Anda di halaman 1dari 21

SIROSIS

HEPATIS
RUT NATHALIA (183112420140125)
DINAR ALFIRA (183112420140199)
Pengertian Sirosis Hepatis

Sirosis hepatis adalah suatu keadaan dimana terjadi


kemunduran fungsi hepar (liver/hati) yag permanen yang
ditandai dengan perubahan histopatologis, yaitu
kerusakan pada sel-sel hati yang merangsang proses
peradangan dan usaha perbaikan sel-sel hati yang mati
sehingga menyebabkan terbentuknya jaringan parut
(fibrosis) dan perubahan struktur dan parenkim hepar.
Normal Sirosis
Tanda dan gejala berdasarkan stadium sirosis hepatis
b. Gangguan Endokrin
1. STADIUM I – Ikterus
– Atrofi testis
1) Fase Terkompensasi (Latent, dini) – Ginekomastia
– Demam – Erithema palmaris
– Diare – Hiperpigmentasi
– Berat badan turun c. Gangguan hematologik
– Nyeri tumpul Kecendrungan perdarahan, (varises esofagus), wasir, melena,
hematemesis, hematoschezia
Manifestasi: Anemia, trombositopenia, leukopenia
 Badan kurang fit d. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
 Kelemahan otot – Edema
 Anoreksia – Ascites
 Nausea
2. STADIUM II
2) Fase dekompensasi Flapping tremor, apraksia
a. Gangguan faal hepar
– Hilangnya rambut pubis dan aksila 3.STADIUM III
– Impotensi Gelisah tidak bisa tidur
– Spider naevi
4.STADIUM IV
Koma hepaticum
Tanda & Gejala Sirosis
Akibat Komplikasi Sirosis hati
1. Hipertensi portal
Hipertensi portal adalah kondisi saat aliran normal darah
yang melalui vena portal (yang membawa darah dari usus
dan limpa ke hati) melambat karena adanya jaringan parut
pada hati. Kondisi ini pada akhirnya bisa meningkatkan
tekanan di dalam pembuluh darah.
2. Pembengkakan di kaki dan perut
Adanya peningkatan tekanan di vena portal membuat cairan
menumpuk di kaki (edema) dan perut (asites). Selain karena
peningkatan tekanan darah, kondisi ini juga disebabkan
karena hati tidak mampu memproduksi albumin.
Albumin adalah protein darah yang berfungsi untuk
mengatur tekanan dalam pembuluh darah. Tak hanya itu,
albumin juga berfungsi untuk menjaga agar cairan yang
terdapat di dalam pembuluh darah tidak bocor ke jaringan
tubuh sekitarnya.
Tanda & Gejala Sirosis
Akibat Komplikasi Sirosis hati
3. Pembuluh darah yang melebar
Ketika aliran darah yang melalui vena portal melambat,
maka darah dari usus dan limpa kembali ke pembuluh darah
di perut dan kerongkongan. Akibatnya, pembuluh darah di
bagian ini akan melebar karena tidak dipersiapkan untuk
membawa banyak darah. Pembuluh darah yang membesar ini
dinamakan varises.

4. Memar dan berdarah


Komplikasi sirosis dapat menyebabkan hati memperlambat
bahkan menghentikan produksi protein yang dibutuhkan
dalam proses pembekuan darah. Akibatnya, seseorang yang
mengalami sirosis lebih mudah memar atau berdarah meski
hanya cedera ringan.
Tanda & Gejala Sirosis
Akibat Komplikasi Sirosis hati

5. Ensefalopati hepatik
Sirosis membuat hati menjadi rusak. Akibatnya, hati tidak
dapat membersihkan racun dari darah. Racun kemudian
menumpuk di otak dan menyebabkan seseorang mengalami
linglung, sulit konsentrasi, tidak responsif, dan pikun (mudah
lupa).

6. Jaundice (penyakit kuning)


Komplikasi yang satu ini membuat seluruh kulit dan mata
Anda berubah warna menjadi kuning. Kondisi ini bisa terjadi
ketika hati yang sudah rusak tidak mengeluarkan bilirubin
(produk limbah darah) dalam jumlah yang semestinya.
ETIOLOGI

penyebab

Alkohol: Genetik dan Malnutrisi:


Perkembangan sirosis WATERLOO (1997)
tergantung pada jumlah dan berpendapat bahwa
keteraturan mengonsumsi factor kekurangan nutrisi
alkohol. Mengonsumsi alkohol terutama kekurangan
pada tingkat-tingkat yang protein hewani menjadi
tinggi dan kronis dapat penyebab timbulnya
melukai sel-sel hati. Alkohol Sirosis Hepatis. Menurut
merupakan zat hepatotoksis CAMPARA (1973) untuk
yang merupakan penyebab terjadinya Sirosis
utama pada perlemakan hati Hepatis ternyata ada
sehingga menyebabkan bahan dalam makanan,
infiltrasi lemak sehingga yaitu kekurangan alfa 1-
menghalangi pembentukan antitripsin.
lipoprotein.
Genetik & malnutrisi Alkohol
Klasifikasi

Makronodular
Mikronodular(portal). Campuran (bilier).
(pascanekrotik)
• Septa tebal teratur • Septa tebal bervariasi • Berdasarkan etiologi,  3 tipe sirosis
• Besar nodul sampai dengan 3 mm • Mengandung nodul yg besarnya atau pembentukan parut dalam hati :
• Mengandung nodul kecil dan halus bervariasi (> 3mm) • 1)      Sirosis portal laennec (alkoholik
diseluruh lobulus nutrisional), dimana jaringan parut
secara khas
• mengelilingi daerah portal. Sering
disebabkan oleh alkoholis kronis.        
• 2)      Sirosis pascanekrotik, dimana
terdapat pita jaringan parut yang
lebar sebagai akibat lanjut
• dari hepatitis virus akut yang terjadi
sebelumnya.
• 3)     Sirosis bilier, dimana
pembentukan jaringan parut terjadi
dalam hati di sekitar saluran
• empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier
yang kronis dan infeksi (kolangitis).
PATHWAY SIROSIS HEPATIS!
Pemeriksaan Penunjang

Radiologi : dengan barium swallow


Biopsi: untuk mengetahui tingkat dapat dilihat adanya varises
keparahan penyakit esophagus untuk konfirmasi
hipertensi portal.        

Ultrasonografi : untuk melihat


permukaan hati dan pembesarannya,
asites, pelebaran saluran empedu,
vena hepatica, vena porta

Angigrafimelihat sirkulasi portal 


Esofagoskopi : dapat dilihat varises esophagus sebagai
komplikasi sirosis hati/hipertensi portal.
Nursing Care Plan dan Rasionalnya
1. Dx: Intoleransi aktivitas b.d kelelahan, penurunan berat
badan dan gangguan metabolic

Intervensi Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional


Intervensi Utama: Luaran utama: Observasi
Manajemen Energi Toleransi Aktivitas Mengetahui gangguan yang dirasakan
    klien sehingga perawat dapat
membantu atau meminimalkan
Observasi: Luaran tambahan:
gangguan yang dirasakan klien.
1. Identifikasi gangguan fungsi 1. Tingkat keletihan  
tubuh yang mengakibatkan Kriteria hasil: Terapeutik
kelelahan 1. Frekuensi nadi meningkat 1. Kenyaman tempat tidur atau
2. Monitor kelelahan fisik dan 2. Kemudahan dalam melakukan lingkungan klien dapat membuat
fungsional aktivitas sehari-hari menigkat Nyman dan mudah bagi klien untuk
3. Monitor pola dan jam tidur 3. Kelulahan Lelah menuurun aktivitas
4. Perasaan lemah menurun 2. Tirah baring untuk mengurangi luka
tekan
Terapeutik 5. Tekanan darah membaik
3. Klien memiliki semangat untuk
1. Sediakan lingkungan nyaman bergerak dan dapat melawan rasa
dan rendah stimulus takut atau cemas
Intervensi Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional
Edukasi 4. Klien tidak takut atau sungkan
1. Anjurkan tirah baring untuk meinta tolong kepada
2. Anjurkan melakukan aktivitas perawat dan klien selalu dalam
secara bertahap kondisi aman
3. Ajarkan strategi koping untuk  
mengurangi kelelahan Kolaborasi
4. Anjurkan menghubungi perawat 1. Memberikan kalori bagi tenaga
jika tanda dan gejala kelelahan dan protein bagi proses
tidak berkurang penyembuhan.
 
Kolaborasi
Kolaborasikan dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
2. Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan
gastritis kronis, penurunan motilitas gastrointestinal dan
anoreksi

Intervensi Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional


Intervensi utama: Luaran utama: observasi
Manajemen Nutrisi Motilitas gastrointestinal 1. Perawat mampu dan mengetahui
    status, kebutuhan kalori dann utrisi
1. Identifikasi status nutrisi Kriteria hasil : klien
2. Identifikais kebutuhan kalori dan 1. nyeri menurun 2. Perawat dapat mengetahui
jenis nutrisi 2. kram abdomen menurun asupan yang masuk dan keluarnnya
3. Identifikasi perlunya penggunaan 3. mual menurun sesuai dnegan kebutuhan klien.
selang nasogastric 4. muntah menurun Terepeutik :
4. Monitor berat badan 1. kebersihan mulut dapat
  meningkatkan nafsu makan
Terapeutik 2. Makanan yang menarik dan
1. Lakukan oral hygiene sebelum ditambah suhu yang sesuai dapat
makan menambah keinginan klien untuk
2. Sajikan makanan secara makan
menarik dan suhu yang sesuai 3. Memberikan asupan makanan
3. Berikan makanan tingi serat yang sehat bagi klien
untuk mencegah konstipasi
Intervensi Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional
Edukasi Edukasi:
1. Anjurkan psisi duduk, jika 1. Memberikan posisi yang
mampu nyaman kepada klien saat makan
2. Ajarkan diet yang diprogramkan 2. Memberikan informasi kepada
  klien dapat membuat klien
Kolaborasi mandiri saat keluar dari rs
1. Kolaborasi pemberian medikasi Kolaborasi
sebelum makan 3. Menghilangkan rasa tidak
2. kolaborasi dengan ahli gizi nyaman agar klen dapat makan
untuk menentukan jmlah kalori dengan nyaman
dan jenis nutrisi yang 4. Asupan gizi klien dapat optimal
dibutuhkanya, jika perlu dan sesuai dnegan kebutuhan
klien.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
gangguan status imunologi, edema dan nutrisi yang buruk

Intervensi Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional


Intervensi utama: Luaran Utama: Observasi
Perawatan integritas kulit Integritas kulit dan jaringan Peraawat dapat mengeetahui
  kondisi kulit klien
Observasi Kriteria hasil:  
1. Identifikasi penyebab gangguan 1. Kerusakan jaringan menurun Terapeutik
integritas kulit 2. Keruskan lapisan kulit menurun 1. Tirah baring dapat menghindari
Terapeutik 3. Kemerahan menurun lukatekan bagi klien
1. Ubah posisi 2 jam jika tirah baring 4. Nyeri menurun 2. Menggunakan bahan yang sesuai
2. Gunakan produk berbahan kulit klien dapat membantu
ringan/alami dan hipoalergik pada perbaikan kulit klien
kulit sensitive
  Edukasi
Edukasi 1. Pelembab dapat menutri kulit
1. Anjurkan menggunakan pelembab 2. Minum air putih dapat menutrisi
2. Anjurkan minum air putih kulit
3. Anjurkan menngkatkan asupan 3. Memakan buah dan sayur bagus
buah dan sayur untuk kulit klien
 

4. Resiko untuk cedera berhubungan dengan perubahan


mekanisme pembekuan dan hipertensi portal

Intervensi Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional


Intervensi utama: Luaran Utama: Observasi
Pencegahan cidera Tingkat cidera Membuat lingkungan yang aman
    tanpa resiko cedera
Observasi: Kriteria hasil:
1. Identifikasi area lingkungan yang 1. Kejadian cedera menurun Terapeutik
berpotensi menyebabkan cedera 2. Toleransi aktivitas meniingkat 1. Menghindari risiko jatuh
3. Kejadian luka atau lecet 2. Menhindaari risiko cedera
Terapeutik menurun 3. Mengejak klien aktif berdisksi dan
1. Pastikan bel panggilan atau telepon 4. Ekspresi wajah kesakitan memilih Latihan fisik yang disukai
mudah dijangkau menurun dan nyaman bagi klien
2. Pertahankan posisi tempat tidur di 4. Mengajak serta peran aktif
posisi terendah saat digunakan keluarga dalam mendampingi
3. Diskusikan mengenai Latihan dan klien dan jalin hubungan keluarga
terapi fisik yang diperlukan lebih dekat dengan klien
4. Diskusikan Bersama anggota 5. Menghindari kesalahan dalam
keluarga yang dapat mendampingi pelayanan sehingga klien aman
pasien. dan nyaman
Intervensi Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional
5. Tingkatkan frekuensi observasi dan Edukasi
pengawasan pasien, sesuai kebutuhan 1. Pemberian informasi kepada klien
  dan keluarga dapat meningkat
Edukasi tujuan intervensi
1. Jelaskan alasan intervensi 2. Berdiri tiba-tiba atau berganti
pencegahan jatuh ke pasien dan posisi dapat membuat klien
keluarga pusing/tidak mampu menopang
2. Anjurkan berganti posisi secara tubunya sehingga beresiko untuk
perlahan dan duduk selama jatuh
beberapa menit sebelum berdiri

Anda mungkin juga menyukai