Anda di halaman 1dari 38

PENGGANTIAN PENGHANTAR JARINGAN

TEGANGAN RENDAH KAWAT TELANJANG


MENJADI LVTC DI SALATIGA KOTA UNTUK
MENINGKATKAN KEANDALAN
KELOMPOK 2

Arrival Mustafid Octavian Dwi Sulistyo Utama Fajar Bagus Ramadhan


3.39.18.1.04 3.39.18.1.05 3.39.18.1.06
Keandalan Saluran
Kabel Udara
Tegangan Rendah
Keandalan Saluran Kabel Udara Tegangan
Rendah

Keandalan adalah kemungkinan suatu komponen atau suatu sistem menjalankan


fungsinya secara memuaskan atau sempurna. Dalam sistem ketenagalistrikan,
keandalan penyelidiaan tenaga listrik ialah kemungkinan suatu sistem penyediaan
tenaga listrik secara memuaskan atau sempurna.
Parameter-Parameter
yang Menentukan Keandalan
dan Kualitas Listrik
1. Frekuensi dengan satuan hertz (Hz)
Yaitu jumlah siklus arus bolak-balik (alternating current) per detik. Indonesia
menggunakan frekuensi 50 Hz.
Gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem frekuensi:
a. Penyimpangan terus-menerus (Continuous Deviation); frekuensi berada diluar
batasnya pada saat yang lama (secara terus-menerus), frekuensi standar 50 Hz dengan
toleransi 1% pada frekuensi standart 50 Hz.
b. Penyimpangan sementara (Transient Deviation); penurunan atau penaikkan frekuensi
secara tiba-tiba dan sesaat.
2. Tegangan atau voltage dengan satuan volt (V)
Tegangan yang baik adalah tegangan yang tetap stabil pada nilai yang telah ditentukan yaitu
220 Volt dengan batas toleransi +5% dan -10%.
Gangguan pada tegangan antara lain :
a. Tegangan Lebih (Over Voltage)
Tegangan lebih pada sistem akan mengakibatkan arus listrik yang mengalir menjadi besar
sehingga menyebabkan kenaikan rugi-rugi daya dan operasi, memperpendek umur kerja
peralatan dan yang lebih fatal akan terbakarnya peralatan tersebut. Disebabkan karena
eksitasi yang berlebihan pada generator listrik (over excitation), sambaran petir pada saluran
transmisi, proses pengaturan atau beban kapasitif yang berlebihan pada sistem distribusi.
2. Tegangan atau voltage dengan satuan volt (V)

b. Tegangan Turun (Drop Voltage)


Tegangan turun pada sistem akan mengakibatkan berkurangnya intensitas cahaya
(redup) pada peralatan penerangan; bergetar dan terjadi kesalahan operasi pada
peralatan kontrol; menurunnya torsi pada saat start (starting torque) pada motor-motor
listrik. Tegangan turun biasanya disebabkan oleh kurangnya eksitasi pada generator
listrik (drop excitation), saluran transmisi yang terlalu panjang, jarak beban yang terlalu
jauh dari pusat distribusi atau peralatan yang sudah berlebihan beban kapasitifnya.
2. Tegangan atau voltage dengan satuan volt (V)

c. Tegangan Kedip (Dip Voltage)


Tegangan kedip adalah turunnya tegangan (umumnya sampai 20%) dalam perioda
waktu yang sangat singkat (dalam milli second). Penyebabnya adalah hubungan
singkat (short circuit) antara fasa dengan tanah atau fasa dengan fasa pada jaringan
distibusi.
2. Tegangan atau voltage dengan satuan volt (V)
d. Harmonik Tegangan (Voltage Harmonic)
Harmonik tegangan adalah komponen-komponen gelombang sinus dengan frekuensi
dan amplitudo yang lebih kecil dari gelombang asalnya (bentuk gelombang yang
cacat).
Tegangan harmonik dapat mengakibatkan:
1) panas yang berlebihan
2) getaran keras
3) suara berisik
2. Tegangan atau voltage dengan satuan volt (V)

e. Ketidak seimbangan tegangan (Unbalance Voltage)


Ketidak seimbangan tegangan umumnya terjadi di sistem distribusi karena
pembebanan fasa yang tidak merata.
3. Interupsi atau Pemadaman Listrik

a.Pemadaman yang direncanakan (Planned Interruption/scheduled interruption)


Pemadaman yang terjadi karena adanya pekerjaan perbaikan atau perluasan jaringan
pada sistem tenaga listrik.
b. Pemadaman yang tidak direncanakan (Unplanned Interruption)
Pemadaman yang terjadi karena adanya gangguan pada sistem tenaga listrik seperti
hubung singkat (short circuit).
SOP Pemeliharaan
Saluran Kabel Udara
Tegangan Rendah
SOP Pemeliharaan Saluran Kabel Udara
Tegangan Rendah
SOP dibuat sebagai prosedur atau pedoman untuk pelaksanaan pemeliharaan.
Berikut uraian instruksi kerja perbaikan, pemeliharaan dan penggantian kabel SKTR:

1. Mempersiapkan material,peralatan kerja serta alat pelindung diri (APD)


2. Memastikan bahwa semua peralatan dan APD lengkap
3. Melaporkan ke rayon bahwa pekerjaan siap dilaksanakan
4. Mengikuti prosedur menuver pembebasan tegangan
5. Buka pintu PHTR/LVCB
SOP Pemeliharaan Saluran Kabel Udara
Tegangan Rendah
SOP dibuat sebagai prosedur atau pedoman untuk pelaksanaan pemeliharaan.
Berikut uraian instruksi kerja perbaikan, pemeliharaan dan penggantian kabel SKTR:

1. Mempersiapkan material,peralatan kerja serta alat pelindung diri (APD)


2. Memastikan bahwa semua peralatan dan APD lengkap
3. Melaporkan ke rayon bahwa pekerjaan siap dilaksanakan
4. Mengikuti prosedur menuver pembebasan tegangan
5. Buka pintu PHTR/LVCB
SOP Pemeliharaan Saluran Kabel Udara
Tegangan Rendah
6. Posisikan off MCCB/tuas jurusan pada SKTR yang akan dipelihara/diperbaiki
7. Buka pintu boc SKTR, cek tegangan dengan volt meter/test pen
8. Pasang grounding pada sisi input SKTR
9. Cek visual kondisi kabel SKTR
10. Bebaskan ujung kabel input/output
11. Menguji tahanan isolasi kabel
12. Cek konduktor di sekitar box SKTR
13. Memelihara/mengganti peralatan yang rusak/perlu diganti
SOP Pemeliharaan Saluran Kabel Udara
Tegangan Rendah
14. Menguji tahanan isolasi kabel kembali
15. Membongkar kabel yang terjadi kerusakan
16. Memasang kabel yang baru
17. Bersihkan, kancangkan baut, lumasi kotak kontak
18. Pastikan di box SKTR tidak ada alat yang hilang atau tertinggal
19. Lepas grounding pada sisi SKTR
20. Lapor ke rayon bahwa pekerjaan telah selesai dikerjakan dan ijin untuk memasukkan
kembali tegangan
21. Ikuti prosedur manuver penormalan
SOP Pemeliharaan Saluran Kabel Udara
Tegangan Rendah
22. MCCB di posisikan on
23. Cek tegagan dan juga beban pastikan telah sesuai dengan standart
24. Pastikan urutan fasa benar
25. Selesai

Peralatan yang dilakukan dalam manuver jaringan :


- Untuk Piket Dispatcher : Single Line Diagram, Radio Komunikasi, dan SOP
- Untuk Petugas Pelaksana : Single Line Diagram, Radio Komuniassi, Radio HT, Kunci
Gembok ABSW / LBS, Stick, Kacamata, Sepatu
SOP Pemadaman Jaringan Tegangan Rendah
Berikut alur pemadaman sisi TR sebelum pekerjaan :
1. Pengawas lapangan menginformasikan kepada Piket Dispatcher Rayon bahwa
akan ada pekerjaan penggantian AAAC menjadi LVTC SA1-95 di penyulang
Bringin 1.
2. Pengawas lapangan memberikan instruksi kepada petugas untuk madamkan
Breaker trafo.
3. Pengawas lapagan memstikan bahwa sisi TR yang akan dikerjakan sudah tidak
betegangan.
4. Setelah dipastikan aman baru pekerjaan penggantian penghantar AAAC menjadi
LVTC dapat dikerjakan.
 
SOP Penormalan Jaringan Tegangan Rendah
Setelah pekerjaan penggantian AAAC menjadi LVTC SA1-95 dinyatakan sudah selesai dan
jaringan telah aman, breaker trafo siap untuk dioperasikan normal kembali.
1. Pengawas pekerjaan menginformasikan ke Piket Dispatcher Rayon bahwa pekerjaan
telah selesai dan menyatakan bahwa jaringan telah aman.
2. Piket Dispatcher Rayon memberikan ijin pada pengawas lapangan untuk menormalkan
jaringan.
3. Setelah mendapat ijin dari dispatcher rayon, maka pengawas lapangan akan
menginstruksikan pada petugas yang ada untuk menghidupkan kembali breaker trafo.
4. Breaker trafo di hidupkan dan dilakukan pengecekan untuk memastikan jaringan telah
terpasang dengan benar.
5. Pengawas lapangan akan mengecek tegangan yang ada pada konsumen apakah
tegangannya sudah memenuhi standart PLN atau belum.
6. Jika sudah dipastikan semua berjalan dengan baik, pekerjaan baru akan dinyatakan
selesai.
Konstruksi Saluran
Udara Tegangan
Rendah
Saluran kabel udara Tegangan
Rendah adalah saluran udara
Tegangan Rendah yang
menggunakan kabel berisolasi yang
di lilit (twisted) dan juga sering
disebut dengan LVTC (Low Voltage
Twisted Cable) sebagai sarana
penghantar.

Kabel LVTC biasa diaplikasika


untuk saluran penghantar tegangan
renadah yang sering disebut dengan
SUTR (Saluran Udara Tegangan
Rendah) Kabel LVTC
LVTC
Mengingat berat massa kabel ini,
kekuatan tiang untuk saluran ini
memakai tiang 350 daN. Jenis
konstruksinya terbagi atas fungsi
tiang pada jaringan.
85%

46%

60%
Konstruksi Bagian Atas dimana Konstruksi Tiang Penumpu ( Live
penghantar bertumpu (pole top
construction) dibedakan 1 2 Role ) Tiang penumpu memakai
konstruksi Line Role dengan
Suspension Clamp dan Suspension
berdasarkan fungsi tiang.
Demikian pula jenis material Bracket dan kelengkapannya.
pendukung utamanya, antara Tiang penumpu dapat berfungsi
lain strain clamp, suspension sebagai tiang sudut dengan dan
clamp. besarnya sudut lintasan 0° - 15°
(Buku Standart Konstruksi PLN 5
Hal 15).

Konstruksi Tiang Sudut Kecil


(15°s/d30°) Pada konstruksi ini
pada sudut lintasan 15° s/d 30°
digunakan dua buah Suspension Konstruksi Tiang Sudut Sedang
Clamp pada komponen ( 30° s/d 45°) Dua buah
tambahan, Yoke. Komponen Suspension Clamp, satu buah Yoke
pelengkapnya sama dengan tetap digunaka, namun ditambah
konstruksi tiang penumpu dan
penopang tiang 9 Guy Wire. 3 4 satu buah Yoke berbentuk segi
tiga yang digantung Pole Bracket.
Konstruksi Tiang Sudut Besar Konstruksi Tiang Akhir Konstruksi
(45° s/d 90°) Untuk sudut
lintasan antara 45° s/d 90° 5 6 tiang akhir sama dengan tiang
awal. Kabel diterminasi dengan
harus memakai konstruksi dihubungkan ke Lightning
Double Dead End yaitu dua
Arrester 10 kA. Kekuatan tiang
konstruksi pada tiang awal.
akhir sekurang – kurangnya 500
daN.
Konstruksi Sambungan Antara
SUTM dan SKUTM pada Kabel
Twisted Sambungan antara
SUTM dan SKUTM kabel Twisted
harus memakai kotak ujung /
Cable Terminator pada kabel
Twisted dan Lightning Arrester Konstruksi Tiang Peregang dan
10 kA. Posisi kotak ujung kabel Sambungan Kabel Tiang peregang
harus tegak lurus dan tahanan ( Tension Pole ) memakai dua jenis
Pembumian Lightning Arrester konstruksi Dead End sebagaimana
tidak melebihi 1 ohm (Buku
Standart Konstruksi PLN 5 Hal
15).
8 7 pada tiang awal dan tiang akhir.
Proses
Penggantian AAAC Menjadi LVTC
Untuk kondisi lintasan Untuk pengangkutan
yang lunak digunakan menggunakan kendaraan
plat besi setebal 6 kondisi haspel harus dalam
s/d 10 mm. keadaan baik.
Jarak pemindahan <20m Menaikkan haspel kabel
Haspel dapat keatas truk dapat
digelindingkan dan dilakukan dengan tenaga
didorong dengan arah Pemindahan manusia, fork lift, kran
berlawanan gulungan ataupun derek bermotor.
kabel. Haspel Kabel

Pengangkutan Penghantar Penurunan Kabel


Kabel harus diangkut Penurunan kabel tidak boleh
secara hati-hati dilakukan dengan cara
menjatuhkan kabel dari atas truk.
Prosedur Penyelenggaraan Konstruksi
Prosedur penyelenggaraan konstruksi berdasarkan buku standart konstruksi 2008 (PLN 5 Hal 17)

1. Persiapan Peta Rencana dan Proses Perizinan Sebelum melaksanakan pekerjaan penarikan penghantar/penggelaran
kabel JTR, perlu dilakukan persiapan teknis dan administratif, berupa :

a. Gambar Rencana Pelaksanaan

b. Izin Pelaksanaan

c. Gambar As Built Drawing Utilitas yang terpasang pada jalur rencana pekerjaan

d. Dokumen-dokumen permintaan material

e. Persiapan Peralatan Kerja dan K2/K3

f. Izin Pelaksanaan Otoritas setempat

g. Pengawas Unit PLN terkait.


2. Survei dan Penentuan Lokasi Titik Tiang (Pole Staking) Fungsi utama survei adalah menentukan rute / lintasan
optimal konstruksi jaringan yang akan dipasang. Kriteria utama survei :

a. Lintasan konstruksi jaringan diusahakan merupakan garis lurus .

b. Permukaan tanah dipilih antara satu titik ke titik lainnya mempunyai ketinggian yang sama atau kalaupun berbeda,
dengan selisih sekecil-kecilnya

c. Lintasan/Titik-titik lokasi tiang dioptimalkan dengan memperhatikan rencana pengembangan wilayah/ jaring
distribusi dikemudian hari.

d. Bila jaringan berdekatan dari benda-benda lain (bangunan, pohon), perhatikan jarak aman yang dipersyaratkan .

e. Survei dilakukan sekurang - kurangnya oleh 2 orang untuk fungsi recheck dan juga dilengkapi peralatan survei
sekurang - kurangnya : Kompas, Rol meter dan Rol Dorong.
Kegiatan Survey dan
Penentuan Lokasi
Titik Tiang Evaluasi.
(Sumber : Buku
Konstruksi PLN 5)
F. Evaluasi hasil survey dan siapkan data akhir survey :

1) Gambar lintasan, berupa garis-garis dengan sudut belokan-belokan dan jarak


yang di skala

2) Gambar dan catatan kondisi geografis lokasi lintasan jaringan


Catatan kondisi lingkungan lokasi lintasan jaringan yang harus diperhatikan untuk
perencanaan dan pelaksanaan konstruksi.
3. Pendirian Tiang

Perhatikan ketentuan
transportasi dan pendirian
tiang sebagai berikut.
(Sumber : Buku Konstruksi
PLN 5)
4. Pemasangan komponen-
komponen yang dibutuhkan
yaitu isolator ansi CJ6
sebanyak satu buah setiap
tiang. Isolator ini berfungsi
sebagai tempat untuk
peletakan kabel LVTC, selain
itu CJ6 berfungsi sebagai
isolator tegangan rendah.
5. Penarikan Penghantar (stringing)
Sebelum pelaksanaan penarikan penghantar, periksa hal-hal berikut :
• Tiang beton diberi penguatan sementara – guywire/treckschor di tiang awal dan tiang ujung
• Konstruksi instalasi isolator pada masing-masing tiang
• Kesiapan penghantar dalam drum/haspel pada penopang rol
• Terpasangnya minimal 2 Stringing Block pada masing-masing tiang.
• Tenaga kerja penarik penghantar
• Tenaga pengawas lapangan/keselamatan kerja
• Petugas pengendali kontrol kecepatan putar drum penghantar
• Perkakas kerja yang diperlukan
• Peralatan keselamatan kerja pada ketinggian
Pada saat penarikan perhatikan :
• Saat menggelar, diharuskan penghantar diawali
penghantar tengah, ditarik dari bagian tengah
tiang afspan.
• Potong menurut panjang yang diperlukan dan
ikatkan sementara pada ujung tiang.
• Penarikan kedua penghantar pinggir harus
dilaksanakan bersama dan balance running
blocks atau rollers selalu dipakai sampai pada
waktu penghantar-penghantar diberi kuat tarik
dan lendutan tertentu.
• Periksa dan segera perbaiki penghantar
penghantar bilamana pada titik tertentu, stranded
penghantar tersebut terurai, dengan
menggunakan repair sleeve
Instalasi Final
• Setelah penarikan penghantar selesai, segera ikat penghantar pada strain-clamp
isolator tarik ujung dan awal.
• Ikat penghantar pada masing-masing isolator tumpu sesuai posisi tiang (lurus atau
sudut)
• Periksa ulang hasil instalasi – kuat tarik yang dipersyaratkan, lendutan, ikatan
penghantar penghantar pada isolator dan pengukuran tahanan isolasi hasil
konstruksi penghantar penghantar.
6. Penyelesaian akhir (finishing)
Setelah tahapan konstruksi pemasangan JTR selesai, maka
dilanjutkan dengan uji teknis dan komisioning sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, untuk kemudian diterbitkan
Sertifikat Laik Operasi (SLO) oleh Badan yang berwenang.
TERIMA KASIH PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai