Anda di halaman 1dari 21

SKENARIO 1.

2 Fifian Lie 201783028


Ny. Martha, 59 tahun, dibawa oleh keluarganya ke UGD RS, dengan kondisi lemah. Pasien
mengeluh lemas, mual, muntah yang dialami sejak 1 bulan terakhir. Disertai dengan sesak
napas yang memberat sejak 3 hari lalu. Riwayat penyakit yang dimiliki adalah tekanan darah
tinggi dan kencing manis sejak 10 tahun lalu, pengobatan tidak teratur, hanya mengkonsumsi
obat-obatan yang dibeli sendiri. Pasien sering masuk-keluar RS dengan keluhan nyeri perut
bagian atas. Pasien tampak pucat, lemah, sadar, GCS E4M6V5, dari pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 73x/menit, frekuensi
napas 20x/menit, suhu badan peraxilla 36,6˚C, SpO 2 98%. Keadaan umum tampak anemis.
Pemeriksaan fisik konjungtiva anemis +/+, rhonki +/+, ektremitas inferior odem pitting +/+.
Dari pemeriksaan kimia darah didapatkan ureum 84mg/dL, kreatinin 16 mg/dL
LEARNING OBJECTIVES:
1. Patomekanisme terkait skenario
2. Alur penegakan diagnosis terkait skenario
3. Diagnosis pasti dan diagnosis banding terkait apd
4. Tatalaksana dari diagnosis pasti
5. Komplikasi, prognosis, edukasi dari diagnosis pasti
PATOGENESIS
ANAMNESIS
Identitas pasien
Nama
Usia
Jenis kelamin
Pekerjaan
Alamat
Status pernikahan
ANAMNESIS
Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling mengganggu pasien. Pada SK, keluhan utama yang
pasien rasakan yakni sesak napas.
Tanyakan derajat keparahan
Faktor yang memperingan dan memperberat
Onset
Mengganggu aktivitas
Waktu kemunculan
ANAMNESIS
Keluhan penyerta
Adalah keluhan yang mengikuti atau yang turut dirasakan pasien. Pada SK pasien
mengeluh lemah, letih, lesu, nyeri perut atas.

Keluhan lain yang dapat timbul pada Keluhan lain yang mengindikasi
kerusakan ginjal tahap akhir:
pasien CKD pada tahap awal:
• Abdominal pain
Gatal  • Back pain 
Keram otot • Diare
Mual dan muntah • Demam
Tidak napsu makan
• Epistaksis
• Ruam
Edema
• Muntah
ANAMNESIS
Riwayat penyakit terdahulu. Pasien dengan riwayat hipertensi dan DM alama dan
tidak terkontrol dalah mereka dengan risiko tinggi.
Riwayat keluarga. Ini ditujukan untuk mencari jejak genetik atau keturunan gagal
ginjal pada pasien.
Riwayat minum obat. Obat-obatan diuretik atau penggunaan obat yang diekskresi
atau membwa toksikasi pada ginjal dapat menjadi penyebab dari CKD
Kebiasaan dan pola hidup. Minuman beralkohol dan bersoda dan kebiasaan kurang
minum air putih atau makanan tinggi karbohidrat dapat memicu terjadinya penyakit
CKD
PEMERIKSAAN FISIK
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
Gambaran Laboratoris
Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum, dan
penurunan LFG yang dihitung menggunakan rumus Kockcroft-Gault
Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar Hb, peningkatan kadar asam
urat, hiperkalemia/hipokalemia, hiponatremia, hiper/hipokloremia, hiperfosfatemia,
hipokalsemia, asidosis metabolik
Kelainan urinalisis meliputi, proteinuria, hematuria, leukosuira
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
Gambaran Radiologis
Pasien dengan penurunan fungsi ginjal tidak perlu pemeriksaan x-ray rutin
Renal sonogram biasanya membantu dalam menuntukan ukuran ginjal (biasanya
mengecil)
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
Biopsi dan pemeriksaan histopatologi
Adanya fibrosis interstisial dan glomerulosclerosis nonspesifik
Adanya penebalan pembuluh darah dan fragmentasi serat elastis
DIAGNOSIS BANDING
1. Acute Kidney Injury (AKI)
 Hasil pemeriksaan penunjang dengan hasil yang sama dapat ditemukan pada CKD maupun AKI (sesuai klasifikasi
masing-masing)
 <3 bulan, masih bersifat reversibel (bila mendapatkan penanganan yang tepat), fase akut tidak mengakibatkan
kardiomegali
 Penyebab : prerenal, intrarenal dn post renal

2. Sindrom Nefrotik
 Proteinuria masif (>3,5g/24 jam), hypoalbuminemia dan hiperlipidemia
 Edema anasarca

3. Renal Arteri stenosis


 Biasanya penderita memiliki riwayat hipertensi, aterosklerosis, kebiasaan merokok
 Pada pemeriksaan fisik ditemukan abdominal bruits
 Proteinuria <2g/24 jam
 Pada stenosis unilateral dapat ditemukan ukuran ginjal yang asimetris
PENATALAKSANAAN
Penatalaksaan penyakit ginjal kronik meliputi:
Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
Memperlambat perburukan fungsi ginjal
Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular
Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal
RENCANA TATALAKSANA PENYAKIT
GINJAL KRONIK SESUAI DENGAN
GEJALANYA
Derajat LFG (mlmnt/1,73m2) Rencana Tatalaksana
1 ≥ 90 Terapi penyakit dasar,
kondisi komorbid, evaluasi
perburukan fungsi ginjal,
memperkecil risiko
kardiovaskular
2 60-89 Menghambat perburukan
fungsi ginjal
3 30-59 Evaluasi dan terapi
komplikasi
4 15-29 Persiapan untuk terapi
pengganti ginjal
5 <15 Terapi pengganti ginjal
PEMBATASAN ASUPAN PROTEIN DAN FOSFAT
PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK
LFG ml/menit Asupan protein g/kg/hari Fosfat g/kg/hari
>60 Tidak dianjurkan Tidak dibatasi
25-60 0,6-0,8/kg/hari, termasuk ≤ 10 g
≥0,35 g/kg/hari
5-25 0,6-0,8/kg/hari, termasuk ≤ 10 g
≥0,35 g/kg/hari atau
tambahan 0,3 g asam
amino esensial atau asam
keton
<60 0,8/kg/hari + 1 g protein/g ≤9g
(sindrom nefrotik) proteinuria atau 0,3g/kg
tambahan asam amino
esensial atau asam keton
KOMPLIKASI
Derajat Penjelasan LFG (ml/menit) Komplikasi
1 Kerusakan ginjal ≥ 90 -
dengan LFG normal
2 Kerusakan ginjal 60-89 Tekanan darah mulai naik
dengan penurunan
LFG ringan
3 Penurunan 30-59 LFG 30-59 Hiperfosfatemia
sedang Hipokalsemia
Anemia
Hiperparatiroid
Hipertensi
Hiperhomosistinemia
4 Penurunan 15-29 LFG 15-29 Malnutrisi
berat Asidosis metabolic
Cenderung hiperkalemia
Dislipidemia
5 Gagal ginjal <15 <15 Gagal jantung
Uremia
PROGNOSIS
Prognosis pasien CKD berdasarkan data epidemiologi dan angka kematian
meningkat sejalan dengan fungsi ginjal yang memburuk. Penyebab kematian utama
pada CKD adalah penyakit kardiovaskular. Dengan adanya renal replacement therapy
dapat meningkatkan angka harapan hidup pada CKD stadium 5. Transplantasi ginjal
dapat menimbulkan komplikasi akibat pembedahan. CAPD meningkatkan angka
harapan hidup dan quality of life dibandingkan hemodialisis dan dialisis peritoneal

Anda mungkin juga menyukai