Kewaspadaan Umum • BBL sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. • Beberapa mikroorganisme harus diwaspadai karena dapat ditularkan lewat percikan darah dan cairan tubuh misalnya HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C • Sebelum menangani BBL pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi Upaya Pencegahan Infeksi • Persiapan diri • Persiapan alat • Persiapan tempat PENILAIAN AWAL • SEBELUM BAYI LAHIR -- Apakah kehamilan cukup bulan? -- Apakah air ketuban jernih atau bercampur mekonium? • SETELAH BAYI LAHIR -- Apakah bayi menangis/bernapas/tidak megap-megap? -- Apakah tonus otot baik? -- Apakah warna kulit bayi kemerahan?biru? MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR NORMAL • Jaga bayi tetap hangat • Isap lendir dari mulut dan hidung • Keringkan • Pemantauan tanda bahaya • Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira- kira 2 menit setelah lahir • Lakukan Inisiasi Menyusu Dini • Beri salep mata antibiotika pada kedua mata • Pemeriksaan fisik • Beri vitamin K • Beri imunisasi hepatitis B PENCEGAHAN KEHILANGAN PANAS • Saat lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh bayi belum berfungsi secara sempurna, oleh karena itu jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia • Mekanisme kehilangan panas : evaporasi, konduksi, konveksi, radiasi Evaporasi • Adalah kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. • Hal ini merupakan jalan utama bayi kehilangan panas, kehilangan panas juga terjadi jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan Konduksi • Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin • Meja, tempat tidur, termometer yang suhunya lebih rendah akan menyerap panas bayi melalui konduksi apabila bayi diletakkan pada benda-benda tersebut Konveksi • Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin • Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. • Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran udara dingin dari kipas angin, hembusan udara dingin melalui ventilasi/pendingin ruangan Radiasi • Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi • Bayi dapat kehilangan dengan cara ini karena benda tersebut menyerap panas bayi secara radiasi PENCEGAHAN KEHILANGAN PANAS • Suhu ruangan bersalin yg hangat (Min 25⁰), tutup semua pintu dan jendela • Keringkan suhu tubuh bayi tanpa menghilangkan verniks • Letakkan bayi di dada ibu atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi • IMD • Gunakan pakaian yg sesuai untuk mencegah kehilangan panas • Jangan segera menimbang dan memandikan bayi • Rawat gabung • Resusitasi dalam lingkungan yg hangat • Transportasi yg hangat • Konseling keluarga Perawatan Tali Pusat • Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang tali pusat • Tidak perlu mengoleskan apapun pada tali pusat, povidin yodium boleh dioleskan hanya jika ada tanda infeksi, jangan dikompreskan • Jaga tetap kering dan bersih sampai tali pusat lepas • Jika kotor bersihkan dengan air DTT dan sabun secara hati-hati dengan kasa bersih • Perhatikan tanda-tanda infeksi : kemerahan, nanah, berbau. PENCEGAHAN PERDARAHAN • Sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna, maka bayi akan beresiko mengalami perdarahan. • Untuk mencegah kejadian di atas, maka pada semua bayi baru lahir diberikan suntikan vitamin K1 sebanyak 1 mg dosis tunggal. PEMBERIAN IMUNISASI • Hepatitis B diberikan 1 jam setelah vit K, di paha luar sebelah kanan bayi secara IM dengan dosis 0,5 cc • Jangka waktu pemberian 0-7 hari PENCEGAHAN INFEKSI MATA • Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan 1 jam setelah lahir • Dianjurkan menggunakan salep mata antibiotik tetrasiklin 1 %. Rawat Gabung • Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak bersama – sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu – waktu, setiap saat, ibu tersebut dapat menyusui anaknya Tujuan Rawat Gabung • Bantuan emosional • Pemberian ASI • Pencegahan infeksi • Pendidikan kesehatan Indikasi Rawat Gabung Kontraindikasi Rawat gabung a. Persalinan spontan APGAR Dari pihak ibu : a. Sistem kardiorespirasi kurang- penyakit jantung dengan skor diatas 7. b. Komplikasi hamil meliputi : b. Berat 2500 – 4000 gram. Preeklamsia/eklamsia. c. Hamil aterm (diatas 36 minggu). Infeksi akut.
d. Tanpa infeksi. Karsinoma mamae
Dari pihak bayi : e. Ibu sehat dan siap memberi ASI. Bayi konvulsi f. Bayi harus memenuhi Bayi sakit berat Sistem kardiorespirasi yang baik Bayi memerlukan terapi dan perawatan khusus Sehat tanpa cacat bawaan BBLR-prematur, refleks unutk menghisap kurang Refleks dapat menghisap dengan Cacat bawaan sehingga tidak bisa menghisap baik. Kelainan metabolisme sehingga tidak dapat menerima ASI PENILAIAN APGAR SCORE TANDA 0 1 2 Frekuensi jantung Tidak ada ≤100 ≥100 Usaha bernafas Tidak ada Lambat Menangis kuat Tonus otot Lumpuh Ekstermitas fleksi sedikit Gerakan Aktif Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Melawan Tubuh Kemerahan, Seluruh tubuh Warna Kulit Seluruh tubuh biru / pucat Ekstermitas Atas Biru kemerahan PENILAIAN APGAR SCORE • Adaptasi baik : skor 7-10 • Asfiksia ringan-sedang : skor 4-6 • Asfiksia berat : skor 0-3 Memandikan Bayi • Kebersihan badan bayi menjadi salah satu faktor penting dalam menunjang kesehatan bayi • Bayi dimandikan 6 jam setelah lahir, kecuali bayi yg lahir dengan komplikasi ditunda dimandikan sampai 24 jam atau sampai kondisi stabil. PEMBERIAN NUTRISI DAN CAIRAN • Nutrisi adalah zat penyusun bahan makanan yg diperlukan oleh tubuh untuk metabolisme • Manfaat nutrisi dan cairan dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan • Nutrisi juga mencegah berbagai penyakit akibat kurang nutrisi di dalam tubuh Teknik-teknik memberikan cairan kepada bayi • Memberikan ASI Langsung • Memberikan ASI/PASI dengan botol susu • Memberikan ASI/PASI dengan sendok/pipet • Memberikan ASI/PASI dengan pipa penduga lambung • Memberikan makan kepada anak