Anda di halaman 1dari 17

Pajak Penghasilan

Pasal 23
Anggota Kelompok
Luana Auliya Rasmiko
1 201810160311391

Nabila Wening Kiasatina


2 201810160311423

Wulan Handayani
3 201810160311432

Dwi Rima Damayanti


4 201810160311437
Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan pajak
yang dikenakan kepada Wajib Pajak (WP) dalam
23 negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) atas
penghasilan dari :

• Penanaman modal.
• Penyewaan aset fisik dan finansial.
• Keterlibatan dalam pekerjaan atau kegiatan.
• Pemberian jasa tertentu.
Objek Pajak Penghasilan Pasal 23
Ada beberapa objek penghasilan yang dikenakan
pemotongan PPh Pasal 23. Objek Pajak Penghasilan
Pasal 23 yaitu meliputi :
Bunga, termasuk pinjaman,
Hadiah, penghargaan,
01 diskonto, dan imbalan
bonus, dan sejenisnya selain 02
sehubungan dengan jaminan
yang dipotong PPh 21
pengembalian utang

03 Dividen 04 Royalti

Sewa dan penghasilan lain


Imbalan jasa teknik, kontruksi,
05 yang sehubungan dengan
06 konsultan, dan jasa lain selain
penggunaan harta, kecuali yang
yang dipotong PPh 21
dikenai PPh Pasal 4 ayat 2
Wajib Pajak (WP) dalam
negeri yang meliputi Wajib

A Pajak badan dan orang


pribadi dalam negeri

Subjek PPh
Pasal 23
Bentuk Usaha Tetap (BUT)

B yang berstatus Wajib Pajak


luar negeri juga dapat
dikatakan sebagai subjek
A pajak pasal 23
Penghasilan Bukan Objek
Meskipun PPh 23 merupakan Pajak Penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa
bunga, royalty, sewa, jasa, dan hadiah selain yang dipotong oleh PPh 21. Namun, ada
beberapa hal yang dikecualikan dalam PPh 23 diantaranya:

Sewa yang terutang Sisa Hasil Usaha


Penghasilan yang
mempunyai ikatan sehubungan dengan (SHU) Koperasi
sewa guna usaha yang dibayarkan
hutang dengan
dengan hak opsi kepada anggotanya
bank

1 2 3 4 5
Dividen yang diperoleh Perseroan
Terbatas (PT) sebagai Wajib Pajak Penghasilan yang terutang
Dalam Negeri, Koperasi, kepada badan usaha atas
BUMN/BUMD, dari penyertaan jasa keuangan yang
modal pada badan usaha yang berfungsi sebaga penyalur
didirikan dan bertempat di pinjaman atau pendanaan.
Indonesia dengan syarat tertentu.
Pemotong atau Pemungut
PPh Pasal 23

Badan Subjek Pajak Badan Penyelenggara


Pemerintahan Dalam Negeri Kegiatan

Bentuk Usaha Perwakilan Perusahaan Wajib Pajak orang pribadi


Tetap (BUT) Luar Negeri lainnya yang ditunjuk oleh
Direktorat Jendral Pajak
(DJP)
Kewajiban Pemotong atau Pemungut
PPh Pasal 23
Saat terutang adalah pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau akhir
bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan, tergantung yang lebih
dahulu terjadi.

Saat penyetoran selambat-lambatnya adalah tanggal 10 bulan berikutnya


setelah bulan saat terutangnya pajak.

Saat pelaporan Surat Pemberitahuan Masa oleh pemotong selambat-


lambatnya adalah 20 hari setelah masa pajak berakhir.

Pemotong wajib memberikan tanda bukti pemotongan kepada Wajib Pajak


dalam negeri atau Bentuk Usaha Tetap yang dipotong.
Tarif Pajak

Tarif PPh 23 dibagi menjadi 2 yaitu


tarif 15% dan 2% dikenakan atas n
ilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP) a
tau jumlah bruto. Bagi Wajib Pajak y
ang memperoleh penghasilan dan
termasuk objek PPh 23 tetapi
tidak memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) maka akan dikenaka
n tarif pemotongan lebih tinggi 100%
PPh 23 dengan Tarif 15%

PPh 23 dengan tarif 15% dikenakan untuk :

Penghasilan Bunga Dividen

15% X Jumlah Bunga 15% X Jumlah Dividen

Hadiah
Royalti

15% X Jumlah Royalti 15% X Jumlah Hadiah


Penghargaan atau Bonus
PPh 23 dengan Tarif 2%

PPh 23 dengan tarif 2% dikenakan untuk :

Imbalan Jasa
Sewa

2% X Jumlah Sewa 2% X Jumlah Imbalan


(tidak termasuk PPN)
CONTOH
1

CV. Daha yang beraktivitas menyediakan Asisten Rumah


Tangga (ART) mendapat kontrak untuk menyediakan 5
orang ART, tetapi tenaga kerja dimaksud tetap menjadi
tenaga kerja CV. Daha. Kontrak menyepakati bahwa
pembayaran atas penyerahan jasa oleh CV. Daha terdiri
atas gaji tenaga kerja sebesar Rp 2.500.000,00 per orang
per bulan dan imbalan atas penyediaan ART sebesar
Rp 500.000,00 per bulan. Berapakah besarnya PPh 23
yang dipotong oleh klien?
a. Jika terdapat bukti pendukung atas rincian besarnya tagihan, maka :
Beban PPh 23 = 2% x Jumlah Imbalan
= 2% x Rp. 500.000
= Rp. 10.000

b. Jika tidak terdapat bukti pendukung rincian besarnya tagihan, maka :


Beban PPh 23 = 2% x Jumlah Imbalan
= 2% x Rp. 13.000.000
= Rp. 260.000
2

Pada 2 Agustus 2014, PT Mawar membayar royalti


kepada Tuan Zainudin sebagai penulis buku sebesar
Rp50.000.000. Tuan Zainudin telah mempunyai NPWP
01.444.888.2.987.000.
Beban PPh 23 2012 = 15% x Jumlah Royalti
= 15% x Rp 50.000.000
= Rp 7.500.000
Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal
31 Agustus 2014
Thank you

Anda mungkin juga menyukai