Anda di halaman 1dari 31

FISIOLOGI SISTEM

PENDENGARAN

Siti Amizah Buransa


E711911023
RMIK 3A
FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN
 Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian dalam, bagian tengah dan
bagian luar.
 Bagian dalam

 Pinna (daun telinga)

 Fungsi pinna adalah bertindak sebagai semacam corong yang membantu


mengarahkan suara lebih jauh ke telinga
 Saluran telinga

 Fungsi saluran telinga adalah untuk mentransmisikan suara dari pinna ke


gendang telinga
 Membrane timpani

 berfungsi untuk menghantar getaran suara dari udara menuju tulang


pendengaran di dalam telinga tengah
 Bagian tengah
 Tulang-tulang pendengaran berfungsi sebagai penangkap
getaran dari gendang telinga
 Tabung eustachius menghubungkan telinga tengah dengan
rongga mulut. Fungsi ini untuk menyamakan tekanan udara
luar dengan tekanan udara di tengah
 Bagiandalam

 Tiga saluran setengah lingkaran berfungsi untuk menjaga


keseimbangan tubuh manusia
 tingkap oval/ jorong berfungsi untuk meneruskan getaran ke
rumah siput atayu koklea
 rumah siput atau koklea adalah mengubah getaran menjadi
impuls dan menruskannya keotak.
CARA KERJA ORGAN PENDENGARAN
 Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar
menggetarkangendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh
ketiga tulang dengar kejendela oval. Getaran Struktur koklea pada
jendela oval diteruskan ke cairanlimfa yang ada di dalam
saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akanmenggerakkan
membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa
dalamsaluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam
saluran tengahmenggerakkan membran basher yang dengan
sendirinya akan menggetarkan
 cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan
melebarnyamembran pada jendela bundar. Getaran dengan
frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaputbasiler,
yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.
Ketikarambut-rambut sel menyentuh membran tektorial,
terjadilah rangsangan(impuls). Getaran membran tektorial dan
membran basiler akan menekan selsensori pada organ Korti
dan kemudian menghasilkan impuls yang akandikirim ke
pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
MEKANISME KESEIMBANGAN
 Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga
saluransetengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula
(kristal) dan organkeseimbangan yang ada di dalam utrikulus dan
sakulus. Ujung dari setupsaluran setengah lingkaran membesar
dan disebut ampula yang berisi reseptor,sedangkan pangkalnya
berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.Utrikulus
maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat
keseimbanganyang ada di dalam ampula terdiri dari
kelompok sel saraf sensori yangmempunyai rambut dalam
tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat inidisebut kupula
 Secara umum, kenyaringan suara berhubungan dengan amplitudo
gelombang suara dan nada suara dengan berhubungan frekuensi
(jumlah gelombang per unit waktu). Semakin besar amplitudo,
makin keras suara, dan semakin besar frekuensi, semakin tinggi
nada suaranya. Namun, pitch juga ditentukan oleh faktor-faktor
kurang dipahami lain selain frekuensi, dan frekuensi
mempengaruhi kenyaringan, karena ambang pendengaran lebih
rendah di beberapa frekuensi dari yang lain
 Frekuensi suara yang dapat didengar untuk manusia berkisar
antara 20 sampai maksimal 20.000 siklus per detik (cps, Hz).
Ambang telinga manusia bervariasi dengan nada suara,
sensitivitas terbesar berada antara 1000 - 4000-Hz. Frekuensi
dari suara pria rata-rata dalam percakapan adalah sekitar 120
Hz dan bahwa dari suara wanita rata-rata sekitar 250 Hz.
Jumlah frekuensi yang dapat dibedakan dengan individu rata-
rata sekitar 2000, namun musisi yang terlatih dapat
memperbaiki angka ini cukup. Pembedaan dari frekuensi suara
yang terbaik berkisar antara 1000 - 3000-Hz dan lebih buruk
pada frekuensi yang lebih tinggi atau lebih rendah
TRANSMISI SUARA

 Telinga mengubah gelombang suara pada lingkungan luar


menjadi potensial aksi pada saraf-saraf pendengaran. Getaran
diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran
menjadi energi gerak yang menggerakkan kaki dari stapes.
Pergerakan ini akan memberikan gelombang pada cairan di
telinga dalam. Getaran pada organ korti akan menghasilkan
potensial aksi di saraf-saraf pendengaran
 Fungsi dari Membran Timpani dan Tulang-tulang Pendengaran
Dalam menanggapi perubahan tekanan yang dihasilkan oleh
gelombang suara pada permukaan eksternal, membran timpani
bergerak masuk dan keluar.
 Refleks Timpani Saat otot-otot telinga tengah berkontraksi
(m.tensor tympani dan m.stapedius), mereka akan menarik
manubrium mallei kedalam dan kaki-kaki dari stapes keluar. Hal
ini akan menurukan transmisi suara. Suara keras akan menginisiasi
refleks kontraksi dari otot-otot ini yang dinamakan refleks
tympani. Fungsinya adalah protektif, yang akan memproteksi dari
suara keras agar tidak menghasilkan stimulasi yang berlebihan dari
reseptor auditori. Tapi, refleks ini memiliki waktu reaksi untuk
menghasilkan refleks selama 40-160 ms, sehingga tidak akan
memberikan perlindungan pada stimulasi yang cepat seperti
tembakan senjata.
 Konduksi Tulang dan Konduksi Udara Konduksi gelombang
suara ke cairan di telinga bagian dalam melalui membran
timpani dan tulang pendengaran, sebagai jalur utama untuk
pendengaran normal, disebut konduksi tulang pendengaran.
Gelombang suara juga memulai getaran dari membran timpani
sekunder yang menutup jendela bulat. Proses ini, penting
dalam pendengaran normal, disebut sebagai konduksi udara.
Jenis ketiga konduksi, konduksi tulang, adalah transmisi
getaran tulang tengkorak dengan cairan dari telinga bagian
dalam
 Perjalanan Gelombang Pergerakan dari kaki stapes menghasilkan
serangkaian perjalanan gelombang di perilymph pada skala
vestibuli. Sebagai gelombang bergerak naik koklea, yang tinggi
meningkat menjadi maksimum dan kemudian turun dari cepat.
Jarak dari stapes ke titik ketinggian maksimum bervariasi dengan
frekuensi getaran memulai gelombang. suara bernada tinggi
menghasilkan gelombang yang mencapai ketinggian maksimum
dekat pangkal koklea; suara bernada rendah menghasilkan
gelombang yang puncak dekat puncak. Dinding tulang dari skala
vestibule yang kaku, tapi membran Reissner adalah fleksibel.
Membran basilaris tidak di bawah ketegangan, dan juga siap
tertekan ke dalam skala timpani oleh puncak gelombang dalam
skala vestibule. Perpindahan dari cairan dalam skala timpani yang
hilang ke udara pada jendela bundar
 Fungsi dari Sel Rambut Sel-sel rambut dalam, sel-sel sensoris
primer yang menghasilkan potensial aksi pada saraf pendengaran,
dirangsang oleh pergerakan cairan pada telinga dalam.
 Sel-sel rambut luar, di sisi lain, memiliki fungsi yang berbeda. Ini
menanggapi suara, seperti sel-sel rambut dalam, tapi depolarisasi
membuat mereka mempersingkat dan hiperpolarisasi membuat
mereka memperpanjang. Mereka melakukan ini lebih dari bagian
yang sangat fleksibel dari membran basal, dan tindakan ini entah
bagaimana meningkatkan amplitudo dan kejelasan suara.
Perubahan pada sel rambut luar terjadi secara paralel dengan
perubahan prestin, protein membran, dan protein ini mungkin
menjadi protein motor sel-sel rambut luar.
 Potensial Aksi pada Saraf-saraf Pendengaran Frekuensi potensial
aksi dalam satu serat saraf pendengaran adalah proporsional
dengan kenyaringan dari rangsangan suara. Pada intensitas suara
yang rendah, melepaskan setiap akson suara hanya satu frekuensi,
dan frekuensi ini bervariasi dari akson ke akson tergantung pada
bagian dari koklea dari serat yang berasal. Pada intensitas suara
yang lebih tinggi, debit akson individu untuk spektrum yang lebih
luas dari frekuensi suara khususnya untuk frekuensi rendah dari
yang di mana simulasi ambang terjadi.
 Respon Saraf-saraf Pendengaran di Medula Oblongata Respon dari
neuron kedua dalam inti koklea terhadap suara rangsangan adalah
seperti pada serat saraf pendengaran. Frekuensi dengan intensitas
rendah membangkitkan tanggapan yang bervariasi dari unit ke unit,
dengan peningkatan intensitas suara, dan frekuensi yang respon
terjadi menjadi lebih luas. Perbedaan utama antara respon dari
neuron pertama dan kedua adalah adanya "cut off" lebih tajam di
sisi frekuensi rendah di neuron meduler. Kekhususan ini lebih besar
dari neuron orde kedua mungkin karena semacam proses
penghambatan di batang otak, tapi bagaimana hal itu dicapai tidak
diketahui
 Korteks Pendengaran PrimerJalur impuls naik dari nukleus
koklea bagian dorsal dan ventral melalui kompleks yang
unilateral maupun kontralateral. Pada hewan, ada pola yang
terorganisasi pada lokalisasi tonal dalam korteks pendengaran
primer (area 41). Pada manusia, nada rendah yang di arahkan
pada daerah anterolateral dan nada tinggi pada posteromedial
di korteks pendengaran.
AREA LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDENGARAN

 Meningkatnya ketersediaan PET scanning dan MRI menyebabkan


peningkatan pesat dalam pengetahuan tentang daerah asosiasi
auditori pada manusia. Jalur pendengaran di korteks menyerupai
jalur visual bahwa semakin kompleks pengolahan informasi
pendengaran bersama mereka. Hal yang menarik adalah bahwa
meskipun daerah pendengaran terlihat sangat sama pada kedua sisi
otak, tetapi ada spesialisasi pada masing-masing hemisfer. Sebagai
contoh, daerah Brodmann's 22 berkaitan dengan pemrosesan sinyal
pendengaran yang berkaitan dengan pembicaraan. Selama
pemrosesan bahasa, jauh lebih aktif di sisi kiri daripada sisi kanan.
Area 22 di sisi kanan lebih peduli dengan melodi, nada, dan
intensitas suara
MEKANISME PUSAT PENDENGARAN

 Di perlihatkan bahwa serabut saraf dari ganglion spiralis


organ Corti masuk ke nuklei koklearis yang terletak pada
bagian atas medula oblongata. Pada tempat ini, semua
serabut bersinaps. Kemudian sebagian isyarat dihantar
ke atas ke batang otak sisi yang sama, tetapi sebagian
besar menuju sisi yang berlawanan dan dihantarkan ke
atas melalui rangkaian neuron di dalam nukleus olivaris
superior, kolikulus inferior dan nucleus genikulatum
mediale, akhirnya berakhir di dalam korteks
pendengaran yang terletak di dalam girus superior lobus
temporalis
 Kedua, banyak serabut kolateral dari traktus auditorius berjalan
langsung ke dalam sistem retikularis batang otak. Sehingga
bunyi dapat mengaktifkan keseluruhan otak. Ketiga, orientasi
ruang derajat tinggi dipertahankan dalam serabut traktus yang
berasal dari koklea yang semuanya menuju korteks. Ternyata,
terdapat tiga representasi ruang frekuensi suara pada kolikulus
inferior, satu representasi sangat tepat bagi frekuensi suara
diskret pada korteks pendengaran dan beberapa representasi
yang kurang tepat pada daerah asosiasi pendengaran.
DISKRIMINASI ARAH ASAL SUARA

 Seseorang menentukan arah asal suara paling sedikit


dengan 2 mekanisme: (1) dengan selisih waktu antara
masuknya suara ke dalam satu telinga dan ke telinga sisi
lainnya dan (2) dengan membedakan antara intensitas
suara dalam kedua telinga. Mekanisme pertama
berfungsi paling baik bagi frekuensi di bawah 3000
siklus per detik, dan mekanisme intensitas bekerja paling
baik pada frekuensi yang lebih tinggi karena kepala
bekerja sebagai sawar suara dengan frekuensi tersebut.
MEKANISME SARAF UNTUK DETEKSI ARAH SUARA

 Bila suara masuk satu telinga segera sebelum ia masuk telinga


lainnya, isyarat dari telinga pertama menghambat neuron – neuron
pada nukleus olivaris superior ipsilateral, dan penghambatan ini
berlangsung selama kurang dari satu milidetik. Oleh karena itu,
beberapa saat setelah suara mencapai telinga pertama, lintasan untuk
isyarat eksitasi dari telinga sisi yang lain berada dalam keadaan
terhambat. Selanjutnya, neuron – neuron tertentu dari nuklei olivaris
superior medialis mempunyai waktu penghambatan yang lebih lama
daripada neuron lainnya. Mekanisme deteksi arah suara ini sekali
lagi menunjukkan bagaimana informasi dalam isyarat sensoris
dipisahkan sebagai isyarat yang melalui berbagai tingkat aktivitas
neuron. Dalam hal ini, “ kualitas” arah suara dipisahkan dari “
kualitas” nada suara pada tingkat nuklei olivaris superior.
LOKALISASI SUARA
 Penentuan arah dari mana suara berasal di bidang horizontal
tergantung dari pendeteksian perbedaan waktu antara datangnya
stimulus dalam dua telinga dan perbedaan konsekuensi dalam tahap
gelombang suara pada kedua sisi, dan juga tergantung pada
kenyataan bahwa suara itu lebih keras di sisi paling dekat dengan
sumbernya. Perbedaan terdeteksinya waktu tiba suara, yang dapat
lebih kecil dari 20 μs, dikatakan menjadi faktor yang paling penting
pada frekuensi di bawah 3000 Hz dan perbedaan kenyaringan yang
paling penting pada frekuensi di atas 3000 Hz. Neuron di korteks
pendengaran yang menerima masukan dari kedua telinga merespon
maksimal atau minimal ketika waktu kedatangan stimulus pada satu
telinga tertunda oleh periode tertentu relatif terhadap waktu
kedatangan di telinga yang lain. Periode ini tetap bervariasi dari
neuron ke neuron
MEKANISME PENDENGARAN
 Air conduction.
 Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar, lalu disalurkan ke
liang telinga , menuju gendang telinga dan kemudian gendang
telinga bergetar untuk merespon gelombang suara yang
menghantamnya “kemudian” getaran ini mengakibatkan 3 tulang
pendengaran( malleus, stapes, incus ) yang secara mekanis getaran
dari gendang telinga akan disalurkan menuju cairan yang ada di
koklea. Getaran yang sampai ke koklea akan menghasilkan
gelombang sehingga rambut sel di koklea bergerak. Gerakan ini
merubah energy mekanik menjadi energy elektrik ke saraf
pendengaran (auditory nerve, saraf VIII ( saraf akustikus ) yang
nantinya akan menuju ke pusat pendengaran di otak bagian lobus
temporal sehingga diterjemahkan menjadi suara yang dapat dikenal
di otak
 Bone conduction
 Getaran suara berjalan melalui penghantar tulang yang
menggetarkan tulang kepala, kemudian akan menggetarkan
perylimph pada skala vestibuli dan skala tympani dan akhirnya
getaran itu dikirim dalam bentuk impuls saraf ke saraf-saraf
pendengaran. Penghantaran melalui tulang dapat dilakukan
dengan percobaaan rine, sedangkan penghantaran bunyi
melalui tulang kemudian dilan-jutkan melalui udara dapat
dilakukan dengan percobaan weber Kecepatan penghantaran
suara terbatas, makin tambah usia makin berkurang daya
tangkap suara atau bunyi yang dinyatakan antara 30 – 20.000
siklus/detik
 Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh
daun telinga dalambentuk gelombang yang dialirkan melalui udara
atau tulang kekoklea. Getaran tersebutmenggetarkan membran
timpani diteruskan ketelinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan mengimplikasi getaran melalui daya ungkit
tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran
timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi
ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong
sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran
diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong
endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara
membran basilaris dan membran tektoria.
 Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan
terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal
ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari
badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel
rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam
sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf
auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke
korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.
GANGGUAN PADA SISTEM PENDENGARAN

 Tuli
 Tuli biasanya dibagi dalam dua jenis ; pertama, yang
disebabkan oleh gangguan koklea atau saraf
pendengaran, yang biasanya dimasukkan dalam “ tuli
saraf “ dan, kedua ,yang disebabkan oleh gangguan
mekanisme telinga tengah untuk menghantarkan suara ke
koklea, yang biasanya dinamakan “ tuli hantaran “.
 Otitis eksterna
 Otitis eksterna atau swimmer’s ear merupakan peradangan
pada telinga luar. Gangguan ini bisa terjadi jika telinga Anda
sering kemasukan air, misalnya karena berenang.
 Otitis media

 Otitis media merupakan gangguan pada telinga bagian tengah


yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
 Otitis interna

 Otitis interna adalah infeksi pada telinga dalam yang


mengendalikan fungsi pendengaran dan menjaga
keseimbangan tubuh
 Gendang telinga pecah
 Gendang telinga atau membran timpani merupakan selaput
tipis yang memisahkan saluran telinga dan telinga bagian
tengah. Jika terjadi gangguan pada telinga, gendang telinga
bisa saja pecah
 Telinga berdenging

 Telinga berdenging atau tinnitus ditandai dengan sensasi


berdenging pada telinga yang dapat berlangsung dalam waktu
singkat atau lama.
 Kolesteatoma

 Gangguan pada telinga ini disebabkan oleh pertumbuhan


jaringan kulit yang tidak normal di dekat gendang telinga atau
ruang telinga bagian tengah
 Otosklerosis
 Ketika telinga menangkap suara, gendang telinga dan tulang
pendengaran di dalam telinga bagian tengah akan bergetar untuk
menciptakan impuls atau rangsang pendengaran agar dapat
dikirim ke otak.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai