Anda di halaman 1dari 32

VISUM ET REPERTUM

DAN
SURAT KETERANGAN MEDIS
SEBAGAI ALAT BUKTI HUKUM

Oleh

Bambang Pujimanto
PANITIA FORENSIK KIINIK
RSUP DR,SARDJITO
Dasar Hukum
A. Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1981,
Tentang Hukum Acara Pidana
B. Undang-undang RI Nomor 31 Tahun 1997,
Tentang Peradilan Militer
C. Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 2002,
Tentang Kepolisian Negara R.I
D. Undang-undang RI Nomor 29 Tahun 2004,
Tentang Praktik Kedokteran
E. Surat Keputusan Direktur Utama RSUP
Dr.Sardjito No. HK. 03.06/IV/13421/2012
Alat Bukti Hukum
A. Segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan suatu perbuatan, dimana dengan alat-
alat bukti tersebut, dapat dipergunakan sebagai
bahan pembuktian guna menimbulkan
keyakinan hakim atas kebenaran adanya suatu
tindak pidana yang telah dilakukan terdakwa
(Hari Sasangka dan Lily Rosita, 2003: 11).
B. Dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP
Disebutkan bahwa alat bukti yang sah adalah:
keterangan saksi, keterangan ahli, surat,
petunjuk dan keterangan terdakwa. Dalam
sistem pembuktian hukum acara pidana yang
menganut stelsel negatief wettelijk,
Barang Bukti
A. Barang bukti yang dipergunakan oleh terdakwa
untuk melakukan suatu tindak pidana atau barang
sebagai hasil dari suatu tindak pidana (ansori
sabuan 1990:182)
B. Barang-barang ini disita oleh penyidik untuk
dijadikan sebagai barang bukti dalam sidang
pengadilan (ansori sabuan 1990:182)
C. Barang bukti ini kemudian diberi nomor sesuai
dengan nomor perkaranya disegel dan hanya
dapat dibuka oleh hakim pada sidang pengadilan
(ansori sabuan 1990:182)
Pasien
Setiap orang yang berkunjung dan
teregristrasi ke sarana pelayanan kesehatan
dan melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan kepada petugas
medis dan tenaga kesehatan tertentu
Rekam Medis
Dalam Permenkes No.269/Menkes/PER/III/2008
Tentang Rekam Medis, berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
Ketentuan
• Undang-undang R.I Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran
• Permenkes No.269/Menkes/PER/III/2008
Tentang Rekam Medis
Undang-undang R.I Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran
1. Pasal 3
a. Memberikan perlindungan kepada pasien
b. Mempertahankan meningkatkan mutu
pelayanan medis yang diberikan oleh dokter
dan dokter gigi dan’
c. Memberikan kepastian hukum kepada
masyarakat, dokter dan dokter gigi
2. Pasal 46
1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib
membuarekam medis
2) Rekam medis sebagaiman dimaksud pada ayat
(1) harus segera dilengkapi setelah pasien
selesai menerima pelayanan kesehatan
3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi
nama, waktu dan tanda tangan petugas yang
memberikan pelayanan atau tindakan
3. Pasal 47
1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud
dalam pasal 46 merupakan milik dokter, dokter
gigi, atau sarana pelayanan kesehatan,
sedangkan isi rekam medis merupakan milik
pasien
2) Rekam medis sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) harus disimpan dan dijaga
kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi
dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan
3) Ketentuan mengenai rekam medis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diatur dengan Peraturan Menteri
4. Pasal 48
1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam
melaksanakan pratik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran
2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk
kepentingan kesehatan pasien, memenuhi
permintaan aparatur penegak hukum dalam
rangka penegakan hukum, permintaan pasien
sendiri, atau berdasarkan ketentuan
perunndang-undangan
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahaasia
kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri
Permenkes No.269/Menkes/PER/III/2008
Tentang Rekam Medis

1. Pasal 5 ayat :
1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib membuat
rekam medis
2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 harus dibuat segera dan dilengkapi
setelah pasien menerima pelayanan
4) Setiap pencatatan ke dalam rekam medis
harus dibubui nama, waktu, dan tanda-tangan
dokter , dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan
kesehatan secara langsung
2. Pasal 10 ayat :
2) Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat,
penyakit, riwayat pemeriksaan,dan riwayat
pengobatan dapat dibuka dalam hal :
a. Untuk kepentingan kesehatan pasien
b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
dalam rangka penegakan hukum atas perintah
pengadilan
c. Permintaan dan/ atau persetujuan pasien
sendiri
d. Permintaan institusi/ lembaga berdasarkan
ketentuan perundang-undangan
e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan
dan audit medis sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien

3) Permintaan Rekam Medis untuk tujuan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus dilakukan secara tertulis kepada
Pimpinan Sarana Pelayanan Kesehatan
Penyidik dan Penyelidikan
A. Penyidik
Adalah :
1. Pejabat Polisi Negara R.I atau Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh Undang-undang untuk
melakukan penyidikan (Pasal 1 Ayat 1 Undang-
undang R.I No.8 Tahun 1981 Kitab
Undang2Hukum Acara Pidana )
2. Pejabat Kepolisian Negara R.I yang diberi
wewenang oleh Undang-undang untuk
melakukan Penyidikan (Pasal Ayat 10 Undang
undang R.I No.2 Tahun 2002, Tentang
Kepolisian Negara R.I

3. Atasan yang berhak menghukum, Pejabat Polisi


Militer tertentu, dan oditur yang diberi
wewenang khusus oleh Undang undang ini
untuk melakukan penyidikan (Undang undang
R.I No.31 Tahun 1997, Tentang Peradilan Militer
B. Penyelidikan
Adalah :
1. Serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari
dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
sebagai tindak pidana guna menentukan dapat
atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut
cara yang diatur undang-undang ini (Pasal 1
Ayat 5 Undang-undang R.I No.8 Tahun 1981)
2. Serangkaian tindakan penyelidik untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa
yang diduga sebagai tindak pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan menurut cara yang diatur
undang-undang ini (Pasal 1 Ayat 9 Undang-
undang R.I No.2 Tahun 2002)
Visum Et Repertum
Adalah suatu keterangan tertulis yang dibuat dan
ditanda-tangani oleh dokter forensik, dokter atau
ahli lainnya atas permintaan tertulis dari penyidik
berdasarkan sumpah jabatan tentang apa yang
dilihat dan diketemukan pada manusia hidup atau
mati dan atau benda biologis lainnya pada
pemeriksaan berdasarkan pengetahuannya yang
sebaik-baiknya untuk kepentingan hukum
Pasal 133 KUHP
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan
ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya
2) Permintaan keterangan ahli sebagaima dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam
surat itudisebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat
A. Lima Bagian dalam Visum
1. Pro : Justitia
Kata ini diletakan di bagian atas kiri untuk
menjelaskan bahwa VER dibuat untuk tujuan
peradilan, dan sebagai ganti PP 24 Tahun 2000
tentang beaya meterai
2. Pendahuluan
Bagian ini memuat atau menerangkan pejabat
mana yang meminta, nama pejabat, pangkat,
NRP, nomor surat, tanggal surat, yang
melakukan pemeriksaan medis, tempat
pemeriksaan dilakukan, data sosiologis korban
dan nomor rekam medis
3. Pemberitaan
Bagian ini berjudul Hasil Pemeriksaan yang
berisi semmua keterangan pemeriksaan ,
temuan hasil pemeriksaan medik: yang
terdiri : Riawatat dilakukan pemeriksaan,
tanggal dan jam pemeriksaan pertama,
pemeriksaan VS, pemeriksaan fisik :
Kepala, leher, dada, perut, anggota gerak
atas bawah, anggota tubuh lainnya,
tindakan, pemeriksaan penunjang
4. Kesimpulan
Bagian ini berjudul kesimpulan dan berisi
pendapat dokter terhadap hasil
pemeriksaan yang berisikan :
a. Jenis luka/kelainan yang didapat
b. Penyebab luka/kelainan tersebut
c. Sebab kematian
5. Penutup
Visum et Repertum diakhiri penutup sesuai
sumpah jabatan
B. Jenis Visum Et Repertum
1. Visum Et Repertum Jenazah
2. Visum Et Repertum Klinik
a. Visum Et Repertum Klinik Ruda Paksa
b. Visum Et Repertum Klinik Susila
3. Visum Et Repertum Psikiatrikum
Surat Keterangan Medis
Surat keterangan yang dibuat dan ditanda-tangani
oleh staf medis fungsional dan atau tim medis
yang memuat informasi medis dari catatan medis
pasien rawat jalan dan atau rawat inap atas
permintaan tertulis pasien dan atau ahli waris
pasien
Tabel Rekapitulasi Surat Keterangan Medis (SKM)
Alat Bukti dan Umum

Bulan SKM Alat Bukti SKM Umum


Januari 17 139
Februari 15 128
Maret 16 149
April 14 161
Mei 16 145
Juni 18 156
Juli 15 136
Agustus 14 114
September 17 136
Oktober 16 151
November 18 133
Desember 14 113
Diagram Rekapitulasi Pelayanan UPKT-PA “Sekar
Arum” RSUP Dr. Sardjito Tahun 2015
SEKIAN
DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai