Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENGERTIAN
DAN
KOMPOSISI TANAH
Dan sebagian dari tanda-
tanda(kekuasaan)-Nya bahwa kamu
melihat bumi itu kering tandus,
maka apabila Kami turunkan air di
atasnya, niscaya ia bergerak dan
subur. Sesungguhnya Tuhan yang
menghidupkannya tentu dapat
menghidupkan yang mati;
sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu
(Q.S. Fushshilat:39)
Pada tanah yang baik
(subur), tanaman-
tanamannya tumbuh
subur dengan izin Allah,
dan dari tanah yang tidak
subur (buruk) tanaman-
tanamannya tumbuh
merana
(Q.S. Al-A’raaf : 58)
Mengapa Dasar Ilmu Tanah perlu dipelajari (untuk Pertanian)
• Tanah adalah media tumbuh tanaman, dan tempat hidup jasad hidup tanah,
baik makro maupun mikro
• Tanaman tumbuh karena ada interaksi antara tanah dan tanaman
• Akar tanaman menyerap hara dan air dari dalam tanah

Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila tanah mempunyai sifat fisik, kimia,
dan biologi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Ruang lingkup yang dipelajari (untuk Pertanian)


• Pedologi : ilmu yang mempelajari tanah secara utuh sebagai
tubuh alam (proses pembentukan, klasifikasi, survai)
• Edaphologi : ilmu yang mempelajari hubungan tanah, air dan
tanaman (sifat tanah hubungan dg tanaman)
• Sifat Kimia, Fisika, dan Biologi tanah
Perbedaan Tanah dan Lahan

Tanah (Soil) adalah hasil pelapukan batuan dan


bahan organik di permukaan bumi akibat
pengaruh berbagai faktor lingkungan yang
berlangsung dalam waktu lama. Tanah menjadi
tempat hidup berbagai organisme tanah.
Lahan (Land) adalah lingkungan fisik yang terdiri
atas tanah, air, vegetasi, iklim dan benda-benda
lainnya yang berada di suatu lahan.
Unsur-unsur penyusun tanah :
Tanah tersusun atas bahan organik (5%),
bahan mineral (45%), air (25%), dan udara
(25%).
Unsur-unsur penyusun lahan di antaranya :
tanah, lereng, hidrologi, suhu udara,
intensitas cahaya, kelembaban udara,
vegetasi, dan lain sebagainya.
Bidang Khusus dalam Ilmu Tanah
• Fisika Tanah: mempelajari sifat-sifat tanah seperti tekstur tanah,
struktur, konsistensi, kandungan dan gerakan-gerakan air dalam
tanah, suhu tanah, dan lain-lain.
• Kimia Tanah: mempelajari sifat-sifat tanah seperti kemasaman
tanah, kejenuhan basa, unsur-unsur hara dalam tanah dan lain-
lain.
• Kesuburan Tanah: mempelajari hubungan unsur-unsur hara
dalam tanah dengan pertumbuhan tanaman, pemupukan, dan
usaha-usaha lain dalam memperbaiki sifat-sifat tanah untuk
pertumbuhan tanaman.
• Mikrobiologi Tanah: mempelajari kehidupan mikro-organisme
dalam tanah terutama yang berpengaruh terhadap sifat-sifat
tanah dan pertumbuhan tanaman.
• Konservasi Tanah dan Air: mempelajari jenis dan proses-
proses erosi, akibat erosi,usaha-usaha pencegahan erosi
atau usaha-usaha pengawetan tanah dan air.
• Mineralogi Tanah: mempelajari jenis dan sifat-sifat mineral
yang terdapat dalam tanah, pengaruhnya terhadap sifat-
sifat tanah serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan
tanaman.
• Genesis dan Klasifikasi Tanah: mempelajari proses-proses
pembentukan tanah, dan faktor-faktor pembentukannya,
klasifikasi tanah, serta penggunaan klasifikasi tanah dalam
survai tanah.
• Geografi Tanah: mempelajari penyebaran jenis-jenis tanah
secara geografis, yang dikaitkan pula dengan faktor-faktor
pembentuk tanahnya.
• Survai Tanah dan Evaluasi Lahan:
mempelajari sifat-sifat tanah dilapang,
mengklasifikasikan tanah kedalam sistem
klasifikasi tanah tertentu, mengelompokkan
tanah-tanah yang sama serta
menggambarkan penyebarannya di suatu
daerah dalam suatu peta tanah, mengevaluasi
kemampuan dan kesesuaiannya untuk
berbagai penggunaan dan pengelolaan tanah.
Banyak definisi tentang tanah
Definisi oleh Jooffe dan Marbut:
• Tanah adalah tubuh alam (natural body) yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya
gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-
bahan alam (natural material) di permukaan bumi
• Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi membentuk
horizon-horizon mineral maupun organik yang
kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifatnya
dengan bahan induk yang terletak di bawahnya
dalam morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisis
maupun kehidupan biologinya.
• Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, berdimensi
tiga, menduduki sebagian (besar) permukaan bumi, yang
mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat
sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induk pada kondisi
topografi/relief tertentu dan selama waktu tertentu
(Donahue, 1970).
• Berdasarkan definisi tersebut ada 3 hal:
1. Tanah terbentuk dan berkembang dari proses-proses
alami,
2. Adanya diferensiasi membentuk horizon-horizon,
3. Adanya perbedaan yang mencolok antara sifat-sifat
bahan induk dengan horizon-horizon tanah yang
terbentuk, terutama morfologi, kimiawi, fisis, dan biologi.
Sebagai media tumbuhan tanaman, tanah didefinisikan :
Lapisan permukaan bumi yang :
1.Secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya
perakaran, penopang tegak-tumbuhnya tanaman dan pensuplai
kebutuhan air,
2.Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau
nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-
unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Al, dll),
3. Secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang
berpartisipasi dalam penyedaiaan hara tersebut dan zat-zat aditif
(pemicu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,
4.Ketiganya secara integral mampu menunjang produktifitas tanah
untuk menghasilan biomass dan produksi, baik tanaman pangan,
obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
Atas dasar definisi ini, maka tanah sebagai media
tumbuh mempunyai 4 fungsi:
1.Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang
mempunyai 2 peran utama, yaitu :
a.Penyokong tegak-tumbuhnya trubus (bagian atas
tanaman), dan
b.Sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan
tanaman.
2.Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk
melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik
selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi,
meliputi air, udara, dan unsur hara;
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam
menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi
zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora
tanah, seperti :
a. Zat-zat pemacu tumbuh (hormon, vitamin dan asam- asam
organik khas),
b. Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagi anti hama-
penyakit di dalam tanah, dan
c. Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam
penyediaan kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-
zat toksik eksternal seperti pestisida dan limbah industri
berbahaya, serta
4. Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat
langsung atau tidak langsung dalam penyediaan kebutuhan
primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang
berdampak negatif karena merupakan hama-penyakit tanaman.
B. Susunan Utama TanahTanah terdiri dari 4
komponen utama, yaitu bahan padatan (mineral
dan bahan organik), air dan udara tanah.
Berdasarkan volumenya, maka tanah scr umum
terdiri dari :
(1) 50% padatan, berupa 45% bahan mineral dan
5% bahan organik, dan
(2) 50% ruang pori, berisi 25% air dan 25% udara
Komposisi ini berbeda antar tanah, seperti tanah
gambut, 100% ruang porinya terisi air atau tanah
kering ruang pori terisi air hanya sekitar 15 –20%
Secara alamiah proporsi susunan tanah ini sangat tergantung
pada:
1.Ukuran partikel penyusun tanah; makin halus berarti makin
padat tanah, ruang porinya juga akan menyempit, sebaliknya
jika ukuran partikel semakin besar,
2.Sumber bahan organik tanah; tanah bervegetasi akan
mempunyai bahan organik tanah tinggi, sebaliknya pada
tanah tanpa vegetasi,
3.Iklim, terutama curah hujan dan suhu; saat hujan dan
evaporasi rendah, maka proporsi air lebih tinggi dan udara
rendah, sebaliknya pada saat tidak hujan dan evaporasi tinggi,
4.Sumber air; tanah yang berdekatan dengan sungai akan lebih
banyak mengandung air ketimbang yang jauh dari sungai.
C.Tanah sebagai Sumberdaya
• Sesuai fungsinya sebagai tempat berjangkarnya akar, tanah
merupakan sumberdaya. Produktifitas lahan didefinisikan
sebagai kemampuan tanaman yang diusahakan dalam suatu
areal berluasan tertentu di bawah suatu manajemen lahan yang
menghasilkan produksi dalam periode tertentu, yang dinyatakan
dalam satuan bobot per satuan luas per satuan waktu.
• Produktifitas lahan merupakan suatu konsep, yang ditentukan
oleh :
(1) masukan (sistem manajemen tertentu),
(2) keluaran (hasil), dan
(3) tipe tanah.

Melalui suatu perhitungan biaya dan harga, maka diperoleh


keuntungan.
D. Sejarah Perkembangan Ilmu Tanah
• Perkembangan ilmu tanah masih belum diketahui secara jelas,
• Xenopon(234 –149 SM), dianggap orang pertama yang
melaporkan hasil catatannya tentang pengaruh pembenaman
sisa-sisa tanaman kacang-kacangan ke dalam tanah.
• Xenopon melaporkan jika rumput-rumputan (terdiri dari
jenis kacang-kacangan) itu dibenamkan ke dalam tanah,
maka mereka akan menyuburkan tanah, sama seperti
pemakaian kotoran binatang juga,
• Cato(234 –149 SM), menulis dalam buku penuntun praktek
pentingnya sistem pergiliran tanaman, penanaman
leguminose untuk perbaikan kesuburan tanah, penggunaan
pupuk kandang dalam pertanian. Cato pula dianggap orang
pertama yang mengklasifikasikan lahan menurut tanaman
yang cocok untuk suatu tanaman,
1. Permulaan abad 17
Percobaan yang dilakukan oleh van Helmont(1577-1644) merupakan era
baru dalam penelitian bidang pertanian.
Pada awal percobaan:
Tanaman seberat 2,3 kg ditanam dalam pot berisi 90,8 kg tanah dan
tanaman hanya disiram air hujan selama 5 tahun.
Pada akhir percobaan:
Tanaman tumbuh hingga seberat 76,8 kg, dan tanah dalam pot berkurang
57 g.
Kesimpulan: air merupakan azas tumbuh dari tanaman
Alasan bahwa percobaan tersebut tidak benar adalah:
1.57 g tanah yang hilang ternyata tersusun dari mineral-mineral, misalnya:
kalsium, kalium, fosfor yang diabsorbsi oleh tanaman. (Jika tanaman
tersebut dibakar, maka akan diperoleh kembali 57 g mineral tanah dalam
bentuk abu tanaman tersebut).
2.Tanaman tersebut terutama terdiri dari karbon yang berasal dari karbon
dioksida dan oksigen dari atmosfer, bukannya berasal dari air
2. Pada tahun1731.
o Jethro Tull dari Oxford, menyimpulkan mengolah tanah
merupakan salah satu dari pekerjaan utama dalam bercocok
tanam karena tanaman mudah menyerap makanan.
3.Pada tahun1757.
o Francis Home, menyatakan bahwa magnesium sulfat, natrium
dan kalium nitrat, kalsium sulfat dan olive oil merupakan bahan-
bahan yang meningkatkan pertumbuhan tanaman.

4. Pada tahun1840
o Justus von Liebig, ahli kimia dari Jerman, melaporkan bahwa:
 Karbon hara tanaman berasal dari karbon yang terdapat dalam
udara dan air.
 Nitrogen berasal dari amoniak.
 Fosfor dibutuhkan untuk produksi biji dan kalium untuk
perkembangan tanaman rumput-rumputan dan sereal.
5. Pada tahun 1825–1840.
oEdmund Ruffin, ahli pertanian dari Virginia, adalah yang pertama kali
menggunakan kapur untuk memperbaiki produktivitas yang rendah
dari suatu tanah yang disebabkan oleh kemasaman tanahnya.
6. Pada tahun 1843.
oJ.B. Lawes dan J.H Gilbert di Rothamsted, Inggris, adalah pembaharu
penyelidikan pertanian secara ilmiah, yang membuat Pusat
Percobaan pertama kali di dunia. Dari hasil percobaannya pada 1855,
disimpulkan bahwa:
 Tanaman membutuhkan garam kalium dan fosfor
 Tanaman membutukan sumber nitrogen dalam tanah
 Penambahan pupuk buatan dapat menjaga kesuburan tanah
7. Pada tahun 1870.
oPasteur di Perancis, mengemukakan bahwa nitrifikasi (konversi
ammonium menjadi nitrat) adalah mrpkn suatu proses yang
dilakukan oleh bakteri.
8. Pada tahun 1886.
o V. V. Dokuchaiev, mengklasifikasikan tanah ke dalam:
• Normal (upland)
• Transisional (padang rumput, calcareous, alkali)
• Abnormal (organik, alluvial, aeolin)
9.Pada tahun 1890.
o S. Winogradsky, berhasil mengisolasi bakteri nitrifikasi. Pada periode yang
sama. H. Hellriegel dan H. Wilfarth, membuktikan bahwa bakteri pada
nodula legum mengasimilasi gas nitrogen dan sebagian nitrogen tersebut
kemudian dapat tersedia bagi tanaman.
10. Pada tahun 1912.
o Coffey mengklasifikasikan tanah kedalam 5 kategori, yaitu:
1. Arid soil (tanah kering)
2. Dark –colored prairie soils (tanah padang rumput – warna gelap)
3. Light –colored timbered soils (tanah hutan kayu – warna terang)
4. Black swamp soils (tanah rawa – warna hitam)
5. Organic soils (tanah organik)
11. Semenjak 1940.
• Pengetahuan tentang tanaman telah tumbuh
luar biasa.
• Hal ini sangat menguntungkan sebab:
ada urgensinya dengan kebutuhan bercocok
tanam untuk menghasilkan makanan dan serat
untuk kebutuhan manusia.
12.Pada akhir abad 19.
• Dimulai pengkajian tanah dengan tanpa
mempertimbangkan peranannya sebagai media
untuk pertumbuhan tanaman.
Tanah yang Diklasifikasikan
• Dalam klasifikasi tanah Soil Survey Satff (2006)
membuat definisi tanah yang diklasifikasikan sbb:
Tanah adalah suatu tubuh alam yang tersusun dari
padatan (mineral dan bahan organik), cairan, dan
gas yang terjadi pada permukaan lahan menempati
ruang, dan dicirikan oleh satu dua hal berikut:
horison atau lapisan yang dapat dibedakan dari
bahan asal sebagai hasil dari penambahan,
kehilangan, transfer dan transformasi energy dan
benda atau kemampuan menyokong/ menopang
tanaman berakar dlm lingkungn alami.
• Untuk lebih jelasnya definisi tanah yang akan
diklasifikasikan maka dikemukakan pula batas-batas
tnh kearah atas, samping atau bwh sbb:
• Kearah atas batasnya:
Udara atau air yang dangkal. Ini berarti bahwa tanah di
daerah rawa-rawa (digenangia air yang dangkal) termasuk
dalam pengertian tanah pada definisi ini, sedangkan tanah
di dasar danau yang masih digenangi air yang dalam tidak
termasuk dalam pengertian ini.
• Kearah samping batasnya:
Air yang dalam, atau batuan yang gundul, atau es.
Penyebaran tanah kearah samping (lateral) adalah yang
paling luas, dan baru terhalang penyebarannya bila
bertemu air yang dalam, batuan yang gundul, atau batuan
es (di daerah yang selalu membeku)
• Kearah bawah batasnya:
Agak sulit ditentukan, tetapi untuk keperluan
klasifikasi tanah telah disepakati bahwa batas
bawah tanah adalah:
(a) batas dimana tanah tidak ada lagi kegiatan
biologi, yang biasanya juga merupakan batas
kedalaman perakaran tanaman tahunan
alami (native), atau
(b) batas bawah proses pedogenik yang sedang
berjalan (seperti ditunjukkan oleh adanya
horison tanah atau gejala pedogenik lain), atau
(c) bila di antara horison tanah ditemukan
horison tipis yang memadas yang tidak
dapat ditembus akar tanaman, maka batas
bawah tanah adalah batas bawah horison
tanah yang terdalam, atau
(d) bila kegiatan biologi atau proses
pedogenik yang sedang berjalan ditemukan
sampai kedalaman > 200 cm, maka batas
bawah tanah yang diklasifikasikan adalah
sampai kedalaman 200 cm.
(e) untuk tanah tertimbun (buried soil) dgn simbol
tambahan „b‟, berlaku ketentuan berikut: bila
tanah yang menimbun tebalnya:
(1) ≥ 50 cm, atau (2) antara 30 dan 50 cm, dan
tebalnya ≥ ½ dari tebal seluruh horison penciri yang
tertimbun, maka yang diklasifikasikan adalah
mulai dari permukaan tanah yang menimbun.
Bila tanah yang menimbun tebalnya:
(3) < 30 cm, atau (4) antara 30 dan 50 cm, tetapi
tebalnya < ½ seluruh horison penciri yang
tertimbun, maka tanah yang diklasifikasikan adalah
:
mulai dari permukaan tanah yang tertimbun.
Dalam hal ini tanah yang menimbun tidak
diklasifikasikan, tetapi sifat-sifatnya tetap
diperhatikan dalam tingkat fase tanah.
• Dalam Taksonomi Tanah yang disebut tanah
tertimbun hanyalah tanah yang memenuhi
syarat (1) dan (2), sedangkan tanah yang
memenuhi syarat (3) dan (4) tidak disebut
sebagai tanah tertimbun.
Bahan Tanah dan Tanah
Taksonomi Tanah membedakan istilah tanah & bahan tnh.
• “Tanah” sebagaimana diuraikan sebelumnya, adalah tubuh alam
bebas yang menutupi permukaan bumi, dan memiliki susunan
tertentu baik yang dapat dilihat ataupun tidak, sebagai hasil dari
kerjasama sekumpulan faktor-faktor pembentuk tanah.

• “bahan tanah” adalah bahan yang menyusun tubuh tanah, yang


wujudnya tidak tergantung oleh adanya susunan teratur serta
kedalaman tertentu.
• Jadi tanah yang ditempatkan di dalam pot atau rumah kaca
sebagai media tumbuh tanaman, atau yang dipikul orang dan
diangkut kendaraan sebagai tanah urugan/ timbunan, serta
bentuk-bentuk lainnya menurut pandangan pedologi adalah
bukan tanah, Taksonomi Tanah menyebutnya sebagai “bahan
tanah”.

Anda mungkin juga menyukai