Anda di halaman 1dari 33

PENGENDALIAN INTERNAL

DAN AKUNTANSI KAS


BAB 7
RITA TRI YUSNITA, SE., MM.
PENGENDALIAN INTERNAL
PENGENDALIAN INTERNAL

• Seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan


perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, untuk menjamin
tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan
bahwa semua ketentuan hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen
telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya.
• Pengendalian intern (internal control) adalah rencana organisasi dan
metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva dan
menghasilkan informasi yang akurat dan dipercaya [Krismiaji (2010)].
PENGENDALIAN INTERNAL

• Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan


komisaris, manajemen, dan personal entitas lain yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
berikut ini:
(a) Keandalan pelaporan keuangan
(b) Efektifitas dan efisiensi operasi
(c) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
[Amin Widjaja Tunggal (2010)]
TUJUAN PENGENDALIAN INTERN

• Aset yang dimiliki perusahaan telah diamankan sebagaimana mestinya dan


hanya digunakan untuk kepentingan perusahaan semata. Pengendalian Intern
diterapkan supaya seluruh aset dapat terlindungi dengan baik dari tindakan
penyalahgunaan dan pencurian.
• Informasi akuntansi perusahaan tersedia secara akurat dan dapat diandalkan.
Pengendalian Intern dapat memperkecil risiko salah saji laporan keuangan
yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.
• Karyawan telah mentaati hukum dan peraturan.
ELEMEN PENGENDALIAN INTERNAL

• Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission


(COSO) memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern
yang meliputi:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
2. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
3. Aktivitas Pengendalian (Control Procedure)
4. Pemantauan (Monitoring)
5. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).
LINGKUNGAN PENGENDALIAN

• Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur
pengendalian intern yang lain.
 Faktor yang membentuk lingkungan pengendalian meliputi ;
1. Integritas dan nilai etika
2. Komitmen terhadap kompetensi
3. Dewan direksi dan komite audit
4. Filosofi dan gaya operasi manajemen
5. Struktur organisasi
6. Penetapan wewenang dan tanggung jawab
7. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
PENILAIAN RESIKO
• Mekanisme yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-
risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas di mana organisasi beroperasi
• Berkaitan dengan penilaian risiko, manajemen juga harus mempertimbangkan hal-hal khusus
yang dapat muncul dari perubahan kondisi, seperti:
1. Perubahan dalam lingkungan operasi
2. Personel baru
3. Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
4. Pertumbuhan yang cepat
5. Teknologi baru
6. Lini, produk, atau aktivitas baru
7. Operasi di luar negeri
8. Pernyataan akuntansi
INFORMASI DAN KOMUNIKASI

• Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen penting dari


pengendalian internal perusahaan, sebab sistem ini memungkinkan entitas
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjalankan, mengelola,
dan mengendalikan operasi perusahaan.
• Diperlukan oleh semua tingkatan manajemen untuk pengambilan
keputusan, penyusunan laporan keuangan dan untuk mengetahui
kepatuhan terhadap kebijakan yang ditentukan perusahaan.
AKTIVITAS PENGENDALIAN

• Kebijakan dan Prosedur yang dimiliki manajemen untuk memberikan jaminan


dan meyakinkan bahwa manajemen telah melakukan sebagaimana seharusnya.
• 5 Komponen aktivitas pengendalian:
1. Pemisahan tugas yang memadai
2. Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas
3. Dokumen dan catatan yang memadai
4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan
5. Pemeriksaan secara independen
PEMANTAUAN / MONITORING

• Merupakan proses penilaian yang berkelanjutan dan periodik atas


pelaksanaan pengendalian internal, apakah telah terlaksana dengan baik
dan sudah dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi terhadap kualitas
kinerja pengendalian internal.
KAS DAN PENGENDALIANNYA
SIFAT KAS DAN PENTINGNYA
PENGENDALIAN INTERNAL KAS

• Umumnya perusahaan membagi Kas dalam 2 kelompok:


• Kas di tangan (cash on hand)
• Kas di Bank (cash in bank)

• Umumnya perusahaan tidak hanya memiliki satu rekening bank, tetapi beberapa
dalam saat yang bersamaan.
• Kas merupakan aset paling lancar / likuid, karenanya paling mudah untuk dicuri,
dimanipulasi, dan diselewengkan.
• Untuk mengamankan kas dan menjamin keakuratan penyajian atas catatan akuntansi
kas, maka pengendalian intern yang efektif atas kas mutlak diperlukan.
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN
KAS
• Hanya karyawan tertentu saja yang secara khusus ditugaskan untuk menangani
penerimaan kas.
• Adanya pemisahan tugas antara individu yang menerima kas dengan individu yang
melakukan pencatatan dan menyimpan kas.
• Setiap transaksi penerimaan kas harus didukung dokumen (sebagai bukti transaksi),
seperti slip berita pembayaran, bukti kas masuk, struk (dalam kasus penerimaan
uang melalui konter penjualan), dan salinan bukti setor uang tunai ke bank.
• Uang kas yang diterima dari hasil penjualan harian atau hasil penagihan piutang
harus disetor ke bank setiap hari oleh bagian Kasir.
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN
KAS
• Adanya pengecekan independen atau verifikasi internal. Supervisor melakukan
verifikasi jumlah penerimaan kas harian yang dihasilkan operator mesin register
kas dengan cara mencocokkan antara total catatan register kas dengan total fisik
uang kas aktual. Sementara bagian keuangan juga akan memverifikasi kebenaran
jumlah penerimaan kas harian ini dengan cara membandingkan antara salinan
lembar ke dua dari ringkasan total penerimaan kas harian dengan salinan bukti
setor ke bank.
• Mengikat karyawan yang menangani penerimaan kas dengan uang
pertanggungan.
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENGELUARAN
KAS

• Hanya karyawan/pejabat tertentu saja yang secara khusus memiliki otorisasi untuk
menandatangani cek (biasanya manajer keuangan).
• Adanya pemisahan tugas antara individu yang menyetujui pembayaran kas,
mengeluarkan kas (melakukan pembayaran) dan individu yang melakukan pencatatan
pengeluaran kas.
• Cek harus bernomor urut tercetak, dan setiap cek harus selalu dilampiri bukti tagihan.
• Simpan blanko cek yang belum terpakai di tempat aman, dan hanya satu orang saja
yang ditunjuk atau memiliki akses untuk itu.
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENGELUARAN
KAS

• Adanya pengecekan independen atau verifikasi internal, dengan cara


membandingkan cek dengan bukti tagihan dan cocokkan dengan laporan bank atau
rekening koran bulanan.
• Faktur tagihan yang telah dibayar lunas harus segera diberi stempel
“Lunas”/”Paid”.
• Adanya pemisahan tugas / fungsi antara bagian yang melakukan pembelian dengan
yang melakukan pembayaran (pengeluaran kas).
• Dibentuknya dana kas kecil (patty cash fund) untuk pengeluaran-pengeluaran
tertentu yang jumlahnya relatif kecil.
REKONSILIASI BANK

• Umumnya perusahaan membagi Kas dalam 2 kelompok:


• Kas di tangan (cash on hand)
• Kas di Bank (cash in bank)
• Dengan dimilikinya rekening bank akan memungkinkan pencatatan berganda atas
seluruh transaksi perusahaan melalui bank, yang artinya bahwa transaksi akan dicatat,
baik oleh pihak perusahaan maupun pihak bank.
• Setiap bulannya, perusahaan akan menerima Rekening Koran, dan akan mencocokkan
saldo rekeningnya, yaitu antara saldo menurut catatan perusahaan (depositor’s records /
balance per books) dengan catatan menurut bank (Bank Statement / Balance per bank)
REKONSILIASI BANK (LANJUTAN)

• Mungkin sekali terjadi perbedaan antara catatan perusahaan dengan catatan bank.
• Karenanya dilakukan rekonsiliasi 2 (dua) kolom untuk menetapkan atau
mendapatkan saldo akhir cash in bank yang benar dan sesungguhnya.
• Rekonsiliasi 2 kolom, tampilan laporannya akan dibagi menjadi dua bagian (sisi).
 Sisi pertama memuat rincian koreksi atas saldo akhir cash in bank menurut catatan bank
 Sisi kedua memuat rincian koreksi atas saldo akhir cash in bank menurut catatan
perusahaan
BEBERAPA PENYEBAB TIMBULNYA PERBEDAAN SALDO
MENURUT PERUSAHAAN DENGAN REKENING KORAN

1. Deposit in Transit (setoran dalam perjalanan)


 Setoran yang telah dicatat perusahaan sebagai penambah saldo cash in bank, tetapi belum
masuk dalam catatan rekening koran bank.
 Setoran dalam perjalanan sifatnya akan mengoreksi (menambah) besar saldo menurut
catatan bank / rekening koran.

2. Outstanding checks (cek yang masih beredar)


 Perusahaan sudah mengeluarkan cek untuk pembayaran kepada supplier, namun sampai
akhir bulan supplier belum mencairkannya ke bank, sehingga bank belum mencatatnya.
 Cek yang masih beredar sifatnya mengurangi saldo menurut catatan bank / rekening
koran.
BEBERAPA PENYEBAB TIMBULNYA PERBEDAAN SALDO
MENURUT PERUSAHAAN DENGAN REKENING KORAN

3. Not Sufficient Fund Check (Cek yang tidak cukup dana)


 Perusahaan menerima cek pembayaran dari pelanggan, namun ketika akan dicairkan ke
bank tidak bisa karena dana tidak mencukupi / cek kosong.
 Cek kosong sifatnya akan mengoreksi (mengurangi) besar saldo menurut catatan
perusahaan.

4. Notes plus Interest Collected by Bank (penagihan piutang wesel serta bunganya
lewat Bank) yang belum dicatat dalam pembukuan perusahaan
 Piutang wesel telah ditagih oleh Bank, dan perusahaan baru mengetahuinya awal bulan
berikutnya setelah menerima rekening koran.
 Hal ini sifatnya menambah saldo menurut catatan perusahaan.
BEBERAPA PENYEBAB TIMBULNYA PERBEDAAN SALDO
MENURUT PERUSAHAAN DENGAN REKENING KORAN

5. Interest Income (Bunga bank atas saldo rekening perusahaan) yang


belum dicatat perusahaan.
 Perusahaan baru akan mengetahuinya setelah menerima rekening koran.
 Interest Income sifatnya akan menambah besar saldo menurut catatan perusahaan.

6. Bank Service Charge (Biaya Jasa Bank) yang belum dicatat perusahaan
 Seperti biaya administrasi, biaya kliring, biaya penagihan piutang via bank, biaya
cetak buku cek, dll. Perusahaan baru akan mengetahuinya setelah menerima rekening
koran.
 Hal ini sifatnya mengurangi saldo menurut catatan perusahaan.
BEBERAPA PENYEBAB TIMBULNYA PERBEDAAN SALDO
MENURUT PERUSAHAAN DENGAN REKENING KORAN

7. Error in Recording (kesalahan dalam pencatatan).


 Kesalahan dapat saja dilakukan pihak perusahaan atau bank.
 Perusahaan hanya akan membuat jurnal koreksi jika kesalahan dilakukan perusahaan
 Apakah sifatnya akan menambah atau mengurangi besar saldo menurut catatan
perusahaan tergantung pada kasus kesalahannya.
ILUSTRASI REKONSILIASI BANK
(SUMBER: HERY, SE., M.SI., AKUNTANSI DASAR 1 DAN 2, GRASINDO)
• PT. Kencana Mulia telah mengumpulkan data sebagai berikut untuk menyusun
Rekonsiliasi Bank per tanggal 31 Juli 2008:
a. Saldo menurut perusahaan Rp 25.100.000,- sedangkan saldo menurut bank
adalah Rp 24.900.000,-
b. Bank telah menagih untuk PT. Kencana Mulia sebuah wesel tagih berikut
bunganya sebesar Rp 4.700.000. Nilai nominal wesel tersebut Rp 4.500.000.
Dalam hal ini bank membebankan biaya penagihan sebesar Rp 50.000 kepada
PT. Kencana Mulia.
c. Setoran uang pada tanggal 31 Juli 2008 sebesar Rp 7.498.400 belum tampak
dalam Rekening Koran bank bulan Juli 2008.
ILUSTRASI REKONSILIASI BANK
(SUMBER: HERY, SE., M.SI., AKUNTANSI DASAR 1 DAN 2, GRASINDO)

d. Bank telah keliru membebankan pengeluaran cek PT. Kencana Mula sebesar
Rp 401.600,- ke dalam rekening PT. Kencana Mulia
e. Cek yang telah dikeluarkan perusahaan tetapi belum juga dicairkan oleh
supplier sampai akhir Juli 2008 sebesar Rp 8.800.000,-.
f. Pembayaran utang kepada kreditur sebesar Rp 825.000,- telah keliru dicatat
dalam pembukuan perusahaan. Bagian akuntansi PT. Kencana Mulia mencatat
akun kas di sebelah debet dan akun utang di sebelah kredit dalam jurnal.
g. Cek dari pelanggan yaitu PT. Lonely Green Rp 4.228.000,- ditolak oleh bank
karena tidak ada dananya.
ILUSTRASI REKONSILIASI BANK
(SUMBER: HERY, SE., M.SI., AKUNTANSI DASAR 1 DAN 2, GRASINDO)
h. Penerimaan uang sebagai hasil dari penagihan ke pelanggan sebesar Rp 797.600,-
telah keliru dicatat oleh bagian akuntansi perusahaan sebesar Rp 779.600,-
i. Bank telah membebankan biaya administrasi Rp 120.000,- ke dalam rekening
perusahaan, hal ini belum dicatat perusahaan
j. Bank telah mengkredit rekening perusahaan untuk jasa giro bulan Juli 2008 sebesar
Rp 230.000,- hal ini belum dicatat perusahaan
Diminta:
• Buatlah rekonsiliasi saldo bank dan saldo buku per tanggal 31 Juli 2008
• Buatlah jurnal koreksi yang diperlukan
SOLUSI
PT. Kencana Mulia
Rekonsiliasi Bank
31 Juli 2008

Saldo Menurut Catatan Bank 24.900.000 Saldo Menurut Catatan Perush. 25.100.000
Setoran dalam perjalanan (c) 7.498.400 Piutang wesel + Bunga ditagih bank 4.700.000
(a)
Kesalahan dalam pencatatan 401.600 Kesalahan dalam pencatatan (h) 18.000
(d)
Cek yang masih beredar (e) (8.800.000) Jasa Giro (j) 230.000
Kesalahan dalam pencatatan (f) (1.650.000)
Cek tidak cukup dana (g) (4.228.0000
Biaya penagihan (b) (50.000)
Biaya Administrasi (i) (120.000)
Saldo Bank yang Benar 24.000.000 Saldo Buku yang Benar 24.000.000
Jurnal Koreksi

Utang Usaha 1.650.000


Kas 1.650.000
Piutang Usaha 4.228.000
Kas 4.228.000
Kas 4.700.000
Piutang Wesel 4.500.000
Pendapatan Bunga 200.000
Kas 18.000
Piutang Usaha 18.000
Kas 230.000
Pendapatan Bunga 230.000
Beban Administrasi Lainnya 170.000
Kas 170.000
DANA KAS KECIL (PATTY CASH FUND)

• Untuk pembayaran-pembayaran yang jumlahnya relatif kecil namun


seringkali terjadi
• Dibentuk dengan cara mengestimasi terlebih dahulu jumlah kas yang
dibutuhkan untuk pembayaran-pembayaran selama interval periode waktu
tertentu, misalnya mingguan atau bulanan.
• Kebanyakan dana kas kecil dibentuk atas dasar jumlah yang tetap (imprest
fund system)
DANA KAS KECIL (PATTY CASH FUND)

• Setiap kali kas kecil dibayarkan/digunakan, harus dicatat rincian pembayaran


dalam masing-masing formulir penerimaan kas kecil (petty cash receipt) dan
seluruh dokumen pendukung (seperti faktur tagihan, dll) harus dilampirkan
bersama dengan formulir penerimaan kas kecil.
• Permintaan pengisian kembali dana kas kecil sebesar jumlah kas kecil yang telah
dibayarkan seperti tercantum dalam formulir penerimaan kas kecil (petty cash
receipt) dan seluruh dokumen pendukung harus distempel “LUNAS”.
• Ketika dana kas kecil diisi kembali, seluruh akun yang telah dibebankan akan
didebet dan mengkredit akun kas
JURNAL PEMBENTUKAN DANA KAS KECIL

Kas Kecil XX
Kas XX

JURNAL PEMBAYARAN DANA KAS KECIL


TIDAK ADA AYAT JURNAL (NO ENTRY)
JURNAL PENGISIAN KEMBALI DANA KAS KECIL

Ongkos Angkut Masuk XX


Beban Lainnya XX
Kas XX

Kas kecil akan diisi kembali hanya sebesar jumlah pengeluaran yang telah
dilakukan dan diringkas dalam petty cash receipt.

Anda mungkin juga menyukai