Anda di halaman 1dari 22

EKONOMI SYARIAH

DOSEN PENGAMPUH : IBU VALENTINA MONOARFA, S.E.,M.M.

BAB 1: FILOSOFI DASAR EKONOMI


ISLAM

MUHAMMAD FARHAN ALI


KELAS G/SEMESTER 2
NIM.921420035
PRODI S1 AKUNTANSI
A. DEFINISI EKONOMI ISLAM

 Dawam Rahardjo (1999) memilah istilah ekonomi Islam dalam tiga

kemungkinan pemaknaan berikut.

1) Ekonomi Islam adalah ilmu ekonomi yang berdasarkan nilai atau

ajaran Islam.

2) Ekonomi Islam adalah suatu sistem. Sistem menyangkut

pengaturan, yaitu pengaturan kegiatan ekonomi dalam masyarakat

atau negara berdasarkan cara atau metode tertentu.

3) Ekonomi Islam dalam pengertian perekonomian umat islam.


 M.M. Metwally (1993) :

 Mendefinisikan, “Islamic economics may be


defined as the study of the economic behavior
of the true Muslim in a society which adheres
to the Islamic doctrine from the Holy Qur’an,
the Sunna of The Holy Prophet Muhammad (or
the Hadith, or tradition), the consensus (ijma’)
and the analogy (qiyas).
Perbedaan antara ekonomi Islam dan sistem ekonomi lainnya menurut Metwally terletak pada hal-hal
berikut.

1) Sumber daya merupakan kepemilikan mutlak dari Allah SWT. yang diamanahkan kepada manusia

untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam rangka maksimalisasi produksi dengan tujuan memberikan

kesejahteraan pada kehidupan umat di dunia.

2) Islam mengakui adanya kepemilikan pribadi dengan memberikan beberapa batasan.

3) Ekonomi Islam menggunakan model kerja sama dalam aktivitas ekonominya, sementara ekonomi

pasar (free market economies) menggunakan teknik sebaliknya dalam mencapai keseimbangan.

4) Sistem ekonomi Islam menentang adanya akumulasi dan konsentrasi kekayaan pada sekelompok

individu/golongan.

5) Ketika ekonomi pasar (free market economies) didominasi oleh industri yang bersifat monopoli dan

oligopoli, sistem ekonomi Islam menganjurkan kepemilikan dan manajemen publik atas berbagai

sumber daya yang dapat memberikan kemaslahatan bagi umat.

6) Seorang Muslim harus menyadari bahwa segala aktivitas ekonominya selalu diamati oleh Allah SWT.

sehingga berbagai tindakan yang melanggar aturan syariat Islam akan dihindari.
Choudhury (1986) :
 Memberikan definisi ekonomi Islam sebagai “a definition of the

Islamic economic theory is now possible and may be defined as the

sum total of the historical, empirical and theoretical studies that

analyse the human and societal needs in the light of an integrated

Islamic value system. The two element of this area, first, the purely

marketable goods and services along with their prices and, second,

the augmentation of the benefits derived from the consumption of

these goods and services.”


Beberapa prinsip dari ekonomi Islam yang ditawarkan oleh
M.A. Choudhury (1986), yaitu sebagai berikut.

1) Tauhid dan persaudaraan. Tauhid adalah konsep yang menggambarkan segala

aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh seorang Muslim akan sangat terjaga

karena ia merasa bahwa Allah SWT. akan selalu melihat apa yang dilakukannya.

Sementara konsep persaudaraan atau yang biasa dikenal sebagai ukhuwah

Islamiyah memberikan makna persaudaraan dan kerja sama yang tulus antara

sesama Muslim dalam aktivitas ekonomi.

2) Bekerja dan produktivitas. Dalam ekonomi islam, individu dituntut untuk bekerja

semaksimal mungkin dengan tingkat produktivitas kerja yang tinggi dengan

tujuan memberikan yang terbaik bagi kemaslahatan umat.

3) Distribusi kekayaan yang adil. Mekanisme pendistribusian kekayaan dalam islam

adalah melalui mekanisme zakat.


Umer Chapra (2001) :
 Bahwa ilmu ekonomi Islam diartikan sebagai cabang
pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan
manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya alam
yang langka yang sesuai dengan Maqashid, tanpa
mengekang kebebasan individu untuk menciptakan
keseimbangan makroekonomi dan ekologi yang
berkesinambungan, membentuk solidaritas keluarga, sosial,
dan jaringan moral masyarakat.
 Secara umum, ekonomi islam dapat didefinisikan sebagai perilaku individu Muslim dalam

setiap aktivitas ekonomi syariahnya harus sesuai dengan tuntunan syariat Islam, dalam

rangka mewujudkan dan menjaga maqashid syariah (agama, jiwa, akal, nasab, dan harta).
 Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem ekonomi Islam berdasarkan konsep dasar

dalam Islam, yaitu tauhid dan berdasarkan rujukan pada Al-Qur’an dan Sunnah adalah :

1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan

pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat;

2. Memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua orang;

3. Mencegah terjadinya pemusatan kekayaan dan meminimalkan ketimpangan dana

distribusi pendapatan dan kekayaan di masyarakat;

4. Memastikan kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral;

5. Memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.


Kebijakan dasar yang menjadi acuan dalam sistem ekonomi
Islam menurut Choudhury (1986) adalah sebagai berikut.

1) Pelarangan atas riba (abolition of riba) dalam perekonomian.

2) Penerapan mudharabah dalam perekonomian.

3) Pelarangan atas israf atau konsumsi yang berlebihan atau

mubazir.

4) Kehadiran institusi zakat sebagai suatu mekanisme dalam

mengatur distribusi kekayaan di kalangan masyarakat.


Secara umum, nilai-nilai Islam yang menjadi filosofi ekonomi Islam dapat
dijumpai dalam asas yang mendasari perekonomian Islam yang diambil dari
serangkaian doktrin ajaran Islam, adalah (Abdullah, 2002) sebagai berikut.

1. Asas suka sama suka, yaitu kerelaan yang sebenarnya, bukan kerelaan yang

bersifat semu dan seketika.

2. Asas keadilan. Keadilan dapat didefinisikan sebagai keseimbangan atau

kesetaraan antarindividu atau komunitas.

3. Asas saling menguntungkan. Dalam ekonomi Islam dilarang transaksi maysir,

gharar, dan riba sebab dalam transaksi tersebut pasti akan ada pihak yang

dirugikan.

4. Asas tolong-menolong dan dilarang untuk adanya pemerasan dan eksploitasi.


Empat nilai utama yang dapat ditarik dari ekonomi Islam
adalah sebagai berikut.

1) Peranan positif dari negara, sebagai regulator yang mampu memastikan

kegiatan ekonomi berjalan dengan baik sehingga tidak ada pihak yang

merasa dirugikan oleh orang lain.

2) Batasan moral atas kebebasan yang dimiliki sehingga setiap individu

dalam melakukan aktivitasnya akan mampu pula memikirkan dampak

bagi orang lain.

3) Kesetaraan kewajiban dan hak. Hal ini mampu menyeimbangkan antara

hak yang diterima dan kewajiban yang harus dilaksanakan.

4) Usaha untuk selalu bermusyawarah dan bekerja sama sebab hal ini

menjadi salah satu fokus utama dalam ekonomi Islam.


B. PERMASALAHAN UTAMA DALAM
EKONOMI ISLAM

 Dalam ekonomi konvensional, ilmu ekonomi merupakan studi

tentang manusia yang di dalamnya terjadi pertentangan antara

kebutuhan dan keinginan manusia yang sifatnya tidak berbenturan

dengan kapasitas sumber daya yang terbatas.


 Bagi sebagian besar umat manusia yang hidup di dunia ini,

kelangkaan merupakan suatu hal yang nyata, sedangkan sumber

daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut terbatas

jumlahnya tidak sebanding dengan besarnya permintaan.


 Karena sumber daya terbatas, pilihan untuk lebih banyak memproduksi suatu

barang akan menurunkan produksi barang lain. Dengan demikian, proses

produksi yang bisa dicapai adalah kombinasi berdasarkan sumber daya yang

tersedia.
 Batas kemungkinan produksi mengungkapkan 3 konsep, yaitu :
 Keterbatasan/kelangkaan (scarcity) : kombinasi yang tidak dapat dicapai di atas

batas garis.
 Pilihan (choice) : kebutuhan untuk memilih dari sekian titik alternatif yang dapat

dicapai sepanjang batas.


 Biaya peluang (opportunity cost) : kemiringan batas tersebut ke kanan bawah.
 Dari permasalahan utama mendasar, setiap masyarakat menghadapi dan
harus memecahkan tiga permasalahan pokok ekonomi :
1. Apa yang harus diproduksi dan dalam jumlah berapa barang tersebut
diproduksi (What)?
2. Bagaimana sumber-sumber ekonomi (faktor-faktor produksi) yang tersedia
harus dipergunakan untuk memproduksi barang-barang secara optimal
(How)?
3. Untuk siapa barang-barang tersebut diproduksikan; atau bagaimana
barang-barang tersebut dibagikan di antara warga masyarakat (For Whom)?
Gerak harga (mekanisme harga) dari setiap barang dan faktor produksi
bisa memecahkan ketiga masalah ekonomi pokok dari masyarakat
dengan cara berikut.
1. Apabila masyarakat menghendaki suatu barang lebih banyak, harga barang tersebut akan
naik. Dengan demikian, penjual memperoleh keuntungan yang lebih besar, selanjutnya
produsen akan memperbesar kapasitas produksinya atas produk tersebut. Jadi, gerak
harga-harga barang menentukan apa dan berapa setiap barang akan tersedia
(diproduksikan) dalam masyarakat. (What).
2. Produsen akan selalu mencari kombinasi faktor produksi yang paling efisien dalam proses
produksinya. Gerak harga faktor produksi menentukan kombinasi optimal yang digunakan
produsen dalam proses produksinya. (How).
3. Pola distribusi penghasilan antarwarga masyarakat tidak hanya ditentukan oleh harga
faktor produksi, tetapi juga oleh pola kepemilikan. Semakin terpusat suatu kepemilikan,
semakin terpusat pula distribusi barang-barang di masyarakat. Gerak harga barang dan
faktor produksi menentukan distribusi barang-barang yang dihasilkan di dalam
masyarakat antara warga masyarakat. (For Whom).
Ada bagian-bagian yang secara umum tidak dapat dipecahkan oleh
mekanisme harga karena hal ini menyangkut kepentingan umat yang
lebih besar lagi, yaitu :

 Distribusi pendapatan

 Ketidaksempurnaan pasar

 Barang-barang publik

 Eksternalitas

 Makro Ekonomi
Pemikiran para ekonom Muslim kontemporer terbagi atas
tiga mazhab :

1. Mazhab Iqtishaduna
 Berpendapat bahwa ilmu ekonomi (economics) tidak bisa berjalan seirama

dengan Islam. Menurut mereka, Islam tidak mengenal sumber daya yang

terbatas berdasarkan dalil Al-Quran surat Al-Qamar ayat 49.


 Mazhab ini berpendapat bahwa permasalahan dalam ekonomi muncul

karena adanya distribusi yang tidak merata dan tidak adil sebagai akibat

sistem ekonomi yang membenarkan terjadinya eksploitasi atas sekelompok

pihak yang lemah oleh sekelompok pihak yang lebih kuat.


 Semua teori ekonomi konvensional ditolak dan dibuang dan diganti oleh

teori-teori baru yang disusun berdasarkan nash-nash Al-Quran dan Sunnah.


2. Mazhab Mainstream

 Mazhab ini setuju bahwa masalah ekonomi muncul karena sumber daya yang

terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak terbatas yang

didasarkan pada dalil Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 155.


 Dalam ekonomi islam, penentuan pilihan tidak bisa sekendaknya saja sebab semua

sendi kehidupan kita telah diatur dalam Al-Quran dan Sunnah sehingga sebagai

manusia ekonomi islam harus selalu patuh pada aturan-aturan syariah yang ada.

3. Mazhab Alternatif-Kritis
 Mazhab ini mengkritik kedua mazhab sebelumnya. Analisis kritis tidak hanya harus

dilakukan terhadap ekonomi konvensional yang telah ada, tetapi juga terhadap

ekonomi islam. Sebab, ekonomi islam muncul sebagai tafsiran manusia atas Al-Quran

dan Sunnah.
C. RANCANG BANGUN EKONOMI
ISLAM
 Ekonomi Islam sebagai ilmu merupakan landasan ekonomi Islam terdiri

atas aqidah (tauhid), adil, nubuwwa, khilafah, dan ma’ad.


 Adapun ekonomi Islam sebagai suatu sistem merupakan tiang dari ekonomi

Islam, terdiri atas multitype ownership (kepemilikan multi-jenis), freedom

to act (kebebasan berusaha), dan social justice (kesejahteraan sosial).


 Ekonomi islam sebagai perekonomian merupakan atap dari rancang

bangun ekonomi Islam, yaitu akhlak yang menjadi perilaku islami dalam

perekonomian.
E. METODOLOGI EKONOMI ISLAM
Literatur Islam mengenai ekonomi mempergunakan dua macam metode, yaitu :

1) Metode deduksi

Diaplikasikan terhadap ekonomi Islam modern untuk menampilkan prinsip-

prinsip sistem Islam dan kerangka hukumnya dengan berkonsultasi dengan

sumber-sumber Islam, yaitu Al-Quran dan Sunnah.

2) Metode pemikiran retrospektif

Dipergunakan oleh banyak penulis Muslim kontemporer yang merasakan

tekanan kemiskinan dan keterbelakangan di dunia Islam dan berusaha mencari

berbagai pemecahan terhadap persoalan ekonomi umat Muslim dengan kembali

kepada Al-Quran dan Sunnah untuk mencari dukungan atas pemecahan

tersebut dan mengujinya dengan memerhatikan petunjuk Tuhan.


Muhammad Anas Zarqa (1992) :
Menjelaskan bahwa kerangka metodologi ekonomi Islam adalah sebagai berikut.
 Pertama, presumptions and ideas atau disebut ide dan prinsip dasar ekonomi
Islam. Ide ini bersumber dari Al-Quran, Sunnah, dan fiqh am-maqasid. Ide ini harus
dapat diturunkan menjadi pendekatan yang ilmiah dalam membangun kerangka
berpikir dari ekonomi Islam.
 Kedua, nature of value judgement atau pendekatan nilai dalam Islam terhadap
kondisi ekonomi yang terjadi. Pendekatan ini berkaitan dengan konsep utilitas
dalam Islam.
 Ketiga, positive part of economics science. Bagian ini menjelaskan realita ekonomi
dan cara konsep Islam bisa diturunkan dalam kondisi nyata. Melalui 3 pendekatan
metodologi tersebut, disusunlah sistem ekonomi Islam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai