Anda di halaman 1dari 28

What To Do When

Someone Closest To
You Is Infected With
Covid-19
TEAM 01
Ajeng Wahyu T (R0218006)
Anya Shafira Al Chairany (R0218016)
Arum Kurniawati Agnes Tianto (R0218022)
Ivanda Aulia Firdaussy (R0218062)
Kireina Denosa (R0218068)
Muhammad Rizal Maulana (R0218078)
Rayhan Taufik Ramdani (R0218094)
Rizky Ayu Mukharomah (R0218100)
Windy Renta O (R0218124)
Keresahan di
Masyarakat
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasien Covid-19 seringkali
mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Mereka
banyak dicibir hingga dikucilkan di lingkungannya.
Kondisi yang terjadi di masyarakat ini dapat terjadi karena
tidak terlepas dari informasi yang kurang tepat dan bias
terkait virus corona baru penyebab Covid-19.

Psikolog Anak dan Keluarga Konselor Employee


Assistance Program di BUMN dan Lembaga Negara Mira
Amir mengatakan, stigma negatif bisa juga karena ada
distorsi ketika menerima pesan yang sudah dikemas
dengan baik dan benar. Akhirnya ada pula yang
berkembang menjadi informasi yang keliru, sehingga
berpengaruh pada keputusan yang diambil.
Keresahan di
Masyarakat
Selain itu, masyarakat yang terkena Covid-19 dimintaagar
jangan takut untuk memeriksakan diri untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut. Mira menegaskan kejujuran dan
penerimaan diri merupakan bagian dari pengobatan. Apalagi
tenaga kesehatan sudah berupaya keras untuk merawat pasien
Covid-19.

Masyarakat juga dihimbau untuk selalu mematuhi


#pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, serta
#cucitanganpakaisabun dan air mengalir. Sesuai pesan Satgas
Penanganan Covid, yang dilakukan agar displin 3M (memakai
masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta cuci
tangan) belum sebanding dengan perjuangan dokter dan
tenaga kesehatan yang merawat pasien di rumah sakit.
PENGERTIAN

Green dan Kreuter Keputusan Menteri Kesehatan


(2005) No. 1114/Menkes/SK/VIII/2005
“Promosi kesehatan adalah kombinasi upaya- “Upaya untuk meningkatkan kemampuan
upaya pendidikan, kebijakan (politik), masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor
peraturan, dan organisasi untuk mendukung kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk
kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi hidup dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
yang menguntungkan kesehatan individu, menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kelompok, atau komunitas.” kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.”
Tujuan Promosi Kesehatan

Meningkatkan PHBS individu masyarakat, serta


keluarga masing-masing. Selain itu juga berperan
secara aktif dalam tiap gerakan untuk kesehatan
masyarakat lewat upaya promosi kesehatan yang
telah melalui proses integrasi dengan berbagai
program lain, lintas sektor baik itu dari pihak swasta
ataupun dari pihak masyarakat.
Menurut Green
(1990)
Tujuan Program
Merupakan pernyataan tentang apa
yang akan dicapai dalam periode
waktu tertentu yang berhubungan
dengan status kesehatan. Tujuan
program ini juga disebut tujuan jangka
panjang, contohnya mortalitas akibat
kecelakaan kerja pada pekerja
menurun 50 % setelah promosi
kesehatan berjalan lima tahun.
Menurut Green
(1990)

Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar
tercapai perilaku yang diinginkan.
Tujuan ini merupakan tujuan jangka
menengah, contohnya : cakupan angka
kunjungan ke klinik perusahaan
meningkat 75% setelah promosi
kesehatan berjalan tiga tahun.
.
Menurut Green
(1990)

Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai
dalam mengatasi masalah kesehatan.
Bersifat jangka pendek, berhubungan
dengan pengetahuan, sikap, tindakan,
contohnya: pengetahuan pekerja
tentangtanda-tanda bahaya di tempat
kerja meningkat 60% setelah promosi
kesehatan berjalan 6 bulan
Strategi Promosi Kesehatan
STRATEGI SASARAN HASIL TATANAN

Sasarana tersier Kebijakan


Advocacy pemerintah pusat berwawasan
dan daerah kesehatan • Rumah
Tangga
Sasaran • Institusi
Kemitraan dan
Social Support sekunder,toma, Pendidikan
opini
pkk,kader • Tempat Kerja
• Tempat
Sasaran primer Gerakan Umum
Empowement individu dan unit masyarakat • Sarana
kerja mandiri Kesehatan
COVID 19
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang
baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal
sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19
ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh
dunia.
Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa
lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien
meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit
tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau
perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat
ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya
memiliki gejala ringan.
Orang Beresiko Terinfeksi COVID 19

1. Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana


virus COVID-19 bersirkulasi sangat mungkin berisiko
terinfeksi (Kontak Erat).

2. Petugas kesehatan yang merawat pasien terinfeksi


COVID 19.
World Indonesia
Total kasus : 131 Juta Total kasus : 1,53 Juta (+4.345)
Sembuh : 74 Juta Sembuh : 1,37 Juta (+5.197)
Meninggal dunia : 2,84 Juta Meninggal dunia : 41.242 (+91)
Tips 01.
Don’t Panic
Jangan panik jika ada warga atau tetangga yang terpapar
karena dapat mengurangi efektivitas sistem kekebalan
tubuh.
Seperti Studi para ahli dari Ohio State University misalnya, menunjukkan bahwa stres
psikologis mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan mengganggu komunikasi antara
sistem saraf, endokrin (hormon) sistem, dan sistem kekebalan tubuh. Ketiga sistem
"berbicara" satu sama lain menggunakan pesan-pesan kimiawi alami, dan harus bekerja dalam
koordinasi yang erat untuk menjadi efektif
Tips 02.
Physical Distancing With
Socials
Membatasi diri untuk berinteraksi secara fisik dengan warga dan masyarakat
sekitar.Physical distancing atau dapat diartikan sebagai pembatasan kontak fisik
merupakan serangkaian tindakan dalam pengendalian infeksi non-farmasi yang
bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit.

Tujuan utama dari kebijakan pembatasan ini adalah untuk mengurangi


kemungkinan kontak fisik antara orang yang terinfeksi dan orang lain yang tidak
terinfeksi, sehingga dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit, virus,
morbiditas, dan akibat buruk lainnya yang dapat berakibat kepada kematian (Yunus
& Rezki, 2020).
Tips 03.
Don’t Have A Bad
Stigma
Di tengah masa-masa sulit seperti ini, rasa empati antar sesama sangat dibutuhkan untuk membangun
masyarakat yang resilience atau tahan terhadap suatu bencana.

Kita dapat memberi dukungan moral pada tetangga yang sedang isolasi diri dengan cara:

1. Membantu memenuhi kebutuhan makanan atau keperluan harian dengan cara meletakkannya di bagian
rumah tetangga yang aman (misal: pagar, carport, teras) sehingga tidak perlu menyerahkannya secara
langsung.
2. Memastikan kondisi mereka baik selama isolasi diri, yang dapat dilakukan melalui teknologi
komunikasi (telepon, WhatsApp, dan sejenisnya).
3. Tetap siaga membantu jika mereka memerlukan bantuan (misalnya, menghubungi hotline maupun
bantuan finansial).
Membantu menghubungi petugas medis jika kondisi tetangga memburuk atau memerlukan bantuan.
Tips 04.
Support !
Menurutmu psikolog klinis dari RSUD Wangaya Denpasar, Bali dalam diskusi online yang diadakan
Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia menyatakan terdapat beberapa jenis dukungan yang dapat
diberikan pada pasien Covid-19:

Appraisal Support (dukungan untuk memecahkan masalah atau menguraikan stressor seperti menjadi
pendengar yang baik pada cerita pasien Covid-19)
Tangible Support (bantuan nyata untuk menyelesaikan masalah seperti membantu memenuhi kebutuhan
pasien misalnya makanan, alat kesehatan masker atau barang lainnya. Akan lebih baik jika sesekali
memberikan hadiah/bingkisan untuk memberi rasa bahagia pada pasien)
Self Esteem Support (dukungan agar pasien bisa memiliki pandangan diri yang baik terutama tentang
dirinya sendiri)
Belonging Support (dukungan berupa penerimaan dalam suatu bagian atau kelompok seperti tidak
mengucilkan pasien dari masyarakat)

Meski terlihat sepele, namun tindakan tersebut dapat mempengaruhi psikis pasien Covid-19 yang
selanjutnya akan berpengaruh pada kondisi imunnya.
Tips 05.
Health Protocol
Apabila orang di sekitar kita terkena Covid-19 salah satu hal yang perlu dilakukan
adalah tetap menerapkan protokol kesehatan 3M secara tertib, 3M diantaranya :

1. Memakai masker
2. Mencuci tangan
3. Menjaga jarak
Tips 06.
Enviromental Hygiene
Hal yang dapat dilakukan adalah:
1. Memastikan seluruh area rumah bersih dari sampah dan membersihkan lantai, dapur, kamar
mandi, kamar tidur, meja makan, pegangan pintu, tangga, komputer, remote, wastafel dll dengan
desinfektan secara berkala
2. Mencuci alat masak dan alat makan dengan air bersih mengalir dan sabun
Menyediakan keran dan sabun atau saranan cuci tangan di dekat pintu rumah dan juga hand sanitizer
3. Peka terhadap gejala Covid 19 antar anggota keluarga, dan melakukan isolasi serta pemeriksaan
lebih lanjut apabila ada anggota keluarga yang memiliki gejala
Tips 07.
Health Protocol
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai