 = 2,44 ( 𝑐 ) 3 …………………………………………..………....(1-21)
𝑃𝑐

𝜀𝐴ൗ = 1,15 Tb ......................................................................................(1-22)

𝑘

𝜀𝐴ൗ = 0,77 Tc ......................................................................................(1-23)

𝑘

Vb = Volume molar pada titik didih normal , cm 3 / gmol

Vc = Volume molar kritis, cm 3 / gmol

Tc = temperatur kritis , K

Tb = tekanan kritis , atm

Vb = ditentukan dengan Hk. Kopp → V b = jumlah volume atomik atom-atom

unsur dan volume setara ikatan

Pers. Hirchfelder ( 1 – 16 ) → DAB ∞ TS/2 dan berbanding terbalik dengan

Tekanan (P) dan fungsi tumbukan.
 𝑇 3ൗ𝑃1 𝛺𝑇
𝐷𝐴𝐵𝑇 3 .𝑃 3 = 𝐷𝐴𝐵 𝑇 1 .𝑃 1 (𝑇2 ) 2(
𝑃2
) (𝛺 𝑇1 ) ………………… (1-24)
1 2

𝑇 3ൗ𝑃1
𝐷𝐴𝐵 𝑇 3 .𝑃 3 = 𝐷𝐴𝐵 𝑇 1 .𝑃 1 ( 2 ) 2( ) ……………………… .(1-25)
𝑇1 𝑃2

Persamaan berlaku : P sedang s/d 25 atm

Contoh :

Hitunglah koefisien difusi uap toluene dalam udara pada 25 ° C dan tekanan 1 atm.

Jawab :

Misal = uap toluen = A

udara = B

dari tabel 1 – 2, diperoleh untuk udara

𝜀ൗ= 97 K dan 𝜎 = 3,617A°
𝑘
Untuk toluen𝜀ൗ
𝑘 dan 𝜎diperkirakan dengan pers. ( 1 – 19) dan ( 1 – 22)
1ൗ
𝜎 = 1,18𝑉𝑏 3
; 𝜀ൗ
𝑘 = 1,15 Tb
Tb = titik didih normal toluene = 110,4 ° C

Tb = 273 + 110,4 = 383,4 K ( tabel )

Vb = 7 x vol. atomic C + 8 x vol.atomic H + Vol.atomic . cincin benzen

Vb = ( 7 x 14,8 ) + ( 8 x 3,7 ) – 15 = 118,2 cm3 /gmol

Untuk toluen ( A ) :

𝜀𝐴ൗ = 1,15 Tb = 1,15 ( 383,4) = 440,9 K

𝑘

1ൗ 1ൗ
3
𝜎𝐴 = 1,18𝑉𝑏 = ( 1, 18 ) (118,2) 3 = 5,788 A°

Besaran dalam pers. Hirschfelder dapat ditentukan sbb:

σA + σB 5,788 +3,617
σAB = 2
= 2
= 4,7025 A°

1ൗ
𝜀𝐴𝐵ൗ= ටቀ𝜀𝐴ൗቁ(𝜀𝐵ൗ) = [ ( 440,9) (97) ] 2 = 206,8 K
𝑘 𝑘 𝑘

T = 25 + 273 = 298 K

P = 1 atm
 206,8
𝜀𝐴𝐵ൗ = = 0,69
𝑘𝑇 298

𝑘𝑇 1
𝜀 𝐴𝐵
= 0,69
= 1,45

Dari tabel I diperoleh harga 𝜴 = 1,215

MA = 7 x12 + 8 x 1 = 92

MB = 29
3 1 1 1ൗ
0,00185 𝑇 ൗ2 ( + ) 2
𝑀𝐴 𝑀𝐵
DAB = 2 𝛺
𝑃 𝜎𝐴𝐵

3 1 1 1ൗ
0,00185 ሺ298 ሻ ൗ
2 ( + ) 2
= 1 ሺ4,7025 ሻ2 ሺ1,215ሻ
92 29

= 0,0758 cm2 / detik

Difusivitas suatu gas melalui campuran gas multi komponen, ditentukan dengan pers. :
1
DAm = 𝑦 ′ 𝑦 ′𝑐 𝑦 ′𝐷
………………………………… (1-26)
𝐵 + +
𝐷 𝐴𝐵 𝐷 𝐴𝐶 𝐷 𝐴𝐷

DAm = difusivitas gas A melalui campuran gas multikomponen

DAB ,DAC , DAD = difusivitas gas A melalui B, C,D
𝑦𝐵′ , 𝑦𝐶′ , 𝑦𝐷′ = fraksi mol komponen B, C, D dengan dasar bebas A

Contoh :
Hitunglah difusivitas karbondioksid melalui campuran Nitrogen dan Oksigen , dimana
komposisi camp. Gas adalah 79% vol Nitrogen dan 21% vol.oksigen , camp. Gas pada
temperatur 25°C dan tekanan 1 atm.

Jawab :

Dari tabel 1-1 diperoleh :

𝐷𝐶𝑂2 − 𝑂2 = 0,139 cm2 / det pada 0°C dan P = 1 atm

𝐷𝐶𝑂2 − 𝑁2 = 0,158 cm2 / det pada 25°C dan P = 1 atm

298 3ൗ
𝐷𝐶𝑂2 − 𝑂2 pada t = 25°C → 𝐷𝐶𝑂2 − 𝑂2 = (0,139) (273 ) 2

𝐷𝐶𝑂2 − 𝑂2 = 0,158 cm2 / det

1
𝐷𝐶𝑂2 − 𝑚 = 0,21 0,79 = 0,158 cm2 / det
+
0,158 0,158
2.6 Koefisien difusi cairan

Dimensi difusi cairan = dimensi fungsi gas

D = cm2 / detik

Difusivitas cairan → tergantung harga konsentrasi

Tabel 1 – 4 = difusivitas cairan

Harga difusivitas cairan < difusivitas gas

Pers. Wilkezchong = untuk larutan bukan elektronik encer :

1
𝐷𝐴𝐵 𝜇 7,4 𝑥 10 −8 ( 𝜑 𝐵 𝑚 𝐵 ) ൗ2
= ……………………………..…………...( 1-27)
𝑇 𝑉𝐴0,6

Keterangan :

DAB = difusivitas solute A melalui solvent B , cm 2 / detik

𝜇= viskositas larutan , cp

T = temperatur absolute , K

MB = Berat molukel solvent

VA = volume molar solute , cm3 /gmol → Hukum Kopp

𝜑𝐵 = parameter asosiasi solvent B → tabel ( 1 – 5)

Contoh :

Hitunglah difusivitas n. Butanol dalam air pada temperatur 15°C ?

Jawab :

n. Butanol = C4 H9 OH

VA = ( 4 x 14,8 ) + (10 x 3,7) + (1x7,4) = 103,6 cm2 /gmol

Pada t = 15°C → viskositas air = 1,1 cp (Brown)

T= 273 + 15 = 288 K ; MB = air = 18

Dari tabel 1 – 5 → untuk air 𝜑𝐵 = 2,6

1
7,4 𝑥 10 −8 ( 𝜑 𝐵 𝑚 𝐵 ) ൗ2 𝑇
DAB = 0,6 x
𝑉𝐴 𝜇

1
7,4 𝑥 10 −8 ( 2,6 𝑥 18 ) ൗ2 288
= ( 103,6 )0,6
x 1,1

= 0,82 x 10-5 cm2 /det

2.7 Persamaan Differensial Transfer massa

Ditinjau sebuah volume kontrol ∆x, ∆y,

∆ z, dimana fluida mengalir melaluinya

Gambar 1.1 : Volume control diferensial

Kekekalan massa komponen di sekeliling volum control secara umum dapat dinyatakan

= Kecep. fluks massa A + Kecep. akumulasi A + Kecep. pembentukan A

bersih dari volume kontrol bersih dlm volume control bersih dlm volumkontrol

= 0………………………………………………………………………….(1-27)

Kecepatan fluks A bersih dalam arah x, y, z masing-masing adalah :

Arah x = MA [ NAx ∆y ∆z│x + Δx - NAx ∆y ∆z│x ]

Arah y = MA [ NAy ∆x ∆z│y + Δy - NAxy ∆x ∆z│y ]

Arah z = MA [ NAz ∆x ∆y│z + Δz - NAz ∆x ∆y│z ]

Kecepatan akumulasi A bersih dalam volume kontrol :

𝜕 𝑃𝐴
∆ x ∆y ∆t
𝜕𝑡

Apabila A terbentuk dalam volume kontrol karena reaksi kimia dengan kecepatan,
maka kecepatan pembentukan A : MA RA ∆ x ∆y ∆t

Substitusi ke pers ( 1 – 27 ) :

MA [ NAx ∆y ∆z│x + Δx - NAx ∆y ∆z│x + NAy ∆x ∆z│y + Δy - NAxy ∆x ∆z│y + NAz ∆x

𝜕 𝑃𝐴
∆y│z + Δz - NAz ∆x ∆y│z ] + 𝜕𝑡
∆ x ∆y ∆t - MA RA ∆ x ∆y ∆t = 0
………………………………………………………………………….( 1-28)

: MA ∆ x ∆y ∆z

NAx │x + Δx −N Ax │x NAy │y + Δy −N Ay │y NAz │z + Δz −N Az │z

+ +
∆𝑥 ∆𝑦 ∆𝑧

𝜕 𝐶𝐴
→ − RA = 0 …………………………………………..…. (1-29)
𝜕𝑡

Kalau diambil harga batas ∆x, ∆y, ∆z mendekati nol :

𝜕 𝜕 𝜕 𝜕 𝐶𝐴
NAx + NBy + NBZ + − RA = 0 ……………...(1–30)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡

Persamaan kontinuitas atau pers. Neraca bahan untuk komponen A

Untuk komponen B dapat dijabarkan persamaan kontinuitas yang serupa :

𝜕 𝜕 𝜕 𝜕 𝐶𝐵
𝜕𝑥
NBx + 𝜕𝑦
NBy + 𝜕𝑧
NBZ + 𝜕𝑡
− RB = 0 ….…………………..…(1–31 )
Neraca bahan total A + B
𝜕 (𝑁 𝐴𝑥 + N Bx ) 𝜕 (𝑁𝐴𝑦 + N By ) 𝜕 (𝑁𝐴𝑧 + N Bz ) 𝜕𝐶
+ + + = 0 ………….…( 1–32)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡

dimana c = cA + cB = konsentrasi molar campuran

untuk sistem biner = jumlah kecepatan pembentukan A,B = 0

→ RA + R B = 0

Kecepatan transfer massa komponen A dalam arah x terhadap suatu susunan salib
sumbu yang tetap dalam ruangan menurut pers. ( 1 – 10 )

JAZ = CA ( 𝜇𝐴𝑧 − Uz )

→ arah x → NAX = JAX + CA U……………..…………………….. ( 1 – 33 )

Ux = kecepatan rata-rata molar dalam arah x

Untuk sistem biner pers. ( 1 – 7 ) :

Ux C = UAx CA + UBx CB = NAX + NBX………………………….…..( 1 – 34 )

Atau :
U Ax C A +U Bx C B
Ux = 𝑐

Sehingga :
𝜕 (𝑁 𝐴𝑥 + N Bx ) 𝜕 𝜕 𝑈𝑥
= Ux + C …………………..………………….…( 1 – 35 )
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥

Pers. ( 1 – 32 ) dapat dituliskan :

𝜕 𝑈𝑥 𝜕 𝑈𝑦 𝜕 𝑈𝑧 𝜕 𝜕 𝜕 𝜕𝐶
C( + + ) + Ux + Uy + Uz + = 0 ………….…( 1 – 36)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝑧 𝜕𝑡

𝜕𝐶 𝜕𝐶 𝜕𝐶 𝜕𝐶
Untuk C = tetap → = = =0 ; = 0
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡

𝜕 𝑈𝑥 𝜕 𝑈𝑦 𝜕 𝑈𝑧
→ + + = 0 ………………………………….……..……( 1 – 37 )
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

Pers. ( 1 – 33 ) dapat didiferensialkan terhadap x :

∂N Ax ∂j Ax 𝜕 𝑈𝑥 𝜕 𝐶𝐴
= + CA + Ux
∂x ∂x 𝜕𝑥 𝜕𝑥

𝑗 2 𝐶𝐴 𝜕 𝑈𝑥 𝜕 𝐶𝐴
= - DAB + CA + Ux ………………………….( 1- 38)
𝜕 𝑥2 𝜕𝑥 𝜕𝑥
Pers. ( 1 – 30 ) dapat ditulis :
𝜕 𝐶𝐴 𝜕 𝐶𝐴 𝜕 𝐶𝐴 𝜕 𝑈𝑥 𝜕 𝑈𝑦 𝜕 𝑈𝑧 𝑗 2 𝐶𝐴 𝑗 2 𝐶𝐴
Ux + Uy + Uz + CA ( + + ) − - DAB ( + +
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕 𝑥2 𝜕 𝑦2
𝑗 2 𝐶𝐴 𝜕 𝐶𝐴
) + - RA = 0……………………….…………...………………..….( 1- 39 )
𝜕 𝑧2 𝜕𝑡

Untuk C = tetap pers. ( 1 – 39 ) menjadi :

𝜕 𝐶𝐴 𝜕 𝐶𝐴 𝜕 𝐶𝐴 𝜕 𝐶𝐴 𝑗 2 𝐶𝐴 𝑗 2 𝐶𝐴 𝑗 2 𝐶𝐴
Ux + Uy + Uz + = DAB ( 2
+ + ) + RA ……..(1-40)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕 𝑦2 𝜕 𝑧2

Untuk keadaan khusus, dimana kecepatan u = 0 dan tidak ada reaksi kimia → R A = 0
→ pers. ( 1 – 40 ) menjadi :
𝜕 𝐶𝐴 𝜕 2 𝐶𝐴 𝜕 2 𝐶𝐴 𝜕 2 𝐶𝐴
𝜕𝑡
= DAB[ 𝜕 𝑥2
+ 𝜕 𝑦2
+ 𝜕 𝑧2
]…..…………….…….. …………. ( 1- 41)

(Persamaan Hukum Fick II )

Untuk koordinasi silindris pers. Hk. Fick II dapat ditulis :

𝜕 𝐶𝐴 𝜕 2 𝐶𝐴 1 𝜕𝐶𝐴 1 𝜕 2 𝐶𝐴 𝜕 2 𝐶𝐴
= DAB[ + + + ]……....…………...…………..( 1 – 42 )
𝜕𝜃 𝜕 𝑅2 𝑅 𝜕𝑅 𝑅2 𝜕 𝜃 2 𝜕 𝑧2
 BAB II
DIFUSI MOLEKULER DALAM KEADAAN TETAP

2. Penyajian
2.1 Difusi molekuler satu dimensi tanpa reaksi kimia

Difusi molekuler : terjadi di dalam fluida yang diam/fluida yang bergerak secara laminer.

Persamaan diferensial umum untuk transfer massa komponen A :

𝜕 𝜕 𝜕 𝜕𝐶𝐴
𝑁𝐴𝑥 + 𝑁𝐴𝑦 + 𝑁𝐴𝑧 + − 𝑅𝐴 = 0
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡
𝜕𝐶
Untuk proses keadaan tetap, tanpa reaksi kimia  𝜕𝑡𝐴 = 0dan 𝑅𝐴 = 0.
untuk difusi 1 dimensi dalam arah tetap :
𝑑
𝑑𝑧
𝑁𝐴𝑧 = 0
......................................................................................................... …………………
………………….(2-1)
Fluks molar tetap 𝑁𝐴𝑧 sepanjang arah z.

2.2.Difusi Molekuler Fase Gas

Fluks molar dalam arah z untuk sistem biner pada T dan P tetap dinyatakan dengan
persamaan (1-13) sbb:
𝑑𝐶𝐴
𝑁𝐴𝑧 = −𝐷𝐴𝐵 + 𝑦𝐴 ሺ𝑁𝐴𝑧 + 𝑁𝐵𝑧 ሻ……………………… .…………(1-13)
𝑑𝑧

Dalam hal ini akan ditinjau beberapa keadaan :

a. Difusi ekuimolar arus berlawanan dalam keadaan tetap (saling mendifusi)
𝑁𝐴𝑧 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝dan𝑁𝐴𝑧 = −𝑁𝐵𝑧
Substitusi persamaan (1-12)
𝑑𝐶𝐴
𝑁𝐴𝑧 = −𝐷𝐴𝐵 ...................................................................... (2-2)
𝑑𝑧
Gambar 2-1 : Difusi ekuimolar arus berlawanan dalam keadaan tetap.

Dengan menganggap 𝐷𝐴𝐵 tetap, maka persamaan (2-2) dapat diintegralkan antara
batas-batas :
𝑧 = 𝑧1 ;𝐶𝐴 = 𝐶𝐴1
𝑧 = 𝑧2 ;𝐶𝐴 = 𝐶𝐴2
𝑧 𝐶
𝑁𝐴𝑧 ‫ 𝑧׬‬2 𝑑𝑧 = −𝐷𝐴𝐵 ‫𝐴 𝐶׬‬2 𝑑𝐶𝐴
1 𝐴1
𝐷𝐴𝐵
𝑁𝐴𝑧 = ሺ𝐶𝐴1 − 𝐶𝐴2 ሻ........................................................... (2-3)
∆𝑧
∆𝑧 = 𝑧2 − 𝑧1
Hukum gas ideal : berlaku 𝐶𝐴 hubungan 𝑝𝐴
𝑛𝐴 𝑝𝐴
𝐶𝐴 = =
𝑉 𝑅𝑇
Persamaan (2-3) dapat ditulis :
𝐷𝐴𝐵
𝑁𝐴𝑧 = ሺ𝑝𝐴1 − 𝑝𝐴2 ሻ........................................................ (2-4)
𝑅 𝑇 ∆𝑧

a. Difusi A melalui B yang diam dalam keadaan tetap (tidak mendifusi)

𝑁𝐴𝑧 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 ; 𝑁𝐵𝑧 = 0.
𝑑𝐶𝐴
Persamaan (1-13) 𝑁𝐴𝑧 = −𝐷𝐴𝐵 𝑑𝑧
+ 𝑦𝐴 𝑁𝐴𝑧
𝑑 𝐶𝐴
𝑁𝐴𝑧 − 𝑦𝐴 𝑁𝐴𝑧 = −𝐷𝐴𝐵
𝑑𝑧
𝑑𝐶𝐴
𝑁𝐴𝑧 ሺ1 − 𝑦𝐴 ሻ= −𝐷𝐴𝐵 | 𝐶𝐴 = 𝐶. 𝑦𝐴
𝑑𝑧
| 𝑑𝐶𝐴 = 𝐶. 𝑑𝑦𝐴
−𝐷𝐴𝐵 𝑑𝐶𝐴
𝑁𝐴𝑧 =
ሺ1 − 𝑦𝐴 ሻ 𝑑𝑧
𝐶 𝐷𝐴𝐵 𝑑𝑦 𝐴
𝑁𝐴𝑧 = − ....................................................... (2-5)
1−𝑦 𝐴 𝑑𝑧
Dianggap 𝐷𝐴𝐵 → 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝, maka integrasi persamaan (2-5) antara batas :
𝑧 = 𝑧1 ;𝐶𝐴 = 𝐶𝐴1
𝑧 = 𝑧2 ;𝐶𝐴 = 𝐶𝐴2
 𝑧 𝑦 𝑑𝑦
𝑁𝐴𝑧 ‫ 𝑧׬‬2 𝑑𝑧 = 𝐶 𝐷𝐴𝐵 ‫𝐴 𝑦׬‬2 − 1−𝑦𝐴
1 𝐴1 𝐴
𝐶 𝐷 𝐴𝐵 1−𝑦 𝐴 2
𝑁𝐴𝑧 = ∆𝑧
ln 1−𝑦 ................................................................ (2-6)
𝐴1

Gambar 2-2 : Difusi A melalui B yang diam dalam keadaan tetap

Konsentrasi rata-rata logaritmik komponen B

𝑦 −𝑦
𝑦𝐵 𝑙𝑛 = 𝐵 2 𝑦 𝐵 2𝐵 1 ………………………………………..……..(2-7)
ln
𝑦𝐵1

Untuk sistem biner persamaan (2-7) dapat dinyatakan dengan komposisi

komponen A :
ሺ1−𝑦 𝐴 2 ሻ−ሺ1−𝑦 𝐴 1 ሻ 𝑦 𝐴1 −𝑦 𝐴 2
𝑦𝐵 𝑙𝑛 = ൫1−𝑦 𝐴 2 ൯
= ൫1−𝑦 𝐴2 ൯
……………………….… (2-8)
ln ln
൫1−𝑦 𝐴 1 ൯ ൫1−𝑦 𝐴1 ൯
ሺ1−𝑦 𝐴 2 ሻ 𝑦 −𝑦
Atau :ln ሺ = 𝐴1 𝐴2
1−𝑦 𝐴 1 ሻ 𝑦 𝐵 𝑙𝑛
Substitusi persamaan (2-6) :
𝐶 𝐷𝐴𝐵
𝑁𝐴𝑧 = ሺ𝑦𝐴1 − 𝑦𝐴2 ሻ……………………………………..(2-9)
∆𝑧 𝑦 𝐵 𝑙𝑛
Kalau hukum gas ideal persamaan (2-9) dinyatakan :
𝐷 𝑃
𝐴𝐵
𝑁𝐴𝑧 = 𝑅 𝑇 ∆𝑧 ሺ𝑝𝐴1 − 𝑝𝐴2 ሻ……………………….……….(2-10)
𝑝 𝐵 𝑙𝑛

a. Difusi A melalui campuran multi komponen yang tidak mendifusi (diam),

keadaan tetap
Persamaan (2-10) berlaku dengan mengganti 𝐷𝐴𝐵 → 𝐷𝐴𝑀 dan 𝑝𝐵 𝑙𝑛 → 𝑝𝑖 𝑙𝑛 .
𝐷 𝑃
𝑁𝐴𝑧 = 𝑅 𝑇 𝐴𝑀 ሺ𝑝𝐴1 − 𝑝𝐴2 ሻ
∆𝑧 𝑝 𝑖 𝑙𝑛
 Contoh
Gas amonia (A) mendifusi dalam udara (B) pada keadaan tetap, dimana udara (B)
merupakan komponen yang tidak mendifusi.
Pada temperatur T = 30 °C, P t = 1 atmosfer, tekanan parsiil amonia pada 2 bidang
juga berjarak z = 0,1 cm; masing-masing adalah = 50 mmHg dan 25 mmHg.
DAB pada T = 0 °C, P = 1 atm  DAB = 0,198 cm2/det.
Hitunglah fluks molar amonia antara kedua bidang tersebut?
Jawab
DAB = 0,198 cm2/det pada 0°C, 1 atm
3ൗ
273+30 2 2
DAB pada 30°C, 1 atm = 0,198 ቀ ቁ = 0,213 𝑐𝑚 ൗ
𝑑𝑒𝑡
0+273

T = 30 +273 = 303 K
82,06൫𝑐𝑚 3 ൯ሺ𝑎𝑡𝑚 ሻ
P = 1 atm; z = 0,1 cm; 𝑅 = ሺ𝑔𝑚𝑜𝑙 ሻሺ𝐾ሻ
50
𝑝𝐴1 = 50 𝑚𝑚𝐻𝑔 = = 0,0658 𝑎𝑡𝑚
760
𝑝𝐵1 = ሺ1 − 0,0658ሻ𝑎𝑡𝑚 = 0,9342 𝑎𝑡𝑚
25
𝑝𝐴2 = 25 𝑚𝑚𝐻𝑔 = = 0,0329 𝑎𝑡𝑚
760
𝑝𝐵2 = ሺ1 − 0,0329ሻ𝑎𝑡𝑚 = 0,9671 𝑎𝑡𝑚
Karena beda harga pB1 dan pB2kecil :
0,9342 + 0,9671
𝑝𝐵 𝑙𝑛 = = 0,9507 𝑎𝑡𝑚
2
Fluks molar amonia :
𝐷𝐴𝐵 𝑃
𝑁𝐴𝑧 = ሺ𝑝 − 𝑝𝐴2 ሻ
𝑅 𝑇 𝑧 𝑝𝐵 𝑙𝑛 𝐴1
ሺ0,231ሻሺ1ሻ
= ሺ0,0658 − 0,0329ሻ
ሺ82,06ሻሺ303ሻሺ0,1ሻሺ0,9507ሻ
𝑔𝑚𝑜𝑙
= 3,19 × 10−6 ൗሺ𝑑𝑒𝑡ሻሺ𝑐𝑚2 ሻ

d.Difusi A melalui B yang tidak mendifusi (diam), dalam keadaan tetap semu.
Dalam operasi transfer massa salah satu batas dapat berpindah dengan waktu.
Perubahan panjang lintasan difusi kecil, untuk waktu lama  model difusi dalam
keadaan tetap semu.
Gambar 2-3 : sel difusi dengan permukaan cairan yang bergerak

Apabila perbedaan permukaan cairan kecil  waktu (t1 – t0) lama, fluks molar :
𝐶 𝐷𝐴𝐵
𝑁𝐴𝑧 = ሺ𝑦𝐴1 − 𝑦𝐴2 ሻ……………………………………….(2-11)
𝑧 𝑦 𝐵 𝑙𝑛
Hubungan fluks molar NAz dengan jumlah A yang meninggalkan cairan :
𝐶𝐴𝐿 𝑑𝑧
𝑁𝐴𝑧 = 𝑑𝑡
…………………………………………….(2-12)
CAL = konsentrasi molar A dalam fase cair.
Substitusi persamaan (2-11) dan (2-12) :
𝑑𝑧 𝐶𝐷
𝐶𝐴𝐿 𝑑𝑡 = 𝑧 𝑦 𝐴𝐵 ሺ𝑦𝐴1 − 𝑦𝐴2 ሻ.................................................... (2-13)
𝐵 𝑙𝑛
C = konsentrasi mol total dalam fase gas.
Persamaan (2-13) dapat diintegralkan dengan batas :
𝑡 = 0, 𝑧 = 𝑧𝑡0
𝑡 = 𝑡, 𝑧 = 𝑧𝑡
𝑡 𝐶𝐴𝐿 𝑦 𝐵 𝑙𝑛 𝑧𝑡
‫׬‬0 𝑑𝑡 = ‫𝑧𝑑 𝑧 ׬‬
𝐶 𝐷𝐴𝐵 ሺ𝑦 𝐴 1 −𝑦 𝐴2 ሻ 𝑧 𝑡0
𝐶𝐴𝐿 𝑦 𝐵 𝑙𝑛 𝑧𝑡 2 −𝑧𝑡0 2
𝑡= ቄ ቅ................................................... (2-14)
𝐶 𝐷𝐴𝐵 ሺ𝑦 𝐴 1 −𝑦 𝐴 2 ሻ 2
𝐶𝐴𝐿 𝑦 𝐵 𝑙𝑛 𝑧𝑡 2 −𝑧𝑡0 2
𝐷𝐴𝐵 = ቄ ቅ......................................................... (2-15)
𝐶 ሺ𝑦 𝐴 1 −𝑦 𝐴 2 ሻ 2𝑡
↓
Untuk menghitung DAB dengan sel difusi

Contoh
Tentukan difusivitas khloroform dalamudara denganmenggunakan sel
difusiArnold pada T = 25 °C, P = 1 atm.
Pada T = 25 °C, rapat khloroform cair = 1,485 g/cm 3 dan
Puap = 200 mmHg.
Pada t = 0, zt0 = 7,40 cm dari puncak tabung.
Setelah t = 10 jam, permukaan turun = 0,44 cm.
Kalau konsentrasi khloroform pada puncak tabung = 0, hitunglah koefisien difusi
khloroform dalam udara?
 Jawab

Pada T = 25 °C, tekanan uap khloroform = p A =200 mmHg

𝑝𝐴1 200
= 𝑦𝐴1 =
= 0,263
𝑃 760
Pada puncak tabung  CA ≈ 0 (konsentrasi khloroform ≈ 0)
𝐶𝐴 ≈ 𝑝𝐴2 = 0
𝑝𝐴 2 0
𝑦𝐴2 = = =0
𝑃 760
𝑦𝐵1 = 1 − 𝑦𝐴1 = 1 − 0,263 = 0,737
𝑦𝐵2 = 1 − 0 = 1
𝑦𝐵2 − 𝑦𝐵1 1 − 0,737
𝑦𝐵 𝑙𝑛 = 𝑦 = = 0,855
ln 𝑦𝐵2 1
ln 0,737
𝐵1
ρ = rapat khloroform cair = 1,485 g/cm3
BM khloroform (CHCl3) = 119,39 g/gmol
1,485
𝐶𝐴𝐿 = = 0,01242 𝑔𝑚𝑜𝑙/𝑐𝑚3
119,39

𝑃 1
Asumsi : gas ideal 𝐶 = =ሺ
𝑅𝑇 82,06 ሻሺ298 ሻ
𝑔𝑚𝑜𝑙ൗ
= 4,09 × 10−5 𝑐𝑚3
𝑧𝜃0 = 7,4 𝑐𝑚
𝑧𝜃 = 7,84 𝑐𝑚
Waktu : 10 jam 𝜃 = 10 × 3600ሻ = 36000 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
ሺ
Substitusi persamaan (2-15) 
𝐶𝐴𝐿 𝑦𝐵 𝑙𝑛 𝑧𝜃 2 − 𝑧𝜃0 2
𝐷𝐴𝐵 = ቆ ቇ
𝐶ሺ𝑦𝐴1 − 𝑦𝐴2 ሻ 2𝜃
ሺ0,01242ሻሺ0,855ሻ ሺ7,84ሻ2 − ሺ7,4ሻ2
= ቆ ቇ
ሺ4,09 × 10−5 ሻሺ0,263 − 0ሻ 2ሺ36000ሻ
2
= 0,093 𝑐𝑚 ൗ 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

2.3.Difusi Molekuler Fase Cair

Fluks molar dalam arah z untuk sistem biner :

𝑑 𝐶𝐴
𝑁𝐴𝑧 = −𝐷𝐴𝐵 𝑑𝑧
+ 𝑦𝐴 ሺ𝑁𝐴𝑧 + 𝑁𝐵𝑧 ሻ.......................................... (1-13)
DAB cairan harga tergantung konsentrasi
𝐷𝐴𝐵 = 𝑓 ሺ𝐶 ሻ.
Keadaan yang biasa terjadi yang ditinjau :
a. Difusi ekuimolar arus berlawanan dalam keadaan tetap (saling
mendifusi)
NA = tetap; NA = –NB.
 Persamaan (1-13) menjadi :
𝐷 𝐴𝐵
𝑁𝐴 = ሺ𝐶𝐴1 − 𝐶𝐴2 ሻ.......................................................... (2-16)
𝑧
𝐷𝐴𝐵 𝐶𝑎𝑣
Atau :𝑁𝐴 = ሺ𝑋𝐴1 − 𝑋𝐴2 ሻ
𝑧
Cav = konsentrasi rata-rata larutan antara seksi (1) dan (2)

a. Difusi A melalui B (yang tidak mendifusi = diam) keadaan tetap

NA = tetap ; NB = 0
Persamaan (1-13) menjadi :
𝐷 𝐴𝐵 𝐶𝑎𝑣
𝑁𝐴 = ሺ𝑋𝐴1 − 𝑋𝐴2 ሻ..................................................... (2-17)
𝑧 𝑋 𝐵 𝑙𝑛
Contoh
Hitunglah kecepatan difusi asam cuka (A) melalui sebuah lapisan air (B) yang
tidak mendifusi, setebal = 0,1 cm [ada T = 17 °C.
Konsentrasi pada kedua sisi lapisan masing-masing adalah 9% dan 3% berat
asam.
𝑐𝑚 2
Difusivitas asam cuka dalam larutan = 0,95 × 10−5 𝑑𝑒𝑡
.
Rapat larutan asam cuka 9% = 1,0120 gram/cm3
Rapat larutan asam cuka 3% = 1,0032 gram/cm3
Jawab
z = 0,1 cm
mA = 60,03 (asam cuka)
mB = 18,02 (air)

1) Rapat larutan asam 9% =1,0120 gram/cm3

0,09/60,03
𝑋𝐴1 = = 0,0288
0,09 0,91
+
60,03 18,02
𝑋𝐵1 = 1 − 0,0288 = 0,9712

Berat molekul larutan pada seksi (I) :

1
𝑚1 = = 19,21
0,09 0,91
+
60,03 18,02
𝜌 1,0120 𝑔𝑚𝑜𝑙ൗ
𝐶1 = = = 0,0527 𝑐𝑚3
𝑚1 19,21
 2). Rapat larutan asam 3% =1,0032 gram/cm3
0,03/60,03
𝑋𝐴2 = = 0,0092
0,03 0,97
+
60,03 18,02
𝑋𝐵2 = 1 − 0,0092 = 0,9908
Berat molekul larutan pada seksi (2) :
1
𝑚2 = = 18,40
0,03 0,97
60,03 + 18,02
1,0032 𝑔𝑚𝑜𝑙ൗ
𝐶2 = = 0,0545 𝑐𝑚3
18,40
𝐶1 +𝐶2
Konsentrasi rata-rata = 𝐶𝑎𝑣 = 2
0,0527 + 0,0545 𝑔𝑚𝑜𝑙ൗ
𝐶𝑎𝑣 = = 0,0536 𝑐𝑚3
2
0,9908 − 0,9712
𝑋𝐵 𝑙𝑛 = = 0,980
ln 0,9908ൗ
0,9712

Kecepatan difusi asam cuka :

𝐷𝐴𝐵 𝐶𝑎𝑣
𝑁𝐴 = ሺ𝑋 − 𝑋𝐴2 ሻ
𝑧 𝑋𝐵 𝑙𝑛 𝐴1
ሺ0,95 × 10−5 ሻሺ0,0536ሻ
= ሺ0,0288 − 0,0092ሻ
ሺ0,1ሻሺ0,980ሻ
𝑔𝑚𝑜𝑙
= 1,018 × 10−7 ൗ ሺ𝑐𝑚2 ሻሺ𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘ሻ

2.4.Analogi Transfer Massa, Momentum dan Panas

Beberapa proses disebut analog apabila proses tersebut :

 Mengikuti persamaan yang serupa

 Mempunyai kondisi batas yang serupa

Untuk aliran laminer berlaku analogi untuk transfer massa, momentum dan panas 
mengubah simbol variabel.

𝑑𝐶𝐴
Hukum Ficks :𝑗𝐴𝑧 = −𝐷𝐴𝐵
𝑑𝑧

(Kecepatan transfer massa melalui lapisan laminer).

Transfer Momentum :

Gaya per satuan luas yang sejajar dengan permukaan (tegangan geser), yang diperlukan agar
lapisan mempunyai kecepatan tetap ∞ dengan gradien kecepatan =
𝑑𝑢
𝜏𝑔𝑐 = −𝜇 ………………………………………………..……………..(2-18)
𝑑𝑧

Dimana : μ = kekentalan
𝑑𝑢
=gradien kecepatan
𝑑𝑧

𝜇 𝑑ሺ𝑢 𝜌ሻ 𝑑 ሺ𝑢 𝜌ሻ
𝑇𝑔𝑐 = − = −𝑣 …………………………………………(2-19)
𝜌 𝑑𝑧 𝑑𝑧

𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 2
Dimana :𝑣 = kekentalan kinematis, .
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

𝑢 𝜌 =konsentrasi momentum.
𝑑 ሺ𝑢 𝜌 ሻ
=gradien konsentrasi momentum
𝑑𝑧

𝜏𝑔𝑐 =fluks momentum = kecepatan transfer momentum per satuan luas.

𝜇
𝜌
= 𝑣 =difusivitas momentum.

Transfer Panas

Panas yang ditransfer dari permukaan dinding melalui lapisan laminer  konduksi =
𝑑𝑡
𝑞 = −𝑘 ………………………………………………………………..(2-20)
𝑑𝑧

Dimana : k = konduktivitas termal fluida

𝑑𝑡
=gardien temperatur
𝑑𝑧

𝑘 𝑑൫𝐶𝑝 𝜌 𝑡൯ 𝑑൫𝐶𝑝 𝜌 𝑡൯
𝑞 = − = −𝛼 ……………………………………………(2-21)
𝐶𝑝 𝜌 𝑑𝑧 𝑑𝑧
Dimana :𝐶𝑝 = panas jenis pada tekanan tetap.
𝐶𝑝 𝜌 𝑡 =konsentrasi termal volumetris.
𝑘
𝛼= =difusivitas thermal.
𝐶𝑝 𝜌

𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 2ൗ
= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

𝑑൫𝐶𝑝 𝜌 𝑡൯
൘ =gradient konsentrasi panas.
𝑑𝑧

Dmassa , Dmomentum , Dthermal satuan dimensi sama = L2/t.

𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑢𝑚
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑐ℎ𝑚𝑖𝑑𝑡ℎ = = 𝑆𝑐
𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑣 𝜇
𝑆𝑐 = 𝐷 = 𝜌 𝐷 ……………………………………..….(2-22)
𝐴𝐵 𝐴𝐵

𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡ℎ𝑒𝑟𝑚𝑎𝑙
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑒𝑤𝑖𝑠 = = 𝐿𝑒
𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑘
𝐿𝑒 = ………………………………………………….(2-23)
𝐶𝑝 𝜌 𝐷𝐴𝐵

𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑢𝑚
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑎𝑛𝑑𝑡𝑙 = = 𝑃𝑅
𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡ℎ𝑒𝑟𝑚𝑎𝑙
𝜇 /𝜌 𝐶𝑝 𝜇
𝑃𝑅 = = …………………………………………(2-24)
𝑘/𝐶𝑝 𝜌 𝑘

Rangkuman Difusi Molekuler Dalam Keadaan Tetap

1) Difusi molekuler fase gas

a) Difusi ekuimolar arus berlawanan
𝐷𝐴𝐵
𝑁𝐴𝑧 = ሺ𝑝 − 𝑝𝐴2 ሻ
𝑅 𝑇 ∆𝑧 𝐴1
b) Difusi A melalui B yang diam
𝐷𝐴𝐵 𝑃
𝑁𝐴𝑧 = ሺ𝑝 − 𝑝𝐴2 ሻ
𝑅 𝑇 ∆𝑧 𝑝𝐵 𝑙𝑛 𝐴1
c) Difusi A melalui campuran multi komponen diam
𝐷𝐴𝑀 𝑃
𝑁𝐴𝑧 = ሺ𝑝 − 𝑝𝐴2 ሻ
𝑅 𝑇 ∆𝑧 𝑝𝑖 𝑙𝑛 𝐴1
d) Difusi A melalui B yang diam, dalam keadaan tetap semu
𝐶𝐴𝐿 𝑦𝐵 𝑙𝑛 𝑧𝑡 2 − 𝑧𝑡0 2
𝐷𝐴𝐵 = ቊ ቋ
𝐶 ሺ𝑦𝐴1 − 𝑦𝐴2 ሻ 2𝑡
2) Difusi molekuler fase cair
a) Difusi ekuimolar arus berlawanan dalam keadaan tetap
𝐷𝐴𝐵
𝑁𝐴 = ሺ𝐶𝐴1 − 𝐶𝐴2 ሻatau
∆𝑧
𝐷𝐴𝐵 𝐶𝑎𝑣
𝑁𝐴 = ሺ𝑋𝐴1 − 𝑋𝐴2 ሻ
∆𝑧
b) Difusi A melalui B yang diam keadaan tetap
𝐷𝐴𝐵 𝐶𝑎𝑣
𝑁𝐴 = ሺ𝑋 − 𝑋𝐴2 ሻ
∆𝑧 𝑋𝐵 𝑙𝑛 𝐴1