Anda di halaman 1dari 45

Pengantar Farmakologi

Materi 1
Pendahuluan
 Farmakologi adalah ilmu yg mempelajari cara
kerja obat di dalam tubuh.
 Obat adalah setiap substansi yg dpt

mempengaruhi fungsi normal tubuh pada


tingkat sel.
 Penggunaan obat untuk maksud sosial ,

keagaamaan atau pengobatan sdh ada sejak


5000 tahun yg lalu.
Lanjutan
 Pada pertengahan abad ke 19 usaha di
bidang obat maju pesat terutama di AS.
 Dalam farmakologi dikenal bbrp istilah

penting yg juga merupakan bagian atau


cabang dr ilmu farmakologi diantaranya :
 Farmasi, Farmakognosi, farmakoterafi,

kemoterafi, farmakokinetik, farmakodinamik,


toksikologi dan farmakologi klinik.
Macam-macam obat
 Obat dpt dibedakan atas dua golongan yaitu :
1. Obat Tradisional atau obat asli Indonesia is
ramuan2 yg diperoleh langsung secara
alamiah di Indonesia baik berasal dari
binatang, tumbuhan atau mineral, terolah
secara sederhana atas dasar pengalaman dan
dipergunakan dlm pengobatan tradisional.
2. Obat Jadi is obat2 paten yg telah tersedia
dipasaran, dikemas dlm berbagai bentuk
sesuai dg kegunaannya.
Lanjutan
 Menurut SK Menkes no. 193/kab/B.VII/71 tgl 21
Agustus 1972 mengenai obat Paten.
 Obat Paten is obat jadi dg nama dagang yg

terdaftar atas nama si pembuat atau yg


dikuasakan dan dijual dlm bungkus asli dari
pabrik.
 Obat Resmi is obat atau bahan baku yg dimuat

dlm FI yaitu buku yg memuat pembakuan bahan


kimia dan disahkan berdasarkan Undang2.
 Obat yg tdk dimuat dlm farmakope adalah obat

tidak resmi.
Lanjutan
 Obat Esensial is obat yg paling dibutuhkan
untuk pelaksanaan kesehatan bagi
masyarakat terbanyak yg meliputi obat untuk
diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi.
 Obat Generik is obat yg digunakan dlm

program obat terpadu (DPOB) meliputi obat


esensial yg paling banyak dibutuhkan
masyarakat dg mutu terjamin diproduksi oleh
perusahaan dg persyaratan cara produksi
obat yg baik.
Penggunaan Obat yang Rasional
 Penggunaan obat yg rasional is bila dipenuhi
beberapa kriteria yg meliputi :
1. Tepat indikasi
2. Tepat penderita
3. Tepat Obat
4. Tepat dosis, rute & lama pemberian
5. Waspada terhadap efek samping obat.
Farmakokinetik
Farmakokinetik is proses masuknya obat ke dlm
tubuh sampai dikeluarkan kembali.
Yang tmsk dlm proses farmakokinetik is :
Absorpsi, distribusi, biotransformasi dan ekskresi.
Setiap individu mempunyai gambaran
farmakokinetik yg berbeda2. Dosis yg sama dari
suatu obat bila diberikan pada sekelompok orang
bisa berbeda2. Dosis yg sama bila diberikan pada
sekelompok orang bisa menunjukkan gambaran
kadar dlm darah yg berbeda dg respon yg
berlainan pula dg intensitasnya.
ADME
 Absorpsi merupakan transfer obat melintasi
membran. Ada 3 membran badan : 1)
membran kulit, 2) membran epitel usus, 3)
membran sel tunggal.
 Dalam melintasi sel membran obat

melakukan dg 2 cara yaitu transfer pasif dan


transfer aktif khusus.
 Pada transfer pasif membran tdk berperan

aktif dlm obat melalui membran tsb.


 Transfer pasif dibedakan : filtrasi dan difusi.
Lanjutan
 Pada transfer aktif memerlukan energi, zat yg diresopsi
dg proses aktif is : Glukosa, asam amino, asam lemak,
vit. B1, B2, B12, garam empedu, garam besi dll.
 Absorpsi dipengaruhi oleh faktor2 :

a. Kelarutan obat
b. Kemampuan difusi melintasi sel membran
c. Konsentrasi obat
d. Sirkulasi pada letak absorpsi
e. Luas permukaan kontak
f. Bentuk obat
g. Rute penggunaan obat
Distribusi
 Setelah obat diabsorsi ke dlm aliran darah untuk
mencapai tepat pada letak dari aksi hrs melalui
membran sel.
 Distribusi obat dilakukan di dlm SSP mengikuti

prinsip2 sama seperti perjalanan obat melintasi sel


membran lainnya.
 Akumulasi obat dpt terjadi pada tempat penyimpanan

tertentu yaitu :
1. Ikatan pada protein plasma bersifat reversibel di
dlm darah dan jaringan lainnya.
2. Penyimpanan dlm lemak merupakan penyimpanan
kedua bagi obat.
Metabolisme
 Setiap obat is merup. Zat asing bagi badan
dan tdk diingini, oki badan berusaha
merombak zat tadi menjadi metabolit
sekaligus bersifat hidrofil agar lebih lancar
diekskresi via ginjal.
 Metabolisme berlangsung tu di hati, ginjal,

plasma dan selaput lendir di usus.


 Reaksi metabolisme biasanya oksidasi,

hidrolisa dan konjugasi.


Ekskresi
 Ginjal merup. Organ yg paling penting untuk
ekskresi obat.
 Obat yg dieksresikan bersama feses berasal
dari : obat yg tdk diabsorpsidari p’use obat via
oral dan obat yg dieksresikan melalui empedu
dan tdk direabsorpsi dari usus.
 Obat dpt dieksresikan via paru2, air ludah,
keringat or dlm air susu.
 Dlm p’use obat pada pasien perlu diperhatikan
keadaan pasien yg fungsi hati or ginjalnya tdk
normal.
Farmakodinamik
 Is suatu proses terjadinya interaksi antara
obat dan tempat aksinya dlm sistem biologis.
 Potensi aksi struktur khusus obat

berhubungan dg interaksi yg terjadi thd


struktur khusus tempat aksi obat tsb.
 Apabila struktur tempat aksinya telah

diketahui, interaksi obat dg tempat aksi obat


dan kekuatan yg mengontrol interaksinya dg
obat perlu ditentukan untuk disesuaikan dg
dosis obat yg rasional.
Fase yang dialami Obat dlm tubuh
 Proses yang dialami obat secara garis besar dapat dibagi atas tiga
fase atau tingkat yaitu :
 FASE BIOFARMASETIK
 Yaitu ilmu yang menyelidiki pengaruh pembuatan sediaan atau

kegiatan terapetik obat.


 FASE FARMAKODINAMIK
 Yaitu ilmu yang mempelajari cara kerja obat terhadap fungsi organ

dan pengaruh obat terhadap reaksi biokimia dan struktur organ


,singkatnya pengaruh obat terhadap sel hidup.
 FASE FARMAKOKINETIK

 Pada fase farmakokinetik, obat mengalami proses ADME yaitu


absorpsi, Distribusi, Biotransformasi (Metabolisme) dan Ekskresi
yang berjalan secara simultan langsung atau tidak langsung meliputi
perjalanan suatu obat melintasi sel membrane.

Interaksi Obat
 Reseptor adalah komponen sel yang terlibat
lansung aksi obat. Ikatan antara obat dengan
reseptor biasanya terdiri dari berbagai ikatan
lemah seperti ikatan antara substrat dg
enzim, jarang terjadi ikatan kovalen.
Hubungan Kadar/dosis obat – intensitas efek.
 D + R ___ DR __ ___ ___ E
 Obat reseptor efek
Toleransi, ketergantungan dan Gejala
Putus Obat
 Toleransi menggambarkan penurunan respon terhadap suatu
obat.Secara klinis terlihat ketika dosis obat harus ditingkatkan
untuk mencapai efek yang sama.toleransi dapat bersifat metabolit
atau kebiasaan ( alkoholik ).
 Ketergantungan
 Terjadi ketika pasien membutuhkan suatu obat untuk dapat
berfungsi normal. Secara klinis terdeteksi ketika penghentian obat
membuat gejala-gejala putus obat . Ketergantungan dapat bersifat
fisis ( penggunaan pencahar ) atau mempunyai komponen
psikologis (apakah harus minum secangkir kopi setiap pagi ).
 Gejala putus Obat
 Terjadi ketika suatu obat tidak diberikan lagi pada pasien yang
tergantung.seperti penghentian morphin atau alcohol, gejala-
gejala kompleksnya dan dapat tidak berhubungn dengan efek
obatnya.
Profil Pasien
 Profil pasien meliputi masing-masing pertimbangan
berikut :
 Usia , Enzim-enzim yang memetabolisme obat

sering tidak terbentuk pada bayi dan tertekan pada


orang tua.
 Status kehamilan, Sebelum meresepkan obat untuk

wanita dalam masa reproduksi, penting diketahui


apakah mungkin ia sedang hamil atau menyusui.
 Kebiasaan merokok dan minum alkohol,merokok

atau minum minuman keras menginduksi enzim-


enzim hati P450. Enzim ini mempercepat
metabolisme sejumlah obat.
Lanjutan
 Penyakit hati atau ginjal, pengurangan dosis mungkin
penting untuk pasien dengan gangguan fungsi hati
dan ginjal.
 Farmakogenetik, hal ini merupakan penilaian profil
pasien yang paling sulit. Singkatnya ada perbedaan
genetic antar pasien yang dan kerja banyak obat.
 Interaksi obat
 Faktor psikososial, ketidaktaatan pasien merupakan
penyebab banyak kegagalan obat. Sebelum
meresepkan obat, pertimbangkan biaya, kemudahan
pemberian dan jadwal dosis obat. Juga nilai tingkat
tanggung jawab pasien.
Aksi Obat
 Umumnya obat bekerja menimbulkan stimulasi atau
depresi aktivitas dan tidak menimbulkan suatu fungsi baru
dari sel. Cara obat menilik dari sel menimbulkan efek
adalah sebagai berikut :
 Mengadakan stimulasi atau depresi fungsi spesifik dari sel
 Mempengaruhi atau menghambat aktivitas seluler dari
sel-sel asing terhadap tuan rumah (host) yaitu bukan sel
dari organ tubuh, tetapi sel bakteri dan mikroba lain
termasuk kanker.
 Merupakan terapi pengganti
 Menimbulkan aksi non spesifik seperti reaksi kulit
terhadap obat yang menimbulkan iritasi.
Macam-Macam Efek Obat
Factor formulasi dan cara penggunaan obat
akan menemtukan kecepatan dan banyaknya
obat dapat diabsorpsi dan efek yang
diperoleh yaitu :
1. Efek Sistemik ialah obat beredar keseluruh
tubuh melalui aliran darah.
2. Efek Lokal ialah efek hanya setempat dimana
obat digunakan.
Efek Obat
 EFEK OBAT
 Umumnya obat mempunyai efek atau aksi lebih dari satu,
maka itu efek dapat berupa :
 Efek Terapi ialah efek atau aksi yang merupakan satu-satunya
pada letak primer.Ada tiga macam pengobatan terapi yaitu :
a. Terapi kausal adalah obat yang meniadakan penyebab
penyakit
b. Terapi Simtomatik adalah obat yang menghilangkan atau
meringankan gejala penyakit
c. Terapi Substitusi adalah obat yang menggantikan zat yang
lazim dibuat oleh orang yang sakit.

 Efek samping ialah efek obat yang tidak diinginkan untuk tujuan
efek terapi dan tidak ikut pada kegunaan terapi
Lanjutan
 Efek teratogen ialah efek obat yang pada dosis terapetik
untuk ibu mengakibatkan cacat pada janin, misalnya
fokomelia.
 Efek Toksis ialah aksi tambahan dari obat yang lebih berat
dibanding efek samping dan merupakan efek yang tidak
diinginkan.
 Idiosinkrasi ialah efek suatu obat yang secara kualitatif
berlainan sekali dengan efek terapi normalnya.
 Fotosensitasi ialah efek kepekaan yang berlebihan
terhadap cahaya yang timbul akibat penggunaan
obat.contoh ialah akibat penggunaan Bhitionol sebagai
antiseptika local.
 
Efek Pengulangan atau Penggunaan Obat lama

 Reaksi hipersensitif adalah suatu reaksi alergik


merupakan respon abnormal terhadap obat
atau zat dimana pasien sebelumnya telah
kontak dengan obat tersebut hingga
berkembang timbulnya antibody.
 Kumulasi adalah suatu fenomena pengumpulan
obat dalam badan sebagai akibat pengulangan
penggunaan obat .
 Toleransi adalah suatu fenomena berkurangnya
respon terhadap dosis obat yang sama.
Lanjutan
 Thakifilaksis adalah suatu fenomena berkurangnya
kecepatan respon terhadap aksi obat pada
pengulangan penggunaan obat dalam dosis yang
sama.
 Habituasi adalah suatu gejala ketergantungan
psikologik terhadap suatu obat.
 Adiksi adalah suatu gejala ketergantungan psikologik
dan fisis terhadap obat.
 Resistensi terhadap bakteri, pada penggunaan
antibiotic untuk penyakit infeksi dapat terjadi obat
tidak dapat bekerja lagi untukmembunuh,
menghambat perkembangan bakteri tertentu.
Efek Penggunaan Obat Campuran
 Adiksi adalah campuran obat atau obat yang diberikan
bersama- sama menimbulkan efek yang merupakan
jumlah dari efek masing-masing obat secara terpisah
pada pasien.
 Sinergis adalah campuran obat atau obat yang diberikan
bersama-sama dengan aksi –aksi proksimat yang sama,
menimbulkanefek yang lebih besar dari jumlah efek
masing-masing obat secara terpisah pada pasien.
 Potensiasi adalah campuran obat atau obat yang diberikan
bersama-sama dengan aksi yang tidak sama diberikan
pada pasien menimbulkan efek yang lebih besar daripada
jumlah masing-masing secara terpisah pada pasien.
Lanjutan
 Antagonis adalah campuran obat yang
diberikan bersama-sama pada pasien yang
menimbulkan efek yang berlawanan aksi dari
salah satu obat mengurangi efek obat yang
lain.
 Interaksi obat adalah fenomena yang terjadi

bila efek suatu obat dimodifikasi oleh obat


lain yang tidak sama atau sam efeknya dan
diberikan sebelum atau bersama-sama.
 
Faktor yang memodifikasi obat
 Berat Badan, dosis orang yang kurang beratnya adalah
lebih kecil atau ditentukan dalam mg/kg berat badan.
 Umur

 Jenis kelamin, wanita lebih peka efek katartik tertentu

dari pada pria. Respon terhadap tolbutamid oleh


wanita lebih baik dari pada pria.
 Kondisi patologik Pasien,penderita lebih peka

terhadap obat
 Idiosinkrasi merupakan respon abnormal yang sukar

dijelaskan.
 
Bentuk dan Rute Obat
Dalam pemberian obat perlu pertimbangan mengenai
masalah-masalah seperti berikut :
 Efek apa yang dikehendaki, local atau sistemik.
 Onset yang bagaimana yang dikehendaki, cepat atau

lambat.
 Duration yang bagaimana dikehendaki yang cepat atau

lambat.
 Apakah obatnya tidak rusak di dalam lambung atau

usus.
 Rute yang mana yang akan digunakan yang relative

aman.
 Obat mana yang harganya relative murah.
Rute Penggunaan Obat
 Melalui Oral yaitu masuk mulut, tenggorokan
terus ke perut.
 Melalui suntikan yaitu dengan mencoblos

beberapa jaringan badan.


 Secara Inhalasi yaitu berupa gas diisap

melalui hidung.
 Melalui selaput lendir seperti melalui vagina,

mata, telinga, dubur dan sebagainya.


 Melalui Topikal seperti kulit.
  
Bentuk-Bentuk Obat
 Tablet adalah sediaan padat dibuat secara kempa cetak,
berbentuk rata atau cembung rangkap,umumnya bulat,
mengandung satu jenis atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan.
 Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang
kapsul dibuat dari gelatin dengan atau zat tambahan lain.
 Cair, terdiri dari :
 Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan
bau sedap mengandung selain obat juga zat tambahan seperti
gula atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat wangi, zat
pengawet digunakan sebagai obat dalam.
 Emulsi adalah sediaan yang mengandung ban obat cair atau
larutan obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan
dengan zat pengemulsi atau surfactant yang cocok.
Lanjutan
 Gargarisme (Obat kumur) adalah sediaan berupa larutan umumnya
dalam pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan
dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau infeksi
tenggorokan.
 Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 90 oC selama 15 menit.
 Lotiones (losio) adalah sediaan cair berupa suspense atau disperse
digunakan sebagai obat luar.
 Sirop (sirupi) adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa
 Solotiones (Larutan) adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia
terlarut.
 Tinctura adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau
perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan
senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing
monografi.
Lanjutan
 Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui
dubur berbentuk torpedo dapat melunak, melarut atau
meleleh pada suhu tubuh.
 Spray adalah sediaan yang digunakan pada hidung dengan

jalan disemprotkan.
 Ekstrak adalah sediaan kental, kering atau cair dibuat

dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara


yang cocok di luar pengaruh cahaya matahari lansung.
 Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah

dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya


harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep
yang cocok.Salep tidak boleh berbau tengik.
 
Pengelolaan Obat
 Cara penyiapan obat (Pengadaan obat)
 Untuk memperoleh obat dan perbekalan farmasi harus bersumber

dari pabrik farmasi,pedagang farmasi atau apotek lainnya atau


alat distribusi yang sah.
  

 Cara penyimpanan obat

 Obat harus disimpan sehingga tercegah dari cemaran dan

peruraian, terhindar pengaruh udara, kelembaban, panas dan


cahaya.
 Penyimpanan pada suhu kamar, jika disimpan pada suhu 15 - 30

 Penyimpanan di tempat sejuk, jika disimpan pada suhu 5 - 15

 Penyimpanan ditempat dingin, jika disimpan pada suhu 0 - 5

 Penyimpanan di tempat lewat dingin, jika disimpan pada suhu -15

– 0.
Defenisi Resep
 Cara Membaca resep
 Resep adalah permintaan tertulis dari seorang

dokter kepada Apoteker untuk membuat dan


atau menyerahkan obat kepada pasien. Yang
berhak menulis Resep adalah ;
 Dokter, Dokter Gigi, Dokter hewan.

 
Dosis Rangkap atau Dosis Kombinasi
 Apabila dalam resep terdapat dua atau lebih
obat yang mempunyai khasiat yang sama,
maka dosis-dosis yang ada dihitung sbb :
  
 Dosis A + Dosis B + dan seterusnya < 1
 DMA DM B -
 Dan dihitung dosis rangkap sekali dan dosis

rangkap sehari
Contoh :
 Sebagai contoh :
  
 R/ Atropin Sulf. O,6 mg
 Belladon Extrc. 10 mg
 m.f.pulv.dtd no. X
 S.4.d.d.pulv.I
  
  
 Dosis sekali :
 Atropini Sulfas = 0,6/1 Dm = 1/3
 Beld.Ekstr. = 10/20 Dm = 20/80
 Dosis rangkap sekali = 0,6 + 0,5 = 1,1 > 1 (kelewat dosis)
  
 Dosis Sehari :
 Atropin Sulfas = 2,4/3
 Belladon Ekst. = 40/80
 Dosis rangkap sehari = 0,8 + 0,5 = 1,3 > 1 ( kelewat dosis)
Perhitungan Dosis
 Menyatakan persentase dengan istilah Kuantitatif
 
 Sejumlah produk kini mencantumkan kadarnya dengan istilah
kuantitatif , bukan istilah persen, misalnya krim 1 % berlabel 10
mg / g.
 Satuan dasar untuk benda padat adalah gram dan untuk preparat

cair adalah mili liter.


 1% berarti satu bagian dari seratus diucapkan dalam gram atau

mili liter.
 
 1% = 1 g x 1 = 0,01 g/g atau 10 mg/g

100g
 
 Larutan 1 % = 10 mg/ ml
Perhitungan dosis Tablet
 Berapa tablet digoksin diperlukan untuk mendapat
dosis 0,125 mg , 1 tablet mengandung 62,5 mcg
digoksin.
 Jawab: ( 0,125 x 1000) mcg = 125 mcg
 Jika 1 tablet mengandung 62,5 mcg dan diperlukan
X tab untuk mencapai dosis 125 mcg maka :
 X . 62,5 = 125
 X = 125 = 2, jadi diperlukan 2 tablet
 62,5
 Rumus :
Kuantitas yang diminta = dosis yang diminta x 1
Perhitungan dosis suntikan
 Diinstruksikan untuk menyuntik 150 mg Penisilin
V, tersedia Flakon dengan label 125 mg/5 ml.
 Berapa ml harus diberikan ?
 Jawab : Jika 5 ml larutan mengandung 125 mg

penisilin V dan x ml mengandung 150 mg, maka


 X = 150 x 5 ml = 6 ml
 125
 Rumus :
 X = dosis yang diminta x volume dosis trsdia
 Dosis yang tersedia
Perhitungan dosis larutan
 Diperlukan larutan Betadhin 1 : 2000 dan tersedia larutan 20%. Berapa
banyak larutan betadhin 20% ini diperlukan untuk membuat 2 L betadhin
1 : 2000 ( 2 L = 2000 ml).
 Karena konsentrasi dinyatakan sebagai rasio dan yang lain sebagai
persentase, salah satunya harus dikonversikan 20% = 20 bagian perseratus
= 20 : 100 = 1 : 5
 Jawab :
 X = konsentrasi yang diminta x jumlah yang diminta
 Konsentrasi yang tersedia
 = 1 : 2000 x 2000 ml
 1:5
 = 1 x 5 x 2000 ml
2000 1
= 5 ml.
 Jadi diperlukan 5 ml larutan betadhin 20 % untuk membuat 2 L larutan 1 :
2000
Perhitungan kec. Infus
 Berapa cepat harus kita berikan larutan yang mengandung 1000 mg
Lignocain dalam 500 ml larutan agar pasien mendapat 3 mg / menit. Bila
1 ml larutan itu mengandung 60 tetes.
 Langkah I --- Hitung berapa banyak larutan yang mengandung Lignocain.
Jika 500 ml larutan mengandung 3 mg maka perhitungannya sbb :
  
 X = 500 ml x 3 mg = 1,5 ml
 1000 mg
 jadi harus diberi 1,5 ml setiap menit agar di dapat dosis 3 mg/menit.
  
 Langkah 2 ---Konversi menjadi kecepatan aliran. Jika terdapat 60
tetes dalam 1 ml dan terdapat x tetes dalam 1,5 ml. Perhitungannya
adalah :
 X = 60 x 1,5 tetes = 90 tetes permenit
 1 1
Contoh Soal
1. Ubahlah persentase berikut mjd istilah
kuantitatif :
Salep mata 0,5%, Tetes mata10%, Salep kulit
0,02%, tetes telinga 0,1%, larutan betadin
0,05%.
2. Berapa banyak tablet furosemide 40 mg harus
diberikan untuk memperoleh dosisi 10 mg?
3. Berapa banyak tablet haloperidol 1,5 mg
harus diberikan untuk memperoleh dosis 4,5
mg?
Lanjutan
4. Telah dipesan KCl dg dosis 350 mg. tersedia
larutan yang mengandung 1 g dlm 4 ml. berapa
banyak yg harus diberikan?
5. Telah dipesan eritromisin dg dosis100 mg.
tersedia suspensi eritromisin yg mengandung
125 mg/5 ml. Berapa banyak yang harus
diberikan?
6. Berapa banyak Eusol 1 : 8 dibutuhkan untuk
membuat 500 ml larutan 1 : 20
7. Berapa banyak Savlon 1 : 2 dibutuhkan untuk
membuat 1,5 L larutan 10% ?
Lanjutan
 8. Berapa kecepatan aliran diperlukan untuk
memasukkan 500 ml dekstrosa 5%

“SEMOGA BERMANFAAT”

Anda mungkin juga menyukai