Anda di halaman 1dari 18

Teknologi Sediaan Semi Solid dan Liquid

“SUSPENSI”

Kelompok 5:
1. Ranty Aryandini (19330125)
2. Sevia Martina (19330132)

Kelas D
Definisi Suspensi
suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.

-Ukuran partikel > 10µm


-Partikel suspensi dapat dilihat pada mikroskop biasa
-Dapat dipisahkan dengan penyaringan
-Dalam bidang farmasi sediaan farmasi dibuat untuk membuat
sediaan cair menggunakan zat aktif tertentu yang tidak larut air
Jenis suspensi

• Suspensi oral
• Suspensi topikal
• Suspensi tetes telinga
• Suspensi optalmik
• Suspensi untuk injeksi
• Suspensi untuk injeksi terkonsitusi
Keuntungan

• Baik untuk pasien yang sulit menelan


• Homogenitas tinggi
• Lebih cepat diabsorpsi
• Dapat menutupi rasa tidak enak
• Mengurangi penguraian zat aktif
(Stabilitas terhadap hidrolisis relatif lebih baik dibanding sediaan
bentuk larutan (karena kontak zat dengan air lebih sedikit
Kekurangan

• Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal)


• Terbentuk cacking
• Alirannya menyebabkan sukar dituang
• Ketepatan dosis lebih rendah dibanding larutan
• Jika terjadi perubahaan suhu kadang terjadi perubahan sistem
dispersi
• Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk
memperoleh dosis yang diinginkan
Cara pembuatan suspensi
• Metode disperse
Ditambahkan bahan oral kedalam mucilage yang telah terbentuk,
kemudiaan diencerkan

• Metode prestipasi
Zat yang hendak didispersikan dilarutkan dulu dalam pelarut organik
yang hendak dicampur dengan air, setelah larut dalam pelarut organik
larutan zat ini kemudian diencerkan dengan larutan pensuspensi
dalam air sehingga akan terjadi endapan halus tersuspensi dalam air
sehingga akan terjadi endapan halus tersuspensi dengan bahan
pensuspensi
Faktor-Faktor Yang Harus di Perhatikan Dalam Suspensi
 Kecepatan sedimentasi (Hk. Stokes)
Untuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi dapat dipakai
sebagai pegangan supaya suspensi stabil, tidak cepat mengendap,
maka:
Perbedaan antara fase terdispersi dan fase pendispersi harus kecil,
dapat menggunakan sorbitol atau sukrosa. BJ medium meningkat.
Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan blender/koloid
mill. Memperbesar viskositas dengan menambah suspending agent.

 Pembasahan serbuk
Untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting agent atau
surfaktan.
misal : span dan tween
 Floatasi (terapung)
disebabkan oleh:
1) Perbedaan densitas
2) Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada
permukaan
3) Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat padat. Hal ini dapat
diatasi dengan penambahan humektan.
Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat padat.
Mekanisme humektan : mengganti lapisan udara yang ada di
permukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi. Contoh : gliserin,
propilenglikol

 Pertumbuhan kristal
Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan jenuh.
Bila teijadi perubahan suhu dapat teijadi pertumbuhan kristal. Ini
dapat dihalangi dengan penambahan surfaktan.
Adanya polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan Kristal.
Pembasahan serbuk

• Tahapan kritis pembuatan suspensi adalah pencampuran partikel


padat kedalam pembawa yaitu pembasahan partikel padat untuk
mendapatkan dispersi yang stabil
• Pembasahan (wetting) partikel padat adalah pengusiran udara pada
permukaan artikel oleh cairan.
• Untuk menurunkan tegangan permukaan bisa digunakan wetting
agent atau surfaktan.

Pada proses pembasahan terjadi:


• Penurunan tegangan permukaan cairan
• Penurunan tegangan interfacial cairan/zat padat
a. Proses pembasahan melibatkan surfaces and interfaces

Umumnya serbuk yang sedikit iyophobic/hydrophobic tidak


menimbulkan banyak masalah dan mudah dibasahi.

Sedangkan serbuk yang sangat iyophobic/hydrophobic dapat


mengambang dipermukaan pembawa air karena besarnya energi
interfasial antara serbuk dan pembawa.
b.Critical
  Surface Tension
Umumnya surface tension cairan sama atau lebih kecil dari
critical surface tension partikel padat spreads readily
Dengan diketahuinya critical surface tension dari partikel padat
membantu pemilihan watting agent.
Bahan yang memiliki CST dibawah 30 dynes/cm²

c. Contact angle
Contact angle adalah sudut yang terbentuk oleh cairan bila berada
pada keseimbangan dengan fase lain.
Tetesan cairan pada saat berhenti di atas bahan padat adalah bentuk
yang dihasilkan oleh kontrol 3 gaya yaitu surface tension dari cairan,
surface tension dari zat padat dan interfacial tension antara cairan dan
zat padat.
Faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi

1. Ukuran partikel.
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang
partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu.
Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik
dengan luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang
dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya
semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya,
(dalam volume yang sama) akan semakin memperlambat gerakan
partikel untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan
tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.
2. Kekentalan (viscositas)

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari


cairan tersebut, mlin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin
turun (kecil). Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan
mempengaruhi pula gerakan turunnya parkikel yang terdapat
didalamnya. Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan
gerakan turu dari partikel yang dikandungna akan diperlambat.
Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu
tinggi agar sediaan
3. Jumlah partikel (konsentrasi)
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah
besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang
bebas karena sering teijadi benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat
tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar
kemungkinan teijadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.

4. Sifat/muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari
beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu
sama. Dengan demikian ada kemungkinan teijadi interaksi antar
bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut
dalam cairan tersebut. Sifat bahan tersebut merupakan sifat
alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
Pengendalian Mutu (QC) Sediaan Suspensi

Pengendalian mutu atau pengendalian kualitas melibatkan


pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk memenuhi
persyaratan dari produsen, viskositas berpengaruh terhadap kestabilan
karena berhubungan dengan laju sedimentasi, semakin tinggi
viskositas laju sedimentasi semakin lambat.
Viskositas sediaan suspensi tidak boleh terlalu kental karena akan
menyulitkan penuangan obat oleh pasien dan susah untuk diratakan.
Pengemasan dan Penandaan sediaan
Semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut lebar
sehingga dapat dikocok dan mudah dituang. Suspensi harus disimpan
dalam wadah yg tertutup dan terlindungi dari pembekuan, panas dan
cahaya, suspensi oerlu dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk
menjamin distribusi zat padat yg merata sehingga dosis yang
diberikan tepat dan seragam.
Pada etiket harus juga tertera “kocok dahulu”
Kesimpulan
Suspensi adalah sediaan cair yang terdiri dari dua fase, yang
masing-masing fase apabila terdapat di alam tidak akan bisa disatukan
atau digabungkan, sediaan suspensi secara garis besar ada tiga jenis
yaitu suspensi oral, suspensi topical dan suspensi otic.
Cara pembuatan suspensi ada dua, yaitu metode dispersi dan
metode presitipasi yang keduanya membutuhkan suspending agent
dalam prosesnya, baik suspending agent yang berasal dari alam
maupun sintetik.
DAFTAR PUSTAKA

Anief,M.2000, “Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek” Yogyakarta : Gadjah


Mada Universty. Anonim, 1979 “Farmakope Indonesia ed 111” Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Anonim, 1995 “Farmakope Indonesia ed IV” Jakarta : Departemen Kesehatan
RI.
Anonim, 1978 “Formularium Nasinal ed 11” Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Lachman, L., Liebermann, H.A dan J.I. Kaning, 1994 “Teori dan Praktek
Farmasi edisi 111”. Jakarta :UI Press.
Voight,R. 1994 “Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V” Yogyakarta :
Gadjah Mada Universty.

Anda mungkin juga menyukai