Anda di halaman 1dari 25

Farmakologi

Obat hipnotikum-sedative dan anestetik


Definsi
• Sedatif adalah zat-zat yang dalam dosis terapi yang rendah dapat
menekan aktivitas mental, menurunkan respons terhadap rangsangan
emosi sehingga menenangkan.
• Hipnotik adalah Zat-zat dalam dosis terapi diperuntukkan
meningkatkan keinginan untuk tidur dan mempermudah atau
menyebabkan tidur.
Penggolongan
• Benzodiazepin: alprazopam, klordiazepoksid, klorazepat, diazepam,
flurazepam, lorazepam
• Barbiturat: amobarbital, pentobarbital, fenobarbital, sekobarbital,
thiopental.
• Lain-lain: Propofol, Ketamin, Dekstromethorpan
Benzodiazepin
Benzodiazepin adalah sekelompok obat golongan psikotropika yang mempunyai efek
antiansietas atau dikenal sebagai minor tranquilizer, dan psikoleptika.

memiliki lima efek farmakologi sekaligus, yaitu anxiolisis, sedasi, anti konvulsi, relaksasi


otot melalui medula spinalis, dan amnesia retrograde.

Benzodiazepin pada akhir tahun 1940-an


derivat pertama kali adalah klordiazepoksid (semula dinamakan methaminodiazepokside)
pada tahun 1960 biotransformasi diazepam, nitrazepam, oksazepam, medazepam,
lorazepam, klorazepat, flurazepam, temazepam, triazolam dan clobazam, ketazolam,
lormetazepam, flunirazepam, bromazepam, prazepam, dan alprazolam
Berdasarkan kecepatan metabolismenya dapat dibedakan menjadi 3
kelompok:
• Long acting, Obat-obat ini dirombak dengan jalan demetilasi dan
hidroksilasi menjadi metabolit aktif (sehingga memperpanjang waktu kerja)
yang kemudian dirombak kembali menjadi oksazepam yang dikonjugasi
menjadi glukoronida tak aktif.
• 2)      Short acting, Obat-obat ini dimetabolisme tanpa menghasilkan zat
aktif. Sehingga waktu kerjanya tidak diperpanjang. Obat-obat ini jarang
menghasilkan efek sisa karena tidak terakumulasi pada penggunaan
berulang.
• 3)      Ultra short acting, Lama kerjanya sangat kurang dari short acting.
Hanya kurang dari 5,5 jam. Efek abstinensia lebih besar terjadi pada 
obat-obatan jenis ini. Selain sisa metabolit aktif menentukan untuk
perpanjangan waktu kerja, afinitas terhadap reseptor juga sangant
menentukan lamanya efek yang terjadi saat penggunaan
Mekanisme Kerja Golongan Benzodiazepin
Di dalam otak ada suatu penghalang neurotransmiter bernama GABA
(Gamma-aminobutyric acid ). GABA terdiri dari tiga jenis yaitu GABA -A,
GABA-B, dan GABA-C. Benzodiazepine bekerja pada sistem saraf pusat,
secara selektif mengokupasi protein tertentu dalam area otak yang
disebut reseptor GABA-A. Benzodiazepine meningkatkan respon
penghambatan neurotransmiter GABA dengan membuka saluran
GABA-klorida aktif sehingga memungkinkan ion klorida masuk ke dalam
neuron. Kejadian ini membuat neuron menjadi bermuatan negatif dan
resisten terhadap eksitasi yang membuat efek anticemas,
menenangkan, antikejang, dan lain-lain. Subunit a2 dari GABA-A
merupakan penyebab dari efek anticemas benzodiazepine, sedangkan
subunit lain memodulasi sifat amnesik dan sedatif dari benzodiazepine.
Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap benzodiazepin atau ketergantungan pada
substansi lainnya termasuk alkohol kecuali untuk penanganan reaksi
putus obat akut. Insufisiensi paru akut, depresi pernapasan, fobia atau
obsesif, psikosis kronik, glaukoma.
Efek samping :
Perubahan pola tidur, amnesia anterograde, efek mengantuk yang
lama, pemberian secara intravena dapat berisiko meneybabkan
serangan jantung atau masalah pernapasan jika diberikan terlalu cepat,
hipotensi, aritmia jantung, pelambatan denyut jantung, apnea, depresi
pernapasan, mual, muntah, pengelihatan kabur/ganda, ruam kulit,
reaksi ditempat suntikan/injeksi.
Interaksi obat:
beberapa jenis yang obat dan substansi yang harus dihindari untuk digunakan
bersamaan dengan benzodiazepine:
• Phenothiazine
• Opiat
• Barbiturat
• Inhibitor MAO
• Antidepresan
• Alkohol
• Obat-obatan terlarang/narkoba
Contoh obat :
1. Midazolam
2. Diazepam
3. Lorazepam
4. Flurazepam
5. Nitrazepam
6. Etazolam
Nama Obat
Cara Pemberian Dosis
(Nama Dagang)

Alprazolam (XANAX) Oral -

Klordiazepoksid (LIBRIUM, DLL) Oral, intramuscular, intravena 5,0 – 100,0 ; 1-3x/hari

Klonazepam (KLONOPIN) Oral -

Korazepat (TRANXENE, dll) Oral 3,75 – 20,00 ; 2-4x/hari

Diazepam (VALIUM, dll) Oral, intramuscular, intravena, rectal 5 – 10 ; 3-4x/hari

Estazoyam (PROZOM) Oral 1,0 – 2,0

Flurazepam (DALMANE) Oral 15,0 – 30,0

Halazepam (PAXIPAM) Oral -

Lorazepam (ATIVAN) Oral, intramuscular, intravena, 2,0 – 4,0

Midazolam (VERSED) intramuscular, intravena -           

Oksazepam (SERAX) oral 15,0 – 30,0 ; 3- 4x/hari

Quazepam (DORAL) Oral 7,5 – 15,0

Temazepam (RESTORIL) Oral 0,75 – 30,0

Triazolam (HALCION) Oral 0,125 – 0,25


Barbiturat
 Efek utama barbiturat ialah depresi Susunan Saraf Pusat. Semua tingkat depresi
dapat dicapai, mulai dari sedasi, hypnosis, koma sampai dengan kematian. Efek
antisietas barbiturate berhubungan dengan tingkat sedasi yang dihasilkan. Efek
hipnotik barbiturate dapat dicapai dalam waktu 20-60 menit dengan dosis hipnotik.

Barbiturat tidak dapat mengurangi nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran.


Pemberian obat barbiturat yang hampir menyebabkan tidur, dapat meningkatkan
20% ambang nyeri, sedangkan ambang rasa lainnya (raba, vibrasi dan sebagainya)
tidak dipengaruhi. Pada beberapa individu dan dalam keadaan tertentu, misalnya
adanya rasa nyeri, barbiturat tidak menyebabkan sedasi melainkan malah
menimbulkan eksitasi (kegelisahan dan delirium). Hal ini mungkin disebabkan
adanya depresi pusat penghambatan.
Mekanisme kerja

Mekanisme kerja menghambat kejang kemungkinan melibatkan potensiasi


penghambatan sinaps melalui suatu kerja pada reseptor GABA, rekaman intrasel
neuron korteks atau spinalis kordata mencit menunjukkan bahwa fenobarbital
meningkatkan respons terhadap GABA yang diberikan secara iontoforetik. Efek ini
telah teramati pada konsentrasi fenobarbital yang sesuai secara terapeutik.
Analisis saluran tunggal pada out patch bagian luar yang diisolasi dari neuron
spinalis kordata mencit menunjukkan bahwa fenobarbital meningkatkan arus
yang diperantarai reseptor GABA dengan meningkatkan durasi ledakan arus yang
diperantarai reseptor GABA tanpa merubah frekuensi ledakan. Pada kadar yang
melebihi konsentrasi terapeutik, fenobarbital juga membatasi perangsangan
berulang terus menerus; ini mendasari beberapa efek kejang fenobarbital pada
konsentrasi yang lebih tinggi yang terkapsulai selama terapi status epileptikus.
Farmakokinetik

Barbiturat secarra oral diabsorpsi cepat dan sempurna dari lambung dan usus halus ke
dalam darah. Secra IV barbiturate digunakan untuk mengatasi status epilepsy dan
menginduksi serta mempertahankan anestesi umum. Barbiturate didistribusi secra luas
dan dapat melewati plasenta, ikatan dengan protein plasma sesuai dengan kalarutan
dalam lemak.
 Barbiturat yang mudah larut dalam lemak, misalnya thiopental dan metoheksital, setelah
pemberian secara IV, akan ditimbun di jaringan lemak dan otot. Hal ini akan menyebabkan
kadarnya dalam plasma dan otak turun dengan cepat. Barbiturate yang kurang lipofilik
misalnya aprobarbital dan fenobarbital, dimetabolisme hampir sempurna di dalam hati
sebelum diekskresi di ginjal. Pada kebanyakan kasus, perubahan pada fungsi ginjal tidak
mempengaruhi eliminasi obat. Fenobarbital diekskresikan ke dalam urin dalam bentuk
tidak berubah sampai jumlah tertentu (20-30%) pada manusia.
Faktor yang mempengatuhi biodisposisi hipnotik dan sedatif dapat dipengaruhi oleh
berbagai hal terutama perubahan pada fungsi hati sebagai akibat dari penyakit, usia tua
yang mengakibatkan penurunan kecepatan pembersihan obat yang dimetabolisme yang
terjadi hampir pada semua obat golongan barbiturat.
Kontraindikasi 
Barbiturate tidak boleh diberikan pada penderita alergi barbiturate,
penyakit hati atau ginjal, hipoksia, penyakit Parkinson. Barbiturate juga
tidak boleh diberikan pada penderita psikoneurotik tertentu, karena
dapat menambah kebingungan di malam hari yang terjadi pada
penderita usia lanjut.
Efek samping

Mengantuk, kelelahan, depresi mental, ataksia dan alergi kulit,


paradoxical excitement restlessness, bingung pada orang dewasa dan
hiperkinesia pada anak; anemia megaloblastik(dapat diterapi dengan
asam folat)
NAMA OBAT, BENTUK SEDIAAN & DOSIS BEBERAPA OBAT BARBITURAT

Nama Obat Bentuk Sediaan Dosis Dewasa (mg)

Amobarbital Kapsul,tablet,injeksi,bubuk 30-50; 3x

Aprobarbital Eliksir 40; 3x

Butabarbital Kapsul,tablet,eliksir 15-30 ; 3-4x

Pentobarbital Kapsul,eliksir,injeksi,supositoria 20 ; 3-4x

Sekobarbital Kapsul,tablet,injeksi 30-50 ; 3-4x

Fenobarbital Kapsul,tablet, eliksir,injeksi 15-40 ; 3x


Lain - lain
• Ketamin
Ketamin adalah derivate phencyclidine yang meyebabkan disosiative
anesthesia yang ditandai dengan disosiasi EEG pada talamokortikal dan
sistem limbik. Ketamin memiliki keuntungan dimana tidak seperti
propofol dan etomidate, ketamine larut dalam air dan dapat
menyebabkan analgesic pada dosis subanestetik. Namun ketamin
sering hanya menyebabkan delirium.
Mekanisme kerja

Ketamin bersifat non-kompetitif phenycyclidine di reseptor N-Methyl D


Aspartat (NMDA). Ketamin juga memiliki efek pada reseptor lain
termasuk reseptor opioid, reseptor muskarinik, reseptor
monoaminergik, kanal kalsium tipe L dan natrium sensitive voltase.
Tidak seperti propofol dan etomide, katamin memiliki efek lemah pada
reseptor GABA. Mediasi inflamasi juga dihasilkan local melalui
penekanan pada ujung saraf yang dapat mengaktifasi netrofil dan
mempengaruhi aliran darah. Ketamin mensupresi produksi netrofil
sebagai mediator radang dan peningkatan aliran darah. Hambatan
langsung sekresi sitokin inilah yang menimbulkan efek analgesia.
Dekstromethorpan
• Dekstromethorphan adalah NMDA antagonis dengan afinitas ringan
yang paling sering digunakan sebagai penghambat respon batuk di
sentral.
• Obat ini memiliki efek yang seimbang dengan kodein sebagai antitusif
tetapi tidak memiliki efek analgesic. Tidak seperti kodein, obat ini
tidak menimbulkan efek sedasi atau gangguan sistem gastrointestinal.
DMP memiliki efek euphoria sehingga sering disalahkan.
• Tanda dan gejala penggunaan berlebihan DMP adalah hipertensi
sistemik, takikardia, somnolen, agitasi, ataxia, diaphoresis, kaku otot,
kejang, koma, penurunan suhu tubuh. Hepatotoksisitas meningkat
pada pasien yang mendapat DMP dan asetaminofen.
Kloralhidrat
• Kloralhidrat merupakan derivat monohidrat dari kloral. Trokloroetanol
terutama dikonjugasi oleh asam glukuronat dan konjugatnya(asam
uroklorat) di ekskresikan sebagian besar lewat urin. Cara pemberiannya
oral, rectal. Cepat diubah jadi trikloroetanol oleh alcohol dehidrogenase di
hati. Penggunaan kronik menyebabkan kerusakan di hati, gejala putus
obatnya berat.
• Efek samping dan intoksikasi, kloralhidrat mengiritasi kulit dan mukosa
membrane. Efek iritasi ini menimbulkan rasa tidak enak, nyeri epigantrik,
mual, dan kadang – kadang muntah.
• Efek samping pada SSP meliputi pusing, lesu, ataksia, dan mimpi buruk.
Hang over juga dapat terjadi, keracunan akut obat ini dapat menyebabkan
ikterus. Penghentian mendadak dari penggunaan kronik dpat
mengakibatkan delirium dan bangkitan, yang sering fatal.
Anestetik
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa"
dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum
berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa
sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver
Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
Beberapa tipe anestesi adalah:
• Pembiusan total — hilangnya kesadaran total
• Pembiusan lokal — hilangnya rasa pada daerah tertentu yang
diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh).
• Pembiusan regional — hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari
tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang
berhubungan dengannya
Obat-obatan anestesi
1. Golongan Narkotika
• Jenisnya : petidin, fentanyl, dan morfin.
• Efek samping: dapat membuat depresi pernafasan, mual-muntah, Vasodilatasi pembuluh darah yang dapat membuat
hipotensi.
• Biasanya diberikan jika anestesi dilakukan dengan anestetika dengan sifat analgesik rendah, misalnya: halotan, tiopental,
propofol
1. Pethidin : mengurangi kecemasan dan ketegangan, menekan TD dan nafas (diinjeksikan pelan- pelan),
merangsang otot polos

2. Morfin : mengurangi kecemasan dan ketegangan karena nyeri sebelum operasi, menekan TD dan nafas,
merangsang otot polos, depresan Sistem saraf pusat, pulih pasca bedah lebih lama, mempunyai efek samping mual muntah
dan penyempitan bronkus
3. Fentanyl : Mempunyai potensi analgesi 75-125 kali morfin, Mempunyai mula kerja yang cepat dan mempunyai
waktu eliminasi yang cepat juga dalam tubuh, Efek terhadap jantung sangat minimal tetapi dapat terjadi bradi yang dapat di
tanggulangi dengan pemberian sufas atropine, Mempunyai efek samping ketergantungan, euforia, perlambatan EKG, mual
dan muntah.
2. Golongan benzodiazepine

3. Antikolinergik
- Obat-obatan itu berfungsi untuk mencegah terjadinya efek bradikardi dari
obat-obatan premedikasi lain ataupun obat-obatan anastetik yang akan digunakan
nantinya
- Dapat digunakan sebagai profilaksis ataupun pengobatan bradikardi
- Efek samping yang ditimbulkan seperti toksisitas SSP, takikardi (bahaya pada
penderita penyakit jantung), pireksia, midriasis
- Obat-obatan yang biasa digunakan adalah sulfas atropin
4. 5-HT antagonis
- Obat yang biasanya digunakan adalah ondansetron untuk mengurangi efek
mual muntah dari obat-obatan anestesi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai