Anda di halaman 1dari 31

KONSEP DASAR ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT
DEFENISI MASYARAKAT
 Menurut Linton (1936)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerjasama sehingga dapat
mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas
tertentu.
 Menurut Soerdjono Soekanto
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada
bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu
wilayah dengan batas-batas tertentu dimana yang
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar
dari anggota-anggotanya, dibandingkan dengan
penduduk di luar batas wilayahnya.
CIRI-CIRI MASYARAKAT
 Interaksi diantara sesama anggota masyarakat
 Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
 Saling tergantung satu dengan yang lainnya
 Memiliki adat istiadat kebudayaan tertentu
 Memiliki identitas bersama
CIRI-CIRI MASYARAKAT SEHAT
 Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat
 Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui
upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan terutama
untuk ibu dan anak
 Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama
penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup
 Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan
peningkatan status sosial ekonomi masyarakat
 Penurunan angka kesakitan dan kematian dari
berbagai sebab dan penyakit
DEFENISI KESEHATAN MASYARAKAT

Kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk


mengatasi masalah sanitasi yang mengganggu
kesehatan.
Kesehatan masyarakat merupakan aplikasi
keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi dan
ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang
terjadi di masyarakat.
SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT

Sejarah kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2


tokoh mitologi Yunani yaitu Aesculapius dan
Higeia.
Aesculapius adalah seorang dokter pertama yang
tampan dan pandai. Meskipun tidak disebutkan
sekolah atau pendidikan apa yang telah
ditempuhnya, ia telah dapat mengobati penyakit
dan bahkan melakukan bedah berdasarkan
prosedur tertentu.
Sedangkan seorang asistennya bernama Higeia dan
diceritakan sebagai istrinya juga telah melakukan
upaya kesehatan.
Yang membedakannya adalah Aesculapius melakukan
pengobatan setelah penyakit tersebut terjadi pada
seseorang sedangkan Higeia mengajarkan seseorang
dalam pendekatan masalah kesehatan melalui hidup
seimbang, menghindari makanan tidak sehat,
istrahat cukup dan melakukan olah raga.
Dari cerita tersebut, akhirnya muncul 2 aliran
pendekatan dalam menangani masalah kesehatan:
kelompok pertama cenderung menunggu
terjadinya penyakit yang biasa disebut
pendekatan kuratif (pengobatan). kelompok ini
terdiri dari dokter2, psikiater dan praktisi2 lain
yang melakukan pengobatan penyakit, baik fisik,
psikis, mental maupun sosial.
Sedangkan kelompok kedua cenderung melakukan
upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan
kesehatan sebelum terjadi penyakit. Kelompok
ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat,
lulusan sekolah atau institusi kesehatan
masyarakat dari berbagai jenjang pendidikan
Seiring berjalannya waktu maka timbul garis
pemisah antara kedua kelompok profesi, yaitu
pelayanan kesehatan kuratif (curative health care)
dan pelayanan kesehatan pencegahan preventif
(preventife health care)
PERBEDAAN PENDEKATAN KELOMPOK KESEHATAN KURATIF
DAN PREVENTIF
Pendekatan Kuratif Pendekatan Preventif
Sasaran Indivudual Masyarakat
Jarak antara Jauh Kemitraan
petugas kesehatan
Sifat Reaktif, artinya kelompok ini Proaktif, artinya tidak
pada umumnya hanya menunggu adanya masalah
menunggu masalah datang tetapi mencari masalah
(turun ke masyarakat untuk
mencari dan
mengidentifikasi masalah
dan melakukan tindakan)
Penanganan Melihat pasien lebih kepada Melihat pasien sebagai
pasien sistem bilogis manusia makhluk yang utuh, dengan
(melihat secara parsial) pendekatan menyeluruh/
holistik (bio-psiko-sosial)
PERKEMBANGAN KESMAS DI INDONESIA

Sejarah perkembangan kesmas di Indonesia dimulai


sejakpemerintahan Belanda pada abad ke 16.
kesehatan masyarakat di indonesia pada waktu itu
dimulai dengan adanya upaya pemberantasan
cacar dan kolera yang sangat ditakuti oleh
masyarakat
Dibidang kesmas yang lain tahun 1807 dibawah
pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels, telah
dilakukan upaya pelatihan dukun bayi dalam
praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam
rangka penurunan angka kematian bayi yang
tinggi. Akan tetapi upaya ini tidak berlangsung
lama karena langkanya tenaga pelatih kebidanan.
Hingga pada tahun 1930 dimulai lagi didaftarnya
para dukun bayi sebagai penolong dan perawatan
persalinan
Memasuki jaman kemerdekaandiperkenalkan
Konsep Bandung dan Proyek Bekasi sebagai
proyek percontohan yang tidak membedakan
aspek kuratif dan preventif. Dari program
tersebut dibuatlah seminar kesehatan yang
hasilnya disepakati Sistem Puskesmas terdiri dari
Tipe A dikelola oleh dokter dan Tipe B dikelola
paramedis.
Namun dengan adanya perkembangan tenaga
medis, akhirnya tahun 1979 tidak diadakan
perbedaan puskesmas Tipe A dan Tipe B hanya
ada 1 tipe puskesmas yang dikepalai oleh seorang
dokter yang dilengkapi dengan piranti manajerial
yakni microplaning untuk perencanaan dan
lokakarya mini untuk pengorganisasian kegiatan
dan pengembangan kerja sama tim.
Hingga pada tahun 1984, tanggung jawab
puskesmas ditingkatkan lagi dengan
berkembangnya program paket terpadu kesehatan
dan Keluarga Berencana (di posyandu).
Puskesmas mempunyai tanggung jawab dalam
pembinaan dan pengembangan posyandu di
wilayah kerjanya masing2
RUANG LINGKUP KESMAS

Menurut Winslow, kesehatan masyarakat (public


health) adalah ilmu dan seni yang bertujuan
untuk:
 Mencegah timbulnya penyakit
 Memperpanjang masa hidup

 Meningkatkan kesehatan melalui usaha2


pengorganisasian masyarakat
Sebagai instansi pelaksana kesmas, ruang lingkup kesmas
tercakup dalam kegiatan pokok puskesmas:
 Kesehatan ibu dan anak

 Keluarga berencana

 Gizi

 Kesehatan lingkungan

 Pencegahan penyakit menular

 Penyuluhan kesehatan masyarakat

 Pengobatan
 Perawatan kesehatan masyarakat
 Usaha kesehatan gizi

 Usaha kesehatan sekolah


 Usaha kesehatan jiwa

 Laboratorium
 Pencatatan dan pelaporan
Sedangkan apabila dilihat dari segi proses, ruang lingkup kesmas:

INPUT PROSES OUTPUT

4 M: 6 P: 2 K:
Man Perencanaan Kuantitas
Methode Penggerakan Kualitas
Money Pelaksanaan
Material Pengawasan
Pengendalian
Penilaian
INPUT
 Man : orang yang terlibat didalamnya
 Method : cara yang dianggap sesuai dalam
mengatasi masalah
 Material : ketersediaan peralatan
 Money : faktor ekonomi
PROSES
 Perencanaan
Dengan perencanaan akan memungkinkan para
pengambil keputusan untuk menggunakan sumber
daya secara efisien dan efektif
 Penggerakan
Dalam penggerakan dibutuhkan sikap lincah,
komunikatif, cakap, tanggap dan dapat melihat situasi
dan kondisi untuk mengatasi masalah
 Pelaksanaan
Menguasai materi ceramah, memiliki sikap dan
penampilan yang meyakinkan, suara jelas, bahasa
komunikatif, pandangan tertuju ke audiens dan
menggunakan alat bantu semaksimal mungkin
 Pengawasan
Pengawasan dibutuhkan agar tidak terjadi
penyimpangan yang memungkinkan tujuan tidak
tercapai.
 Pengendalian
Pengendalian dibutuhkan agar acara dapat berjalan
dengan teratur dan ketat
 Penilaian
Digunakan untuk menilai partisipasi aktif acara sesuai
dengan sasaran dan tujuannya
OUTPUT
 Kualitas
Adalah adanya kesadaran serta perubahan sikap dan
perilaku masyarakat
 Kuantitas
Diharapkan semua masyarakat dapat mengubah pola
pikir dan sikap dalam meningkatkan kesmas
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN
MASYARAKAT

 Lingkungan (fisik, sosial, politik, ekonomi)


 Perilaku
 Pelayanan kesehatan
 Hereditas (keturunan)
SASARAN KESEHATAN MASYARAKAT
 Sasaran primer
 Kepala keluarga untuk masalah kesehatan secara
umum
 Remaja putri dan wanita usia subur (WUS) untuk
masalah kesehatan reproduksi
 Ibu hamil dan menyusui untuk masalah kesehatan ibu
dan anak
 Anak sekolah untuk kesehatan remaja
 Sasaran Sekunder
 Para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat.
Dengan memberikan pendidikan kesehatan diharapkan
dapat menyebarluaskan kepada masyarakat di
lingkungannya seperti memberikan contoh perilaku sehat.
 Sasaran tersier
 para pembuat keputusan atau penentu kebijakan, baik di
tingkat pusat maupun tingkat daerah. Kebijakan atau
keputusan yang dikeluarkan akan mempunyai dampak
terhadap perilaku para tokoh masyarakat

Anda mungkin juga menyukai