Prinsip :
Pendapatan harus diakui ketika
(1) telah direalisasi : barang atau jasa telah ditukarkan dengan kas atau
klaim terhadap kas (Piutang)
(2) telah diperoleh: secara subtansial telah menyelesaikan apa yang
seharusnya dikerjakan, atau jika proses perolehan telah selesai atau
hampir selesai
Berdasarkan prinsip di atas, pedapatan dapat diakui:
• Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (pengiriman).
• Pengakuan pendapatan sebelum pengiriman.
• Pengakuan pendapatan setelah pengiriman.
Jurnal :
Kas Rp 3.000.000
Uang muka penjualan Rp 3.000.000
2013
Pendapatan (800jt x 80%) 640 360 280
Biaya 568 315 253
Laba kotor 72 45 27
2014
Pendapatan (800jt x 100%) 800 640 160
Biaya 710 568 142
Laba kotor 90 72 18
PT A melakukan penjurnalan atas (1) biaya konstruksi, (2) kemajuan
penagihan (termin), (3) penagihan.
2012 (juta) 2013 (juta) 2014 (juta)
Untuk mencatat biaya konstruksi:
Konstruksi dalam proses 315 253 142
Kas, utang, dsb 315 253 142
Untuk mencatat termin:
Piutang usaha 300 350 150
Penagihan konstruksi dalam proses 300 350 150
Untuk mencatat penagihan:
Kas 200 300 300
Piutang usaha 200 300 300
PT A mencatat pengakuan pendapatan dan laba kotor setiap tahun dan
mencatat penyelesaian dan persetujuan akhir kontrak.
PT A melaporkan aset lancar dari selisih tersebut sebagai kelebihan biaya dan laba
diakui dari tagihan di laporan posisi keuangan.
Berikut contoh penghitungan pada tahun 2012
2. Metode Kontrak Selesai : Pendapatan dan laba kotor diakui hanya setelah
suatu kontrak diselesaikan. Metode kontrak selesai sering disebut juga
metode Pemulihan Biaya
Pemulihan Biaya, Pendapatan dan Laba Kotor, Per Tahun
Sampai periode Diakui periode Diakui periode
(juta) sebelumnya (juta) sekarang (juta)
2012
Pendapatan 315 0 315
Biaya 315 0 315
Laba kotor 0 0 0
2013
Pendapatan 568 315 253
Biaya 568 315 253
Laba kotor 0 0 0
2014
Pendapatan 800 568 232
Biaya 710 568 142
Laba kotor 90 0 90
PT A mencatat pengakuan pendapatan dan laba kotor setiap tahun dan
mencatat penyelesaian dan persetujuan akhir kontrak.
2012 (juta) 2013 (juta) 2014 (juta)
Untuk mengakui pendapatan dan
laba kotor
Beban konstruksi 315 253
Pendapatan 315 253
Konstruksi dalam Proses (laba kotor) 90
Beban konstruksi 142
Pendapatan 232
Untuk mencatat penyelesaian
kontrak
Penagihan atas Konstruksi dalam
proses 800
Konstruksi dalam proses 800
Perbandingan laba kotor antara metode prosentase
penyelesaian dengan metode pemulihan biaya
Kas 60.000
Piutang Angsuran, 1989 60.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
1990
Piutang Angsuran, 1990 250.000
Penjualan Angsuran 250.000
(untuk mencatat penjualan angsuran)
Kas 200.000
Piutang Angsuran, 1989 100.000
Piutang Angsuran, 1990 100.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Biaya atas Penjualan Angsuran 190.000
Persediaan Barang 190.000
(untuk mencatat biaya barang yang terjual atas penjualan'angsuran)
Penjualan Angsuran 250.000
Biaya atas Penjualan Angsura 190.000
Laba Kotor Ditangguhkan, 1990 60.000
(untuk menutup penjualan angsuran dan biaya atas penjualan angsuran tahun ini)
Laba Kotor Ditangguhkan, 1989 25.000
Laba Kotor Ditangguhkan, 1990 24.000
Laba Kotor Direalisasi dari Penjualan Angsuran 49.000
(untuk menghapus laba kotor ditunda untuk laba yang telah direalisasi dari
penerimaan kas)
Laba Kotor Direalisasi dari Penjualan Angsuran 49.000
Ikhtisar Rugi-laba 49.000
(untuk menutup laba yang direalisasi dengan pengumpulan kas)
1990
Penjualan tahun ini
Tingkat laba kotor 24%
Kas yang diterima dari penjualan tahun ini 100.000
Laba kotor yang direalisasi (24% x Rpl00.000) 24.000
Laba kotor yang ditangguhkan 26.000
(Rp60.000 - Rp24.000)
Contoh:
Pada awal tahun 1986 PT FM menjual persediaan dengan biaya Rp25.000
kepada PT HC dengan harga Rp36.000 dengan pembayaran sebagai berikut:
1986 18.000
1987 12.000
1988 6.000
Apabila metode penutupan biaya digunakan dan pembayaran sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan, penerimaan kas, pendapatan, biaya, dan laba
kotor diakui sebagai berikut:
Kas 18.000
Piutang Angsuran 18.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Pada akhir tahun:
Penjualan 36.000
Biaya Barang yang Terjual 25.000
Laba Kotor Ditangguhkan 11.000
(untuk menutup penjualan dan biaya barang yang terjual serta
mencatat laba kotor yang ditangguhkan)
Pada tahun 1987 dan 1988, laba kotor ditangguhkan akan direalisasi setelah
penerimaan kas melebihi jumlah biaya dengan jurnal sebagai berikut:
1987
Kas 12.000
Piutang Angsuran 12.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Laba Kotor Ditangguhkan 5.000
Laba Kotor Direalisasi 5.000
(untuk mengakui laba kotor karena penerimaan kas pada tahun 1987 telah
melebihi biaya)
1988
Kas 6.000
Piutang Angsuran 6.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Laba Kotor Ditangguhkan 6.000
Laba Kotor Direalisasi 6.000
(untuk mengakui laba kotor krn kas 1988)
Tambahan .................
Kerugian untuk Kontrak Jangka Panjang
Kerugian di suatu periode di dalam kontrak yang
menguntungkan
► Hanya di metode prosentase penyelesaian, peningkatan
biaya yang diperkirakan memerlukan penyesuaian laba
kotor yang diakui periode sebelumnya pada periode
sekarang.
Kerugian pada kontrak yang merugikan
► Terdapat di kedua metode, perusahaan harus mengakui
keseluruhan perkiraan kerugian pada periode sekarang.
Kerugian di suatu periode