Anda di halaman 1dari 21

PRESENTASI MTK

BAB 1:THEOREMA PHYTAGORAS


BAB 2:LINGKARAN
Kelompok 3 : MONICA
ROSI
JULIANA
YOLANDA
BAB 1: THEOREMA PHYTAGORAS

 Teorema Phytagoras merupakan sebuah aturan


matematika yang bisa dipakai dalam menentukan panjang
salah satu sisi dari suatu segitiga siku-siku.
 Yang perlu kalian ingat dari teorema ini yaitu
teorema hanya berlaku untuk segitiga siku-siku. Maka
dari itu tidak dapat digunakan untuk menentukan sisi dari
sebuah segitiga lain yang tidak berbentuk siku-siku.
Sifat Teorema Pythagoras

Terdapat dua sifat yang ada dalam teorema pythagoras, 


diantaranya yaitu:
1.Hanya untuk segitiga siku-siku
2.Minimal 2 sisinya dapat diketahui terlebih dahulu
Karakteristik Suatu Segitiga
 Apabila kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang
lain, maka segitiga tersebut merupakan segitiga siku-
siku.
 Apabila kuadrat sisi miring < jumlah kuadrat sisi yang
lain, maka segitiga tersebut merupakan segitiga lancip.
 Apabila kuadrat sisi miring > jumlah kuadrat sisi yang
lain, maka segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul.
Rumus Teorema Pythagoras
Sebagai contoh, diketahui sebuah
segitiga dengan siku-siku di B.
Apabila panjang sisi miring
(hipotenusa) yaitu c serta panjang
sisi-sisi penyikunya (sisi selain sisi
miring) yaitu a dan b. Maka
teorema Phytagoras di atas bisa
kita rumuskan seperti berikut ini:
Rumus Phytagoras
c² = a²  + b²
Keterangan:

c = sisi miring


a = tinggi
b = alas
 Rumus untuk mencari panjang sisi alas yaitu:

 b² = c²  – a²

 Rumus untuk mencari sisi samping atau tinggi segitiga yaitu:

 a² = c²  – b²

 Rumus untuk mencari sisi miring segitiga siku-siku yaitu:

 c² = a²  + b²
PERBANDINGAN SISI PADA SEGITIGA
SIKU-SIKU ISTIMEWA
1. Rumus Perbandingan Sisi-Sisi Pada Segitiga Siku-Siku dengan Sudut 30° dan 60°
 Berikut rumus perbandingan sisi segitiga dengan sudut 30° dan 60° :
30° : 60° : 90° = 1 : √3 : 2
2. Rumus Perbandingan Sisi-Sisi Pada Segitiga Siku-Siku dengan Sudut 45°

 Berikut rumus perbandingan sisi segitiga dengan sudut 45°  :

45° : 45° : 90° = 1 : 1 : √2


BAB 2: LINGKARAN

lingkaran itu merupakan kumpulan titik-titik pada garis bidang datar yang
semuanya berjarak sama dari titik tertentu. Titik ini disebut pusat
lingkaran. Nah, kumpulan titik-titik tersebut jika dihubungkan membentuk suatu
garis lengkung.
Contoh:
stilah yang menunjukkan garisan, yaitu:
 Jari-jari (R)
merupakan garis lurus yang menghubungkan titik pusat dengan lingkaran.
 Tali busur (TB)
merupakan garis lurus di dalam lingkaran yang memotong lingkaran pada
dua titik yang berbeda.
 Busur (B)
merupakan garis lengkung baik terbuka, maupun tertutup yang berimpit
dengan lingkaran.
 Keliling lingkaran (K)
merupakan busur terpanjang pada lingkaran.
 Diameter (D)
merupakan tali busur terbesar yang panjangnya adalah dua kali dari jari-
jarinya. Diameter ini membagi lingkaran sama luas.
 Apotema
merupakan garis terpendek antara tali busur dan pusat lingkaran.
 Istilah yang menunjukkan luasan, yaitu:
 Juring (J)
merupakan daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh busur
dan dua buah jari-jari yang berada pada kedua ujungnya.
 Tembereng (T)
merupakan daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh
sebuah busur dengan tali busurnya.
 Cakram (C)
merupakan semua daerah yang berada di dalam lingkaran.
Luasnya yaitu jari-jari kuadrat dikalikan dengan pi.
Cakram merupakan juring terbesar.
Luas lingkaran

 Luas lingkaran memiliki rumus :


L = π × r²
 Keliling lingkaran memiliki rumus :
Kll :πd / π × r
Jari-jari lingkaran memiliki rumus :
SEGI EMPAT TALI BUSUR

 Pada gambar di atas, titik O adalah titik pusat lingkaran dan titik A, B,
C, serta D terletak pada keliling lingkaran tersebut. Ruas garis AB, BC,
CD, dan AD adalah tali-tali busur lingkaran. Tali-tali busur tersebut
membentuk segi empat ABCD, dan selanjutnya disebut segi empat tali
busur. Jadi, segi empat tali busur adalah segi empat yang titik-titik
sudutnya terletak pada keliling lingkaran.
 segi empat tali busur yang salah satu diagonalnya merupakan
diameter lingkaran disebut segi empat tali busur siku-siku. 
 jumlah dua sudut yang saling berhadapan pada segi empat tali
busur adalah 180°. 
MENGHITUNG PANJANG BUSUR,LUAS
JURING,DAN LUAS TEMBERENG
 Panjang busur
<AOB/<O = AB/KLLO
 Luas juring
<AOB/LO = LAOB/LO
 Luas tembereng
Luas juring – segitiga sama kaki
GARIS SINGGUNG LINGKARAN

DEFINISI = GARIS YG MEMOTONG SEBUAH TITIK


= MEMBENTUK SUDUT TEGAK LURUS
PADA GARIS DIAMETER
= JARAK DARI TITIK PUSAT ADALAH
SEPANJANG JARI-JARI
JADI BANYAK GARIS SINGGUNG YANG
TERJADI PADA SEBUAH LINGKARAN TAK
TERHINGGA.
MENENTUKAN JARAK GARIS SINGGUNG DARI SATU TITIK DI LUAR LINGKARAN

AB=PANJANG SISI GARIS SINGGUNG


OA=JARI-JARI ,OA=JARAK TITIK PUSAT
Garis singgung persekutuan dalam dan
luar
garis singgung persekutuan adalah garis singgung yang menyinggung di dua lingkarang .
Terdapat 2 jenis garis persinggungan persekutuan luar dan garis singgung persekutuan
dalam.
a.Garis singgung persekutuan luar
AB=Garis siggung persekutuan luar dari
lingkaran O dan p lingkaran.
OP= Jarak dua pusat lingkaran/garis sentral.
Di lambangkan dengan s.
R=Jari-jari lingkaran besar
r= Jari-jari lingkaran kecil.
Rumus garis singgung persekutuan luar:
B.Garis sinngung persekutuan dalam
Yang dimaksud panjang garis singgung persekutuan dalam di sini adalah panjang ruas garis yang dibentuk
oleh titik-titik singgung lingkaran dengan garis singgung persekutuan dalam. Perhatikan gambar!!

Gambar di atas menunjukkan lingkaran P dan lingkaran Q yang secara berturut-turut memiliki panjang
jari-jari r1 dan r2. Garis RT merupakan garis singgung persekutuan dalam dari lingkaran-lingkaran P dan
Q. Apabila ruas garis RT digeser ke atas sejauh PT sedemikian sehingga titik T berimpit dengan P dan
menghasilkan ruas garis SP maka SP = RT, dan SR = PT = r1. Perhatikan bahwa SQ = SR + RQ = PT + RQ =
r1 + r2, dan jarak antara titik-titik pusat lingkaran-lingkaran P dan Q adalah d. Karena segitiga QSP siku-
siku di S, maka berlaku teorema Pythagoras sebagai berikut:
Soal bab teoroma pythagoras

1. Sebuah segitiga ABC siku-siku di B, di mana AB = 8 cm, AC = 17 cm. Panjang BC


adalah ....
2. Sebuah segitiga siku-siku, hipotenusanya 4 √3 cm dan salah satu sisi siku-sikunya 2 √2
cm. Panjang sisi siku-siku yang lain adalah .... Cm
3. Sebuah balok berukuran 20 cm x 9 cm x 12 cm. Panjang diagonal ruang balok
adalah ....
4. Segitiga PQR siku-siku di P. Jika panjang QR = 29 cm dan PQ = 20 cm, maka panjang
PR
adalah .... cm.
5. Panjang hipotenusa suatu segitiga siku-siku adalah 34 cm. Panjang sisi siku-sikunya
16
cm dan x cm. Nilai x adalah ....
         
jawaban nya
1. BC²
   = AC² - AB² 3. Panjang:20cm 5.C2=a2-b2
BC² = 17² - 8² Lebar:9cm =342-162
BC² = 289 – 64 Tinggi:12cm =1156-256
BC² = 225 =
BC =15 =30

2. AC² - BC²
AB² = (4√3)² - (2√2)² 4.a2 = b²- c²
AB² = 48 – 8 a² = 29²- 20²
AB² = 40 a² = 841 - 400 = 441
AB = √40 a² = √441
AB = √4.10 a = 21cm
AB = 2√10
Soal: Lingkaran

1.Jika jari-jari lingkaran 15 cm dan panjang aptema OR = 9 cm, maka panjang tali
busur PQ adalah ...
2. Diketahui jari-jari lingkaran 14 cm, maka luas daerah diarsir adalah...
3. Dua buah lingkaran dengan jarak kedua pusat lingkaran adalah 26 cm,
memiliki jari-jari lingkaran besar 12 cm, dan jari-jari lingkaran kecil 2
cm. Maka, panjang garis singgung persekutuan luarnya adalah ...
4. jika diketahui sebuah lingkaran memiliki diameter 14 cm. Berapakah
luas lingkaran tersebut?
5. Hitunglah keliling lingkaran dengan jari-jari 20 cm!
Jawaban nya

1.

2.
3.
 =  26 cm 4.diketahui=14 cm 5. Keliling = × d
r=2 karena d= 2 Keliling = 3,14 × 20
d2=s2 - (R - r)2 r=d/2 Keliling = 62,8 cm
= 262 - (12 - 2 )2 r=14/2
= 676 - (10)2 r=7 cm
= 676 – 100 ditanya: luas lingkaran
=576 luas=
= 24 cm luas= 22/7 × 7²
Luas = 154 cm²

Anda mungkin juga menyukai