Anda di halaman 1dari 18

MEMBANGUN

BUDAYA
POLITIK
PARTISIPATIF
GENERASI MUDA
Drs. Alfiandra,M.Si

Disampaikan pada WEBINAR Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan FKIP UNSRI
tanggal 31 oktober 2020
Sekilas
Tentang Konsep
Budaya Politik
Sekilas Tentang Konsep Budaya Politik
Budaya politik adalah Suatu sikap,orientasi Budaya politik Berkaitan dengan :
khas warga negara terhadap sistem politik sikap terhadap sistem politik
dan aneka ragam bagiannya,dan sikap sikap terhadap peranan warga negara dalam
terhadap peranan warga negara di dalam sistem
sistem itu (Almond and Verba,1980)

Sikap : dibentuk oleh komponen


-Kognitif : pengetahuan
-Afeksi : berkaitan dengan aspek
perasaan
-Evaluatif : penilaian yang didasari
pengetahuan dan perasaan
( percaya /tidak percaya, menerima
/tidak menerima, ikut/tidak ikut,,
positif/negatif )
Sebagai suatu sikap dalam melihat atau memandang, budaya
politik dipengaruhi oleh kompleks nilai yang ada dalam
masyarakat (warga negara ) tempat mereka hidup.
TIPE TIPE BUDAYA POLITIK

Berdasarkan Sikap yang Ditunjukkan :

1.Budaya politik militan


perbedaan dipandang sebagai upaya jahat dan menentang. Bila terjadi krisis
yang dicari kambing hitamnya, bukan dipandang sebagai akibat peraturan
yang salah.

2.Budaya Politik Toleransi


tipe budaya politik yang mengutamakan konsensus untuk mengatasi
perbedaan, yang dinilai adalah kebenaran ide terlepas dari siapa ide itu
datangnya tetapi tetap kritis tanpa dilatar belakanggi sifat curiga.
Berdasarkan Pada Sikap terhadap Tradisi dan
Perubahan;

1. Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Absolut. tipe ini


memandang nilai nilai dan kepercayaan yang dimiliki adalah
sempurna tidak dapat diubah, upaya diarahkan pada intensifikasi
dari kepercayaan bukan kebaikan, menolak hal yang baru.

2. Budaya Politik Yang Memiliki Sikap Mental Akomodatif tipe ini


biasanya terbuka dan bersedia menerima sesuatu yang baru
sepanjang dipandang berharga.

YOUR COMPANY NAME


Berdasarkan Orientasi Politiknya;

1. Budaya Politik Parokial (parocial poltical culture)


budaya politik dengan tingkat partisipasi politik yang sangat rendah. Biasanya
disebabkan faktor kognitif (misal tingkat pendidikan yang relatif rendah)

2. Budaya politik Kaula ( subjek poltical culture)


Budaya poltik pada masyarakat yang secara sosial ekonomi sudah baik tapi
tingkat partisipasi politiknya masih rendah. Patuh loyal pada anjuran
pemimpin , partisipasi pasif, bila tidak suka cenderung mengambil sikap diam

3. Budaya politik Partisipan


(participant political culture)
Budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang tinggi
Budaya politik partisipan ditandai dengan keterlibatan aktif masyarakat didalam hal hal yang berhubungan dengan proses
politik dan kegiatan politik

Proses politik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembuatan kebijakan mulai pada saat input
(demand dan support) maupun saat memberikan feedback (penilaian)

Kegiatan Politik adalah kegiatan kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kekuasaan
dan kebijakan dalam kehidupan bernegara
Contoh : Pemilu,loby,ormas , demonstarasi

English Class | Laredo York Primary School


Apakah masyarakat Indonesia
sudah memiliki ciri budaya politik
Partisipan?

Jawabannya

Ada yang sudah :


( berkualitas ? Atau belum )

Ada yang belum :


(kenapa ?)
Variabel yang mempengaruhi
terbentuknya budaya politik partisipan
1. Pengetahuan masyarakat yang cukup
tentang politik
2. Kesadaran masyarakat akan hak hak politik
3. Sejauh mana negara memberi “kesempatan”
bagi masyarakat untuk berpartisipasi
4. Kepekaan masyarakat dalam merespon isu
isu politik dengan cerdas
5. Pendidikan politik
Tantangan Terhadap
Terbentuknya Budaya Politik
Partisipan
1. Bagaimana merubah mindset agar masyarakat tidak anti
dengan hal hal yang berkaitan dengan politik (a politis)

2. Bagaimana menyelaraskan antara budaya politik yang tidak


partisipan yang sudah terlajur mapan hidup dalam
masyarakat dengan budaya politik partisipan yang cenderung
‘‘baru” dan belum mapan dimasyarakat kita

3. Sistem politik yang kita pilih dan sepakati (sistem politik


yang demokratis) belum seiring dengan budaya politik yang
hidup dimasayarakat baik itu dikalangan elit maupun massa
yang cenderung parokial dan kaula
Upaya Membangun Budaya Politik Partisipan
1. Institusionalisasi (pelembagaan) demokrasi
partisipatif
2. Destrukturisasi kewenangan ketingkat lokal yang mendorong partisipasi politik
3. Mendorong dan memfasilitasi terbentuknya institusi institusi di tengah
masyarakat sebagai wadah masyarakat berpartisipasi
4. Negara memberi kesempatan seluas luasnya pada masyarakat terhadap
kegiatan dan proses politik
Pemuda dan Politik
• Pemuda dan politik merupakan 2 elemen yang
tidak dapat dipisahkan
• Satu sisi Pemuda merupakan pemegang dan
pelanjut estafet bangsa , masa depan bangsa
tergantung pada generasi muda.
• Di sisi lain masa depan generasi muda
tergantung pada kondisi variabel politik
sekarang
• Konsekwensinya : pemuda harus sensitiv
terhadap hal hal yang berhubungan dengan
kebijakan (sebagai out put dari sistem politik)
• Sensitivitas itu dimunculkan dengan
berpartisipasi dalam proses dan kegiatan politik
(budaya politik partisipan)
Problema Budaya Politik Partisipan
Pemuda
• Realita :
• Pemuda dari masa kemasa
menunjukkan sensitivitasnya
terhadap kondisi dan persoalan
kehidupan berbangsa bernegara
• Catatan:
* Sumpah Pemuda 1928,
* Reformasi 1998,
* Demonstarasi mengkritis berbagai

kebijakan pemerintah.
Problemnya :
Apakah partisipasi sudah berkualitas ?
Partisipasi berkualitas ditandai
dengan hal hal berikut :
1. Partisipasi yang dialandasi oleh rasionalitas
(Ramadhan 2019)
Sudah terpenuhi ?
2. Partisipasi yang dilandasi oleh kompetensi :
civic knowledge, civic skill dan civic
disposition (Bronson, 1998)
Sudah terpenuhi ?
3. Konsisten dan terukur
Sudah terpenuhi ?
4. Menjadikan HAM sebagai referensi berpartisipasi
(Wirawan, 2028)
Sudah terpenuhi ?
Upaya Mendorong Budaya Politik Partisipan
Pemuda
1. Meningkatkan kompetensi politik generasi muda
Stake holdernnya :
pemerintah, parpol, organisasi
kemasyarakatan, Perguruan Tinggi
2. Memberikan “ruang” pada generasi muda
untuk berproses dan berdinamika
3. Evaluasi terhadap kebijakan yang menyangkut
generasi muda yang tidak hanya sekedar proses
pragmatis dsan prosedural semata (Anderson,
1997)
4. Keteladanan dari generasi “senior”
5. Dukungan terhadapa organisasi yang mengakomodir minat
dan bakat generasi muda
6. Adanya “toleransi” atas cara cara pemuda berdemokrasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai